Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

UPAYA GURU DALAM PROSES KREATIF TEATER ANAK USIA TK DI ART FOR CHILDREN YOGYAKARTA Dinda Assalia Avero Pramasheilla
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 5, No 2 (2021): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, DESEMBER 2021
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.722 KB) | DOI: 10.24114/gondang.v5i2.28175

Abstract

Art For Children (AFC) adalah sebuah program yang bentuk oleh Taman Budaya Yogyakarta. Tercatat sebanyak 7 cabang seni yang diajarkan di dalamnya, salah satunya ialah teater. Proses kreatif teater pada AFC ini cukup menarik karena tidak menggunakan teks.  Penelitian ini mencoba melihat upaya yang dilakukan guru selama proses kreatif teater di kelas AFC. Peran tersebut tidak hanya tentang otoritas guru dalam kelas teater, tetapi juga cara guru memaknai dan melaksanakan perannya pada setiap tahapannya. Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif, dengan metode pengumpulan data wawancara semi terskturktur, dokumen, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanannya, guru membagi dua tahapan yakni training dan rehearsal. Training yang berarti melatih keterampilan dasar anak dengan cara melakukan observasi di lingkungan sekitar, olah tubuh dan olah rasa. Kemudian berlanjut pada tahapan inti proses kreatif yakni rehearsal yang berarti melatih dengan mencapai tujuan tertentu atau dalam hal ini ialah mencipta naskah bersama-sama.
Penerapan Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure dalam Pertunjukan Kethoprak Ringkes Dinda Assalia Avero Pramasheilla
Indonesian Journal of Performing Arts Education Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Pendidikan Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ijopaed.v1i2.5536

Abstract

Kethoprak Ringkes sebagai salah satu grup kethoprak yang ada di Yogyakarta memiliki keunikan tersendiri. Banyolan para aktor sarat akan edukasi perihal seni tradisi dan keseharian masyarakat setempat. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang tidak dapat dimaknai begitu saja. Adanya semiotika dari Ferdinand De Saussure ini dapat dijadikan sebagai teori dengan tujuan menganalisis pada tataran paling sederhana. Studi ini bertujuan untuk menganalisis komponen linguistik salah satu pertunjukan Kethoprak Ringkes yang berjudul “Sampek Eng Tay (Korban Multi Krisis)”. Metode penelitian yang digunakan yakni analisis kualitatif, dimulai dengan reduksi data hingga membuat kesimpulan. Hasil yang didapat menunjukkan adanya analisa lima dialog menggunakan analisis penanda-petanda, hubungan dua kosakata dengan analisis in present-in absentia, dan lima dialog lainnya menggunakan analisis poros kombinasi dan poros seleksi. Penggunaan berbagai kosakata ini melibatkan sistem tanda dengan semiotika Saussure. Upaya pemaknaan ini bisa dilakukan dalam rangka mengedukasi khalayak umum tentang peran seni pertunjukan bagi masyarakat. Kethoprak Ringkes, as one of the kethoprak groups in Yogyakarta, has its uniqueness. The jokes of the actors are full of education about traditional arts and local people's daily life. However, some things cannot be taken for granted. The semiotics from Ferdinand De Saussure can be used as a theory to analyze it at the most superficial level. This study aims to analyze the linguistic component of the Kethoprak Ringkes performances entitled "Sampek Eng Tay (Multi Crisis Victim)". The research method used is qualitative analysis, starting with data reduction to making conclusions. The results obtained show five dialogues using analysis of signifier-signified, the relationship of two vocabulary words with analysis in present-in absentia, and the other five dialogues using combination and selection axis analysis. The use of these various vocabularies involves a sign system with Saussure's semiotics. Efforts to interpret this can be made to educate the general public about the role of performing arts in the community. 
Semiotic Community Perspectives on Offerings in Traditional Jathilan Performances in Yogyakarta: A Semiotic Study Piri, Tirza Benedicta; Avero Pramasheilla, Dinda Assalia; Gustyawan, Tofan; Irianto, Ikhsan Satria
Creativity And Research Theatre Journal Vol 6, No 2 (2024): Creativity And Research Theatre Journal (CARTJ)
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/cartj.v6i2.4941

