Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

NGIMBAU TUAN: KOMPOSISI MUSIK TERNARY Gen Dekti; Mahdi Bahar; Indra Gunawan
Jurnal Cerano Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan Vol. 1 No. 01 (2022): Cerano Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.877 KB) | DOI: 10.22437/cs.v1i01.18431

Abstract

Komposisi musik Ngimbau Tuan merupakan representasi musikal mantra ritual Asik Pumbaru Jikat di Desa Mukai Sebrang, Kecamatan Siulak Mukai, Kabupaten Kerinci. Ritual Asik Pumbaru Jikat bertujuan untuk mensucikan tempat pelahu, diyakini sebagai tempat tinggal roh-roh leluhur. Melalui interpretasi terhadap prosesi ritual menjadi komposisi musik, pengembangan elemen struktural seperti repetition, augmentation, diminution, sequence, alternation, interlocking, canon, dan fugue digunakan untuk mewujudkan ide musikal menjadi frasa-frasa komposisi. Secara keseluruhan, karya Ngimbau Tuan menggunakan struktur musik tiga bagian (ternary) yang terdiri dari sub-judul part I (Jikat), part II (Asik) dan part III (Sembah) yang diadopsi dari penamaan setiap prosesi ritual.
MUSIK TRADISIONAL JAMBI SEBAGAI SUMBER PROJECT BASED LEARNING PADA MATA KULIAH KOMPOSISI MUSIK II PRODI SENDARATASIK UNIVERSITAS JAMBI Gen Dekti; Hartati Hartati; Indra Gunawan
Prabung Seni: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol. 2 No. 02 (2023): Prabung Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan (Desember 2023)
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jpps.v2i02.29777

Abstract

Musik tradisional daerah Jambi merupakan bahan kajian pada bidang dan minat musik di Program Studi Seni Drama, Tari dan Musik (Sendratasik). Mata kuliah Komposisi Musik II adalah mata kuliah lanjutan dan mata kuliah akhir dari pembelajaran teori musik, teori kebudayaan, dan konsep musik yang memuat pembelajaran praktek (project) untuk capaian pembelajarannya. Model Project Based Learning (BjBL) dengan skema Team Based Learning (TBL). Penelitian ini bertujuan untuk melatih mahasiswa agar lebih aktif dan menguasai ilmu pengetahuan serta terampil dalam menciptakan karya musik. Secara metodologis, penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif fokus pada eksperimen gagasan struktural musikal. Sedangkan pendekatan kualitatif digunakan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan temuan dari proses karya atau sebuah produksi laboratorium yang bisa dinikmati dan dianalisis kembali oleh audiens. Presentasi merupakan salah satu luaran dari siklus pertama yang menjadi tolak ukur keberhasilan mahasiswa dalam memaparkan materi dan memahami materi pembelajaran. Peneliti menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dengan penerapannya pada mahasiswa semester VII dalam mata kuliah Komposisi Musik II sangat efektif pada pebelajaranya sehingga mampu meningkatkan keaktifan dan motivasi siswa semester VII dalam rangka persiapan Tugas Akhir pada Program Studi Seni Drama Tari dan Musik.
PENERAPAN PRINSIP KOMPOSISI MUSIK ERA ROMANTIK PADA KARYA PILAR BERDASARKAN RITUAL MUJI SIALANG Daniel, Nugroho; Tomi, Masvil; Dekti, Gen
Prabung Seni: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol. 3 No. 2 (2024): Jurnal Prabung Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jpps.v3i2.39405

