Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Pentingnya Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Kristen dalam Meningkatkan Motivasi Siswa Belajar Pendidikan Agama Kristen Yosefo Gule
Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen dan Musik Gereja Vol 5 No 1 (2021): Volume 5 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37368/ja.v5i1.183

Abstract

Dalam tulisan ini, penulis akan mengkaji dan mendeskripsikan tentang pentingnya kompetensi sosial guru PAK dalam meningkatkan motivasi siswa belajar PAK. Metode penelitian pada penulisan artikel ini adalah menggunakan metode kajian kualitatif deskriptif dengan pendekatan library research. Tantangan pendidikan Kristen saat ini diperhadapkan dengan kemajuan zaman di bidang pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat, di mana ilmu pengetahuan dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja melalui genggaman tangan. Hal ini menjadi tantangan yang kompleks bagi guru PAK untuk terampil mengajar dan menarik perhatian siswa untuk termotivasi belajar PAK. Apabila guru PAK tidak cakap dalam memotivasi siswa belajar maka pembelajaran PAK akan menjadi rutinitas biasa bagi siswa di kemudian hari. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru PAK dalam rangka memotivasi siswa belajar PAK dapat dilakukan lewat kompetensi sosial guru PAK. Kaitan antara kompetensi sosial guru PAK dengan motivasi siswa belajar PAK dimulai dari kemampuan guru PAK berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat. Kemampuan bergaul dan berkomunikasi yang baik dan efektif itulah yang akan memengaruhi kualitas pembelajaran dan motivasi belajar siswa. Sebagaimana Yesus sendiri menunjukkan kompetensi sosial-Nya dengan bergaul dan bersosial kepada semua orang untuk memotivasi dan memberikan pengajaran firman Allah supaya semua orang hidup benar dan diselamatkan.
THE EFFORT OF SUNDAY SCHOOL TEACHERS TO LOVE AND EDUCATE CHILDREN TO FULFIL THE GOD’S DESIGN THROUGH THEIR PERSONALITY Yosefo Gule
INNOVATIO: Journal for Religious Innovations Studies Vol 22 No 1 (2022)
Publisher : Postgraduate Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/innovatio.v22i1.137

Abstract

The author investigated the efforts of Sunday school teachers to love and educate children to fulfil God's design through their personalities. The research method was a descriptive qualitative study with a library research approach. The lack of understanding of a Sunday school teacher on students' personality, character, and temperament was one aspect that triggers why Sunday school teachers did not love and educate children wholeheartedly. Therefore, it is essential for Sunday school teachers to love and educate children to fulfil God's design through their personalities. Loving and educating children aims to reach their maximum potential for Jesus in the context of the gifts and qualities that God has abundantly bestowed upon each child. Sunday school teachers need to educate children to attain higher levels of spiritual excellence in pious, wise and knowledgeable and learned personalities. The purpose of studying the personality of Sunday school children is to understand, reach, and teach students more effectively through the unique personality that God has given to students so that we can bring honour and glory to God. Abstrak: Penulis menginvestigasi upaya guru sekolah minggu mengasihi dan mendidik anak-anak untuk memenuhi rancangan Allah melalui kepribadiannya. Metode penelitian pada penulisan artikel ini adalah menggunakan metode kajian kualitatif deskriptif dengan pendekatan library research. Kurangnya pemahaman seorang guru sekolah minggu terhadap kepribadian, karakter, dan tempramen peserta didik, merupakan salah satu aspek yang memicu mengapa guru sekolah minggu kurang mengasihi dan mendidik anak-anak dengan sepenuh hati. Oleh sebab itu sangat penting peranan guru sekolah minggu untuk mengasihi dan mendidik anak-anak untuk memenuhi rancangan Allah lewat kepribadiannya. Mengasihi dan mendidik anak-anak bertujuan untuk mencapai potensi mereka secara maksimal bagi Yesus dan melakukan hal ini dalam konteks karunia dan kualitas yang telah dikaruniakan Tuhan secara limpah kepada masing-masing anak. Guru sekolah minggu perlu mendidik anak-anak untuk mencapai level keunggulan rohani yang lebih tinggi dalam kepribadian yang saleh, bijaksana dan berpengetahuan serta terpelajar. Tujuan mempelajari kepribadian anak-anak sekolah minggu adalah untuk memahami, menjangkau, dan mengajar murid-murid secara lebih efektif melalui kepribadian khususnya yang diberikan Allah kepada anak didik, sehingga kita bisa mendatangkan kehormatan dan kemuliaan bagi Allah. Kata-kata kunci: guru sekolah minggu, kepribadian, mengasihi, mendidik
Studi Teologi-Etis Hubungan Perilaku Korupsi Sebagai Salah Satu Dampak Sikap Hidup Hedonis Yosefo Gule
Religi: Jurnal Studi Agama-agama Vol 17, No 1 (2021)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/rejusta.2021.1701-06

