Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

In Silico Study on Testing Antidiabetic Compounds Candidate from Azaphilone Mold Monascus sp. Anna Yuliana; Hilman Fitriaji S P; Khofi Siti Mukhaufillah; Lina Rahmawati Rizkuloh
Microbiology Indonesia Vol. 14 No. 2 (2020): June 2020
Publisher : Indonesian Society for microbiology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1556.808 KB) | DOI: 10.5454/mi.14.2.2

Abstract

Monascus sp. is a mold that is used for rice fermentation so that the brown rice is produced (Red Mold Rice) or Angkak. This rice has long been used on Asian food and traditional medicine. Angkak contains many bioactive compounds, including monakolin which is potentially to be used as nutraceutical. Monascus sp. produced pigments include yellow (Ankaflavin, Monaskin), Orange (Rubropunktatin, Monaskorubrin) and Red (Rubropunktamin, monaskorubramin) which have various biological activities. The purpose of the study was to know the pigments of the Monascus sp. as a compound antidiabetic candidate. This includes the Azaphilone Kapang Monascus sp. derivative compound In Silico. The test compound consists of 57 compounds of Monascus sp. Glycogen Fosforilase used as an antidiabetic receptor. Ligan preparation is drawn using ChemDraw software then with Marvin Sketch done Protonasi. Testing Drug Scan (Screening ligand based Drug likeness). The preparation of receptors by downloading antidiabetic receptors in Protein Data Bank (GDP). The ADME study was conducted with PreADMET web-based software. Validate the docking method and molecular tethering using the Autodock software 4.2.6. Drugscan test results on compounds Isolate MPs4 have qualified grades in all parameters such as molecular weight, proton donor, proton acceptor, log p and molar refractory. The results of the ADME test in the compound Isolate MPs4 have a qualified value in all parameters Caco-2, HIA (Human Intestinal Absorption), as well as in the PPB (Protein Plasma Binding). The result of the docking test in the Isolate compound MPs4 to be the best and qualified compound because it has a smaller affinity binding than the natural ligands and the comparator ligand (glibenclamide). The result of this research Isolate MPs4 is the candidate for new drugs antidiabetic. Keyword : Monascus sp., In silico, Azaphilone, Docking, Antidiabetic
Uji Aktivitas Larutan Infusa Teh (Camelia Sinensis (L.,) Kuntze) Dengan Penambahan Bawang Putih (Allium Sativum L) Terhadap Bakteri Shigella dysenteriae Yuliana, Anna; Rofi, Uyep Muhamad; Fathurohman, Mochamad; R, Lina Rahmawati
Journal of Pharmacopolium Vol 3, No 3 (2020)
Publisher : P3M STIKes Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jop.v3i3.652

Abstract

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PENGHASIL PROTEASE EKSTRASELULER DARI LIMBAH CAIR TAHU PUTIH R, Lina Rahmawati; Adlina, Salsabila; Yuliana, Anna
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 21, No 2 (2021)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v21i2.748

Abstract

EFEKTIVITAS DAUN PANDAN LAUT BERDURI (Pandanus tectorius) DARI PESISIR PANTAI CIKALONG SEBAGAI BIOSORBEN MINYAK JELANTAH Ira Rahmiyani; Anindita Trikusuma Pratita; Windi Susi Indryani; Anna Yuliana; Lina Rahmawati Rizkuloh
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 43 No. 1 April 2021
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24817/jkk.v43i1.6473

