Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KERUGIAN NEGARA PADA TAHAP PENGADAAN PEKERJAAN JASA KONSTRUKSI A.A. Diah Parami Dewi; A.A. Gde Agung Yana; Ni Ketut Susilawati
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 23, No. 2, Juli 2019
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.56 KB) | DOI: 10.24843/JITS.2019.v23.i02.p04

Abstract

Salah satu upaya pemerintah untuk mencegah terjadinya kebocoran keuangan negara adalah dengan merubah sistem pengadaan konvensional menjadi sistem elektronik (e-procurement). Namun demikian dari hasil pemeriksaan BPK diketahui bahwa masih terdapat kasus kerugian negara pada pekerjaan jasa konstruksi akibat adanya penyimpangan pada proses pengadaan dengan sistem e-procurement. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor dan faktor dominan yang mempengaruhi terjadinya kerugian negara serta upaya yang dapat dilakukan BPK dalam mengatasi penyimpangan yang terjadi untuk meminimalisir terjadinya kerugian negara. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 70 responden dan FGD yang melibatkan enam peserta. Analisis data menggunakan analisis faktor dan rangkuman hasil FGD. Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa ada 23 faktor yang mempengaruhi terjadinya kerugian negara, yang dikelompokkan dalam empat kelompok faktor. Kelompok pertama adalah pemilihan penyedia; kelompok kedua adalah perencanaan pengadaan dan persiapan pemilihan penyedia; kelompok ketiga adalah penyusunan Spesifikasi Teknis, HPS dan dokumen pengadaan; dan kelompok keempat adalah penandatanganan kontrak. Diantara kelompok faktor tersebut, kelompok faktor pertama adalah faktor dominan yang mempengaruhi terjadinya kerugian negara pada tahap pengadaan dengan varians sebesar 59,952%. Untuk meminimalisir terjadinya kerugian negara, BPK diharapkan melaksanakan kewenangannya memeriksa pengadaan jasa konstruksi secara komprehensif. Selain itu BPK juga merekomendasikan melalui upaya kerjasama dengan Aparat Penegak Hukum, LKPP, APIP, asosiasi konsultan perencana dan pengawas maupun asosiasi pengusaha jasa konstruksi.
PENGARUH JAM KERJA LEMBUR TERHADAP BIAYA PERCEPATAN PROYEK DENGAN TIME COST TRADE OFF ANALYSIS (STUDI KASUS: PROYEK REHABILITASI RUANG PERTEMUAN DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI BALI) A.A. Gde Agung Yana
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 10, No. 2 Juli 2006
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.98 KB)

Abstract

Salah satu alternatif yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan percepatan proyek adalah dengan menggunakan kerja lembur. Salah satu metoda yang dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh percepatan proyek terhadap biaya yang harus dikeluarkan adalah dengan analisis pertukaran biaya dan waktu (Time Cost Trade Off). Dalam Time Cost Trade Off akan dapat diketahui/dihitung percepatan yang paling maksimum dengan biaya yang paling minimum. Proyek Rehabilitasi Ruang Pertemuan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali dipilih untuk studi analisa karena adanya permintaan dari pihak Dinas untuk mempercepat penyelesaian proyek lebih awal dari waktu rencana yang tercantum dalam kontrak. Dengan keterbatasan sumber daya manusia maka percepatan proyek tersebut dilakukan dengan kerja lembur selama 4 jam sehari. Pengkompresian dilakukan pada item pekerjaan yang terdapat pada jalur kritis yang dimulai dari item pekerjaan yang memiliki cost slope terkecil. Kompresi yang dilakukan menyebabkan biaya langsung bertambah dan berkurangnya biaya tak langsung. Dari hasil perhitungan diperoleh waktu penyelesaian proyek optimum yaitu 117 hari dengan biaya total proyek Rp 1.018.549.188,40. Sedangkan waktu penyelesaian normal 150 hari dengan biaya total proyek Rp 1.025.250.107,10. Jadi terjadi pengurangan durasi selama 33 hari dan penghematan biaya sebesar Rp 6.700.919,00.
OPTIMALISASI WAKTU DAN BIAYA PELAKSANAAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE LEAST COST ANALYSIS (Studi Kasus : Pembangunan Pasar Amlapura Barat) Anak Agung Diah Parami Dewi; Anak Agung Gede Agung Yana; Kadek Yasasi Dwinanjaya
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 24, No. 2, Juli 2020
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JITS.2020.v24.i02.p10

Abstract

Abstract: Construction projects can be completed successfully based on careful planning. However, in the implementation of the West Amlapura Market development project, it requires an additional 50 calendar days to complete the work where the project is delayed by 24.468% in the 20th week with the remaining approximately one month deadline for working days, due to some constraints at the initial stage or determination zero point building level, mobility of tools and materials that hinder and limited Human Resources. Delays in work on the West Amlapura Market development project can be anticipated by accelerating the implementation of the project, with the hope that costs will be minimal while still paying attention to the established quality standards. This study aims to analyze the optimum time and cost by adding labor. This study uses the Least Cost Analysis method which aims to obtain the optimal project duration with the minimum total project cost calculated from activities that have the lowest cost slope. The data required in this study are secondary data in the form of a Budget Plan (RAB), Time Schedule and a List of Unit Price Analysis obtained from the contractor. Based on the calculation of the least cost analysis with the addition of optimum compression labor, it is found that the reduction in the duration of completion is 52 days from a late time of 133 days to 81 days with a total cost of Rp. 11,759,553,889, direct costs of Rp. 11,481,213,347 and indirect costs of Rp. Rp. 278,340,542, -
RANCANGAN PEMBOBOTAN PENILAIAN KINERJA JASA KONSULTANSI DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS A.A. Gde Agung Yana; Dewa Ketut Sudarsana; Mirah K. Agung
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 12, No. 1 Januari 2008
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.986 KB)

