Claim Missing Document
Check
Articles

VARIASI INTENSITAS CAHAYA MENGAKIBATKAN PERBEDAAN KECEPATAN REGENERASI SIRIP KAUDAL IKAN CUPANG (Betta splendens) DIPELIHARA DI RUMAH KOS ., Bimbi Inggayuing Gumilang; ., Drs.I Ketut Artawan,M.Si; ., Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan cupang (Betta splendens) merupakan ikan yang memiliki tingkah laku unik yaitu bertarung. Perilakunya ini menyebabkan sirip indahnya terutama sirip bagian kaudalnya rentan megalami kerusakan.Sirip ikan mewakili vertebrata yang unik dengan kemampuan spektakuler untuk regenerasi berbagai organ setelah cedera traumatis. Salah satu faktor yang mempengaruhi regenerasi adalah intensitas cahaya. Dengan memberikan perlakuan lampu led merk “Opple” pada empat taraf yang berbeda yaitu intensitas cahaya 0 Lux (tanpa lampu), 3 watt (65 Lux), 6 Watt (90 Lux), dan 8 Watt (117 Lux) dapat diketahui adanya perbedaan kecepatan pertumbuhan dilihat dari panjang akhir sirip kaudal setelah 28 hari diamputasi dan perbedaan struktur anatominya. Jenis penelitian yaitu RAL. Sampel yang digunakan sebanyak 24 ikan cupang. Data menunjukkan rata-rata panjang siripakhir kaudal setelah 28 hari secara berurutan yaitu 1,10 cm, 1,16 cm, 1,28 cm, 1,35 cm pada intensitas cahaya 0 Lux, 65 Lux, 90 Lux, dan 117 Lux. Berdasarkan hasil uji ANAVA One Way menunjukkan bahwa nilai p sebesar 0,0001 sehingga nilai p < 0,05 yang berarti bahwa H1 yang menyatakan Terdapat perbedaan regenerasi pada sirip kaudal ikan cupang (Betta splendens) pada intensitas cahaya yang berbeda dilihat dari panjang akhir sirip kaudal selama 28 hari pengamatan diterima. Struktur anatomi sirip kaudal mengalami perbedaan setelah 28 hari diamputasi terutama pada bentuk akhir dan pigmentasinya. Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwaada perbedaan intensitas cahaya terhadap kecepatan regenerasi sirip kaudal ikan cupang (Betta splendens) dilihat dari panjang akhir sirip kaudal setelah 28 hari diamputasi, regenerasi paling cepat pada perlakuan 90 Lux, dan ada perbedaan struktur anatomi sirip kaudal ikan cupang (Betta splendens).Kata Kunci : kecepatan regenerasi, struktur anatomi, ikan cupang, intensitas cahaya BBetta fish (Bettasplendens) is a fish that has a unique behavior called fight. This behavior causes the beautiful fin particularly damage especially the caudal fin. Fin of fish represent unique vertebrate with a spectacular ability to regenerate different organs after traumatic injury. One of the factors that affect the regeneration is the intensity of light. By providing treatment led lights brand "Opple" at four different levels, namely the light intensity 0 Lux (without lights), 3 watt (65 Lux), 6 Watt (90 Lux), and 8 Watt (117 Lux) can know the difference in speed growth seen from the long end of the caudal fin after 28 days amputated and anatomic structure differences. This type of research is true experiment with RAL research design. The samples used were 24 betta fish. Data shows the average length of caudal fin end after 28 consecutive days ie 1.10 cm, 1.16 cm, 1.28 cm, 1.35 cm at 0 Lux light intensity, 65 Lux 90 Lux and 117 Lux. Based on the results of One Way ANOVA showed that the p value of 0.0001 so that the value of p
ANALISIS STRATIFIKASI, CROWN COVER, TEKSTUR TANAH DAN KEMIRINGAN LAHAN UNTUK PENENTU TITIK RAWAN EROSI DI KAWASAN SONGAN B ., Komang Ayu Yulia Ari Winandi; ., Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan, M.Si.; ., Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti, S.Si.,
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui titik rawan erosi di kawasan Songan B melalui analisis stratifikasi, crown cover, tekstur tanah dan kemiringan lahan. Penelitian ini adalah eksploratif. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh vegetasi dan edafik yang ada di kawasan Songan B. Sampel dalam penelitian ini adalah parameter vegetasi berupa stratifikasi, crown cover, tekstur tanah, dan kemiringan lahan sepanjang line transect. Pengambilan data stratifikasi dan crown cover menggunakan metode kuadrat sepanjang line transect, pengambilan data tekstur tanah dengan pengambilan sampel utuh tanah dan pengambilan data kemiringan lahan dengan mengukur menggunakan haga meter. Data dianalisis secara statistik ekologi dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat titik rawan erosi di kawasan Songan B. Dari 30 lokasi yang dikaji terdapat 8 lokasi (26,7%) yang termasuk ke dalam kategori sangat rawan erosi, 3 lokasi (10%) rawan erosi, 6 lokasi (20%) cukup rawan erosi, 7 lokasi (23,3%) kurang rawan dan 6 lokasi (20%) yang masuk ke dalam kategori tidak rawan erosi.Kata Kunci : Stratifikasi, crown cover, tekstur tanah, kemiringan lahan, titik rawan erosi, kawasan Songan B. The purposes of this research were to know the erosion vulnerable point in the region of Songan Songan B. This research is explorative. The research design in this research was used a field research. Population in this research were all vegetation and edafik that exist in region of Songan B. Samples in this research were vegetation parameters such as stratification, crown cover, soil texture, and slope of land along the line transect. Data retrieval of stratification and crown cover used quadratic method along the line transect, data retrieval of soil texture used intact sampling and data retrieval of land slope used haga meter. Data analyzed in ecological statistic and descriptive. The results showed that there were erosion vulnerable points in the region of Songan B. Of the 30 locations reviewed there were 8 locations (26.7%) were included to very critical category, 3 locations (10%) were included to critical category, 6 locations (20%) were included to enough critical category, 7 location (23.3%) were included to less critical category and 6 locations (20%) were included to non critical category.keyword : Stratification, crown cover, soil texture, land slope, erosion vulnerable point, region of Songan A-Songan B
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK SERASAH DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum L.) PADA KONSENTRASI BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR KULIT KEPALA ., Ni Luh Komang Rai Touryantini; ., Dr. I Wayan Sukra Warpala,S.Pd,M.Sc; ., Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fungi is a normal flora that live on the human scalp, but when the amount of fungi is already past the normal limits of life on the scalp will cause infection. One of the plants that can be used as antifungal namely cloves (Syzygium aromaticum L.).The purposes of this research are (1) to knowing and describing the differences in zone diameter of constraints due to the provision of various concentration of extract of leaf litter clove (Syzygium aromaticum L.) (2) knowing and describing the extract concentration manure of clove leaves (Syzygium aromaticum L) which is effective in impeding the growth of fungal scalp, (3) knowing and describing the number of genus of fungi which was found in this research. This research was an experimental research which used Complete Random Design. The technique of data analysis was experiment and the data were analyzed by using one-way ANAVA statistic. The result of this research were (1) there was difference in zone diameter of constraints due to the provision as the effect of giving the variance of extract concentration manure of clove leaves (Syzygium aromaticum L), (2) the extract concentration manure of clove leaves (Syzygium aromaticum L) which was effective in impeding the growth of fungi caused scalp was 15% because it could impede the growth of fungi up to 79% and the effective concentration in killing the fungi was at the concentration 20 % because it could impede the growth of fungi up to 99,9%, and (3) the genus of fungi which was found in this research was Absidia, Aspergillus, Rhizopus, and Trichophyton.keyword : clove, effectiveness, fungi