Abstract

In Javanese terms, Jathilan stands for "Jarane jan thil-thilan" which means "The horse moves irregularly". People in the city of Yogyakarta know jathilan as part of a certain ritual procession that uses the properties of an artificial horse or commonly called jaran kepang. Jathilan traditional art itself cannot be separated from rituals and sesaji used as a form of expression of prayer and hope. The formulation of the problem in this journal is: How do people view the belief that sesaji are a "culture" that will continue to live side by side with humans?. Using qualitative data analysis, this study examined the symbolic meaning of offerings in Yogyakarta's traditional art ceremony of jathilan. Offerings are a manifestation of moral values, reverence for ancestors, and the existence of a healthy interaction between humans and nature, according to the study's findings from the community perspective.
Kecemasan Peserta Didik Kelas Inklusif terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Avero Pramasheilla, Dinda Assalia; Avero Vanacova, Sherin Adelia; Handayani, Lusi; Utami, Yhovy Hendricasri
Educational Journal of Islamic Management Vol. 4 No. 2 (2024): Call for Paper: Volume 4 Nomor 2 November 2024
Publisher : Information Technology and Science (ITScience)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/ejim.v4i2.5063

Abstract

Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kecemasan peserta didik pada kelas inklusif terhadap Kurikulum Merdeka Belajar. Kurikulum Merdeka Belajar seyogyanya menjadi sarana bagi peserta didik guna mengembangkan potensi yang dimiliki khususnya bagi kelas inklusif maupun berkebutuhan khusus. Hadirnya pembelajaran di luar kelas dalam Kurikulum Merdeka Belajar mampu menciptakan suasana kelas yang variatif. Namun, apabila jadwal pembelajaran di luar kelas terlalu lama, maka dapat menimbulkan kecemasan pada diri peserta didik. Kecemasan dapat memotivasi peserta didik untuk memaksimalkan hasil belajarnya. Namun, kecemasan yang berlebihan dapat mempengaruhi peserta didik dalam belajar. Metode pengumpulan data yang digunakan didasarkan pada kebutuhan penelitian sehingga menggunakan dua jenis metode, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk untuk menjelaskan fenomena dengan mendalam yang diperkuat dengan data kuantitatif untuk mengukur tingkat kecemasan peserta didik dalam penerapan Kurikulum Merdeka Belajar. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa tingkat kecemasan
Konsep Sedulur Papat Limo Pancer Dalam Karya Kidung Amben Setyawan, Andhi; Pramasheilla, Dinda Assalia Avero; Akbar, Faisal
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol 7, No 2 (2025): Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni Dan Budaya
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/vh.v7i2.13132

Abstract

Karya tari berjudulKidung Ambenterinspirasi dari konsepsedulur papat limo pancer. Sebuah konsep ajaran Jawa yang mengajarkan pengendalian nafsu dan diri dalam kehidupan sehari-hari. Turut menghadirkan sosok ibu dalam karya ini, dimaksudkan memberikan visualisasi pengiring perjalanan hidup. Berdasarkan konsepsedulur papat limo pancerdan peran ibu,terdapat rangsang gagasan atas korelasi kedua fenomena. Dramatik dalam karya ini mengkomunikasikansuasana haru, sedih, meditasi, dan ketegangan. Koreografi kelompok diwujudkan dengan metode eksplorasi, improvisasi, dan komposisi. Mengusung temasuatu usaha dalam menyelaraskan ataupun mengendalikansedulur papatuntuk menemukan keseimbangan dan keselarasan dalamhidup. Karya ini terdiri dari 5 segmen dan disajikan dalam format tari video. Beberapa teknik kamera digunakan untuk mengambil detail tertentu.
Hierarki Musikal Nyanyian Mantra Nyaru dalam Ritual Asyeik di Kerinci: Pendekatan Analisis GTTM Dekti, Gen; Pramasheilla, Dinda Assalia Avero; Tomi, Masvil; Kumala, Ofa Yutri; Anandhita, Nur Arif
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 9 No. 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/titian.v9i1.45963

