Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

The Impact of Social Media in Piano Practice Online Learning in the Covid-19 Pandemic Period Setiawan, Afrizal Yudha; Habsary, Dwiyana; Bulan, Indra
Jurnal Seni Musik Vol 10 No 2 (2021): December, 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsm.v10i2.47465

Abstract

This research aims to examine and describe the design of practical online learning in the arts by utilizing social media as a platform to enforce lecturing activities during the Covid-19 pandemic, as well as the impact of the use of social media. The data was collected through focus group discussion, observations, interviews and documentation. The subjects involved in this research were 10 students who took major piano instruments in the Music Education Study Program at Lampung University. This research used qualitative methods, by analyzing interactive data. The results of the data analysis showed that the use of social media in piano online learning was able to increase student motivation through competitive strategies. The learning design by utilizing social media can be used as one of the strategies to overcome the lack of student learning motivation in practical learning in the arts during the Covid-19 pandemic.
Materi Dasar Piano Klasik untuk Anak Usia 6-8 Tahun di Pianissimo Music Course Bandarlampung Setiawan, Afrizal Yudha; Heldisari, Hana Permata
Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal Vol 10, No 1 (2024): January 2024
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/aksara.10.1.249-260.2024

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa saja materi dasar piano klasik yang disajikan untuk anak usia 6 - 8 tahun, dan bagaimana bentuk penyajian materi tersebut. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku materi dasar piano klasik yang terdapat di tempat belajar piano non formal Pianissimo Music Course di kota Bandarlampung. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi pustakan dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menyebutkan bahwa materi dasar piano klasik untuk anak usia 6 - 8 tahun menggunakan materi tangganada, etude, teori dasar musik, dan lagu. Terdapat penyederhanaan materi sesuai dengan karakteristik siswa sebagai pemula, seperti penyajian etude sederhana, lagu yang disajikan tanpa garis paranada dan dilanjutkan dengan garis paranada, serta penyederhanaan penulisan notasi pada latihan tangganada. Materi disajikan secara berurutan dengan tingkat kesulitan rendah hingga tinggi secara bertahap. Selain itu, penggunaan warna dan gambar yang variatif dapat mengoptimalkan usaha untuk menarik perhatian siswa pada saat belajar.
KEGIATAN PENILAIAN PEMBELAJARAN SENI BUDAYA MENGGUNAKAN APLIKASI PLICKERS DI SMAN 13 BANDAR LAMPUNG Prameswari, Kurnia Widya; Setiawan, Afrizal Yudha; Saputri, Amelia Hani
Jurnal Seni dan Pembelajaran Vol 11, No 3 (2023): Junal Seni dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Seni dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims to describe how Arts and Culture Learning Assessment Activities Use the Plickers Application at SMAN 13 Bandar Lampung. There are six stages in carrying out assessment activities, namely determining objectives, determining assessment plans, preparing assessment instruments, collecting data or information, analysis and interpretation, and follow-up. The method used in this research is qualitative with data collection techniques, namely observation, interviews and documentation. The data analysis techniques used are data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this research show that the arts and culture learning assessment activity using the Plickers application includes six stages, namely: (1) Selecting the type of formative assessment, (2) Selecting the form of assessment, accessing the account, creating a name, printing a card, (3) Creating 10 questions and inputting them into plickers application, (4) Start carrying out assessments using the plickers application, (5) Analyze and download answer results and question percentages on the plickers application, (6) Make decisions from student assessment results. As a whole, arts and culture learning assessment activities using the Plickers application have been carried out according to the stages by the teacher and received a positive response from students.
Proses Kreatif Kelompok Karya Tutur Batin Erviana, Vina; Lestari, Goesthy Ayu Mariana Devi; Setiawan, Afrizal Yudha
Jurnal Seni dan Pembelajaran Vol 11, No 4 (2023): Jurnal Seni dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Seni dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Video mapping is a new course started in 2019. The Output of the Video Mapping course in 2019 is different from 2020. In the class of 2019, educational choreographic works were displayed through Youtube streaming, while the class of 2020 was in the form of dance performances with the concept of video mapping, one of which was the work of Tutur Batin. This study aims to describe the creative process of the Tutur Batin group. The research method used is descriptive qualitative. Data collection techniques using observation, interviews, documentation. The creative process of the Tutur Batin work group goes through the pre-production, production, post-production stages of Latief & Utud's (2015) theory. in video mapping. The pre-production stage determines the theme of the song Tutur Batin. The animation was edited using the CapCut application. Dancers were selected from group members, namely Komang Bela Safitri. The production stage compiled the animation according to the lyrics of the song Tutur Batin. Post-production stage, final editing exports 1080p (HD) resolution video. The dancer's movements are adjusted to the animation displacement adjusted to the lyrics of the song Tutur Batin.Keywords: Creative process, Video Mapping, Tutur Bati
PEMBELAJARAN TARI KREASI MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SMAN 1 PRINGSEWU Firmansyah, Aldi; Setiawan, Afrizal Yudha; Adzan, Nabilla Kurnia
TACET Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni Vol 2, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/tacet.v2i2.69689

