Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

EFEKTIFITAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2019 DAN PROSPEKNYA DALAM MEMINIMALISIR PERNIKAHAN DINI DI JAWA BARAT Nuraeni, Eneng; Hasana, Nurul
Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah: Jurnal Hukum Keluarga dan Peradilan Islam Vol 5, No 1 (2024): Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah: Jurnal Hukum Keluarga dan Peradilan Islam
Publisher : Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/as.v5i1.33999

Abstract

AbstrakParadigma usia pernikahan seringkali mengundang perdebatan baik secara pro maupun kontra dengan argumentasi yang melandasinya. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 sebagai payung hukum pertama menetapkan bahwa usia pernikahan laki-laki 19 tahun dan perempuan 16 tahun. Hadirnya undang-undang ini, dinilai masih belum relevan sehingga digantikan oleh Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019, yakni batas usia pernikahan laki-laki dan perempuan 19 tahun. Namun meskipun demikian, fenomena tidaklah demikian. Beberapa kota di Jawa Barat masih tercatat melakukan  pernikahan dini dengan berbagai latar belakang, mulai dari kemerosotan ekonomi, putusnya pendidikan, bahkan budaya yang sudah melekat untuk menikahkan anaknya pada usia belia. Penelitian ini menggunakan metode kualtitatif yang berlokasi di Pengadilan Agama di Jawa Barat, dengan sampel Pengadilan Agama Kabupaten Sumedang, Pengadilan Agama Kota Bekasi, dan Pengadilan Agama Kabupaten Subang. Adapun hasil penelitian ini pemerintah sudah berupaya mencegah terjadinya pernikahan dini dengan menerbitkan Undang-Undang 16 Tahun 2019, namun dalam pelaksanaannya masih ditemukan sejumlah kasus pernikahan dini di Jawa Barat. Adapun mengenai problem implementasi Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 di Jawa Barat disebabkan oleh sosialisasi yang belum menyeluruh dan tidak terprogram. Sementara itu, upaya pemetaan dan harmonisasi kebjakan terus dilakukan oleh pemerintah melalui penguatan koodinasi yang melibatkan steakholder dengan tujuan regulasi tingkat pusat dan daerah saling mendukung.
IMPLEMENTASI HUKUM TERHADAP PERKAWINAN BEDA AGAMA DAN PENGARUHNYA DI INDONESIA Hasana, Nurul; Mayaningsih, Dewi; Sadiah, Diah Siti
Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah: Jurnal Hukum Keluarga dan Peradilan Islam Vol 4, No 2 (2023): Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah: Jurnal Hukum Keluarga dan Peradilan Islam
Publisher : Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/as.v4i2.29512

Abstract

Abstrak: Pada dasarnya perkawinan beda agama dapat menjadi konflik sosial yang disebabkan akibat perbedaan keyakinan, nilai-nilai, serta praktik agama antara pasangan. Konflik semacam ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari tingkat individu hingga tingkat sosial yang lebih luas. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui implementasi hukum perkawinan beda agama di Indonesia, pengaruh perkawinan beda agama dalam keluarga, serta perkawinan beda agama yang ditinjau dalam perspektif hukum Islam. Mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research yakni melakukan analisis terhadap undang-undang dan regulasi terkait perkawinan beda agama di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perkawinan berbeda agama membawa akibat hukum terhadap agama yang dianut kedua pasangan. Oleh karena itu, setiap agama tidak dapat membenarkan perkawinan yang berlangsung jika tidak seagama. Sementara itu, dampak yang timbul dari perkawinan beda agama memiliki implikasi yang signifikan dan jangka panjang. Dampak ini mencakup aspek keagamaan dan psikologis, baik terhadap pasangan dengan keyakinan yang berbeda, maupun dampak terhadap anak-anak dalam aspek tumbuh kembang serta perkara administratif. Sementara itu, dalam hukum Islam perkawinan beda agama dinyatakan tidak sah, karena dikhawatirkan menghilangkan tujuan pernikahan itu sendiri, yakni membentuk keluarga yang harmonis, damai dan saling menguatkan keimanan. Selain itu, perkawikan berbeda agama juga menimbulkan risiko mengorbankan atau mengubah keyakikannya untuk mempertahankan keharmonisan dalam berumah tangga.
PEMBUATAN INOVASI OLAHAN SURIMI DARI IKAN TALANG (Scomberoides iysan) UNTUK PMT SESUAI AKG BALITA Yahuda, Yeniana; Kelen, Erliana; Romadon, Mohammad; Irwan, M; Nurhana, Nurhana; Hasana, Nurul; Gusriani, Gusriani; Imra, Imra; Cahyani, Reni Tri; Ahmatang, Ahmatang; Eppendi, Jhoni; Hartika, Andi Yuniarsy
Borneo Community Health Service Journal SPECIAL EDITION
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/neotyce.v3i3.4872