Abstract

Perubahan karya-karya seni pada Era Romantik membawa pengaruh besar pada capaian estetika seni mengarah pada kebebasan para seniman dalam wilayah subjektifitas dan berekspresi. Hal tersebut membawa penggarap pada pengolahan objek material sebuah mantra berasal dari ritual Muji Sialang di Desa Jambi Kecik, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi yang berjudul Muji Batang. Mantra ini berisi puji-pujian terhadap leluhur yang dimaksudkan untuk merayu dan meminta izin agar diberi kelancaran dalam pengambilan madu pada pohon Sialang. Penciptaan karya musik ini bertujuan untuk mengetahui cara menggabungkan dua disiplin ilmu, yaitu musikologi dan semiotika dalam pembuatan komposisi musik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu survei lapangan, observasi, data musikologi dan non material musik (wawancara). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa objek material yang diangkat dapat dianalisis dengan semiotika dan musikologi yang kemudian diwujudkan dalam sebuah karya komposisi musik dengan gaya musik Era Romantik. Setiap gerakan dalam karya Pilar memiliki subjudul yang berbeda untuk merepresentasikan hubungan antara teks mantra dan peristiwa musikal, yaitu gerakan I (Bangka Kayu), gerakan II (Baner Kayu), gerakan III (Batang Kayu), gerakan IV (Kulit Kayu), gerakan V (Getah Kayu), gerakan VI (Dahan kayu), dan gerakan VII (Ranting Kayu).
Analisis Struktur Melodi dan Teknik Penyampaian Vokal Tino Mariam pada Nyanyian Tale Nuei di Kota Sungai Penuh Rosalia, Ayunda; Dekti, Gen; Tulus Utama, Galuh
Jurnal Cerano Seni : Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan Vol 3 No 2 (2024): Jurnal Cerano Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jcs.v3i2.38840

Abstract

Tale Nuei merupakan salah satu kesenian berupa nyanyian yang ada di Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi. Tale Nuei adalah  nyanyian berupa pantun yang dinyanyikan saat musim menuai padi di sawah oleh seorang petale untuk menemani dan menghibur para petani. Tale Nuei kini lebih sering ditemui pada acara pertunjukan kesenian dan acara pemerintahan yang ada di Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur melodi dan teknik penyampaian vokal Tino Mariam sebagai maestro tale pada nyanyian Tale Nuei. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori musikologi berupa struktur melodi dan teknik penyampaian vokal secara ilmu musik barat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa struktur melodi pada nyanyian Tale Nuei memiliki 8 motif pokok beserta pengembangan yang terjadi didalamnya, serta memiliki 5 frase pada setiap 1 siklus nyanyiannya. Pada teknik penyampaian vokal Tino Mariam meliputi pitch (range & tessitura), prosody (phrasing, breathing, consonantal articulation, pitch embellishments) dan quality (fonasi).
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK NYANYIAN TRADISIONAL MASYARAKAT KERINCI SEBAGAI DASAR PENCIPTAAN KARYA MUSIK INOVATIF Gunawan, Indra; Dekti, Gen; Handayani, Lusia; Hasan, Uswan
JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT Vol 13 No 1 (2025): Vol 13 No 1 Januari 2025
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37081/ed.v13i1.6556

Abstract

Cipta karya musik tentu menuntuk aspek kreatifitas dalam pengolahanya. Salah satu dasar dari pengelolahan itu adalah material musik yang dapat dijakikan pijakan bagi pegnkarya. Dasar pada artikel ini yaitu musik tradisional masyarakat kerinci berupa mantra asyek pengobatan yang dinyanyikan oleh pelaku nya (dukun dan orang atau keluarga pasien). Mantra yang dinyanyikan ini tentu bersifat sakral dan penuh makna kesubliman sehingga mampu membuat orang (pasien) dapat yakin atas kesembuhan yang akan dirasakan. Peristiwa ini menjadi hal yang menarik bagi pengamat, terumata pengamat di bidang seni musik. Melihat apa yang terjadi dengan gelaja musikal yang hadir dapat memberi sumber inspirasi bai secara musikal maupun non musikal untuk dijadikan dasar pijakan atau dasar penciptaan musik itu sendiri. Untuk mengetahui lebih jauh bgmna gejala-gelaja musikal yang ada pada nyanyai mantra asyek pengobatan, maka hal yang dilakukan pertama selain observasi dan pengumpulan data yaitu identifikasi musikal yang akan menemukan idiom-idiom musiknya seperti interval nada, mitof melodi, dan teknik lainnya yang berhubungan dengan struktur musik. Setelah ini ditemukan, maka langkah selanjutnya adalah perwujudan menjadi karya musik inovatif.
Sintaksis Nyaru : Komposisi Musik Generatif dalam Ansambel Campuran Gen Dekti Dekti; Rosmegawaty Tindaon; Zainal Warhat
Gestus Journal: Penciptaan dan Pengkajian Seni Vol 1 No 2 (2021): GESTUS JOURNAL : PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gsts.v1i2.27421

