Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : IPTEKIN : Jurnal Kebijakan Pembangunan dan Inovasi

Pemanfaatan Potensi Limbah Industri Pengolahan Ikan Patin (Pangasius Sp) Di Kabupaten Kampar iqbal, imam; Riza, Subkhan; Gevisioner; Utiya Syah, Shinta; Muhammad Ilham, Andi; Mastina, Tien
IPTEKIN Jurnal Kebijakan Pembangunan dan Inovasi Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Patin processing industry produces waste in the form of bones, heads, entrails and skin. Waste from the catfish processing industry in Kampar Regency has not been widely used by the community. Generally, processed waste is immediately thrown away or buried in the ground because there is no commercial utilization effort. This research aims to calculate the potential and utilization of waste from patin fish (Pangasius sp) processing industry in Kampar Regency. This research uses a descriptive research approach. Data analysis was carried out descriptively referring to research results and other related references. The potential for catfish skin waste produced from the fish fillet processing industry in Kampar Regency is 11.98 kg/month. Catfish skin can be processed into gelatin. The potential waste of catfish bones and heads originating from the catfish fillet processing industry is 142.76 kg/month. Patin bones can be processed into fish bone meal and gelatin. The potential for catfish innards from the smoked catfish processing business in Kampar Regency is 20,693.49 kg every month. Catfish viscera and abdominal fat waste can be processed into fish oil, biodiesel, fish meal, fertilizer and animal feed.
Potensi Tanaman Sagu di Sentra Produksi Kabupaten Kepulauan Meranti dan Indragiri Hilir Provinsi Riau sebagai Sumber Karbohidrat Lokal Kusumawaty, Yeni; Harahap, Heryudarini; Gevisioner; Rasyid, Tengku Harunur; Warso Syahputra, Hasan; Hadi, Syaiful; Seygita, Vivin; Laily, Noer; Mulawati Purwanti Noviana, Ika
IPTEKIN Jurnal Kebijakan Pembangunan dan Inovasi Vol. 6 No. 2 (2024)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Provinsi Riau, penanaman sagu terluas terdapat di Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Indragiri Hilir. Komoditas sagu sangat potensial dikembangkan di Provinsi Riau untuk mendukung perekonomian masyarakat dan ketahanan pangan, namun saat ini pengolahan sagu masih belum berkembang secara signifikan. Penelitian ini mengkaji lebih lanjut potensi eksisting tanaman sagu dan potensi produk olahan sagu di dua sentra sagu di Riau untuk mendukung pengembangan karbohidrat lokal non beras. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Indragiri Hilir, yang dipilih berdasarkan purposive sampling, yakni dua kabupaten penghasil sagu terbesar di Provinsi Riau. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakaukan dengan menggunakan metode wawancara secara mendalam (in-depth interview) dan Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) Potensi dan produksi sagu pada dua kabupaten yaitu Kabupaten Kepulauan Meranti dan Indragiri Hilir relatif cukup untuk mensuplai pasar sagu di Indonesia, namun belum ada pencadangan sagu untuk menjamin suplai sagu sebagai bahan baku karbohidrat lokal di Provinsi Riau dan (2) Terdapat perbedaan data ketersediaan sagu untuk dikonsumsi di Provinsi Riau antara data Neraca Bahan Makanan (NBM) 2022 yaitu 37,22 kg/kapita/tahun dengan hasil penelitian di lapangan yaitu berkisar antara 4,25 – 8,50 kg/kapita/tahun. Perbedaan ini disebabkan terdapatnya persentase yang cukup besar dari sagu basah dan sagu kering yang dibawa keluar Kabupaten Kepulauan Meranti dan Indragiri Hilir yang belum terdata.
Potensi Keberlanjutan Urban Farming sebagai Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan di Kota Pekanbaru Afriyanni; Gevisioner; Amri, Khairul
IPTEKIN Jurnal Kebijakan Pembangunan dan Inovasi Vol. 7 No. 1 (2024)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Urban farming merupakan salah satu solusi ketahanan pangan masyarakat perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1. menganalisis keberlanjutan urban farming ditinjau dari lima dimensi, yaitu ekologis, ekonomi, sosial, teknologi dan kelembagaan, serta 2. menganalisis tantangan dan upaya pelaku urban farming mengatasi kendala yang dihadapi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif  kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui survei dan wawancara. Hasil penelitian menemukan kelima dimensi urban farming perlu ditingkatkan untuk mendukung keberlanjutan urban farming di Kota Pekanbaru. Tantangan utama urban farming adalah keterbatasan lahan, permodalan dan teknologi. Upaya yang dilakukan pelaku urban farming untuk mengatasi kendala antara lain: proaktif dalam belajar mandiri, membangun jejaring dan kemitraan, bergabung dalam kelompok, memaksimalkan sumber daya yang tersedia, memperluas lahan, mengakses bantuan dari pemerintah, dan melakukan inovasi. Penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan akses dan kualitas pelatihan, memberdayakan kelompok dan komunitas, mengembangkan teknologi ramah lingkungan, mengorientasikan kegiatan urban farming pada ekonomi pasar, serta meningkatkan dukungan kelembagaan dari pemerintah. Selain itu, optimalisasi penggunaan lahan terlantar juga perlu dilakukan melalui skema sewa atau bagi hasil dengan pemilik lahan.