Abstract

Penelitian ini mengkaji struktur hierarki dan sistem tonalitas dalam nyanyian mantra nyaru yang digunakan dalam ritual asyeik di Kerinci dengan menerapkan pendekatan analisis generatif (GTTM). Studi ini mengintegrasikan metode kualitatif melalui observasi partisipatif dan wawancara dengan pelaku ritual, serta metode kuantitatif melalui analisis notasi digital untuk mengidentifikasi grouping structure, metrical structure, time-span reduction, dan prolongational reduction dalam komposisi musik tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun mantra nyaru merupakan ekspresi spontan yang diwariskan secara lisan, terdapat struktur musikal yang kompleks dengan dominasi cabang kanan, di mana pola ketegangan dan resolusi tonal tampak jelas. Temuan ini mengungkap koherensi struktural yang mendasari mekanisme musikal dalam tradisi Kerinci serta membuka peluang untuk penelitian komparatif dan pengembangan model analisis musikal guna mendukung pelestarian budaya tradisional. Abstract This study investigates the hierarchical structure and tonal system inherent in the "mantra nyaru" chants performed during the asyeik ritual in Kerinci, employing a generative analytical approach based on the Generative Theory of Tonal Music (GTTM). The research integrates qualitative methods—through participatory observations and interviews with ritual practitioners—with quantitative techniques involving digital transcription analysis to identify grouping structures, metrical frameworks, time-span reduction, and prolongational reduction within the musical compositions. Findings reveal that although the mantra is an orally transmitted and seemingly spontaneous expression, it possesses a complex musical architecture marked by a dominant right-branch formation where clear tonal tensions and resolutions are discernible. These results underscore the structural coherence that underpins the musical mechanisms of the Kerinci tradition and provide a promising foundation for comparative studies and the development of analytical models aimed at enhancing the preservation of traditional culture.
Pendidikan Estetika Melalui Teater Tradisional: Revitalisasi Nilai Budaya Lokal di Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Jambi Handayani, Lusi; Pramasheilla, Dinda Assalia Avero; Utami, Yhovy Hendricasri
Indonesian Research Journal on Education Vol. 5 No. 2 (2025): Irje 2025
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/irje.v5i2.2872

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi peran teater tradisional sebagai media pembelajaran estetika sekaligus strategi revitalisasi nilai budaya lokal di sekolah menengah atas. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan desain studi kasus, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi di Sekolah Menengah Atas (SMA) N 7 Provinsi Jambi yang menerapkan pembelajaran seni pertunjukan tradisional. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan dalam aspek apresiasi budaya, ekspresi diri, kerja sama, dan pemahaman nilai moral, dengan skor tertinggi pada apresiasi budaya dan pemahaman dengan nilai (3,97). Kegiatan teater memberikan ruang ekspresi kreatif, membangun empati sosial, serta memperkuat identitas kultural siswa. Selain berdampak pada peserta didik, pembelajaran ini juga memperkaya praktik pedagogik guru dan mendorong keterlibatan komunitas seni lokal. Temuan ini menegaskan bahwa teater tradisional efektif sebagai pendekatan pembelajaran kontekstual dalam Kurikulum Merdeka dan sebagai strategi pelestarian budaya yang relevan dengan kebutuhan pendidikan masa kini.
Creation of a Surreal Dramatic Text Based on the Myth of Kramat Bedil from Kedotan Ikhsan Satria Irianto; Dinda Assalia Avero Pramasheilla; Lusi Handayani; Tofan Gustyawan; Dwi Febrianti, Syielvi
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol. 9 No. 1 (2025): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, JUNE 2025
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gondang.v9i1.64795