Abstract

Menurut data World Health Organitation (2020), 45% balita terkait dengan kekurangan gizi. Masalah gizi berdampak pada penurunan kualitas SDM yang berakibat kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan kecerdasan, menurunnya produktivitas, meningkatnya kesakitan serta kematian balita. Optimalisasi penanganan masalah gizi pada balita dapat dilakukan melalui pengembangan formula makanan tambahan dengan mempertimbangkan aspek gizi, manfaat kesehatan, daya terima dan tahan serta keunggulan sumber daya pangan lokal. Tujuan pengabdian masyarakat ini menciptakan inovasi olahan PMT dari pembuatan surimi ikan talang (Scomberoides iysan) kemudian di buat bebagai olahan produk invoasi. Metode yang digunakan yaitu sosialisasi,diskusi dan demontrasi,pengabdian masyarakat ini dilakukan di Kantor PKK, Desa Tideng Pale,Kecamatan Sesayap,Kabupaten Tana Tidung. Hasil dari pengabdian masyarakat ini yaitu menghasilakan berbagai olahan produk surimi dari ikan talang (Scomberoides iysan) yaitu surimi,fish ekkado,fish dumpling,analog scallop,fish wontonfish loaf. Dan fish spring rolls. Disimpulkan pengabdian masyarakat ini berhasil.
Hubungan Antara Perilaku Bullying Dengan Harga Diri Pada Remaja Di Kelurahan 8 Ulu Hasana, Nurul; Sujarwo, Sawi
JURNAL SOCIAL LIBRARY Vol 4, No 3 (2024): JURNAL SOCIAL LIBRARY NOVEMBER
Publisher : Granada El-Fath

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51849/sl.v4i3.354

Abstract

Masa remaja adalah periode dari anak-anak hingga dewasa. Remaja masih mengevaluasi diri mereka untuk berkembang ke arah positif atau negatif. Apabila remaja yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka, yaitu harga diri, akan mengembangkan perilaku negatif, seperti menjadi korban bullying. Remaja membutuhkan pengawasan dan perlindungan, termasuk saat berada di lingkungannya, agar dapat memenuhi kebutuhan dasar dalam kehidupan. Korban yang mendapatkan perlikau bullying dipengaruhi oleh lingkungan mereka yang  tidak dapat menciptakan suasana psikologis yang sehat bagi remaja. Tujuan dalam peneliian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara perilaku bullying dengan harga diri pada remaja di kelurahan 8 ulu. Jenis penelitian ini menggunakan metode kuanitatif. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 190 remaja yang mana dari subjek tersebut sebanyak 123 remaja yang digunakan sebagai sampel. Pengambilan teknik sampel menggunakan teknik probability sampling yaitu purposive sampling. Berdasarkan hasil analisis data penelitian menunjukan koefisien korelasi r = 0,996 dengan nilai desterminasi R- Square = 0992, serta nilai p=0,000. Hasil analisia yang diperoleh menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara hubungan perilaku bullying dengan harga diri pada remaja di kelurahan 8 ulu sebesar 80%.
LEKSIKON OLAHAN BERAS DALAM BAHASA JAWA: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI Hasana, Nurul; Nurhayati, Nurhayati
Widyaparwa Vol 52, No 2 (2024)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/wdprw.v52i2.1757