Abstract

In this paper, the author will conduct a theological-ethical study of the relationship between corrupt behavior as one of the impacts of a hedonic attitude to life. The research method in writing this article is to use a descriptive qualitative study method with a library research approach. The practice of corruption is one of the impacts of a hedonic life attitude in humans who prioritizes the desires of the flesh rather than the desires of the spirit, cannot fulfill what is on them, so that humans become greedy, arrogant and evil and this is against God's will and is also not in line with God's mission is to bring peace on earth as it is in heaven. If this desire for corruption cannot be controlled in humans, then corruption seems to be a natural act that is no longer seen as a crime. Self-transcendence is very important to be used as an effort of human praxis to go beyond its hedonistic sides, and to allow itself to be guided by the noble values of life that come from religious teachings and from the context of the community in life.
Eco-Teosentris: Studi Eco-Teologi dan Kearifan Lokal Dalam Masyarakat Batak Toba Yosefo Gule; Eduwaret Pratam Surbakti
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 1 (2021): September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i1.182

Abstract

The ecological crisis caused by human activities in this modern era has threatened the existence of human life, nature, and various other living things. The current environmental crisis is the result of anthropocentrism which is widely embraced by humans because it is selfish and prioritizes human interests in viewing nature, and as a result humans must reconstruct their perspective on nature with an eco-theocentric approach which is considered more consider harmony in the entire ecosystem order and center on God. The goal of eco-theocentrism ethics is to transform the way humans perceive nature by giving respect to the world created by God and eco-theocentrism ethics is an ethical theory that pays more attention to the environment as a whole and is holistic centered on God, namely the relationship between humans and their environment, humans. with others who are centered in God. The research method in writing this article is to use a qualitative-descriptive study method with a library research approach, reading and comparing a number of references related to the study. In this article, the author will examine the eco-theocentric principles and their implementation in local wisdom practices in the Batak Toba society, as a strategy for contextual theology of the Batak Toba society in preserving the environment.Krisis ekologi yang diakibatan aktivitas manusia di era modern ini telah mengancam eksistensi kehidupan manusia, alam, dan berbagai makhluk hidup lainnya. Krisis lingkungan hidup yang terjadi saat ini adalah sebagai akibat dari paham antroposentrisme yang banyak dianut oleh manusia karena bermuatkan egoistis dan lebih mengutamakan kepentingan manusia dalam memandang alam, dan sebagai akibatnya manusia harus merekonstruksi kembali cara pandang mereka terhadap alam dengan pendekatan eko-teosentris yang dianggap lebih mempertimbangkan keselarasan dalam seluruh tatanan ekosistem dan berpusat kepada Allah. Tujuan dari etika eko-teosentrisme adalah mentransformasi cara pandangan manusia terhadap alam dengan memberikan sikap hormat terhadap dunia ciptaan Allah dan etika eco-teosentrisme merupakan teori etika yang lebih memperhatikan lingkungan secara keseluruhan dan bersifat holistik yang berpusat kepada Allah, yaitu hubungan manusia dengan lingkungannya, manusia dengan sesamanya yang berpusat kepada Allah. Metode penelitian pada penulisan artikel ini adalah menggunakan metode kajian kualitatif-deskriptif dengan pendekatan library research, membaca dan membandingkan sejumlah referensi yang berhubungan dengan kajian. Dalam artikel ini penulis akan mengkaji tentang prinsip-prinsip eco-teosentris dan implementasinya dalam praktek-praktek kearifan lokal dalam masyarakat Batak Toba, sebagai salah satu strategi untuk berteologi secara kontekstual bagi masyarakat Batak Toba dalam memelihara lingkungan hidup.
Sosialisasi Upaya Menjaga Kualitas Kerohanian Anggota Jemaat di Masa Pandemi Covid-19 di GMI Hutahaean Yosefo Gule
Jurnal Abdidas Vol. 2 No. 2 (2021): April, Pages 161-458
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v2i2.245