Abstract

Minyak goreng yang telah digunakan beberapa kali mengolah bahan pangan akan bersifat toksik apabila digunakan secara terus menerus dalam waktu jangka panjang, sehingga diperlukan zat yang dapat mengadsorpsi senyawa toksik tersebut. Kandungan selulosa yang tinggi pada daun pandan laut dapat dimanfaatkan sebagai biosorben untuk meningkatkan kualitas minyak jelantah. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan efektivitas daun pandan laut sebagai biosorben serta perubahan gugus fungsi dan struktur morfologi sebelum dan setelah dilakukan aktivasi. Serbuk daun pandan laut diaktivasi menggunakan NaOH 1,5N selama 24 jam kemudian dibilas dengan akuades sampai pH netral dan dikeringkan sampai menghasilkan serbuk yang halus. Hasil uji organoleptik biosorben dari daun pandan laut berduri yang telah diaktivasi menunjukkan perbaikan dalam segi warna dan bau minyak jelantah. Hasil pengujian kualitas minyak jelantah berdasarkan SNI menunjukkan bahwa minyak jelantah mengalami penurunan kadar air terbesar dengan efesiensi 97,70%, penurunan kadar asam lemak bebas terbesar dengan efesiensi 90,67% dan penurunan bilangan peroksida terbesar dengan efesiensi 82,95%. Hasil analisis FTIR biosorben setelah diaktivasi mengalami perubahan dibandingkan dengan sebelum diaktivasi yaitu dengan bergesernya bilangan gelombang –CH, -OH dan hilangnya serapan gugus C=C lignin yang menunjukkan adanya pergeseran-pergeseran serapan yang mengindikasikan adanya perubahan sifat setelah proses aktivasi. Hasil analis SEM, biosorben yang telah diaktivasi pori-porinya menjadi lebih terbuka dibandingkan dengan serbuk sebelum aktivasi. Aplikasi penggunaan biosorben daun pandan laut berduri (Pandanus tectorius) dalam meningkatkan mutu kualitas minyak jelantah sebesar 80 - 90% dilakukan dengan penambahan biosorben sebanyak 15 gram ke dalam 100 mL minyak jelantah dengan waktu pengadukan selama 60 menit.
EFEKTIVITAS DAUN PANDAN LAUT BERDURI (Pandanus tectorius) DARI PESISIR PANTAI CIKALONG SEBAGAI BIOSORBEN MINYAK JELANTAH Ira Rahmiyani; Anindita Trikusuma Pratita; Windi Susi Indryani; Anna Yuliana; Lina Rahmawati Rizkuloh
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 43 No. 1 April 2021
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24817/jkk.v43i1.6473

Abstract

Minyak goreng yang telah digunakan beberapa kali mengolah bahan pangan akan bersifat toksik apabila digunakan secara terus menerus dalam waktu jangka panjang, sehingga diperlukan zat yang dapat mengadsorpsi senyawa toksik tersebut. Kandungan selulosa yang tinggi pada daun pandan laut dapat dimanfaatkan sebagai biosorben untuk meningkatkan kualitas minyak jelantah. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan efektivitas daun pandan laut sebagai biosorben serta perubahan gugus fungsi dan struktur morfologi sebelum dan setelah dilakukan aktivasi. Serbuk daun pandan laut diaktivasi menggunakan NaOH 1,5N selama 24 jam kemudian dibilas dengan akuades sampai pH netral dan dikeringkan sampai menghasilkan serbuk yang halus. Hasil uji organoleptik biosorben dari daun pandan laut berduri yang telah diaktivasi menunjukkan perbaikan dalam segi warna dan bau minyak jelantah. Hasil pengujian kualitas minyak jelantah berdasarkan SNI menunjukkan bahwa minyak jelantah mengalami penurunan kadar air terbesar dengan efesiensi 97,70%, penurunan kadar asam lemak bebas terbesar dengan efesiensi 90,67% dan penurunan bilangan peroksida terbesar dengan efesiensi 82,95%. Hasil analisis FTIR biosorben setelah diaktivasi mengalami perubahan dibandingkan dengan sebelum diaktivasi yaitu dengan bergesernya bilangan gelombang –CH, -OH dan hilangnya serapan gugus C=C lignin yang menunjukkan adanya pergeseran-pergeseran serapan yang mengindikasikan adanya perubahan sifat setelah proses aktivasi. Hasil analis SEM, biosorben yang telah diaktivasi pori-porinya menjadi lebih terbuka dibandingkan dengan serbuk sebelum aktivasi. Aplikasi penggunaan biosorben daun pandan laut berduri (Pandanus tectorius) dalam meningkatkan mutu kualitas minyak jelantah sebesar 80 - 90% dilakukan dengan penambahan biosorben sebanyak 15 gram ke dalam 100 mL minyak jelantah dengan waktu pengadukan selama 60 menit.
PENGARUH PERBEDAAN PELARUT TERHADAP KADAR FENOL TOTAL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK GADUNG (Dioscorea hispida Dennst.) Susanti Susanti; Ristina Siti Sundari; Lina Rahmawati Rizkuloh; Richa Mardianingrum
Biopropal Industri Vol 12, No 1 (2021)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36974/jbi.v12i1.6482