Abstract

LEKSIKON OLAHAN BERAS DALAM BAHASA JAWA: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI  RICE PROCESSED LEXICONS IN JAVANESE: A NATURAL SEMANTIC METALANGUAGE APPROACH  Nurul Hasanaa; NurhayatibMagister Ilmu Linguistik, Fakultas Ilmu BudayaUniversitas Diponegoro, Semarang, Indonesiahasananurul331@gmail.coma; nurhayati@lecturer.undip.ac.idb AbstrakKeberagaman leksikon dalam bahasa Jawa mencerminkan perbedaan makna yang menarik dan signifikan, termasuk pada leksikon olahan beras. Tidak seperti bahasa Indonesia dan Inggris, bahasa Jawa memiliki perbedaan makna leksikon olahan beras berdasarkan kuantitasnya, diantaranya sego yang menunujukkan jumlah nasi tidak terhitung dan upo untuk jumlah satuan dari nasi. Menggunakan pendekatan Metabahasa Semantik Alami (MSA), penelitian ini mendeskripsikan dan memberi rincian makna leksikon olahan beras dalam bahasa Jawa agar pemahaman akan leksikon ini diterima serta sejalan dengan makna dalam budaya terkait. Kajian ini penting dilakukan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam bagi penutur asli maupun asing agar dapat menggunakan leksikon-leksikon tersebut dengan tepat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan mencatat informasi dari penutur asli bahasa Jawa terkait leksikon olahan beras. Proses analisis meliputi: menetapkan makna asali, menemukan molekul semantik, dan menentukan polisemi takkomposisi. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 8 leksikon olahan beras dalam bahasa Jawa di wilayah Grobogan, Jawa Tengah. Sebanyak 4 dari leksikon yang ada digunakan pada olahan beras yang mengalami satu kali pengolahan dan setengah empat lainnya mengalami lebih dari satu kali pengolahan. Seluruh leksikon memiliki makna asali SOMETHING (sesuatu) dan berpolisemi dengan salah satunya BE SOMETHING (menjadi sesuatu). Sementara untuk semantik molekul, lebih dari separuh leksikon memiliki color (warna) dan eat (makan) sebagai semantik molekul pada eksplikasi yang dihasilkan. Kata-Kata Kunci: Metabahasa Semantik Alami; Leksikon; Olahan Beras; Beras; Bahasa Jawa. AbstractThe diversity of lexicons in Javanese reflects interesting and significant semantic differences, as seen in rice-based food products. Unlike Indonesian and English, Javanese distinguishes meanings based on the quantity of processed rice, such as ‘sego’ for uncountable quantities of rice while ‘upo’ for specific units. This study employed the Natural Semantic Metalanguage (NSM) approach to describe and elaborate on the meanings of lexicons related to rice-based food products in Javanese, ensuring that the comprehension aligned with the cultural context of the lexicons. This research was essential to provide a deeper understanding for both native and non-native speakers, enabling them to use these lexicons accurately. The study utilized a qualitative descriptive method, with data collection conducted through interviews and documentation of information from native Javanese speakers regarding the lexicons of rice-based food products. The analytical process included establishing the semantic primes, identifying semantic molecules, and determining non-compositional polysemy. The research results indicated the existence of 8 lexicons for rice processed in the Javanese language. Half of the lexicons (4) are used to name rice products that undergo a single processing while the rest are used for rice products that undergo multiple processing. All lexicons had the semantic prime of 'SOMETHING' and exhibit polysemy, with one of them being 'BE SOMETHING.' Meanwhile, more than half of the lexicons had ‘color’ and ‘eat’ as semantic molecules in the resulting explications.Keberagaman leksikon dalam bahasa Jawa mencerminkan perbedaan makna yang menarik dan signifikan, termasuk pada leksikon olahan beras. Tidak seperti bahasa Indonesia dan Inggris, bahasa Jawa memiliki perbedaan makna leksikon olahan beras berdasarkan kuantitasnya, diantaranya sego yang menunujukkan jumlah nasi tidak terhitung dan upo untuk jumlah satuan dari nasi. Menggunakan pendekatan Metabahasa Semantik Alami (MSA), penelitian ini mendeskripsikan dan memberi rincian makna leksikon olahan beras dalam bahasa Jawa agar pemahaman akan leksikon ini diterima serta sejalan dengan makna dalam budaya terkait. Kajian ini penting dilakukan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam bagi penutur asli maupun asing agar dapat menggunakan leksikon-leksikon tersebut dengan tepat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan mencatat informasi dari penutur asli bahasa Jawa terkait leksikon olahan beras. Proses analisis meliputi: menetapkan makna asali, menemukan molekul semantik, dan menentukan polisemi takkomposisi. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 8 leksikon olahan beras dalam bahasa Jawa di wilayah Grobogan, Jawa Tengah. Sebanyak 4 dari leksikon yang ada digunakan pada olahan beras yang mengalami satu kali pengolahan dan setengah empat lainnya mengalami lebih dari satu kali pengolahan. Seluruh leksikon memiliki makna asali SOMETHING (sesuatu) dan berpolisemi dengan salah satunya BE SOMETHING (menjadi sesuatu). Sementara untuk semantik molekul, lebih dari separuh leksikon memiliki color (warna) dan eat (makan) sebagai semantik molekul pada eksplikasi yang dihasilkan.
PENGARUH PENGGUNAAN EKSTRAK BUNGA TELANG TERHADAP KUALITAS WARNA MANISAN BASAH KOLANG-KALING rosi mardiana, nurul hasana; Hasana, Nurul
JURNAL TEKNOLOGI PANGAN DAN ILMU PERTANIAN (JIPANG) Vol. 7 No. 01 (2025): Jurnal Teknologi Pangan dan Ilmu Pertanian (JIPANG)
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jipang.v7i01.4981

