Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Efektivitas Latihan Peregangan sebagai Penanganan Osteoartritis Lutut Marciano, Oktavianus; Sudiyono, Nelson
Bahasa Indonesia Vol 23 No 1 (2024): Damianus Journal of Medicine
Publisher : Atma Jaya Catholic University of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/djm.v23i1.4969

Abstract

Pendahuluan: Terapi latihan peregangan merupakan terapi utama dan mudah dilakukan untuk osteoartritis lutut, penyebab utama disabilitas dan nyeri di dunia. Saat ini, standar pemberian terapi dan efeknya pada osteoartritis lutut masih bervariasi. Tinjauan pustaka ini bertujuan merangkum efektivitas terapi latihan peregangan terhadap penanganan osteoartritis lutut. Metode: Artikel ini menggunakan tinjauan pustaka dari berbagai literatur artikel penelitian mengenai efektivitas latihan peregangan terhadap osteoartritis lutut. Hasil: Latihan peregangan dapat dilakukan sebagai latihan tunggal ataupun bersamaan dengan latihan lainnya. Latihan ini memberikan efek penurunan nyeri, peningkatan lingkup gerak sendi, dan penurunan disabilitas. Efek-efek tersebut dinilai dengan instrumen Visual Analog Scale (VAS), pemeriksaan lingkup gerak sendi dengan goniometer, Knee Injury and Osteoarthritis Outcome Score (KOOS), Western Ontario and McMaster University Osteoarthritis Index (WOMAC), dan Lequesne’s Index. Peregangan dapat dilakukan secara bervariasi dengan target otot utama adalah kuadrisep dan hamstring selama 15-30 detik, empat sampai sepuluh kali repetisi, dengan frekuensi setiap hari hingga tiga kali seminggu dalam bentuk teknik peregangan statis atau proprioceptive neuromuscular facilitation (PNF). Hasil yang signifikan sudah dapat terlihat dalam enam minggu hingga tiga bulan. Simpulan: Latihan peregangan menunjukkan efek yang baik dalam menurunkan nyeri, meningkatkan lingkup gerak sendi, menurunkan disabilitas, dan meningkatkan kualitas hidup, terutama latihan menggunakan metode peregangan PNF.
The Correlation of Caffeine Levels Consumption with Sleep Quality Levels of Active Students Veronica, Yellica; Heidy; Sudiyono, Nelson
Journal of Urban Health Research Vol. 2 No. 1 (2023): Journal of Urban Health Research
Publisher : School of Medicine and Health Sciences, Atma Jaya Catholic University of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/juhr.v2i1.4615

Abstract

Introduction: Caffeine is one of the many stimulants found in popular foods and beverages consumed bythe global population. Caffeine has many benefits if it is consumed in accordance with recommended daily doses, such as reducing fatigue and facilitating activity. Caffeine consumption in excess is detrimental to the body, particularly the quality of sleep. Numerous students consume caffeine with the intention of enhancing daytime performance, but they disregard its negative effects, particularly on sleep quality. Methods: This is a cross-sectional study using data collected with the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) and a questionnaire for caffeine content based on BPOM for active students at the Faculty of Medicine and Health Sciences, Atma Jaya Catholic University, classes of 2019–2021. The Spearman test was performed to determine the relationship between the independent variable (caffeine intake) and the dependent variable (sleep quality levels). Results: There were forty respondents who satisfied the inclusion criteria. 20% of respondents had good sleep quality, whereas 80% of respondents had poor sleep quality. 60% of respondents consumed low amounts of caffeine or none at all (<32 mg), while 40% consumed high amounts of caffeine (>151mg). The analysis utilizing the Spearman test revealed that some outcomes had no effect (p = 0.876) while others did (r = 0.026). Conclusions: There is no correlation between caffeine consumption and sleep quality among active students at Atma Jaya Catholic University's School of Medicine and Health Sciences.
PENINGKATAN PENGETAHUAN LANSIA DAN PENDAMPING LANSIA TERHADAP POSTUR DAN LATIHAN PENGUATAN OTOT PUNGGUNG DI PANTI LANSIA St. ANNA Sudiyono, Nelson; Haryono, Rika; Agung, Nawanto; Rahadian, Julia; Santosa, Mariani; Heidy; Yantho, Erwin; Paul, Clara Stephanie
Mitramas: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitramas.v3i1.5924