Abstract

Dampak Covid-19 yang sedang berlangsung sekarang ini membawa dampak luas dalam kehidupan masyarakat dan secara khusus keluarga Kristen, baik dari segi sosial, ekonomi, kerohanian termasuk di dalamnya bagaimana keluarga Kristen tetap mampu menjaga kualitas kerohaniannya di masa pandemi Covid-19 ini. Kegiatan pengabdian masyarakat yang di lakukan di GMI Hutahaean untuk memberikan solusi yang dapat diberikan atas wabah Virus Corona di tengah masyarakat yang mengakibatkan sangat berdampak pada kehidupan keluarga dan kerohanian jemaat GMI Hutahaean. Melalui sosialisasi kepada warga jemaat, bagaimana peranan kepala keluarga berperan aktif menjaga kualitas kerohanian keluarganya. Menjaga kualitas kerohanian anggota jemaat dapat dilaksanakan melalui peranan kepala keluarga itu sendiri dan peranan dari majelis gereja. Manfaat kegiatan ini bagi warga jemaat GMI Hutahaean ialah mereka mampu untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka dalam hal kedisplinan kerohanian di rumah di masa pandemi Covid-19 ini sesuai dengan Disiplin GMI BAB II, Pasal 12 dan di gereja, bahkan di tengah-tengah masyarakat.
Edukasi Pentingnya Pendidikan Katekisasi Sidi Yosefo Gule; Desra Vevalosa Ginting
Jurnal Abdidas Vol. 2 No. 5 (2021): October Pages 1021-1256
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v2i5.462

Abstract

Pendidikan katekisasi sidi merupakan salah satu bentuk pelayanan pendidikan Kristen yang dilakukan oleh gereja, yaitu mengajar atau membimbing seseorang supaya ia melakukan yang diajarkan kepadanya dan juga mengalami pertemuan dan persekutuan dengan Allah secara benar. Namun dalam kenyataannya masih banyak yang menganggap bahwa pengajaran katekisasi sidi hanyalah sebuah formalitas yang dituruti anak-anak oleh sebab tradisi gereja GMI menuntutnya. Sehingga banyak anak-anak yang mengikuti katekisasi sidi hanya sebagai formalitas untuk sekedar memasuki dan menamatkannya secara kebiasaan saja. Oleh sebab itu sangat penting untuk pemberian edukasi kepada anak-anak calon sidi tentang pentingnya pendidikan katekisasi sidi. Sehingga melalui edukasi ini pada akhirnya para anak-anak calon sidi memahami makna dan tujuan pendidikan katekisasi sidi itu sendiri dan dapat mengimplementasikannya dalam diri sendiri, dalam hidup bergereja dan bermasyarakat.
Eco-Teosentris: Studi Eco-Teologi dan Kearifan Lokal Dalam Masyarakat Batak Toba Yosefo Gule; Eduwaret Pratam Surbakti
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 1 (2021): September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i1.182