Abstract

ABSTRACTGadung tuber (Dioscorea hispida Dennst.) are known to have phenolic compound which has potential as antioxydant agent. From previous study, the extraction of phenolic compounds from gadung tuber was carried out by maceration using methanol and this has never been done using other polar solvents such as ethanol and water. The purpose of this study was to determine the effect of maceration solvents on total phenol content and antioxidant activity of gadung tuber. Extraction was carried out by maceration technique using 3 types of polar solvents, methanol 90%, ethanol 96% and water. Analysis of total phenol content of the extract was carried out using a UV-VIS spectrophotometer based on the reduction reaction of Folin-Ciocalteu reagent and the antioxidant activity test was carried out using the DPPH (2.2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) method. The results showed that the methanol extract had the highest total phenol content of 2.782 ± 0.389 g GAE/100 g with the lowest IC50 value of 13.399 ppm. The ethanol extract and water extract had the total phenol content 1.963 ± 0.134 g GAE/100 g and 2.018 ± 0.015 g GAE/100 g, respectively, while the IC50 value of etanol extract and water extract were 26.706 ppm dan 18.605 ppm. All extracts in this study had a very strong antioxidant activity with an IC50 value less than 50 ppm.Keywords: antioxidant, extraction, phenol, gadung ABSTRAKUmbi gadung (Dioscorea hispida Dennst) telah diketahui memiliki senyawa fenol yang berpotensi sebagai antioksidan. Ekstraksi senyawa fenol dari umbi gadung pada penelitian terdahulu dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol, namun belum pernah dilakukan dengan menggunakan pelarut polar lain seperti etanol dan air. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan pelarut maserasi terhadap kadar fenol total dan aktivitas antioksidan umbi gadung. Ekstraksi dilakukan dengan teknik maserasi menggunakan 3 jenis pelarut polar yaitu metanol 90%, etanol 96% dan air. Analisis kadar fenol total ekstrak dilakukan dengan spektrofotometer UV-VIS berdasarkan reaksi reduksi pereaksi Folin-Ciocalteu dan uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol memiliki kadar fenol total tertinggi sebanyak 2,782 ± 0,389 g GAE/100 g dengan nilai IC50 terendah yaitu 13,399 ppm. Kadar fenol total ekstrak etanol dan ekstrak air masing-masing adalah 1,963 ± 0,134 g GAE/100 g dan 2,018 ± 0,015 g GAE/100 g, sedangkan untuk nilai IC50 untuk ekstral etanol dan ekstrak air masing-masing adalah 26,706 ppm dan 18,605 ppm. Semua ekstrak pada penelitian ini memiliki aktivitas antioksidan kategori sangat kuat dengan nilai IC50 kurang dari 50 ppm.Kata kunci: antioksidan, ekstraksi, fenol, gadung
Pelatihan Pembuatan Tepung Gadung di Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya Dalam Rangka Diversifikasi Pangan Pasca Pandemi Covid-19 Susanti Susanti; Lina Rahmawati Rizkuloh; Richa Mardianingrum
MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 4 Nomor 4 Tahun 2021
Publisher : STKIP Andi Matappa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31100/matappa.v4i4.1427

Abstract

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) merupakan penyakit infeksi virus yang telah menjadi pandemi di seluruh dunia termasuk Indonesia sejak awal tahun 2020. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi banyak aspek kehidupan, terutama aspek kesehatan dan perekonomian masyarakat.. Pemanfaatan umbi gadung sebagai sumber daya alam lokal yang kaya akan manfaat dalam rangka diversfikasi pangan dapat menjadi solusi permasalahan yang disebabkan pandemi Covid-19 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan membantu memulihkan ekonomi masyarakat. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai potensi umbi gadung sebagai sumber pangan menjadi masalah, khususnya dalam pengolahan umbi gadung yang mempunyai kandungan sianida yang cukup tinggi. Oleh karena itu dilakukan pelatihan pembuatan tepung gadung yang baik dan benar agar dapat dijadikan tepung yang dapat diolah menjadi berbagai produk makanan dan layak konsumsi.  Kegiatan pelatihan ini dilakukan kepada masyarakat Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya. Kegiatan terdiri dari sosialisasi manfaat umbi gadung sebagai sumber pangan lokal yang bergizi dan pelatihan pembuatan tepung umbi gadung yang baik dan benar. Dengan adanya kegiatan ini, pengetahuan masyarakat mengenai manfaat dan pembuatan tepung gadung meningkat dilihat dari hasil evaluasi setelah dilakukan sosialisasi dan pelatihan. Selain itu dengan adanya kegiatan ini masyarakat memiliki keterampilan baru dalam mengolah umbi gadung menjadi suatu tepung serbaguna yang bergizi sehingga bisa meningkatkan taraf kesehatan dan bisa dijadikan produk khas daerah bernilai ekonomi yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat pasca pandemic covid-19.
Tingkat pengetahuan masyarakat tentang penggunaan tanaman herbal sebagai salah satu pencegah covid-19 Anna Yuliana; Lina Rahmawati; Salsabila Adlina
MEDIA ILMU KESEHATAN Vol 10 No 3 (2021): Media Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/mik.v10i3.650