Abstract

Jumlah penduduk lansia di Indonesia terus mengalami peningkatan, dari 18 juta jiwa (7,56%) pada tahun 2010 menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019. Angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%) pada tahun 2035. Nyeri punggung bawah adalah penyakit yang umum dijumpai pada lansia yang dapat mengganggu produktivitas serta kualitas hidup seseorang. Pencegahan nyeri punggung dapat dilakukan dengan cara yang sederhana seperti menjaga berat badan agar tetap ideal, pengelolaan stres yang baik, postur tubuh yang benar, serta melakukan aktivitas fisik. Untuk itu, diperlukan proses edukasi untuk meningkatkan pengetahuan caregiver lansia terhadap postur tubuh yang baik dan benar agar dapat mencegah lansia mengalami nyeri punggung. Edukasi dilakukan melalui penyuluhan yang dilakukan di Panti Lansia St. Anna. Penyuluhan diikuti sebanyak 15 peserta yang terdiri dari 11 lansia dan 4 caregiver. Indikator keberhasilan edukasi didapat dengan pengisian pre-test dan post-tes oleh peserta. Dari hasil pre-test dan post-test, sebanyak 93% peserta mengalami peningkatan akan pemahaman mengenai postur tubuh yang benar untuk mencegah nyeri punggung.
DETEKSI DINI KELAINAN INTRA-ABDOMEN DAN MUSKULOSKELETAL DENGAN PENAPISAN ULTRASONOGRAFI PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MARFATI TANGERANG BANTEN Simargi, Yopi; Ronny, Ronny; Susilo, Fenny; Barus, Jimmy Fransisco Abadinta; Sidharta, Veronika Maria; Sudiyono, Nelson; Gracia, Isadora; Charlee, Michaela Alexandra; Kosim, Fellicia Angelitha; Indrawan, Novelya; Saputro, Aimee Aurelia; Adonai, Amabel
Mitramas: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitramas.v3i2.6182

Abstract

Populasi lansia di dunia meningkat secara pesat, yang berdampak pada meningkatnya prevalensi penyakit seiring berjalannya waktu. Nyeri pada regio abdomen dan muskuloskeletal merupakan salah satu keluhan yang sering dialami oleh lansia. Salah satu metode yang efektif untuk mendeteksi kondisi ini adalah dengan menggunakan ultrasonografi (USG). Oleh karena itu, kegiatan bakti sosial ini bertujuan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pada lansia dengan keluhan pada muskuloskeletal dan abdomen menggunakan USG. Kegiatan ini dilaksanakan di Panti Werdha Marfati, yang terdiri atas pemeriksaan kesehatan, USG, penatalaksanaan, serta kegiatan interaktif bersama lansia. Sebanyak 70 lansia diperiksa dalam kegiatan ini. Hasil pemeriksaan USG menunjukkan bahwa kelainan terbanyak ditemukan pada regio abdomen (44,29%) diikuti dengan muskuloskeletal (14,29%). Kegiatan baksos ini bermanfaat untuk menapis kelainan regio abdomen dan muskuloskeletal. Selain itu, terdapat temuan tambahan kelainan organ tiroid dan mata melalui pemeriksaan USG. Hasil pemeriksaan yang dilakukan perlu ditindaklanjuti untuk memberikan manfaat yang lebih signifikan. Kegiatan pemeriksaan kesehatan sebaiknya dilakukan secara berkala dengan melibatkan departemen lain, sehingga penyakit lain dapat terdeteksi dan ditatalaksana sejak dini, sekaligus menjadi dasar untuk merancang program pencegahan terhadap penyakit tertentu
PENYULUHAN PENCEGAHAN SARKOPENIA PADA LANSIA DI KLINIK PESONA MEDIKA, SAWAH BESAR, JAKARTA PUSAT Haryono, Rika; Agung, Nawanto; Rahadian, Julia; Heidy, Heidy; Santosa, Mariani; Sudiyono, Nelson; Manalu, Jojor Lamsihar; Situmorang, Evi Ulina Margaretha; Yantho, Erwin; Paul, Clara Stephanie
Mitramas: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitramas.v3i2.6702