Abstract

Abstrak  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru seni budaya dan siswa kelas XI yang berjumlah 36 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis melalui tiga tahapan yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan pada proses pembelajaran tari menggunakan model Group Investigation di SMAN 1 Pringsewu sudah terlaksana sesuai dengan prosedur. Terdapat indikator yang dilakukan dalam pembelajaran tari menggunakan model Group Investigation yaitu (1) pendahuluan (apresepsi); (2) penjelaskan materi pelajaran; (3) pembagian tim dan penjelasan tugas tim; (4) pelaksanaan tugas kelompok; (5) pengawasan oleh guru; (6) presentasi hasil diskusi; (7) pemberian tanggapan terhadap kelompok; (8) membuat kesimpulan; (9) pemberian kuis/tugas individu; (10) evaluasi hasil kerja; (11) pemberian penghargaan dan penutup. Model pembelajaran group investigation di SMA Negeri 1 Pringsewu sebagai hasil belajar individu dalam kelompok dengan krtiteria penilaian siswa mampu melakukan pembelajaran tari dengan adanya peningkatan rasa percaya diri dalam mengemukakan ide, menyusun gerak tari serta berhasil memecahkan suatu permasalahan pembelajaran dengan adanya kerja sama yang dilakukan secara berkelompok.  Kata Kunci: Pembelajaran tari, Model pembelajaran kooperatif, Group Investigation    Abstract  This study used qualitative descriptive method. The source of data in this study was cultural arts teachers and class XI students totaling 36 people. Data collection techniques are carried out through observation, interviews, and documentation. Data is analyzed through three stages, namely, data reduction, data presentation, and conclusions. The results showed that the dance learning process using the Group Investigation model at SMAN 1 Pringsewu had been carried out in accordance with the indicators. There are indicators carried out in dance learning using the Group Investigation model , namely (1) introduction (reception); (2) explanation of the subject matter; (3) team division and explanation of team tasks; (4) implementation of group tasks; (5) supervision by teachers; (6) presentation of discussion results; (7) responding to the group; (8) make conclusions; (9) the provision of individual quizzes/assignments; (10) evaluation of work results; (11) Awarding and Concluding. Group investigation learning at SMA Negeri 1 Pringsewu as a result of individual learning in groups with assessment criteria students are able to do dance learning with an increase in confidence in expressing ideas, composing dance movements and successfully solving a learning problem with cooperation carried out in groups.  Keywords: : Dance learning, Cooperative learning model, Group Investigation
Analisis Faktor Kesulitan Belajar Tari Piring Dua Belas Pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Tari Universitas Lampung Angkatan 2021 Putri, Dinasti Kartika; Setiawan, Afrizal Yudha; Adzan, Nabilla Kurnia
Jurnal Seni dan Pembelajaran Vol 12, No 4 (2024): Jurnal Seni dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Seni dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang memengaruhi kesulitan belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Tari Universitas Lampung angkatan tahun 2021 dalam mempelajari tari Piring Dua Belas pada mata kuliah Tari Lampung Saibatin. Objek penelitian ini adalah kesulitan belajar tari Piring Dua Belas, yang dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu kesulitan yang disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Penelitian ini melibatkan mahasiswa Program Studi Pendidikan Tari Universitas Lampung angkatan 2021 sebagai subjek yang berjumlah 44 mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner dan wawancara. Kuesioner terdiri dari 50 butir pernyataan yang merujuk pada indikator kesulitan belajar. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik statistik deskriptif dengan melakukan perhitungan rerata (Mean) dan persentase (%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan belajar tari Piring Dua Belas pada mahasiswa Prodi Pendidikan Tari Universitas Lampung angkatan 2021, memperoleh nilai rata-rata sebesar 2,5 dan persentase sebesar 63%. Aspek kesulitan belajar paling signifikan berasal dari faktor latar belakang kebudayaan dengan persentase sebesar 82%, dan faktor alat pelajaran dengan persentase sebesar 81% yang dikategorikan sangat tinggi.Kata Kunci: Faktor Kesulitan Belajar, Mahasiswa, Tari Piring Dua Belas
Aransemen Lagu Daerah Lampung: Proses Pengembangan Materi Paduan Suara berbasis Kearifan Lokal Setiawan, Afrizal Yudha; Pamungkas, Bian; Lasamba, Viola; Leosa, Yohana
Sulawesi Tenggara Educational Journal Vol 5 No 1: April (2025)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54297/seduj.v5i1.938