Abstract

Background: COVID-19 is a disease currently sweeping the world. COVID-19 arises because of a new type of virus called Coronavirus. The existence of this pandemic makes people have to always keep a distance from someone and also comply with health rules when doing activities outside the home. Experts are trying to create a vaccine to fight this virus. One of the ways to protect ourselves from being exposed to this virus is by maintaining the body's immunity using herbal plants. By consuming herbal plants, immunity in the body can be increased due to the nature of herbal plants which can prevent (preventive) through the secondary metabolites contained therein.Objective: The purpose of this study is to see how much public knowledge is about herbal plants and their use as a preventive measure against COVID-19.Methods: This research was conducted with a questionnaire as a medium for data accumulation and the data were analyzed univariately. The form of this research is quantitative with a descriptive survey design in the community.Results: The results of the analysis obtained public knowledge about the use of herbal plants in the good category, namely 89.9%.Conclusion: Public knowledge about the use of herbal plants in the good category.
EKSTRAKSI BERBANTU ULTRASONIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK UMBI GADUNG (Dioscorea hispida Dennst) SECARA IN VITRO Susanti Susanti; Nitya Nurul Fadilah; Lina Rahmawati Rizkuloh
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 13, No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jfb.v13i1.1240

Abstract

Dioscorea hispida Dennst atau di Indonesia dikenal dengan umbi gadung diketahui mengandung senyawa aktif fenol yang dapat memberikan aktivitas antioksidan. Ekstraksi senyawa fenol dari umbi gadung masih belum banyak diteliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengekstraksi senyawa fenol menggunakan metode ultrasonic-assisted extraction (UAE) dengan pelarut yang bervariasi yaitu air, etanol, dan metanol serta menguji aktivitas antioksidannya. Penentuan kandungan fenol total (TPC) ekstrak secara kuantitatif telah dilakukan menggunakan metode spektrofotometri uv-vis dengan prinsip reaksi reduksi antara Folin–Ciocalteu  dengan asam galat. Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak menggunakan metode peredaman 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH). Dari penelitian ini diketahui bahwa senyawa fenol total paling tinggi terdapat pada ekstrak metanol umbi gadung yaitu sebesar 4,467 ± 0,752 gGAE/100 g dengan aktivitas antioksidan terkuat yang dilihat dari nilai IC50-nya yaitu sebesar 4,395 μg/mL.
Uji Aktivitas Antidiare Ekstrak Etanol Daun Katuk (Breynia androgyna (L.)) pada Mencit Putih dengan Metode Transit Intestinal Nitya Nurul Fadilah; Gina Septiani Agustien; Lina Rahmawati Rizkuloh
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 3, No 2 (2022): Juli
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v3i2.9791

Abstract

ABSTRAKDiare merupakan suatu masalah gangguan pada saluran pencernaan yang ditandai dengan pengeluaran feses cair berulang kali atau lebih dari 3 (tiga) kali sehari atau diare adalah frekuensi terjadinya defekasi lebih sering dari keadaan normal. Tanaman katuk mengandung senyawa-senyawa kimia meliputi flavonoid, saponin dan tanin. Tanin merupakan salah satu zat yang berkhasiat sebagai adstringensia sehingga diduga mampu memberikan efek antidiare.Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat aktivitas antidiare dari tanaman katuk (Breynia androgyna).   Metode yang digunakan untuk menguji efek antidiare ekstrak etanol daun katuk yakni menggunakan metode transit intestinal. Dosis yang digunakan berturut-turut adalah (dosis I) 40 mg (dosis II) 80 mg dan (dosis III) 160 mg/20g BB. Berdasarkan hasil yang didapatkan pada uji aktivitas antidiare ekstrak etanol daun katuk dapat diketahui bahwa ekstrak daun katuk memiliki efek sebagai antidiare yang ditunjukkan dengan nilai rasio transit intestinal terbaik sebesar 0.39 pada dosis III sebesar 160mg/20gBB dan secara statistik siginifikan (p<0.05)   terhadap kontrol negatif. Kata kunci : Diare; Daun Katuk; Transit Intestinal; Tanin.ABSTRACTDiarrhea is a problem in the digestive tract, which is characterized by repeated discharge of liquid stools or more than 3 (three) times a day or diarrhea is the frequency of defecation more often than normal. Katuk plant contains chemical compounds including flavonoids, saponins and tannins. Tannins are one of the substances that are efficacious as an adstringensia so that they are thought to have an antidiarrheal effect. The purpose of this study was to see the antidiarrheal activity of the katuk (Breynia androgyna) plant. The method used to test the antidiarrheal effect of the ethanolic extract of katuk leaves is using the intestinal transit method. The doses used were (dose I) 40 mg (dose II) 80 mg and (dose III) 160 mg/20g BW. Based on the results obtained in the antidiarrheal activity test of the ethanol extract of katuk leaves, it can be seen that the katuk leaf extract has an antidiarrheal effect as indicated by the best intestinal transit ratio value of 0.39 at dose III of 160mg/20gBW and statistically significant (p<0.05) against the control negative. Keywords : Diarrhea; Katuk Leaves; Intestinal Transit; Tannins