Abstract

Abstrak Indonesia telah memasuki fase aging population, ditandai dengan meningkatnya angkaharapan hidup dari 69,81 tahun (2010) menjadi 71,85 tahun (2022), serta peningkatanproporsi lansia menjadi 11,75%. Lansia rentan terhadap sarkopenia, dengan prevalensidi Asia, termasuk Indonesia, mencapai sekitar 40,6%. Untuk itu, edukasi mengenaipentingnya olahraga guna meningkatkan massa dan kekuatan otot menjadi krusial.Kegiatan penyuluhan dilakukan di Klinik Pesona Medika dengan 19 peserta lansia, diukurmelalui pre-test dan post-test. Hasil menunjukkan penurunan nilai rata-rata sebesar 8,3%pada post-test, yang kemungkinan disebabkan oleh penurunan daya ingat lansia. Hal inimenunjukkan perlunya edukasi berulang untuk memperkuat pemahaman. Meskipun hasilini belum mewakili populasi lansia secara luas, penyuluhan serupa di berbagai lokasidapat memberikan data yang lebih representatif. Diharapkan kegiatan ini menjadi langkahawal untuk meningkatkan kesadaran akan pencegahan sarkopenia dan mendukungpeningkatan kebugaran serta kesejahteraan lansia dalam jangka panjang. 
PENINGKATAN PENGETAHUAN LANSIA DAN PENDAMPING LANSIA TERHADAP POSTUR DAN LATIHAN PENGUATAN OTOT PUNGGUNG DI PANTI LANSIA St. ANNA Sudiyono, Nelson; Haryono, Rika; Agung, Nawanto; Rahadian, Julia; Santosa, Mariani; Heidy; Yantho, Erwin; Paul, Clara Stephanie
Mitramas: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitramas.v3i1.5924

Abstract

Jumlah penduduk lansia di Indonesia terus mengalami peningkatan, dari 18 juta jiwa (7,56%) pada tahun 2010 menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019. Angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%) pada tahun 2035. Nyeri punggung bawah adalah penyakit yang umum dijumpai pada lansia yang dapat mengganggu produktivitas serta kualitas hidup seseorang. Pencegahan nyeri punggung dapat dilakukan dengan cara yang sederhana seperti menjaga berat badan agar tetap ideal, pengelolaan stres yang baik, postur tubuh yang benar, serta melakukan aktivitas fisik. Untuk itu, diperlukan proses edukasi untuk meningkatkan pengetahuan caregiver lansia terhadap postur tubuh yang baik dan benar agar dapat mencegah lansia mengalami nyeri punggung. Edukasi dilakukan melalui penyuluhan yang dilakukan di Panti Lansia St. Anna. Penyuluhan diikuti sebanyak 15 peserta yang terdiri dari 11 lansia dan 4 caregiver. Indikator keberhasilan edukasi didapat dengan pengisian pre-test dan post-tes oleh peserta. Dari hasil pre-test dan post-test, sebanyak 93% peserta mengalami peningkatan akan pemahaman mengenai postur tubuh yang benar untuk mencegah nyeri punggung.
DETEKSI DINI KELAINAN INTRA-ABDOMEN DAN MUSKULOSKELETAL DENGAN PENAPISAN ULTRASONOGRAFI PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MARFATI TANGERANG BANTEN Simargi, Yopi; Ronny, Ronny; Susilo, Fenny; Barus, Jimmy Fransisco Abadinta; Sidharta, Veronika Maria; Sudiyono, Nelson; Gracia, Isadora; Charlee, Michaela Alexandra; Kosim, Fellicia Angelitha; Indrawan, Novelya; Saputro, Aimee Aurelia; Adonai, Amabel
Mitramas: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitramas.v3i2.6182