ANALISIS KEMAMPUAN INULINOLITIK ISOLAT JAMUR ENDOFIT DARI UMBI TANAMAN BENGKUANG (Pachyrhizus erosus L.) DALAM MEDIA SELEKTIF INULIN ., Cokorda Istri Ayu Setyawati; ., Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M; ., Drs. Sanusi Mulyadiharja,M.Pd.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 1, No 1 (2014):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan indeks inulinolitik yang terbentuk sebagai hasil dari hidrolisis inulin oleh isolat jamur endofit dari umbi tanaman bengkuang (Pachyrhizus erosus L.) dalam media selektif inulin, (2) karakteristik morfologi, dan 3) genus isolat jamur endofit inulinolitik. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan isolat jamur endofit dari umbi tanaman bengkuang sedangkan sampelnya adalah isolat jamur endofit yang akan diuji kemampuan inulinolitik yang ditentukan dengan acak (random). Isolasi jamur endofit menggunakan metode tempel permukaan. Uji kemampuan jamur endofit inulinolitik dilakukan dengan mengaliri media selektif dengan larutan lugol’s iodine selama 5 menit. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan karakteristik morfologi jamur endofit yang ditumbuhkan pada Potato Dextrose Agar. Analisis data menggunakan uji Kruskall Wallis dan Uji Mann-Whitney sebagai uji Post Hoc. Hasil yang diperoleh: 1) tiga isolat memiliki indeks inulinolitik yang berbeda signifikan secara statistik pada taraf signifikansi 0,05 sedangkan satu isolat tidak memiliki indeks inulinolitik, 2) ketiga isolat memiliki karakter morfologi yang bervariasi, dan 3) isolat jamur endofit inulinolitik berasal dari genus Aspergillus dan Cladosporium.Kata Kunci : Jamur endofit, bengkuang, indeks inulinolitik, media selektif This experimental research aimed to know (1) the difference of inulinolytic index as the result of inulin hydrolysis by endophytic fungal isolates from yam tuber (Pachyrhizus erosus L.) inulin selective media, (2) the characteristic morphology of isolates and 3) the genus of isolates those are able to hydrolysis inulin. The population of this research were all of endophytic fungi isolates from yam tuber while its sample was endophytic fungi isolates which its inulinolitic ability was tested that was determinded by random technic. Isolation of endophytic fungi uses patch surface method. Tested the inulinolytic ability by endophytic fungi was done with the media floated lugol’s iodine solution for 5 minutes. Identification was done based on morphological characterization on Potato Dextrose Agar. Data analyze was tested by Kruskall Wallis and Mann-Whitney as a Post Hoc test. Results showed that: 1) there were three isolates had statistically significant difference of index inulinolytic at the level of significance 0,05, while one isolate did not have an inulinolytic index 2) All of them had variation in their morphology characteristic and 3) Inulinolytic isotes belong to the genera of Aspergillus and Cladosporium.keyword : Endophytic fungi, yam bean, inulinolytic index, selective media
PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DENGAN KONSENTRASI BERBEDA TERHADAP BERAT NATA DARI LIMBAH CAIR UBI JALAR (Ipomoea batatas L. Var. Jago) ., Desak Ayu Putu Agustini; ., Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M; ., Drs. Sanusi Mulyadiharja,M.Pd.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 2, No 1 (2015):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nata merupakan produk fermentasi bakteri Acetobacter xylinum yang membentuk selulosa di luar sel. Nata dapat dibuat dari air kelapa, limbah cair tahu atau sari buah (nanas, jeruk, melon, stroberi, pisang, jambu biji dan lain-lain). Bahan lain yang dapat digunakan untuk membuat nata adalah limbah cair ubi jalar (Ipomoea batatas. L.). Limbah dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan nata karena masih mengandung karbohidrat. Dalam pembuatan nata itu sendiri perlu adanya tambahan sumber karbon berupa gula, salah satu jenis gula yang dapat ditambahkan yaitu gula aren. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis perbedaan berat nata dari penambahan gula aren dengan konsentrasi berbeda (2) Mengetahui berapakah konsentrasi gula aren yang paling optimum (3) Mengetahui kualitas nata yang dihasilkan dari ubi jalar. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Variasi perlakuan dalam penelitian ini ada empat yaitu konsentrasi gula aren 0%, 0,5%, 1%, dan 1,5% dengan masing-masing 6 kali pengulangan. Dari hasil penelitian ini kemudian dilakukan pengukuran berat dan uji organoleptik berupa warna, tekstur, dan aroma. Data utama yang diperoleh berupa berat nata diuji menggunakan statistik ANOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian ini adalah (1) terdapat perbedaan berat nata dari limbah cair ubi jalar dilihat dari hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, (2) berat nata optimum didapatkan pada konsentrasi gula aren 1,5% yaitu sebesar 19,9 gr, (3) uji organoleptik berupa tektur, warna, dan aorma didapatkan pada semua katagori tergolong normal dengan rerata masing-masing yaitu 2,5 , 3,1, dan 2,6. Kata Kunci : Nata, Ubi jalar, Konsentrasi Gula aren Nata is a product made from fermentation of Acetobacter xylinum bacteria that forms cellulose outside of the cell. Nata can be made from coconut water, wastewater of tofu or juice (pineapple, oranges, melons, strawberries, banana, guava and others). Other materials that can be used to make nata is the liquid waste of sweet potato (Ipomoea batatas. L.). Those waste materials can be used as ingredient for making nata because they still contain carbohydrates. In the process of making nata , an additional of carbon is needed like sugar, one type of sugar that can be added namely palm sugar. The purpose of this study were (1) to analyze the weight difference by adding a different concentrations of palm sugar (2 ) to know which concentration is the most optimum (3) to know the quality nata produced from sweet potato. The type of this research is an experimental study using a completely randomized design (CRD). This study used 4 treatment variations, they area concentration of 0%, 0.5%, 1%, and 1.5% with six repetition in each concentrations. From the result of this research, then continued by weight measurement and organoleptic test in the form of color, texture, and aroma. The main data obtained (weight of nata) tested one way ANOVA with a significance level of 5%. The results of this study are (1) there is a weight diferences nata since the results of ANOVA showed significant value 0.000
Identifikasi dan Analisis Jumlah Total Bakteri Coliform pada Air Danau Buyan di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng ., Made Dwi Oktaviani; ., Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M; ., Ida Ayu Putu Suryanti,S.Si.,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui jumlah koloni bakteri yang terdapat dalam air Danau Buyan berdasarkan metode Standard Plate Count, (2) mengetahui jumlah total bakteri coliform yang terdapat dalam air Danau Buyan berdasarkan metode Most Probable Number, (3) mengetahui kualitas air Danau Buyan ditinjau dari jumlah total bakteri coliform, dan (4) mengetahui berbagai genus bakteri coliform yang terdapat pada air Danau Buyan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif eksploratif. Identifikasi bakteri coliform ditentukan berdasarkan hasil uji biokimia antara lain uji indol, uji methyl red, uji voges-proskueur, uji sitrat, uji katalase, uji motilitas, dan uji H2S. Diperoleh hasil (1) jumlah koloni bakteri pada air Danau Buyan berdasarkan metode Standar Plate Count berkisar antara 6,4 x 105 – TBUD (Rata-rata dari pengenceran 10-4), (2) jumlah total bakteri coliform pada air Danau Buyan berdasarkan metode Most Probable Number berkisar antara 20 – >1100, (3) ditinjau dari jumlah total coliform, air Danau Buyan dinyatakan tercemar untuk kualitas air kelas I yaitu air yang dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut, hal ini berdasarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007, dan (4) pada air Danau Buyan ditemukan 8 genus bakteri coliform antara lain Erwinia, Cedecea, Citrobacter, Escherichia, Proteus, Hafnia, Enterobacter, dan Klebsiella.Kata Kunci : Air, coliform, danau buyan, MPN The purpose of this research were (1) determining the number of colonies of bacteria contained in the water of Buyan Lake based on Standard Plate Count methods, (2) identifying the total number of coliform bacteria that found in the water of Buyan Lake based on Most Probable Number method, (3) determining the water quality of Buyan Lake in terms of the number of total coliform bacteria, and (4) knowing the different genus coliform bacteria found in the water of Buyan Lake. This research use descriptive exploratory study. Identification of coliform bacteria is determined based on the results of biochemical tests include a