Arah Kebijakan dan Strategi Program Penelitian dan Pengembangan Provinsi Riau 2019-2024 Irdon; Gevisioner; Karyanti; Zakia, Ismon; Erwan, Edi; Romus, Mahendra; Taslapratama, Irwan; Yendraliza; Ali, Aryadi; Siradjuddin, Irsyadi; Efendi Harahap, Anwar; Misrianti, Restu
IPTEKIN Jurnal Kebijakan Pembangunan dan Inovasi Vol. 3 No. 2 (2018)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peran kegiatan penelitian dan pengembangan (kelitbangan) diharapkan mampu menghasilkan berbagai terobosan baru dalam mendukung optimalisasi kinerja pemerintah daerah dalam rangka percepatan pembangunan daerah secara tepat sasaran dan berdaya saing. Tujuan penelitian adalah menyusun rencana induk kelitbanganyang mengakomodir berbagai aspek penyelenggaraan pemerintahan dalam satu konsep rencana kelitbangan secara komprehensif dan sinergis. Jenis penelitian adalah kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara FGD dan studi literature. Beberapa peluang Kelitbangan Provinsi Riau adalah sebagai berikut: 1) Hasil kelitbangan berpeluang menjadi referensi utama dalam perumusan kebijakan di Provinsi Riau, 2) Menghasilkan berbagai inovasi untuk mempercepat pembangunan daerah, 3) Rujukan sumber data kelitbangan dan potensi Daerah. Untuk mewujudkan hal tersebut indikasi program prioritas kelitbangan daerah yang harus dilakukan dalam periode 2019-2024 adalah : 1) Program tata kelola pemerintahan danpelayanan publik, 2) Program sosial dan kemasyarakatan, 3) Program ekonomi dan pembangunan daerah, 4) Program inovasi dan pengembangan iptek.
Penguatan Kelembagaan Pengembangan Sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau Gevisioner; Agusnimar; Bahri, Saipul; Azmansyah; Sutriana, Selvia; Fakhroz, Irzal; Ermawati; Karyanti
IPTEKIN Jurnal Kebijakan Pembangunan dan Inovasi Vol. 3 No. 2 (2018)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Potensi sagu yang begitu besar di Kabupaten Kepulauan Meranti perlu mendapatkan perhatian yang serius dari berbagai pihak.Salah satu persoalan mendasar dari upaya pengembangan komoditas sagu adalah masih terbatasnya dukungan kebijakan (policy) dan kemauan politik pemerintah dalam bidang ini.Metodologi yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah metoda diskriptif dan analisis kualitatif. Hasil review menunjukkan bahwa Oleh karena itu masih diperlukan kelembagaan lainnya tidak hanya lembaga tersebut membantu masyarakat dalam memasarkan roduk sagu, tetapi juga membantu masyarakat dalam pemenuhan finansial/modal usaha. Kelembagaan ini sangat diperlukan karena kelembagaan yang ada belum mampu berperan maksimal.Sagu akan menjadi bernilai tinggi ketika penguatan dilakukan melalui aspek budidaya, kelembagaan baik kelembagaan pemasaran maupun kelembagaan keuangan, dan peningkatan efisiensi rantai pasok melalui intervensi pemerintah. Guna mendukung penguatan kelembagaan pengembangan sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti pemerintah daerah sebaiknya lebih memperhatikan kebijakan terkait dengan aspek kelembagaan pemasaran dan keuangan serta hilirisasi sagu.