Abstract

Populasi lansia di dunia meningkat secara pesat, yang berdampak pada meningkatnya prevalensi penyakit seiring berjalannya waktu. Nyeri pada regio abdomen dan muskuloskeletal merupakan salah satu keluhan yang sering dialami oleh lansia. Salah satu metode yang efektif untuk mendeteksi kondisi ini adalah dengan menggunakan ultrasonografi (USG). Oleh karena itu, kegiatan bakti sosial ini bertujuan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pada lansia dengan keluhan pada muskuloskeletal dan abdomen menggunakan USG. Kegiatan ini dilaksanakan di Panti Werdha Marfati, yang terdiri atas pemeriksaan kesehatan, USG, penatalaksanaan, serta kegiatan interaktif bersama lansia. Sebanyak 70 lansia diperiksa dalam kegiatan ini. Hasil pemeriksaan USG menunjukkan bahwa kelainan terbanyak ditemukan pada regio abdomen (44,29%) diikuti dengan muskuloskeletal (14,29%). Kegiatan baksos ini bermanfaat untuk menapis kelainan regio abdomen dan muskuloskeletal. Selain itu, terdapat temuan tambahan kelainan organ tiroid dan mata melalui pemeriksaan USG. Hasil pemeriksaan yang dilakukan perlu ditindaklanjuti untuk memberikan manfaat yang lebih signifikan. Kegiatan pemeriksaan kesehatan sebaiknya dilakukan secara berkala dengan melibatkan departemen lain, sehingga penyakit lain dapat terdeteksi dan ditatalaksana sejak dini, sekaligus menjadi dasar untuk merancang program pencegahan terhadap penyakit tertentu
PENYULUHAN PENCEGAHAN SARKOPENIA PADA LANSIA DI KLINIK PESONA MEDIKA, SAWAH BESAR, JAKARTA PUSAT Haryono, Rika; Agung, Nawanto; Rahadian, Julia; Heidy, Heidy; Santosa, Mariani; Sudiyono, Nelson; Manalu, Jojor Lamsihar; Situmorang, Evi Ulina Margaretha; Yantho, Erwin; Paul, Clara Stephanie
Mitramas: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitramas.v3i2.6702

Abstract

Abstrak Indonesia telah memasuki fase aging population, ditandai dengan meningkatnya angkaharapan hidup dari 69,81 tahun (2010) menjadi 71,85 tahun (2022), serta peningkatanproporsi lansia menjadi 11,75%. Lansia rentan terhadap sarkopenia, dengan prevalensidi Asia, termasuk Indonesia, mencapai sekitar 40,6%. Untuk itu, edukasi mengenaipentingnya olahraga guna meningkatkan massa dan kekuatan otot menjadi krusial.Kegiatan penyuluhan dilakukan di Klinik Pesona Medika dengan 19 peserta lansia, diukurmelalui pre-test dan post-test. Hasil menunjukkan penurunan nilai rata-rata sebesar 8,3%pada post-test, yang kemungkinan disebabkan oleh penurunan daya ingat lansia. Hal inimenunjukkan perlunya edukasi berulang untuk memperkuat pemahaman. Meskipun hasilini belum mewakili populasi lansia secara luas, penyuluhan serupa di berbagai lokasidapat memberikan data yang lebih representatif. Diharapkan kegiatan ini menjadi langkahawal untuk meningkatkan kesadaran akan pencegahan sarkopenia dan mendukungpeningkatan kebugaran serta kesejahteraan lansia dalam jangka panjang.