indole test, methyl red test, Voges-proskueur test, citric test, catalase test, motility test, and H2S test. The results are indicated that (1) the number of bacterial colonies on the water of Buyan Lake based on Standard Plate Count method were ranges from 6.4x105 - TBUD (average of 10-4 dilution), (2) the number of total coliform bacteria in the water of Buyan Lake based on Most Probable Number method were ranges from 20 - >1100, (3) in terms of the number of total coliform, the water of Buyan Lake is polluted for water quality class I of water that can be used for raw water of drinking water, or other uses that require the same water quality with usability, it is based on the Bali Governor Regulation No. 8 of 2007, and (4) there were eight genus of coliform bacteria that found in Buyan Lake Water include Erwinia, Cedecea, Citrobacter, Escherichia, Proteus, Hafnia, Enterobacter, and Klebsiella.keyword : water, coliforms, Buyan Lake, MPN
PEMBERIAN VARIASI EKSTRAK KASAR DAUN PAITAN (Tithonia diversifolia) MENGAKIBATKAN PERBEDAAN MORTALITAS LARVA NYAMUK Culex vishnui ., Putu Desy Natalistiani; ., Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti, S.Si.,; ., Dr. Desak Made Citrawathi,M.Kes
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pemberian variasi konsentrasi ekstrak kasar daun paitan (Tithonia diversifolia) mengakibatkan perbedaan mortalitas larva nyamuk Culex vishnui, (2) Lethal Concentration 50 (LC50) ekstrak kasar daun paitan terhadap mortalitas larva nyamuk Culex vishnui. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen sungguhan dengan rancangan randomized posttest only control group design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 larva instar III Culex vishnui untuk setiap perlakuan. Variasi konsentrasi dalam penelitian ini adalah 0%, 15%, 30%, 45%, dan 60% dengan 5 kali ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik Kruskal-Wallis pada taraf signifikansi 5%. Hasil analisis menunjukan bahwa pemberian variasi konsentrasi ekstrak kasar daun paitan mengakibatkan perbedaan mortalitas larva nyamuk Culex vishnui. Konsentrasi ekstrak kasar daun paitan yang paling efektif adalah konsentrasi 15% karena pada konsentrasi tersebut sudah menunjukan adanya mortalitas pada larva Culex vishnui sebesar 20%. Konsentrasi ekstrak 60% menghasilkan rerata mortalitas yang paling tinggi yaitu sebesar 94%. Berdasarkan hasil analisis probit, diketahui bahwa nilai Lethal Concentration 50 (LC50) pada penelitian ini adalah 34,02%. Simpulannya adalah pemberian variasi konsentrasi ekstrak kasar daun paitan mengakibatkan perbedaan mortalitas larva nyamuk Culex vishnui.Kata Kunci : Ekstrak Kasar, Daun Paitan, Mortalitas, Culex vishnui The purpose of this study was to find out: (1) the addition of various concentrations of mexican sunflower (tithonia diversifolia) leaves crude extract inflict the difference of mortality of culex vishnui larvae, (2) Lethal Concentration 50 (LC50) of Mexican sunflower leaves extract on mortality of Culex vishnui larvae. This type of research is an true experimental study with randomized posttest only control group design. The sample used in this research is 50 3rd instar larvae of Culex vishnui for each treatment. The various concentration in this study were 0%, 15%, 30%, 45%, and 60% with 5 replications. The data obtained were analyzed using Kruskal-Wallis statistic test at 5% significance level. The results of the analysis showed that the addition of various concentrations of mexican sunflower (tithonia diversifolia) leaves crude extract inflict the difference of mortality of culex vishnui larvae. The most effective concentration of mexican sunflower leaves extract is 15% because at that concentration has shown mortality of Culex vishnui larvae by 20%. The extract concentration of 60% resulted the highest mortality rate by 94%. Based on the results of probit analysis, it is known that the value of Lethal Concentration 50 (LC50) in this study is 34.02%. The conclusion is the addition of various concentrations of mexican sunflower (tithonia diversifolia) leaves crude extract inflict the difference of mortality of culex vishnui larvae.keyword : Crude Extract, Mexican Sunflower Leaves, Mortality, Culex vishnui
