Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEUANGAN UNTUK PENGENDALIAN SIMPAN PINJAM DAN LAPORAN KEUANGAN DI KOPERASI SEMARANG Tantik Sumarlin; Ari Susanti
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Vol 8 No 2 (2017): September
Publisher : UNIVERSITAS STEKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51903/jtikp.v8i2.183

Abstract

This research is conducted to assist the performance of cooperatives by utilizing financial management information system for savings and loan management and financial report in Cooperatives. Data collection methods used in this study is to conduct interviews on the financial and secretary of the cooperative with the object of research on the Business Cooperative "OENGARAN TEMPO DOELOE SEJAHTERA". Activities undertaken by KSU "OTD Sejahtera" include savings and loan activities, waserda and trading units and services. The system development method used in this research is Research and Developmnet Borg and Gall, 1983 which consists of: Research and Information Collection, Planning, Develop Preliminary Form of Product, Preliminary Field Testing, Main Product Revision, Main Field Testing, Operational Product Revision , Operational Field Testing, Final Product Revision, Dissemination and Implementation. The result of the research shows that by utilizing financial management information system can help the cooperative in processing the data of saving and loan become more effective and efficient. Control of savings and loans and the preparation of financial statements can be presented quickly and accurately. System performance becomes more precise, valid and more optimal.
Nilai Pendidikan Dalam film Alangkah Lucunya Negeri Ini Ari Susanti; Ismam Asyari
MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 1, No 1 (2017): Mediakom Vol 01, No 01, Agustus 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/mdk.v1i1.678

Abstract

Film “Alangkah Lucunya (Negeri Ini)” adalah sebuah film karya Deddy Mizwar yang mencerminkan realitas social yang ada di dalam kehidupan masyarakat di negeri ini. Kelompok kami memilih film ini karena beberapa alasan, salah satu alasan pemilihan film ini sebagai analisis film yang akan dikaitkan dengan sistem komunikasi yang ada di Indonesia adalah karena di dalam film ini terkandung berbagai macam makna kehidupan mulai dari makna religi, nasionalisme, kehidupan sosial, serta pendidikan untuk memilih mana yang baik atau benar dan yang mana yang salah. Di era yang sudah berkembang seperti ini, menyampaikan nilai-nilai yang bermakna pendidikan bisa disampaikan melaui media-media yang sudah modern dimana cara penyampaiannya secara luas dengan waktu yang singkat seperti melalui internet, televisi, radio, koran dan lain-lain yang sifatnya media massa. Nilai pendidikan dikemas dengan cara yang menyenangkan melalui musik, film, pentas drama, dan lain-lain sehingga mampu diterima untuk berbagai kalangan dan berbagai umur. Peneliti menganalisa disetiap adegan yang mengandung unsur pendidikan dalam film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” mulai dari pendidikan sosial, pendidikan agama, pendidikan poilitik dan lain sebagainya.
PERBEDAAN POSISI PERSALINAN Mc ROBERT DAN POSISI LITHOTOMI MODIFIKASI LATERAL TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA II PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI KLINIK SWASTA KOTA PEKANBARU TAHUN 2018 Melly Wardanis; Isye Fadmiyanor; Ari Susanti
JURNAL PROTEKSI KESEHATAN Vol 7 No 2 (2018): JPK: Jurnal Proteksi Kesehatan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.894 KB) | DOI: 10.36929/jpk.v7i2.141