Abstract

Abstrak
THE COMPLEXITY OF FUNCTIONAL SYNTACTIC STRUCTURES OF SARCASM EXPRESSIONS Hasana, Nurul; Subiyanto, Agus
Leksema: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 9 No. 2 (2024)
Publisher : UIN Raden Mas Said Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22515/ljbs.v9i2.8671

Abstract

This linguistic research adopted a descriptive qualitative approach that focuses on the syntactic structure of sarcasm expressions. The data for this study were collected from the popular television series Friends, which focused on the character Chandler Bing. Bing was one of the most known characters among various sitcom series with iconic sarcasm. This study aimed to identify the complexity of the syntactic functional structures including adjuncts, specifiers, and complements. Employing the x-bar theory for analysis, the study categorized the collected data into complex adjuncts, complex specifiers, and complex complements, accompanied by their respective x-bar schemas and thorough explanations. The results showed that Bing's sarcastic expressions exhibit complexity across a variety of functional structures with the various word categories as the construction. The most common complex form was identified in the complement structure. This study contributed to a nuanced understanding of syntactic aspects of sarcasm, especially within the linguistic framework of his x-bar theory.
Challeng in Pronouns Translation: An Analysis of 'Noktah Merah Perkawinan' Subtitles Hasana, Nurul; Prihantoro, Prihantoro
Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Vol 8, No 2 (2024): ERALINGUA
Publisher : Makassar State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/eralingua.v8i2.64186

Abstract

In Indonesian, intimacy, social status, and politeness can be linguistically marked. Conversely, a near equivalent English pronoun cannot always completely contextualize the foregoing aspects. This study examines the translation of pronouns in movie subtitles entitled “Noktah Merah Perkawinan” to see if aspects beyond meaning, such as politeness and hierarchy, are conveyed. Data for this study were collected from subtitles in both Indonesian and English. A parallel corpus and mark segment were created for each pronoun found in both subtitles, and pronouns were identified bidirectionally. Using Molina & Albir's translation techniques and Sneddon's analytical schemes of Indonesian pronouns, the translations were analyzed in relation to theories of politeness and grammar. The findings reveal that some translations are acceptable and semantically accurate, but some fail to convey social aspects, kinship relationships, and levels of politeness as expressed in the source language (Indonesian). We argue that this is caused by cultural and grammatical differences between Indonesian and English. These findings have significant social implications, highlighting the need for deeper cultural understanding  in translation practices. When the translated pronouns fail to convey crucial social dynamics, such as hierarchy or respect the subtitled content may unintentionally misrepresent interpersonal relationships, impacting cross-cultural communication.
KOMPETENSI ABSOLUT PERADILAN AGAMA DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN SYARI’AH PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 93/PUU-X/2012 Hasana, Nurul; Fatriany, Fenny
VARIA HUKUM Vol. 1 No. 2 (2019): VARIA HUKUM: Jurnal Forum Studi Hukum dan Kemasyarakatan
Publisher : Ilmu Hukum, Sharia and Law Faculty, Sunan Gunung Djati Islamic State University of Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/vh.v1i2.7290