Abstract

Sintaksis Nyaru is an artificial musical composition that departs from the musical event of the Nyaru mantra in the Asyeik Pumbaru Jikat ritual as a natural composition grammar. The concept of the work of Sintaksis Nyaru is an elaboration of the construction of a musical hierarchy of mantras using a Generative Music system approach which is realized in the formation of a Mixed Ensemble. Overall, this composition offers two types of branching regarding the sequence of musical events, namely the right branch indicates retention and depending on memory, the left branch indicates retention and depends on expectation. The method of creating works is divided into three stages. The first stage determines the placement of Composition and Intuition Grammar. Second, form a Sequence of Events (Musical Works). Third, determine the structural description of the work. There are five parts (Arch Form) of the local structure consisting of part I (protention), part II (retention), part III (complexity), part IV (retention), part V (re-protection). The conclusion resulting from the psychological distance of the horizontal and vertical dimensions obtained from the attraction value of the global structure is 29,397 with the direction of relaxing movement.Keywords: Asyeik Ritual, Mantra Nyaru, Generative Music, Arch Form, Mixed Ensemble 
Hierarki Musikal Nyanyian Mantra Nyaru dalam Ritual Asyeik di Kerinci: Pendekatan Analisis GTTM Dekti, Gen; Pramasheilla, Dinda Assalia Avero; Tomi, Masvil; Kumala, Ofa Yutri; Anandhita, Nur Arif
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 9 No. 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/titian.v9i1.45963

Abstract

Penelitian ini mengkaji struktur hierarki dan sistem tonalitas dalam nyanyian mantra nyaru yang digunakan dalam ritual asyeik di Kerinci dengan menerapkan pendekatan analisis generatif (GTTM). Studi ini mengintegrasikan metode kualitatif melalui observasi partisipatif dan wawancara dengan pelaku ritual, serta metode kuantitatif melalui analisis notasi digital untuk mengidentifikasi grouping structure, metrical structure, time-span reduction, dan prolongational reduction dalam komposisi musik tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun mantra nyaru merupakan ekspresi spontan yang diwariskan secara lisan, terdapat struktur musikal yang kompleks dengan dominasi cabang kanan, di mana pola ketegangan dan resolusi tonal tampak jelas. Temuan ini mengungkap koherensi struktural yang mendasari mekanisme musikal dalam tradisi Kerinci serta membuka peluang untuk penelitian komparatif dan pengembangan model analisis musikal guna mendukung pelestarian budaya tradisional. Abstract This study investigates the hierarchical structure and tonal system inherent in the "mantra nyaru" chants performed during the asyeik ritual in Kerinci, employing a generative analytical approach based on the Generative Theory of Tonal Music (GTTM). The research integrates qualitative methods—through participatory observations and interviews with ritual practitioners—with quantitative techniques involving digital transcription analysis to identify grouping structures, metrical frameworks, time-span reduction, and prolongational reduction within the musical compositions. Findings reveal that although the mantra is an orally transmitted and seemingly spontaneous expression, it possesses a complex musical architecture marked by a dominant right-branch formation where clear tonal tensions and resolutions are discernible. These results underscore the structural coherence that underpins the musical mechanisms of the Kerinci tradition and provide a promising foundation for comparative studies and the development of analytical models aimed at enhancing the preservation of traditional culture.