Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Pemberdayaan Kelompok Pecinta Karang Nuansa Pulau Nusa Penida Dalam Skrining Kesehatan Penyelam dan Budidaya Rumput Laut Anak Agung Gede Indraningrat; Made Dharmesti Wijaya; Ida Ayu Agung Idawati
WICAKSANA: Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Vol. 7 No. 2 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/wicaksana.7.2.2023.45-53

Abstract

Kelompok pecinta karang Nuansa Pulau Nusa Penida merupakan kelompok yang dibentuk swadaya yang bertujuan untuk menjaga keasrian ekosistem terumbu karang di wilayah Desa Ped Nusa Penida. Kelompok ini berdiri untuk memberikan wadah bagi generasi muda di desa Ped untuk secara aktif berperan dalam upaya konservasi terumbu karang dan mengajarkan anggota keahlian bahari seperti menyelam dan diving. Keahlian bahari yang dimilik para anggota kelompok pencinta karang Nuansa tidak hanya berguna saat menjalankan kegiatan konservasi, tetapi juga memberikan benefit ekonomi bagi anggotanya sebagai guide diver maupun snorkeling. Hasil komunikasi dengan perwakilan kelompok pecinta karang memetakan permasalahan yang dihadapi mitra yaitu dari aspek kesehatan dan aspek ekonomi. Dari aspek kesehatan, mitra kurang memiliki pemahaman tentang pentingnya pengukuran awal kondisi tubuh sebelum menyelam seperti pengukuran tekanan darah, kadar oksigen terlarut dan gula darah. Sementara dari aspek ekonomi mitra berencana membudidayakan rumput laut untuk menambah pendapatan kelompok dan warga sekitar. Hanya saja mitra mengalami kendala karena tidak memiliki pengetahuan dan modal awal untuk memulai budidaya rumput laut. Beranjak dari permasalahan yang dihadapi mitra, program kemitraan masyarakat ini akan difokuskan untuk menyelesaikan masalah mitra dengan memberikan pengetahuan tentang penting pemeriksaan kondisi sebelum menyelam dan memfasilitasi dengan pemberian alat tensi serta alat cek gula serta kolesterol. Mitra juga telah mendapat pelatihan tentang budidaya rumput laut dan mendapatkan modal awal berupa bibit rumput laut Eucheuma cottonii untuk memulai tahapan budidaya rumput laut. Hasil PKM menunjukkan peningkatan pemahaman mitra berdasarkan pre dan posttest sebesar 60% tentang konsep skrining kesehatan pre-diving dan pemahaman mitra tentang cara budidaya rumput laut. Mitra merasa sangat terbantu dengan bantuan alat-alat pre-skrining berupa tensi meter, oximeter, alat deteksi glukosa, kolesterol dan asam urat. Setelah diberikan pemahaman tentang penting preskrining sebelum menyelam, mitra kini rutin memeriksa kondisi kesehatan anggotanya. Mitra juga telah menggunakan bantuan dana yang diberikan tim pengabdi untuk mulai membudidayakan rumput laut E. cottonii dalam skala kecil. Mitra membuat demplot budidaya rumput laut berukuran 3 x 5 m2 di lahan milik mereka sendiri secara gotong-royong anggota kelompok penyelam Nuansa Pulau. Hasil PKM ini diharapkan akan menjadi dasar bagi mitra untuk mengembangkan budidaya rumput laut dalam skala yang lebih besar dan meningkatkan kualitas kesehatan dan ekonomi para angota penyelam di masa yang akan datang.
Biofilm Formation in Staphylococcus aureus and Coagulase-Negative Staphylococcus Marta Setiabudy; Dewa Ayu Putri Sri Masyeni; Anak Agung Gede Indraningrat; Kadek Suryawan; I Ketut Agus Indra Adhiputra; Muhammad Amirul bin Abdul Rahman
Folia Medica Indonesiana Vol. 59 No. 3 (2023): September
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/fmi.v59i3.44598