Variasi Pemberian Konsentrasi Ekstrak Kasar Bunga Tahi Kotok (Tagetes erecta Linn.) Terhadap Mortalitas Kutu Putih Betina (Paracoccus marginatus) ., Azizah Nurmala; ., Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti, S.Si.,; ., Drs. Sanusi Mulyadiharja, M.Pd.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tahi kotok (Tagetes erecta Linn.) merupakan tanaman perdu yang memiliki banyak manfaat, salah satunya dapat dijadikan sebagai pestisida alami. Kutu putih (Paracoccus marginatus) merupakan hama yang menyerang beberapa jenis komoditas tanaman. Kutu putih termasuk hama polifag, hama polifag merupakan hama yang mempunyai banyak jenis tanaman inang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada perbedaan mortalitas kutu putih akibat variasi pemberian konsentrasi ekstrak kasar bunga tahi kotok. (2) nilai Lethal Concentration (LC50) ekstrak kasar bunga tahi kotok yang efektif terhadap mortalitas kutu putih. Jenis penelitian menggunakan eksperimen sungguhan dengan rancangan penelitian The randomized post-test only control group design, menggunakan lima perlakuan, yaitu 0%, 5%, 10%, 15% dan 20% ekstrak kasar bunga tahi kotok, dengan sebanyak lima replikasi. Hasil penelitian ini adalah (1) Ada perbedaan mortalitas kutu putih akibat variasi pemberian konsentrasi ekstrak kasar bunga tahi kotok dengan nilai signifikansi 0,0001. (2) Nilai LC50 pada ekstrak kasar bunga tahi kotok terhadap mortalitas nimfa instar III kutu putih adalah konsentrasi 7,286%.Kata Kunci : bunga tahi kotok (Tagetes erecta), kutu putih (Paracoccus marginatus), dan mortalitas. Marigold (Tagetes erecta Linn.) is a herbaceous plant which has many benefits, one of which can be used as a natural. Mealybug (Paracoccus marginatus) is a pest that attacks several kinds of crops. Mealybugs including polifag pests, pest polifag is a pest that has many types of host plants. This research aims to determine: (1) there are difference in mortality rates due to variation of mealybugs concentration of crude extract of marigold flower. (2) the value of Lethal Concentration (LC50) of crude extract of marigold flower are effective against mealybugs mortality. This type of research using real experiment with the design of the study The randomized post-test only control group design, using five treatments, ie 0%, 5%, 10%, 15% and 20% of crude extract of marigold flower, with five replication. The results of this study were (1) There was a difference of mealybugs mortality due to variation of concentration of crude extract of marigold flower with significant value 0.0001. (2) The value of LC50 on crude extract marigolds on mortality of third instar nymph mortality mealybug is a concentration of 7.286%.keyword : marigold flower (Tagetes erecta), mealybug (Paracoccus marginatus), and mortality.
PEMBERIAN VARIASI VOLUME STARTER DALAM PEMBUATAN YOGURT TERHADAP JUMLAH BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIISOLASI DARI USUS MENCIT (Mus musculus) BALB/C ., RIRIS SUDURI; ., Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti, S.Si.,; ., Drs. Sanusi Mulyadiharja, M.Pd.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Jumlah bakteri asam laktat (BAL) yang diisolasi dari usus mencit (Mus musculus) balb/c akibat pemberian variasi volume starter dalam pembuatan yogurt., (2) Bakteri yang diidentifikasi dari usus mencit (Mus musculus) balb/c akibat pemberian variasi starter dalam pembuatan yogurt. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen sungguhan (true experimental research). Variasi volume starter yang digunakan dalam penelitian ini adalah 7ml, 6ml, 5ml, 4ml, 3ml, 2ml dan 1ml. penelitian ini memiliki 2 kelompok kontrol yaitu kontro negatif dan positif dimana kelompok kontrol negatif diberikan pakan berupa pelet dan aquadest diberikan secara adlibitum sedangkan kontrol positif juga diberikan pakan berupa pelet dan aquadest yang ditambahkan bakteri Escherichia coli ATCC8739 diberikan secara sonde. Penelitian ini memiliki 7 kelompok eksperimen sesuai dengan variasi volume starter dalam pembuatan yogurt dimana kelompok ini diberikan pakan berupa pelet, aquadest dan yogurt diberikan secara sonde. Efek perlakuan