Abstract

The ecological crisis caused by human activities in this modern era has threatened the existence of human life, nature, and various other living things. The current environmental crisis is the result of anthropocentrism which is widely embraced by humans because it is selfish and prioritizes human interests in viewing nature, and as a result humans must reconstruct their perspective on nature with an eco-theocentric approach which is considered more consider harmony in the entire ecosystem order and center on God. The goal of eco-theocentrism ethics is to transform the way humans perceive nature by giving respect to the world created by God and eco-theocentrism ethics is an ethical theory that pays more attention to the environment as a whole and is holistic centered on God, namely the relationship between humans and their environment, humans. with others who are centered in God. The research method in writing this article is to use a qualitative-descriptive study method with a library research approach, reading and comparing a number of references related to the study. In this article, the author will examine the eco-theocentric principles and their implementation in local wisdom practices in the Batak Toba society, as a strategy for contextual theology of the Batak Toba society in preserving the environment.Krisis ekologi yang diakibatan aktivitas manusia di era modern ini telah mengancam eksistensi kehidupan manusia, alam, dan berbagai makhluk hidup lainnya. Krisis lingkungan hidup yang terjadi saat ini adalah sebagai akibat dari paham antroposentrisme yang banyak dianut oleh manusia karena bermuatkan egoistis dan lebih mengutamakan kepentingan manusia dalam memandang alam, dan sebagai akibatnya manusia harus merekonstruksi kembali cara pandang mereka terhadap alam dengan pendekatan eko-teosentris yang dianggap lebih mempertimbangkan keselarasan dalam seluruh tatanan ekosistem dan berpusat kepada Allah. Tujuan dari etika eko-teosentrisme adalah mentransformasi cara pandangan manusia terhadap alam dengan memberikan sikap hormat terhadap dunia ciptaan Allah dan etika eco-teosentrisme merupakan teori etika yang lebih memperhatikan lingkungan secara keseluruhan dan bersifat holistik yang berpusat kepada Allah, yaitu hubungan manusia dengan lingkungannya, manusia dengan sesamanya yang berpusat kepada Allah. Metode penelitian pada penulisan artikel ini adalah menggunakan metode kajian kualitatif-deskriptif dengan pendekatan library research, membaca dan membandingkan sejumlah referensi yang berhubungan dengan kajian. Dalam artikel ini penulis akan mengkaji tentang prinsip-prinsip eco-teosentris dan implementasinya dalam praktek-praktek kearifan lokal dalam masyarakat Batak Toba, sebagai salah satu strategi untuk berteologi secara kontekstual bagi masyarakat Batak Toba dalam memelihara lingkungan hidup.
Konsep Eduecologi dalam Pendidikan Agama Kristen Konteks Sekolah Yosefo Gule
Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika Vol 3, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34081/fidei.v3i2.183

Abstract

Dalam tulisan ini, penulis akan mengkaji dan mendeskripsikan tentang konsep eduecologi dalam PAK konteks sekolah. Metode penelitian pada penulisan artikel ini adalah menggunakan metode kajian kualitatif-deskriptif dengan pendekatan library research, membaca dan membandingkan sejumlah referensi yang berhubungan dengan kajian. Pencegahan perusakan lingkungan hidup sejak dini sangatlah penting. Dalam hal ini PAK berwawasan lingkungan hidup merupakan wahana pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk mengenal Allah melalui karya ciptaanNya serta mewujudkan kedamaian di bumi melalui sikap hidup yang mengacu pada nilai-nilai eko-teosentris. Konsep eduecologi dalam PAK konteks sekolah dapat dilakukan melalui pengajaran pendidikan PAK dan fasilitas yang bias dimanfaatkan yaitu, melalui kegiatan belajar-mengajar PAK, lewat budaya sekolah, melalui kegiatan rutin di sekolah, keteladanan guru PAK, kegiatan spontan, pengkondisian lingkungan, lewat peran serta orang tua dari siswa dan peran serta gereja. Melalui PAK berwawasan lingkungan hidup, peserta didik diharapkan akan mengalami perjumpaan yang baik dan benar dengan Allah yang dikenal sebagai pencipta langit dan bumi, dipercaya dan diimaninya, serta dapat memaknai lingkungan hidup sebagai karya ciptaan Allah yang harus dikelola, dirawat dan dilestarikan.
PERANAN KEPALA KELUARGA SEBAGAI IMAM DI TENGAH-TENGAH KELUARGA DIMASA PANDEMI COVID-19 Yosefo Gule
Voice of Wesley: Jurnal Ilmiah Musik dan Agama Vol 4, No 1 (2020): J.VoW Vol 4. No. 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologia Wesley Methodist Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36972/jvow.v4i1.74