Abstract

The myth of Kramat Bedil is a local genius of the Kedotan Village community who has a surreal vision. The creation of a surreal dramatic text based on the myth of Kramat Bedil is an effort to process the cultural wealth of Kedotan Village into a drama that can meet global aesthetic needs. This research is an ethnodramaturgical research oriented towards processing cultural products. The data collection techniques used consist of interviews, observations and literature studies. The data testing technique used is the source triangulation technique. The data analysis techniques used are data reduction techniques, data presentation techniques and conclusion drawing techniques. The drama writing technique used is the writing mechanism of Lajos Agri. The results achieved from this study are surrealistic dramatic texts with a dramatic vision of "subconscious chaos". The drama writing style used is a combination of poetic and realistic styles. Conflict is formulated through subconscious chaos as a symptom of psychological degradation in a gloomy and restless atmosphere. The writing of this surreal dramatic text is an effort to utilize local genius into a dramatic text that is able to reach global aesthetics. This surreal dramatic text based on the Kramat Bedil myth is entitled "La Dalu: Dark Terror in the Circle of Anxiety".
Transkulturasi Naskah Pinangan Anton Chekhov: Eksplorasi Dramaturgi Visual dan Kritik Sosial dalam Teater Indonesia Handayani, Lusi; Pramasheilla, Dinda Assalia Avero; Utami, Yhovy Hendricasri; Rahmayani, Wahdania Nur
Ekspresi Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ekspresi.v14i1.15849

Abstract

AbstrakArtikel ini membahas proses penafsiran visual dan dramaturgi dalam pertunjukan teater yang merekontekstualisasi naskah The Proposal Karya Anton Chekhov ke dalam konteks budaya Indonesia. Tujuan dari kajian ini adalah mengeksplorasi bagaimana teks drama klasik asal Rusia tersebut dapat diterjemahkan secara artistik ke dalam ruang lokal melalui pendekatan penyutradaraan, pemilihan gaya permainan aktor, desain artistik, serta penggunaan simbol-simbol visual. Topik ini dipilih karena Pinangan mengandung ironi sosial yang relevan dengan dinamika kelas menengah Indonesia kontemporer, namun membutuhkan pembacaan ulang agar dapat diterima oleh penonton lokal Penelitian ini menggunakan pendekatan penciptaan seni (artistic reserch) dengan metode practice- as-research, yaitu metode penciptaan karya yang berangkat dari eksplorasi terhadap teks sastra (naskah Pinangan karya Anton Chekhov), yang kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk pertunjukan teater melalui tahapan-tahapan kreatif. Hasil kajian menunjukkan bahwa pertunjukan teater Pinangan versi Indonesia tidak hanya mengubah aspek bahasa dan latar, tetapi juga menambahkan nuansa kritik sosial baru, memperkuat komedi situasional, serta menciptakan dialog antar budaya antara teks asli dan penonton masa kini. Penafsiran dramaturgis yang dilakukan berhasil menampilkan kembali substansi naskah secara segar tanpa kehilangan esensi Chekhovian, sekaligus memperkuat pesan lokal dalam praktik teater Indonesia.Kata kunci: Rekontekstualisasi, Penafsiran Teater, Dramaturgi, Naskah Chekhov, Kritik Sosial AbstractThe Transculturation of Anton Chekhov's The Proposal: Visual Dramaturgy and Social Criticism in Indonesian Theatre. This article discusses the process of visual and dramaturgical interpretation in a theatrical performance that recontextualizes Anton Chekhov's The Proposal script into an Indonesian cultural context. The purpose of this study is to explore how the classic Russian drama text can be artistically translated into a local space through a directorial approach, the selection of actor playing styles, artistic design, and the use of visual symbols. This topic was chosen because Pinangan contains social irony that is relevant to the dynamics of the contemporary Indonesian middle class, but requires rereading in order to be accepted by local audiences. This study uses an artistic research approach with the practice-as-research method, namely a method of creating works that starts from an exploration of literary texts (the Pinangan script by Anton Chekhov), which is then translated into a theatrical performance through creative stages. The results of the study show that the Indonesian version of the Pinangan theatrical performance not only changes the language and setting aspects, but also adds new nuances of social criticism, strengthens situational comedy, and creates an intercultural dialogue between the original text and today's audience. The dramaturgical interpretation carried out successfully re-presents the substance of the script in a fresh way without losing the Chekhovian essence, while strengthening the local message in Indonesian theatrical practice.Keywords: Recontextualization, Theater Interpretation, Dramaturgy, Chekhov's Script, Social Criticism