ini adalah dengan adanya perbedaan jumlah bakteri asam laktat yang diisolasi dari usus mencit balb/c. Rancangan dasar yang dipergunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah post test only control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah 36 ekor mencit sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Sedangkan sampelnya adalah mencit (Mus musculus) balb/c dengan diberi perlakuan yogurt dengan variasi volume starter. Selain itu, identifikasi dilakukan dengan uji pewarnaan gram sebagai data penunjang. Hasil penelitian ini adalah: (1) Rerata jumlah bakteri asam laktat yang diisolasi dari usus mencit (Mus musculus) akibat pemberian yogurt dengan variasi volume. berdasarkan dari hasil uji hipotesis bahwa angka signifikansi, 0,000 < 0,05 artinya data berbeda bermakna dan 2) Hasil identifikasi menggunakan teknik pewarnaan gram didapatkan bahwa bakteri asam laktat yang diisolasi dari usus mencit (Mus musculus) Balb/c termasuk gram positif. Kata Kunci : Kata Kunci: Starter, mencit (Mus musculus), variasi, bakteri asam laktat (BAL), usus. The purpose of this research are to find out: (1) The amount of lactic acid bacteria (LAB) isolated from the intestines of mice (Mus musculus) balb / c due to administration various volume of starter of making yogurt. (2) Bacteria identified from the intestines of mice (Mus musculus) balb / c due to the variaous of the yogurt starter. This research is true experimental research. Variations in starter volume used in this study were 7ml, 6ml, 5ml, 4ml, 3ml, 2ml and 1ml. This study has 2 control groups, namely negative and positive controversy where the negative control group was given chicken pellets and distilled water while as positive controls were also given pellets and aquadest, mixed by Escherichia coli ATCC8739 bacteria given through sonde. This study has 7 experimental groups according to various the starter volume of making yogurt where this group was given feed in the form of pellets, aquadest and yogurt which is given through sonde. The effect of this treatment is the difference in the number of lactic acid bacteria isolated from the intestines of mice balb / c. The basic design used Complete Random Design (CRD). The research design used in this study was randomized post test only control group design. The population in this study were 36 mice according to the inclusion and exclusion criteria. While the sample is mice (Mus musculus) balb / c by being treated with yogurt with a various of the starter volume. In addition, identification is done by gram coloring test as supporting data. The results of this study were: (1) The average number of lactic acid bacteria isolated from the intestines of mice (Mus musculus) due to the provision of yogurt with varous volume. Based on the results of hypothesis testing that the number of significance, 0.000
VARIASI INTENSITAS CAHAYA MENGAKIBATKAN PERBEDAAN KECEPATAN REGENERASI SIRIP KAUDAL IKAN CUPANG (Betta splendens) DIPELIHARA DI RUMAH KOS ., Bimbi Inggayuing Gumilang; ., Drs.I Ketut Artawan,M.Si; ., Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan cupang (Betta splendens) merupakan ikan yang memiliki tingkah laku unik yaitu bertarung. Perilakunya ini menyebabkan sirip indahnya terutama sirip bagian kaudalnya rentan megalami kerusakan.Sirip ikan mewakili vertebrata yang unik dengan kemampuan spektakuler untuk regenerasi berbagai organ setelah cedera traumatis. Salah satu faktor yang mempengaruhi regenerasi adalah intensitas cahaya. Dengan memberikan perlakuan lampu led merk “Opple” pada empat taraf yang berbeda yaitu intensitas cahaya 0 Lux (tanpa lampu), 3 watt (65 Lux), 6 Watt (90 Lux), dan 8 Watt (117 Lux) dapat diketahui adanya perbedaan kecepatan pertumbuhan dilihat dari panjang akhir sirip kaudal setelah 28 hari diamputasi dan perbedaan struktur anatominya. Jenis penelitian yaitu RAL. Sampel yang digunakan sebanyak 24 ikan cupang. Data menunjukkan rata-rata panjang siripakhir kaudal setelah 28 hari secara berurutan yaitu 1,10 cm, 1,16 cm, 1,28 cm, 1,35 cm pada intensitas cahaya 0 Lux, 65 Lux, 90 Lux, dan 117 Lux. Berdasarkan hasil uji ANAVA One Way menunjukkan bahwa nilai p sebesar 0,0001 sehingga nilai p < 0,05 yang berarti bahwa H1 yang menyatakan Terdapat perbedaan regenerasi pada sirip kaudal ikan cupang (Betta splendens) pada intensitas cahaya yang berbeda dilihat dari panjang akhir sirip kaudal selama 28 hari pengamatan diterima. Struktur anatomi sirip kaudal mengalami perbedaan setelah 28 hari diamputasi terutama pada bentuk akhir dan pigmentasinya. Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwaada perbedaan intensitas cahaya terhadap kecepatan regenerasi sirip kaudal ikan cupang (Betta splendens) dilihat dari panjang akhir sirip kaudal setelah 28 hari diamputasi, regenerasi paling cepat pada perlakuan 90 Lux, dan ada perbedaan struktur anatomi sirip kaudal ikan cupang (Betta splendens).Kata Kunci : kecepatan regenerasi, struktur anatomi, ikan cupang, intensitas cahaya BBetta fish (Bettasplendens) is a fish that has a unique behavior called fight. This behavior causes the beautiful fin particularly damage especially the caudal fin. Fin of fish represent unique vertebrate with a spectacular ability to regenerate different organs after traumatic injury. One of the factors that affect the regeneration is the intensity of light. By providing treatment led lights brand "Opple" at four different levels, namely the light intensity 0 Lux (without lights), 3 watt (65 Lux), 6 Watt (90 Lux), and 8 Watt (117 Lux) can know the difference in speed growth seen from the long end of the caudal fin after 28 days amputated and anatomic structure differences. This type of research is true experiment with RAL research design. The samples used were 24 betta fish. Data shows the average length of caudal fin end after 28 consecutive days ie 1.10 cm, 1.16 cm, 1.28 cm, 1.35 cm at 0 Lux light intensity, 65 Lux 90 Lux and 117 Lux. Based on the results of One Way ANOVA showed that the p value of 0.0001 so that the value of p
Co-Authors ., Adi Purusha Das ., Azizah Nurmala ., Bimbi Inggayuing Gumilang ., Dewa Ayu Ketut Adi Risma Wardani ., Dewa Ayu Putu Inten Utari Dewi ., Fani Andriani Ni Putu ., Gusti Ayu Putri Ariyanti ., I Luh Neni Ardani ., I Putu Wahyu Iswara ., IDA AYU KADE ERAWATI ., Kadek Sera Harlistya Udayani ., Komang Ayu Yulia Ari Winandi ., Luh Ratna Susanti ., Made Dwi Oktaviani ., N L PT S ARYANINGSIH ., NI KADEK LISMAYANI ., Ni Luh Komang Rai Touryantini ., Ni Luh Santi Indrayani ., NI LUH SRI ARI SUKERTININGSIH ., Ni Md Dwi Wahyundari ., NI PUTU PRIMA CAHYAN ., Ni Wayan Agus Sinarsih ., Novi Awaliyah ., Putu Desy Natalistiani ., RIRIS SUDURI Abu Yazid Abu Bakar Adi Purusha Das . Azizah Nurmala . Bimbi Inggayuing Gumilang . Cokorda Istri Ayu Setyawati . Desak Ayu Putu Agustini . Desak Ayu Putu Agustini ., Desak Ayu Putu Agustini Desak Made Citrawathi Dewa Ayu Ketut Adi Risma Wardani . Dewa Ayu Putu Inten Utari Dewi . Drs.I Ketut Artawan,M.Si . Fani Andriani Ni Putu . Gokmaria Susiyanti Nababan . Gusti Ayu Putri Ariyanti . HARTANINGSIH - I Dewa Ketut Sastrawidana I Gede Aris Gunadi I Gusti Agung Nyoman Setiawan I Ketut Artawan I Ketut Artawan I KETUT SUATA I Luh Neni Ardani . I Made Sutajaya I MADE WIRASANA JAGANTARA . I NYOMAN MANTIK ASTAWA I Nyoman Wijana I Putu Parwata I Putu Wahyu Iswara . I Wayan Karyasa I Wayan Sukra I Wayan Sukra Warpala IDA AYU KADE ERAWATI . Ida Ayu Purnama Bestari Ida Ayu Putu Suryanti Ida Bagus Jelantik Swasta Kadek Sera Harlistya Udayani . Ketut Suata Komang Ayu Yulia Ari Winandi . Luh Putu Marhaeni Luh Ratna Susanti . Made Dwi Oktaviani . Made List Metriani . Marhaeni, Luh Putu Mimin Yeli Sholekah N L PT S ARYANINGSIH . NI KADEK LISMAYANI . Ni Luh Komang Rai Touryantini . NI LUH RATNA TIRTAWATI . Ni Luh Rin Riantini . Ni Luh Rin Riantini ., Ni Luh Rin Riantini Ni Luh Santi Indrayani . NI LUH SRI ARI SUKERTININGSIH . Ni Md Dwi Wahyundari . Ni Nyoman Sri Rasthiti . Ni Nyoman Sri Rasthiti ., Ni Nyoman Sri Rasthiti NI NYOMAN SUARDANI . Ni Putu Dian Pertiwi, Ni Putu Dian NI PUTU PRIMA CAHYAN . Ni Putu Risitiati Ni Putu Ristiati Ni Putu Sri Ratna Dewi Ni Wayan Agus Sinarsih . Novi Awaliyah . Putu Budi Adnyana Putu Desy Natalistiani . RIRIS SUDURI . Risitiati, Ni Putu Ristiati, NP S.Pd. M Kes I Ketut Sudiana . Sandiase, I Kadek Sanusi Mulyadiharja Siti Maryam Wahyuni, DW Yundari, Yundari