Abstract

Aransemen lagu daerah Lampung merupakan bagian dari proses pengembangan materi Paduan suara berbasis kearifan lokal. Pengembangan tersebut dilakukan sebagai upaya pelestarian lagu Lampung. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh minimnya referensi lagu Lampun dalam format Paduan suara yang dapat digunakan dalam proses latihan maupun pembelajaran di lingkungan pendidikan formal. Dengan demikian, artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses aransemen yang dilakukan dalam penelitian dan pengembangan, berdasarkan tahapan konsep aransemen, kegiatan awal aransemen, penciptaan ide baru, aransemen lanjut, dan evaluasi serta revisi. Objek bahasan dalam kajian ini adalah lagu dengan judul Pang Lipang Dang. Lagu tersebut salah satu isi dalam pengembangan materi Paduan suara berbasis kearifan lokal. Namun demikian, proses aransemen yang dilakukan pada materi lagu lainnya sama dengan proses aransemen pada lagu tersebut. Metode yang digunakan untuk menguraikan proses tersebut adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian content analysis. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki suatu masalah atau fenomena dan dianalisis dengan menggunakan pendekatan naratif. Content analysis merupakan bentuk penelitian yang dapat digunakan untuk melakukan kajian terhadap objek atau manusia secara tidak langsung. Selain itu data didukung oleh hasil wawancara dengan tim pengembang. Hasil analisis memperoleh simpulan bahwa Aransemen lagu diawali dengan menelaah arti atau makna lagu Pang Lipang Dang, menuliskan melodi utama, dan menentukan akor, dan mengembangkan melodi-melodi menjadi ide baru serta menambahkan filler. Langkah akhir dalam tahapan aransemen adalah aransemen lanjut dan revisi, dengan melibatkan 4 orang sebagai sampel dari masing-masing suara. Hasil dari proses aransemen ini berupa partitur lagu Pang Lipang Dang dalam format Paduan suara.
METODE PEMBELAJARAN PADUAN SUARA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SWARA TAMARISKA DI BPK (BADAN PENDIDIKAN KRISTEN) PENABUR BANDAR LAMPUNG Tumanggor, Desiana; Tejapermana, Prisma; Setiawan, Afrizal Yudha
TACET Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni Vol 4, No 2 (2025): Oktober 2025
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/tacet.v4i2.94305

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metode pembelajaran paduan suara yang diterapkan pada kegiatan ekstrakurikuler Swara Tamariska di BPK Penabur Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang melibatkan pelatih dan anggota paduan suara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran paduan suara dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu kegiatan pra dan awal pembelajaran, kegiatan inti, serta kegiatan akhir dan tindak lanjut. kegiatan inti mencakup latihan teknik vokal dan materi lagu, sedangkan pada tahap akhir dilakukan evaluasi serta pengarahan untuk latihan selanjutnya. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pelatih menerapkan variasi metode seperti imitasi, demonstrasi, drill, dan belajar kelompok serta menyesuaikan pendekatan dengan kebutuhan peserta didik, Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran paduan suara di Swara Tamariska dilaksanakan secara terstruktur dengan metode yang bervariasi, yang disesuaikan dengan karakteristik peserta dan situasi latihan, sehingga mendukung tercapainya tujuan pembelajaran vokal.
Implementasi Creative Dance pada Pembelajaran Tari di Smp Se- Kota Bandar Lampung Adzan, Nabilla Kurnia; Setiawan, Afrizal Yudha; Lestari, Goesthy Ayu Mariana Devi; Caroline, Secilia
Arus Jurnal Psikologi dan Pendidikan Vol 4 No 3: Oktober (2025)
Publisher : Arden Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57250/ajpp.v4i3.1737

