Gunung Bawang is one of the protected forest areas in West Kalimantan with an altitude of 1.471 masl. Data regarding the diversity of Anura in this area is not yet available. In fact, Anura has a role as part of the food chain and environmental bio indicator. The purpose of this study was to analyze the diversity of Anura in rubber plantations and secondary forests. This research was conducted in Tiga Berkat Village, Lumar District, Bengkayang Regency, West Kalimantan, on August, 2019. Data was collected using a visual encounter survey method combined with transect sampling in rubber plantations and secondary forests. The results showed that there were 13 species in rubber plantations and 17 species in secondary forests. Meristogenys orphnocnemis has the highest number of chance encounter and relative species abundance. The highest relative abundance based on family was Ranidae (PSi = 70%). Rubber plantation habitat has a higher species diversity than secondary forest (2.19 vs 2.13). Meanwhile, the index of species richness for secondary forest habitat was higher than rubber plantation (3.32 Vs. 2.92). Evenness index of rubber plantation was 0.85, while secondary forest had a lower value (E= 0.75). The species similarity in the two habitats was 0.67. The species diversity in the two vegetation is high enough. It is advisable to conduct periodic research to get more accurate results regarding the diversity of Anura species in Mount Bawang.Keywords: Anura species diversity, Gunung Bawang, Rubber plantation, Secondary forestAbstrakGunung Bawang merupakan salah satu kawasan hutan lindung di Kalimantan Barat dengan ketinggian 1.471 mdpl. Data mengenai keanekaragaman Anura di daerah ini belum tersedia. Padahal, Anura berperan sebagai bagian dari rantai makanan dan indikator bio lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis keanekaragaman anura di perkebunan karet dan hutan sekunder. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tiga Berkat, Kecamatan Lumar, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, pada bulan Agustus 2019. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode VES yang dikombinasikan dengan pengambilan sampel transek di perkebunan karet dan hutan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 13 spesies di perkebunan karet dan 17 spesies di hutan sekunder. Meristogenys orphnocnemis memiliki jumlah pertemuan dan kelimpahan relatif spesies tertinggi. Kelimpahan relatif tertinggi berdasarkan famili adalah Ranidae (PSi = 70%). Habitat perkebunan karet memiliki keanekaragaman jenis yang lebih tinggi dibandingkan hutan sekunder (2.19 vs 2.13), sedangkan indeks kekayaan jenis untuk habitat hutan sekunder lebih tinggi dari pada tanaman karet (3,32 Vs. 2,92). Indeks kemerataan tanaman karet sebesar 0,85, sedangkan hutan sekunder memiliki nilai yang lebih rendah (E = 0,75). Kemiripan spesies di kedua habitat tersebut adalah 0,67. Keanekaragaman spesies di kedua vegetasi tersebut cukup tinggi. Disarankan untuk melakukan penelitian secara berkala untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat mengenai keanekaragaman jenis Anura di Gunung Bawang.Keywords: Gunung Bawang, Hutan sekunder, Keanekaragaman jenis Anura, Kebun karet