Abstract

Highlights: 1. The significance of Staphylococcus aureus and coagulase-negative Staphylococcus, which are more likely to infectimmunocompromised patients, needed to be researched in greater depth.2. Coagulase-negative Staphylococcus was found to form significantly more biofilm than Staphylococcus aureus.3. Wound care and changing medical devices in immunocompromised patients on a regular basis may provide benefitsto prevent biofilm formation by Staphylococcus spp.   Abstract Staphylococcus spp. are typically commensal microorganisms that can exist in the human body without causing illness. However, these bacteria have virulence factors, e.g., biofilm formation, that are important to note. Because biofilms shield bacteria from opsonophagocytosis and antimicrobial agents, they can cause persistent or chronic infections. Once they form biofilms, both Staphylococcus aureus and coagulase-negative Staphylococcus (CoNS) can potentially cause incurable infections. This study aimed to compare biofilm formation in Staphylococcus aureus and coagulase-negative Staphylococcus as a guide for the prevention and management of infection, which will maintain and improve the good health of the general population. This was an analytic research with a cross-sectional design. The study began by collecting the samples, identifying the species, and testing the biofilm production with a microtiter plate, which was then analyzed with an enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Data analysis was conducted using IBM SPSS Statistics for Windows, version 25.0 (IBM Corp., Armonk, N.Y., USA). Comparison tests were conducted using an independent t-test. A value of p<0.05 was used as the cut-off that indicated significance. The total samples were 36 clinical isolates, consisting of 18 Staphylococcus aureus and 18 coagulase-negative Staphylococcus. The specimens consisted of 20 blood samples (55.6%) and 7 wound swabs (19.4%). The biofilm test on the samples showed that 83.3% of the samples produced biofilms. The data revealed that the isolates formed biofilms, with 14 isolates (38.9%) in the strong category, 10 isolates (27.8%) in the moderate category, and each of 6 isolates (16.7%) in the weak and non-existent categories. Both Staphylococcus spp. appeared to have biofilm-forming activity, but coagulase-negative Staphylococcus appeared to be significantly more dominant (p=0.008). Strong biofilm was produced by 61.1% of coagulase-negative Staphylococcus isolates. In conclusion, coagulase-negative Staphylococcus formed a stronger biofilm than Staphylococcus aureus. Its presence as an infection-causing bacteria, particularly in immunocompromised patients, should not be underestimated.
Hubungan Kejadian ISPA dengan Status Gizi pada Anak Balita Ni Ketut Devi Yogiswari; Kadek Ayu Lestari; Anak Agung Gede Indraningrat
Aesculapius Medical Journal Vol 4 No 1 (2024): February
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/amj.4.1.2024.75-80

Abstract

Acute Respiratory Infection (ARI) is an acute infection in one or more parts of the respiratory tract starting from the nose to the alveolus, including the adnexa (sinuses, middle ear cavity and pleura), where the indications appear for a maximum of 10 days. ARI is a major cause of morbidity and mortality in developing countries, especially children under five. The high prevalence of ARI among toddlers is suspected to be correlated with their nutritional status. This study aims to analyze the correlation of nutritional status with the incidence of acute respiratory infections that attack children under five years, especially 12-59 months in UPT Kesmas Tegalalang II Gianyar during 2019. The study applied a cross sectional analytical approach that took secondary data in the form of 84 records. medical records for children under five at UPT Kesmas Tegalalang II Gianyar in 2019. The medical record data for toddlers was analyzed univariately to see the percentage of the frequency and proportion of each variable and bivariately with chi-square testing to see the effect of nutritional status on ARI cases where the significance value of p <0.05 . The data collected shows that there are 73 children under five with mild ARI (86.9%) and 11 people with moderate-severe ARI (13.1%). Meanwhile, children under five with poor nutritional status were 8 people (9.5%), poor nutritional status 23 people (27.4), good nutritional status 47 people (56%) and over nutritional status 6 people (7.1). %). The results of the bivariate analysis showed a significant correlation between ARI on the nutritional status of children under five (p value = 0.005). This study concluded that there was a significant relationship between ARI and the nutritional status of children under five at the UPT Kesmas Tegalalang II, Gianyar Regency in 2019.
Hubungan Tingkat Stres dengan Kecenderungan Gangguan Makan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa I Gusti Made Arya Janardana Kepakisan; Putu Asih Primatanti; Anak Agung Gede Indraningrat
Aesculapius Medical Journal Vol 4 No 1 (2024): February
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/amj.4.1.2024.94-101