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemahaman dan implementasi creative dance dalam pembelajaran tari di SMP se-Kota Bandar Lampung. Penelitian dilakukan kepada guru seni budaya Tingkat SMP se Kota Bandar Lampung melalui MGMP dengan penyebaran kuesioner kepada 100% guru seni budaya yang memiliki latar belakang pendidikan seni (92.3% di antaranya berlatar belakang tari). Data dari kuesioner menunjukkan bahwa meskipun mayoritas guru (70.6%) pernah mendengar istilah creative dance, pemahaman mereka cenderung menekankan aspek kebebasan berekspresi tanpa terikat aturan, namun belum sepenuhnya mencakup struktur sistematis dari tokoh creative dance seperti Laban dan Gilbert. Selanjutnya dilakukan observasi implementasi creative dance di SMP Pelita Bangsa menggunakan materi tari Bedana melalui tahapan warming up, exploring the concept, developing skills, creating dan cooling down (Gilbert, 1992). Lebih lanjut, penelitian ini mengidentifikasi hubungan erat antara creative dance dan HOTS. Proses pembelajaran mendorong siswa untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah pada tahap eksplorasi, serta menciptakan dan menganalisis karya pada tahap konstruksi. Pembelajaran tari di sini tidak hanya melatih kemampuan motorik, tetapi juga kemampuan analisis, evaluatif, dan sintesis, menjadikan seni tari sebagai media efektif untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan demikian, creative dance tidak hanya berfungsi sebagai metode pembelajaran tari, tetapi juga sebagai alat evaluasi holistik dan media untuk melatih kompetensi kognitif yang lebih kompleks.
Tradisi Nanjar sebagai Media Pendidikan Karakter dan Penguatan Identitas Budaya Lampung di Kabupaten Lampung Utara Habsary, Dwiyana; Adzan, Nabilla Kurnia; Setiawan, Afrizal Yudha
Arus Jurnal Psikologi dan Pendidikan Vol 4 No 3: Oktober (2025)
Publisher : Arden Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57250/ajpp.v4i3.1755

Abstract

Tradisi Nanjar dalam budaya Lampung merupakan bentuk kearifan lokal yang tidak hanya berfungsi sebagai kegiatan sosial dalam penyajian makanan, tetapi juga mengandung nilai-nilai pendidikan dan psikologis yang mendalam. Penelitian konseptual ini bertujuan untuk menganalisis Nanjar sebagai sarana pendidikan informal serta sebagai media pembentukan dan penguatan identitas dan kesejahteraan psikologis masyarakat. Kajian dilakukan melalui pendekatan teoritis dengan mengaitkan praktik budaya Nanjar terhadap teori-teori pendidikan dan psikologi, seperti Social Cognitive Theory (Albert Bandura), Sociocultural Theory (Lev Vygotsky), Psychosocial Development (Erik Erikson), Hierarchy of Needs (Abraham Maslow), dan pendidikan karakter (Thomas Lickona). Hasil kajian menunjukkan, bahwa Nanjar berfungsi sebagai media pembelajaran sosial yang menanamkan nilai-nilai gotong royong, rasa hormat, tanggung jawab, dan kebersamaan melalui proses observasi dan interaksi antar generasi. Berdasarkan perspektif psikologis, tradisi ini memperkuat identitas diri, rasa memiliki, dan kesejahteraan emosional individu dalam komunitas. Oleh sebab itu, Nanjar memiliki potensi besar untuk dijadikan model pendidikan karakter berbasis budaya lokal yang mendukung pembentukan kepribadian dan identitas budaya peserta didik.