Abstract

Keberadaan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah memunculkan polemik baru baru bagi dua lembaga peradilan. Oleh karena itu, Mahkamah Konstitusi melalui putusannya Nomor 93/PUU-X/2012 menegaskan bahwa semua Penjelasan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah tidak mem­punyai kekuatan hukum mengikat. Kemudian, bagaimana implikasi dari peng­hapusan pilihan forum (choice of forum) pada Pasal 55 ayat 2 Undang-Undang tentang Perbankan Syari’ah dalam menyelesaikan sengketa Perbankan Syari’ah? Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui upaya hukum penyelesaian sengketa perbankan syari’ah sebelum keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 93/PUU-X/2012; dan 2) mengetahui upaya hukum penyelesaian sengketa perbankan syari’ah pasca keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 93/PUU-X/2012. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif dan kualitatif untuk menggambarkan dan meme­takan konsep-konsep dan analisisnya terhadap teori-teori penegakan hukum penyelesaian sengketa perbankan syari’ah. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan pende­katan normatif-yuridis, yaitu pendekatan disiplin ilmu dan teori hukum yang berfungsi untuk penye­lesaian sengketa perbankan syari’ah, dengan cara mengum­pulkan, meng­evaluasi, mem­veri­fikasikan, serta mensin­tesiskan bukti-bukti untuk mendukung fakta mem­peroleh kesimpulan yang kuat. Melalui penelitian ini, peneliti menyimpulkan: 1) penyelesaian sengketa perbankan syari’ah sebelum adanya putusan Mah­kamah Konstitusi Nomor 93/PUU-X/2012 dapat melalui beberapa cara, yaitu: a) melalui jalur litigasi baik melalui Pengadilan Agama maupun melalui Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum (Pengadilan Negeri); dan b) melalui jalur non litigasi baik melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) maupun Badan Arbitrase Syari’ah Nasional (Basyarnas). Sedangkan upaya hukum lanjutan terhadap putusan Pengadilan Negeri atau Pengadilan Agama dilakukan melakui upaya hukum banding, upaya hukum kasasi, dan upaya hukum peninjauan kembali. 2) penyelesaian sengketa setelah lahirnya putusan Mahka­mah Konstitusi Nomor 93/PUU-X/2012 menegaskan bahwa penjelasan Pasal 52 Ayat (2) tidak lagi memiliki kekuatan hukum mengikat. Oleh karena itu, penyelesaian sengketa perbankan syari’ah sejak tanggal 29 Agustus 2013 menjadi kewenangan absolut Pengadilan Agama bukan kewe­nangan absolut Pengadilan Negeri, sehingga tidak ada lagi dualisme lembaga peradilan dalam penyelesaian sengketa perbankan syari’ah.
Pengembangan Soal Penalaran Peserta Didik pada Pembelajaran Sosiologi Fase F SMA N 1 Lengayang Hasana, Nurul; Sylvia, Ike
Naradidik: Journal of Education and Pedagogy Vol. 4 No. 2 (2025): Naradidik: Journal of Education & Pedagogy (June 2025)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/nara.v4i2.282

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen soal penalaran peserta didik dalam pembelajaran sosiologi Fase F di SMA N 1 Lengayang. Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya kemampuan penalaran peserta didik yang disebabkan oleh keterbatasan instrumen evaluasi yang mampu mengukur berpikir tingkat tinggi. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D) dengan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Instrumen dikembangkan dalam bentuk soal pilihan ganda lima opsi dan empat opsi alasan logis. Validasi ahli dilakukan terhadap 20 butir soal berdasarkan aspek materi, bahasa, dan kontribusi. Hasil validasi menunjukkan skor rata-rata 3,27 atau 88,45% yang termasuk kategori "sangat baik". Soal diuji coba pada 36 peserta didik Fase F dan dianalisis menggunakan Paired Samples T-Test dan N-Gain melalui SPSS. Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara nilai pretest dan posttest (Sig. 0,002 < 0,05) dengan nilai N-Gain sebesar 0,69 atau 69% (kategori “cukup efektif”). Selain itu, kepraktisan soal memperoleh skor rata-rata 3,56 (kategori “praktis”). Hasil ini menunjukkan bahwa soal penalaran yang dikembangkan valid, praktis, dan cukup efektif untuk digunakan dalam pembelajaran Sosiologi guna meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.