Abstract

[The Relationship between Stress Levels and Eating Disorder Tendencies in Students at the Faculty of Medicine and Health Sciences, Warmadewa University] Stress is the body's response towards changes that caused regulatory response, physical, psychological and emotional adaptation. In students, particularly medical students who are categorized in the young adult age group, stress often occurs due to internal and external factors. Stress was thought to cause eating disorder. Eating disorder could cause pressures to one's life, and as such could present a serious health problem to a person. The purpose of this study was to determine the relationship between stress level and the tendency of eating disorder in medical students of Faculty of Medicine and Health Sciences Warmadewa University. One hundreds and twenty four respondents were selected using simple random sampling and met inclusion and exclusion criteria. Information from respondents were obtained by sending questionnaires online. Data obtained from this study was analysed statistically using univariate and bivariate methods. Bivariate analysis were performed using Kruskal-Wallis test with α<0.05. Among 124 respondents, 48 people experienced different stress levels whether it is mild, moderate, heavy or severe. In addition, 17 people experienced the tendency of eating disorder. The result of the bivariate analysis showed a significant relationship between stress level and the tendency of eating disorder (p value = 0,001). This study concluded that there is a significant relationship between stress level and the tendency of eating disorder among medical students of Warmadewa University
Pemberdayaan Kader Posyandu Desa Bangbang Kabupaten Bangli dalam Mendukung Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat dan Cerdas Finansial Made Dharmesti Wijaya; Anak Agung Gede Indraningrat; Ida Ayu Agung Idawati; Wahyu Antari Wijaya
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 3 No. 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengetahuan mengenai swamedikasi serta pengelolaan obat skala rumah tangga, termasuk bagaimana mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan baik dan benar sangat penting dimiliki oleh masyarakat. Pengetahuan tersebut akan sangat berguna dalam penanganan sakit ringan dan pengelolaan kesehatan anggota keluarga. Namun, masih cukup banyak masyarakat yang awam tentang hal tersebut. Permasalahan ini juga dirasakan oleh mitra kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yaitu kader Posyandu Desa Bangbang, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Selain itu, pemahaman kader mengenai pentingnya pengelolaan keuangan yang baik dan perencanaan keuangan masa depan juga masih sangat kurang. Berdasarkan permasalahan mitra tersebut, maka dilakukan kegiatan PKM pemberdayaan mitra sebagai kader dalam implementasi Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat). Selain itu, dilakukan pula pemaparan materi mengenai kecerdasan finansial dan pelatihan manajemen keuangan untuk menghindari sandwich generation di masa depan. Metode yang dilakukan adalah dengan melakukan focus group discussion (FGD), penyuluhan, dan pelatihan terkait Gema Cermat dan kecerdasan finansial, serta pemberian bantuan berupa kotak obat, obat-obatan dasar, masker, dan hand sanitizer. Hasil evaluasi berupa pretest dan posttest menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan mitra mengenai Gema Cermat dan cerdas finansial, dilihat dari nilai rata-rata pretest yang hanya 62/100 menjadi 94/100 saat posttest. Pada saat monitoring kegiatan, tampak kotak obat sudah terpasang pada dinding kantor desa. Hasil evaluasi dan monitoring tersebut menunjukkan bahwa kegiatan pengabdian yang telah dilakukan berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan pengetahuan mitra mengenai Gema Cermat dan cerdas finansial.
Skrining Aktivitas Antibakteri Bacillus sp. PCAR1 dari Rumput Laut Eucheuma spinosum terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Alit Yulianti, Ni Made; Anak Agung Gede Indraningrat; Ni Wayan Widhidewi
Aesculapius Medical Journal Vol 4 No 2 (2024): June
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/amj.4.2.2024.165 - 171