Abstract

Dalam proses persalinan pengaturan posisi ikut berperan penting di dalam persalinan. Ada beberapa tehnik yang dikembangkan pada ibu bersalin pada kala II bertujuan agar dapat memperpendek lama persalinan dan meminimalkan komplikasi yang terjadi pada ibu maupun janin. Pada saat proses melahirkan tidak menutup kemungkinan penolong persalinan akan meminta ibu mengubah posisi agar persalinan berjalan lancar. Adapun teknik posisi pada saat melakukan pimpinan persalinan kala II seperti lithotomi, posisi miring atau lateral, posisi jongkok atau setengah duduk. Manuver Mc Robert yaitu posisi setengah duduk dengan hiperfleksi maksimal pada panggul dengan melibatkan fleksi maksimal kaki ibu sampai menyentuh abdomen. Masing-masing posisi persalinan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis Perbedaan posisi persalinan Mc Robert dan posisi Lithotomi modifikasi Lateral terhadap lama persalinan kala II ibu primigravida di Klinik Swasta Kota Pekanbaru. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Populasi penelitian ini adalah semua ibu bersalin primigravida yang melahirkan di Klinik Utama Taman Sari pada bulan Mei s/d Agustus 2018. Sampel penelitian ini berjumlah 54 orang ibu bersalin primigravida yang masing-masingnya dibagi menjadi 2 kelompok. Pada kelompok Mc, Robert berjumlah 27 orang responden dan kelompok lithotomi berjumlah 27 orang responden. Hasil penelitian didapat bahwa beda rata-rata sebesar 21.56 menit artinya lama kala IIMc. Robert modifikasi Lateral rata-rata lebih cepat 21.56 menit bila dibandingkan dengan Lithotomimodifikasi Lateral. Hasil uji statistik dengan uji t independent diperoleh nilai p value sebesar 0.001 artinya ada perbedaan yang signifikan posisi persalinan Mc Robertmodifikasi Lateraldan posisi Lithotomi modifikasi Lateral pada proses persalinan kala II pada ibu primigravida. Disarankanposisi persalinan Mc Robertmodifikasi Lateraldapat digunakan sebagai posisi pada proses persalinan kala II di fasilitas pelayanan kebidanan terutama dapat diterapkan di Klinik Utama Taman Kota Pekanbaru.
Factors Affecting the Financial Literacy During Pandemic Ari Susanti
Journal of Business and Management Review Vol. 2 No. 7 (2021): (Issue-July)
Publisher : Profesional Muda Cendekia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47153/jbmr27.1662021

Abstract

Insights on literacy during the current pandemic are needed in order to create qualified and financially intelligent individuals or groups that can be used for financial management so that they are beneficial for their lives and able to prosper financially. Financial literacy is an intelligence and understanding of financial institutions, financial products and financial services. Individuals who have good financial literacy will have an awareness of the direction of their financial management goals, thus, they will be smarter in taking action on their assets. Having good financial literacy, a person will have strong abilities in terms of managing finances, financial planning skills, investment insight and knowledge of saving and borrowing, so that individuals will be careful of the assets they have and not easily get trapped into online loans or fake loans detrimental and far from financial well-being. Factors that influence the financial literacy during the pandemic include financial attitude, income and peers. The population taken in this observation was active female students in Surakarta with a total number of 230 respondents. This observation sample was taken using the purposive sampling technique. The data collection technique was done using questionnaires distributed online to respondents and the data analysis of hypotheses testing was done using multiple linear regressions with t test, f test and coefficient of determination through SPSS 21. According to the results of the analysis that has been carried out, it shows that the financial attitude variable has a relevant influence on financial literacy, income has no effect on financial literacy and peers have a relevant influence on financial literacy.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU REMAJA DALAM PENCEGAHAN COVID-19 DI DESA BALUN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN Ari Susanti
Jurnal Medika Hutama Vol. 3 No. 02 Januari (2022): Jurnal Medika Hutama
Publisher : Yayasan Pendidikan Medika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku pencegahan COVID-19 memegang peranan penting dalam memutus penularan COVID-19 terutama pada remaja karena cenderung berkelompok. Perilaku pencegahan COVID-19 dapat diwujudkan melalui pengetahuan, sikap, dan tindakan terkait pencegahan COVID-19. Secara teoritis, perilaku dapat tercipta karena adanya pengetahuan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku remaja dalam pencegahan COVID-19. Desain penelitian menggunakan observasional analitik. Populasi berjumlah 133 remaja berusia 12-21 tahun di Desa Balun dengan sampel penelitian sebanyak 100 remaja yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner pengetahuan, sikap dan tindakan yang dibuat oleh peneliti dan sudah diuji validitas-realibitas. Analisis data menggunakan Uji Spearman Rho (ρ<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar remaja memiliki pengetahuan baik dengan sikap positif sebanyak 56 responden (56%) dan memiliki pengetahuan baik dengan tindakan baik sebanyak 58 responden (58%). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan dengan sikap (ρ=0,0001) dan terdapat hubungan pengetahuan dengan tindakan dalam pencegahan COVID-19 (ρ=0,029). Pengetahuan tentang COVID-19 dapat mempengaruhi sikap dan tindakan dalam pencegahan COVID-19. Pengetahuan yang baik dapat membuat remaja memiliki sikap yang positif dan melakukan tindakan pencegahan COVID-19. Implikasi dari penelitian ini adalah peran petugas kesehatan dan satgas covid-19 dalam memantau perilaku remaja agar remaja tetap menjaga prokes dimanapun berada.
LITERASI KEUANGAN PEMILIK USAHA TERHADAP KEBERLANGSUNGAN USAHA (BUSINESS SUSTAINABILITY) PADA UMKM ROTAN DESA TRANGSAN, JAWA TENGAH Ari Susanti; Elia Ardyan
BBM (Buletin Bisnis & Manajemen) Vol 5, No 2 (2019): Vol. 5 No. 2 Agustus 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPPI Rembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523 KB) | DOI: 10.47686/bbm.v5i2.265