Abstract

Menyikapi perkembangan penyebaran Covid-19 yang semakin masif dan cepat maka PGI  bersinergi dengan pemerintah untuk menghambat penyebaran Covid-19 dengan menghimbau gereja-gereja untuk memindahkan seluruh aktifitas gereja, menjadi aktifitas dan ibadah keluarga di rumah masing-masing. Dampak aturan tersebut ialah kepala keluarga mengambil peran sebagai imam dalam menjalankan ibadah di tengah-tengah keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan kepala keluarga sebagai imam di tengah-tengah keluarga dimasa pandemi Covid-19. Metode penulisan pada artikel ini adalah  menggunakan metode kajian kualitatif deskriptif dengan pendekatan library research, membaca dan  membandingkan sejumlah referensi. Secara konseptual peranan seorang kepala keluarga sebagai imam sangatlah penting mengingat kepala keluarga berperan menjaga kerohanian keluarganya di hadapan Allah dan gereja. Adapun yang menjadi fungsi utama imam keluarga ialah mampu menuntun dan memimpin ibadah keluarga baik pada hari minggu maupun pada hari-hari biasa; rajin membaca Alkitab; tekun berdoa setiap hari; setia memberikan persembahan persepuluhan; persembahan ibadah keluarga; menjadi penasehat dan teladan yang baik bagi keluarga secara khusus dimasa pandemi Covid-19.
Pentingnya Pendidikan Katekisasi Sidi di Gereja Yosefo Gule; Samuel Diar Hariara Sinurat; Miduk Mario Simbolon
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 4, No 4 (2022): August Pages 5501-6400
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v4i4.2729

Abstract

Metode penelitian pada penulisan artikel ini adalah  menggunakan  metode kajian kualitatif deskriptif dengan pendekatan library research. Dalam tulisan ini, penulis akan mendeskripsikan pentingnya pendidikan katekisasi sidi di dalam gereja dari berbagai literatur yang relevan dengan topik kajian. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa pendidikan katekisasi sidi penting di dalam gereja, sebab pendidikan katekisasi sidi adalah pintu gerbang untuk mempersiapkan generasi Kristen yang baik dan berkualitas. Pada masa ini generasi muda Kristen Indonesia sedang mengalami berbagai persoalan kehidupan yang kompleks. Maka tindakan yang dilakukan oleh gereja dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan pemuda Kristen yang kompleks ialah lewat pelayanan pendidikan kristiani yang dilakukan oleh gereja, agar kaum muda-mudi memiliki hidup yang bermakna bagi Yesus, gereja, keluarga dan masyarakat luas. Sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan katekisasi sidi di dalam gereja, faktor yang paling utama tentu adalah faktor campur tangan Tuhan, yaitu melibatkan Tuhan dalam proses pertumbuhan rohani mereka, karena hanya Tuhanlah yang bisa menumbuhkan iman seseorang. Selebihnya, melalui upaya peran gereja dengan memberikan edukasi pentingnya pendidikan katekisasi sidi, meningkatkan cara mengajar pada katekisasi sidi dan berbobot serta relevan dengan kebutuhan dan kehidupan peserta katekisasi sidi, membangun komunitas yang kuat, kepemimpinan melalui peneladanan, gereja mempersiapkan mentor-mentor yang handal dalam mengajar anak-anak katekisasi sidi dengan program yang inovatif, melibatkan peserta katekisasi sidi untuk melayani satu dengan yang lainnya serta dapat membangun komunikasi antar generasi di dalam gereja.