Abstract

[Antibacterial Activity Screening of Bacillus sp. PCAR1 from Seaweed Eucheuma spinosum against Staphylococcus aureus bacteria] Microorganisms associated with marine organisms have the potential to produce secondary metabolite compounds with strong antibacterial activity. Previous research has isolated Bacillus sp. bacteria encoded as PCAR1 from Eucheuma spinosum seaweed with antibacterial potential against Gram-positive and Gram-negative bacteria. However, the potential bioactivity produced by bacillus sp. PCAR1, especially as an antibacterial against Staphylococcus aureus, still needs to be explored using chemical extraction method. In this research, a total of 100 mL of sterile NB liquid media containing the cell mass of Bacillus sp. PCAR1 was fermented for 5 days and then shaken at 150 rpm. The supernatant was separated from the cell mass by filtration using Whatman filter paper no.1.The filtrate was extracted using ethyl acetate pro-analytics (1:1 v/v). The extracts were analyzed for antibacterial activity using the Kirby-Bauer method, while the chemical composition of the extracts was analyzed using gas chromatography-mass spectrometry (GC/MS) method. Antibacterial screening of ethyl acetate extract of Bacillus sp. PCAR1 showed an inhibition zone of 6.23±0.06 mm against Staphylococcus aureus ATCC 25293, which is classified as moderate antibacterial activity. GC/MS analysis showed that the ethyl acetate extract contained 10 chemical compounds that have potential as antibacterial, with four dominant active compounds namely p-Xylene (7.26%), Ethanol, 2-butoxy (5.36%), o-Xylene (3.14%), and mesitylene (3.41%). Overall, these results provide an initial overview of antibacterial compounds that can be synthesized by Bacillus sp. PCAR1.
PKM Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat, Pelatihan Pembuatan Kompos, dan Literasi Pasar Modal pada PKK Kelurahan Sesetan Made Dharmesti Wijaya; Anak Agung Gede Indraningrat; Ida Ayu Agung Idawati
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 3 No. 3 (2024): September 2024
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan obat yang rasional dalam pengobatan sendiri atau swamedikasi adalah bagian yang krusial untuk mendapatkan luaran terapi yang diinginkan. Namun, belum semua masyarakat memiliki pemahaman yang baik tentang hal tersebut, termasuk mitra pada Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini yaitu kelompok ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kelurahan Sesetan, Denpasar Selatan. Pada diskusi awal, mitra menyatakan bahwa mereka memiliki pemahaman yang terbatas mengenai swamedikasi yang rasional sehingga membuat mitra menjadi ragu dalam melakukan swamedikasi, serta terkadang melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak disadari saat melakukan swamedikasi terhadap diri sendiri maupun keluarganya. Mitra juga membutuhkan pelatihan terkait pengolahan sampah-sampah daun dan canang yang membludak terutama ketika hari raya besar seperti Galungan dan Kuningan. Selain itu, mitra juga memerlukan pelatihan mengenai pasar modal, terutama terkait dengan investasi saham sebagai alternatif investasi keluarga. Oleh karena itu, PKM ini memberikan penyuluhan kepada mitra kelompok PKK tentang Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat) yang mencakup penggunaan obat secara rasional dalam swamedikasi, penggunaan antibiotik yang benar, cara penyimpanan dan pembuangan obat yang benar, serta cara penggunaan obat dalam bentuk sediaan khusus. Mitra juga diberikan pelatihan pendaur-ulangan sampah organik menjadi kompos dan pelatihan literasi pasar modal. Metode yang diterapkan meliputi focus group discussion atau diskusi kelompok terarah, penyuluhan dan pemutaran video tentang Gema Cermat, pelatihan daur ulang sampah organik, serta pelatihan pasar modal. Hasil evaluasi berdasarkan nilai pretest dan posttest menunjukkan adanya peningkatan pemahaman mitra terhadap materi-materi yang telah disampaikan, dengan rata-rata nilai 54/100 pada pretest menjadi 90/100 pada posttest. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan PKM ini telah berhasil meningkatkan pemahaman mitra mengenai Gema Cermat, daur ulang sampah organik, serta literasi pasar modal.