Abstract

This study aims to analyze the factors that influence Financial Literacy of Business Owners, namelyfinancial literacy, financial planning, Level of Education Against Business Sustainability at RattanUMKM Trangsan Village, Gatak District, Central Java. Data collection techniques researchers doby observing and distributing questionnaires directly by visiting the object of research that is RattanUMKM Owner. Samples in this study amounted to 100 Rattan UMKM Business Actors. Dataprocessing uses SPSS 21. The results of this study indicate that the level of education has nosignificant effect on business continuity while financial literacy variables, financial planning havesignificant influence on business continuity.
Differences between Demographic Proportions, Socio-economic, and Health Status of the Elderly in West Java and Indonesia Niken Firdaus; Ari Susanti; Sharon Gondodiputro
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 36, No 12 (2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (28.162 KB) | DOI: 10.22146/bkm.57195

Abstract

Purpose: This study aims to analyze differences between demographic proportion, socio-economic, and health status of the elderly in West Java and IndonesiaMethod: This study used a comparative analytic method with a retrospective approach. Furthermore, in this study, there was a unit of analysis, which was secondary data on demography, socio-economic, and health status of the elderly in 2014-2018 in West Java and Indonesia which was taken from the Indonesian Central Statistics Agency (Badan Pusat Statistik Indonesia).Result: The results of the study show that there is no difference in the demographic proportion in West Java and Indonesia in the age group, the status of living with the elderly, the marital status- married and divorced not remarried, and household membership status- head of household and other household membership status; However, there are differences in proportions the marital status-never married, widowed not remarried, the household membership status- wife/ husband and parents-in-law. Meanwhile, there is no difference in the socio-economic proportion in West Java and Indonesia in the status of residence ownership, residence eligibility, and household economic status.  Furthermore, there is no difference in the health status proportion in West Java and Indonesia in the morbidity rate, duration of illness, outpatient care and inpatient care.Conclusion: there is no difference in the socio-economic proportion and health status of the elderly in West Java and in Indonesia. Meanwhile, there are differences in proportions demographics in West Java and Indonesia.
Relationship Between Family Function And Psychological Well-Being Among Caregiver Of Schizophrenia Patients In Menur Mental Hospital Jawa Timur Dya Sustrami; Dewa Ayu Indira Wardhani; Ari Susanti; Abdul Habib
Jurnal Keperawatan Malang Vol 7 No 2 (2022): Jurnal Keperawatan Malang (JKM)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat STIKes Panti Waluya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36916/jkm.v7i2.181

Abstract

Background: Families often get burdened by the behavioral and emotional changes of schizophrenic patients. This burden is impacting family functions. The function of the family as a caregiver for people with schizophrenia includes problem-solving, communication, roles in the family, affective responses, behavioral control, and general family functions. Disturbed family functions can increase the burden on the caregiver; this has an impact on the psychological well- being of the family caregiver. Purpose: Analyzing the relationship between family function and psychological well-being among caregiver of schizophrenia patients in Menur Mental Hospital Jawa Timur. Methods: This study used the Analytical Observational design with a Cross-Sectional approach with a population of 264 respondents from families who nursed their family members with schizophrenia. The sampling technique used was Simple Random Sampling and used 160 samples that met the inclusion criteria. This study used the Family Assessment Device (FAD) and the Ryff Psychological Wellbeing Scale (RPWS) questionnaire, and data analysis used the Spearman Rho Correlation Test with a significance of (?<0.05). Result: The results showed that most of the family functions were in the high category, with 86 respondents (53.8%), and most of the psychological well- being was also in the high category, with 75 respondents (46.9%). Statistical tests that used the Spearman Rho test obtained the results of = 0.012, which means the correlation results are very low. Conclusion: This shows that the value of 0.05 indicates a connection between family functions and the psychological well-being of caregivers of schizophrenia patients at Menur Psychiatric Hospital, East Java Provincial Government. Based on the study’s results, family functions and psychological well-being significantly affect the patient’s recovery.
Jangka Benah: Alternatif Solusi Persoalan Keterlanjuran Kebun Kelapa Sawit Monokultur di Kawasan Hutan Ari Susanti
Jurnal Ilmu Kehutanan Vol 15 No 1 (2021): Maret
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3513.726 KB) | DOI: 10.22146/jik.v15i1.1566