Penguatan Kapasitas Pengolah Sagu Tradisional di Kabupaten Kepulauan Meranti Purnama Saghita, Elnovrian; Gevisioner; Utiya Syah, Shinta
IPTEKIN Jurnal Kebijakan Pembangunan dan Inovasi Vol. 3 No. 2 (2018)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan usaha pengolahan sagu tradisional tidak terlepas dari kapasitas pengolah sagu, baik kapasitas diri maupun kapasitas usaha yang dimiliki. Penguatan kapasitas pengolah sagu untuk meningkatkan kualitas produk olahan sehingga memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif dibanding produk olahan lainnya. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui tingkat kapasitas pengolah sagu tradisional di Kepulauan Meranti dan merumuskan pola penguatan kapasitas pengolah sagu tradisional dalam rangka keberlanjutan usaha pengolahan sagu. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.Analisis data yang dilakukan dengan statistik deskriptif untuk merumuskan pola penguatan kapasitas pengolah sagu tradisional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha pengolahan sagu tradisional di Kabupaten Kepulauan Meranti didominasi wanita (75,86 %), selebihnya pria (24,14 %), dengan rata-rata umur 47 tahun, mempunyai rata-rata jumlah anggota rumah tangga 5 orang. Pendidikan formal tertinggi yang pernah diikuti oleh pengolah sagu tradisional terbanyak adalah SD dan SLTP, sedangkan SLTA baru mencapai 41,38 persen. Pendapatan usaha pengolahan sagu memberikan kontribusi yang tinggi bagi pendapatan rumah tangga, yakni sebesar 76,48%, sedangkan sisanya (23,52%). Penguatan kapasitas pengolah sagu tradisional membutuhkan stategi yang tepat, mengingat terdapat 4 pihak yang terkait dalam penguatan kapasitas pengolah sagu tradisional, yaitu: (1) pengolah sagu tradisional sebagai pelaku utama, (2) penyuluh sabagai agen perubahan, (3) pihak pemerintah, dan (4) pihak swasta yang terkait dengan pengembangan sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Pola Permintaan Komoditi Pertanian untuk Konsumsi di Provinsi Riau Gevisioner; Febriamansyah, Rudi; Ifdal; Tarumun, Suardi
IPTEKIN Jurnal Kebijakan Pembangunan dan Inovasi Vol. 1 No. 1 (2015)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to analyze the pattern of food demand for consumption and calculate the population food demand in the Riau province until 2025. In the study we use descriptive and quantitative approach and Desirable Dietary Pattern (DDP) in analyzing the data and information.. Data used in this research was secondary data. The results of our analyses indicate that the quality of food comsumed by Riau residents do not meet the standard of PPH , because the food was still dominated by the food which come from grains, oils and fats and sugar group. Consequently, the needs variety of strategic food in Riau province were predicted to increase significantly in 2025 in line with the increase in the population number and in income. The demand for cassava and sweet potatoes would increase significantly compared to other food. While the demand for rice 1.63 percent annually. Total demand for rice would reach 787,140 ton, followed by vegetables at 510. 320 ton, 331.792 ton of fruits. To meet the food needs of Riau population there needs to increased in food production as well as farmers welfare, develop and revitalize the institution for food processing and marketing in rural areas and to improve the efficiency and effectiveness of food distribution. The knowledge of community about food and nutrition is also needed to increase. Food security planning with desirable dietary pattern (DDP) approach should be done consistently and correctly.
Kegagalan Peningkatan Kesejahteraan Petani Pangan di Indonesia Utiyah Syah, Shinta; Gevisioner
IPTEKIN Jurnal Kebijakan Pembangunan dan Inovasi Vol. 1 No. 1 (2015)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebijakan pembangunan pertanian di Indonesia seringkali terdapat ketidak konsistenan antara apa yang secara formal tertuang dalam dokumen perencanaan dengan tataran implementasi dalam pelaksanaan strategi pembangunan pertanian. Hingga saat ini, kehidupan petani jauh dari kesan tentram dan sejahtera. Petani hidup dalam suasana ketertinggalan dengan kondisi kehidupan yang mengenaskan. Implementasi pembangunan pertanian belum dapat meningkatkan kesejahteraan petani selama ini, hal ini dapat dilihat dari perkembangan nilai tukar petani yang relatif tidak menunjukkan peningkatan. Kehidupan petani Indonesia makin sulit karena memang laju kehidupannya dibiarkan berlanjut tanpa jaminan hak hidup yang lebih baik dari negara. Implementasi reformasi agraria sebagai salah satu jalan peningkatan kesejahteraan petani masih berjalan ditempat. Petani harus diposisikan sebagai subjek, bukan objek atau hanya diperlakukan sebagai komponen mesin produksi. Petani perlu diberi insentif agar termotivasi untuk meningkatkan produksi pangan. Bentuk insentif yang paling efektif ialah peningkatan kesejahteraan petani.
Strategi Pengembangan Budidaya Perikanan dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir di Kabupaten Rokan Hilir Utiya Syah , Shinta; Gevisioner; Kasih Bangun , Rindu; Harahap , Sampe Harahap; Syafriadiman; Galib, Musrifin; Hendrik; Mangasi Hutauruk , Ronal
IPTEKIN Jurnal Kebijakan Pembangunan dan Inovasi Vol. 4 No. 1 (2018)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Rokan Hilir mempunyai kawasan pesisir yang berpotensi besar sebagai sumber peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini mempunyai tujuan merumuskan jenis komoditas unggulan perikanan budidaya spesifik lokasi dan pola serta strategi pengembangannya di Kabupaten Rokan Hilir. Sifat penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jenis data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metoda pengamatan terlibat, wawancara mendalam, kuesioner/angket, diskusi fokus kelompok terhadap 30 responden, yang terdiri dari 10 orang stakeholders dan 20 orang petani ikan. dan pengukuran terhadap parameter kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditi unggulan spesifik pada kawasan pesisir di Kabupaten Rokan Hilir adalah kerang dara (Anadara granosa) dengan teknologi budidaya sistem pancang. Perlu penerapan model pengelolaan perikanan berbasis komoditas unggulan secara berkelanjutan di kawasan pesisir dan peningkatan promosi peluang investasi dibidang perikanan budidaya komoditi unggulan secara terus menerus melalui penganekaragaman layanan informasi dan kerjasama promosi di dalam negeri maupun di luar negeri.