Abstract

Pada bulan Februari 2021 Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 23 tahun 2021 tentang penyelenggaraan kehutanan dan PP Nomor 24 tahun 2021 tentang tata cara pengenaan sanksi administratif dan tata cara penerimaan negara bukan pajak yang berasal dari denda administratif di bidang kehutanan. Kedua PP tersebut merupakan peraturan turunan untuk sektor kehutanan dari UU Nomor 11 tahun 2021 tentang cipta kerja. Pada kedua PP tersebut disebutkan bahwa upaya penyelesaian persoalan “keterlanjuran” kebun rakyat dan “tumpang tindih” izin usaha perkebunan sawit di kawasan hutan dilakukan dengan menerapkan jangka benah. Klausul ini muncul pada PP nomor 23/2021 pasal 82(2) dan pasal 213 serta PP nomor 24/2021 pasal 27(4a) dan pasal 28 (3a). Jangka benah merupakan periode waktu yang dibutuhkan untuk mencapai struktur hutan dan fungsi ekosistem yang diinginkan sesuai tujuan pengelolaan (Davis et al. 2005). Apabila dikaitkan dengan kondisi “keterlanjuran” kebun sawit monokultur di dalam kawasan hutan yang berdampak pada terganggunya struktur hutan dan fungsi ekosistem yang ada, maka jangka benah dapat diartikan sebagai periode waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan kondisi yang terganggu tersebut. Pemulihan tersebut dapat dilakukan melalui dua tahap yakni pada tahap pertama menuju kondisi kebun campur atau agroforestri kelapa sawit dan tahap kedua kondisi yang menyerupai hutan alam. Hasil analisis data spasial menunjukkan bahwa terdapat sekitar 3,4 juta ha kebun kelapa sawit monokultur di dalam kawasan hutan dimana sekitar 22% dikelola oleh masyarakat dan 78% dikelola oleh korporasi (Auriga 2019). Keterlanjuran tersebut terjadi pada hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK), hutan produksi (HP), hutan produksi terbatas (HPT), hutan lindung (HL) dan kawasan suaka alam atau KSA/PA dimana lebih dari 40% berada pada HP. Luasan sebesar 3,4 juta ha ini mencakup sekitar 21% dari luas total kebun kelapa sawit berdasarkan data Kepmentan Nomor 833 tahun 2019 tentang penetapan luas tutupan kelapa sawit Indonesia tahun 2019. Besarnya luasan dan beragamnya tipologi keterlanjuran kebun rakyat dan tumpang tindih izin usaha di kawasan hutan ini maka implementasi perlu dukungan yang komprehensif dari aspek kebijakan, kelembagaan dan sosio-teknis di tingkat tapak. Pada aspek kebijakan, PP nomor 23/2021 dan PP nomor 24/2021 merupakan payung hukum bagi implementasi jangka benah untuk menyelesaikan persoalan keterlanjuran kebun rakyat dan tumpang tindih izin usaha di kawasan hutan. Saat ini KLHK sedang menyusun rancangan Permen LHK tentang pengelolaan perhutanan sosial dimana pada rancangan Permen LHK tersebut pada BAB VII berisi tentang jangka benah kebun rakyat. Namun demikian, belum ada peraturan untuk implementasi jangka benah pada pelaku usaha yang mengalami tumpang tindih perizinan usaha di kawasan hutan seperti diamanatkan oleh PP nomor 24/2021 pasal 27(4a). Hal ini patut disayangkan karena sebagian besar dari keterlanjuran kebun sawit di kawasan hutan dikelola oleh korporasi, sehingga perlu disusun peraturan untuk pelaksanaan implementasi jangka benah pada pelaku usaha yang mengalami tumpang tindih perizinan usaha di kawasan hutan. Implementasi jangka benah yang efektif perlu dukungan kelembagaan yang solid di semua level. Pada rancangan Permen LHK tentang pengelolaan perhutanan sosial, pasal 213 telah mengatur tentang dukungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam implementasi jangka benah dalam skema Perhutanan Sosial dalam bentuk: (a) bimbingan teknis jangka benah; (b) peningkatan kapasitas sumberdaya manusia; (c) bantuan penyediaan bibit tanaman kehutanan dan (d) monitoring dan evaluasi. Berdasarkan hal tersebut maka akan diperlukan sumberdaya manusia dan anggaran yang cukup banyak untuk mendukung internalisasi jangka benah dalam perencanaan pengelolaan di tingkat tapak, bimbingan teknis dalam implementasi jangka benah di tingkat tapak serta monitoring dan evaluasi dari implementasi jangka benah tersebut. Kurikulum pelatihan bagi para pengelola kawasan di tingkat tapak dan pendamping lapangan perlu diperkaya dengan materi-materi terkait dengan perencanaan, implementasi dan monitoring serta evaluasi jangka benah. Di samping itu, adopsi jangka benah oleh petani dan para pelaku usaha yang mengalami keterlanjuran menjadi faktor yang menentukan keberhasilan implementasi jangka benah. Proses pengambilan keputusan petani dan pelaku usaha untuk mengadopsi suatu teknologi baru dalam hal ini adalah jangka benah akan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi (a) persepsi dan (b) motivasi, sedangkan faktor eksternal meliputi (a) karakteristik rumah tangga, (b) karakteristik biofisik dan (c) dukungan eksternal (Powlen & Jones 2019). Hasil penelitian terhadap persepsi petani tentang agroforestri sawit sebagai salah satu strategi implementasi jangka benah untuk menyelesaikan keterlanjuran kebun rakyat di kawasan hutan menunjukkan bahwa diperlukan contoh-contoh empiris di lapangan bagaimana jangka benah pada berbagai tipologi dapat diadopsi oleh petani dan pelaku usaha dalam rangka penyelesaian keterlanjuran kebun rakyat dan tumpang tindih izin usaha di kawasan hutan (Susanti et al. 2019). Saat ini sudah dibangun demonstration plot (demplot) implementasi jangka benah oleh Fakultas Kehutanan UGM bekerjasama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) dan para mitra seluas 67 ha di provinsi Jambi dan 93,1 ha di provinsi Kalimantan Tengah. Namun demikian, demplot tersebut hanya mewakili sebagian kecil dari tipologi yang ada. Untuk itu, perlu perluasan demplot jangka benah yang mewakili berbagai tipologi keterlanjuran. Di samping itu, perlu akselerasi produksi dan disseminasi pengetahuan tentang jangka benah terutama terkait dengan aspek sosio-teknis bagi petani dan pelaku usaha yang mengalami keterlanjuran tersebut. Ketersediaan contoh dan informasi tentang jangka benah yang cukup diharapkan akan dapat meningkatkan adopsi jangka benah sebagai salah satu alternatif solusi persoalan keterlanjuran kebun kelapa sawit monokultur di kawasan hutan.
The Phenomena of Copyright Infringement in Digital Marketing Towards Creative Ideas Ari Susanti
Kanal: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 11 No 2 (2023): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/kanal.v11i2.1728

Abstract

The purpose of this study is to dissect the phenomenon of Copyright infringement that often occurs in digital marketing related to creative ideas. This study used qualitative research methods by conducting in-depth interviews with owners of Micro, Small and Medium Enterprises in the culinary sector to explore as much data as possible from informants. The result of this study is that Micro, Small and Medium Enterprises are reluctant to register their chip rights because of complicated procedures, require a long time, the costs incurred are relatively expensive and a pessimistic sense of the sustainability of their business in the future. Therefore, it is necessary to socialize Micro, Small and Medium Enterprises to consciously protect themselves against their creative ideas through Intellectual Property Rights (IPR). Moreover, the process of creative ideas arises because of efforts to develop something and even find new findings as an effort to refine previous ideas through a long process and a long time for perfecting the idea and not a small cost. With the protection of ideas, the spirit to create will grow and develop without limits. In addition, business actors and the public in general understand about the Consumer Protection Law and the Electronic Information and Transaction Law where sanctions for theft of creative ideas have been strictly regulated in it.