Abstract

The Term of Reference (TOR) is the first stage in the technical assistance life cycle and then following by tender for consultant assistane and then technical consultancion and the last stage Final Hand Over (FHO). For evaluate the consultancy services performance, technical audit need be designed. Analytical hierarchy process (AHP) will be use to designed the evaluation form. Criteria elements in life cycle technical assitence will be structured and take the weight. The comparison of eigenvalue matricts is collected from respondence which has competency. The analysis outcomes that’s the consultant asistence performance consist of to component which the document and the consultancy services with eigenvector (0.515, 0.485) which means that the document which has a more importace weight in evaluation (51,5%). Describing of document existency consist of contain of Term Of Reference/TOR, procedure of supplied consultancy agent, contract document, project organization, auction committee with eigenvector (0.379, 0.192, 0.237, 0.124, 0.068). It means the contain of the Term of Reference/TOR has the most importance weigth in evaluation (37,9%). Describing of the work of reference frame/TOR consist of background picture, purpose and intention, work scope, facility and data of the project owner, kinds and quantity report, qualification of the personal expert, the certainty of the operational consultancy agent with eigenvector (0.123, 0.127, 0.198, 0.083, 0.155, 0.202, 0.112). It means qualification of the personal expert has the most importance weigth (20,2%). Describing of the consultancy agent supplied procedure consist of announcement, participant registration, taking of auction document, clarification meeting/aanwyzing, input document and opening of bargain, evaluation of bargaining, definited winner, the announce of winner, appointed winner with eigenvector (0.080, 0.060, 0.064, 0.068, 0.186, 0.214, 0.147, 0.101, 0.081). It means the bargaining evaluation has the most importance weight. The conducting of consultancy agent consist of the expert and assistant, aspect of time and schedule, the aspect of cost, kinds of report, office instrument and equipment with eigenvector (0.394, 0.179, 0.217, 0.134, 0.076). It means the expert and assistant has the most importance weigth.
STUDI KELAYAKAN JALAN TOL PENGAMBENGAN-PENGRAGOAN A.A.G. Agung Yana; Ketut Swijana; Santiari Dewi
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 11, No. 1 Januari 2007
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.609 KB)

Abstract

Ruas jalan Gilimanuk-Tabanan-Denpasar merupakan satu-satunya jalan arteri primer yang menghubungkan arus lalu lintas orang dan barang dari/ke Jawa-Bali-NTB. Berbagai persoalan lalu lintas seperti peningkatan tundaan, kemacetan, kecelakaan, serta banyaknya ruas jalan lama yang rusak. Selain itu, keterbatasan dana yang dimiliki oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah menyebabkan pembangunan jalan arteri baru atau perbaikan-perbaikan pada ruas jalan lama yang rusak tidak dapat dilaksanakan. Menghadapi permasalahan tersebut, perlu dibuat suatu alternatif yaitu menerapkan sistem tol pada pembangunan jalan Pengambengan-Pengragoan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan suatu kajian kelayakan pembangunan jalan baru. Dalam penelitian ini menggunakan data primer yang didapat dari hasil survai dan data sekunder yang didapat dari pengutipan dari sumber data yang sebelumnya telah diolah oleh instansi terkait. Dari hasil survai volume lalu lintas, geometrik jalan dan kecepatan akan dapat dihitung kinerja ruas jalan eksisting. Untuk memperkirakan besarnya volume lalu lintas di masa yang akan datang dilakukan perhitungan faktor pertumbuhan. Selanjutnya nilai faktor pertumbuhan diklasifikasikan menjadi rendah (low), sedang (medium) dan tinggi (high). Volume lalu lintas dimasa yang akan datang dapat diprediksi berdasarkan nilai faktor pertumbuhan tersebut. Analisis pembebanan lalu lintas yang akan melalui jalan eksisting dan jalan baru akan dihitung berdasarkan penghematan jarak dan waktu tempuh dengan menggunakan kurva disversi. Dengan kurva tersebut akan diketahui presentase lalu lintas yang akan beralih ke jalan baru. Sedangkan untuk menghitung nilai penghematan waktu digunakan data pendapatan perkapita provinsi Bali. Penghitungan biaya operasi kendaraan model PCI (pasific consultant international) dihitung berdasarkan kecepatan kendaraan rata-rata yang melewati ruas jalan yang ditinjau. Total biaya per tahun yang didapat dari penghematan nilai waktu dan BOK kemudian dibandingkan besarnya dengan biaya proyek untuk memperoleh nilai NPV, dan BCR masing-masing discount rate serta IRR untuk tiap asumsi tingkat pertumbuhan lalu lintas. Berdasarkan nilai-nilai tersebut akan diketahui apakah proyek tersebut layak atau tidak. Hasil analisis finansial dengan tingkat suku bunga 12% menunjukkan bahwa proyek pembangunan jalan tol ini belum layak dibangun untuk asumsi tarif 70% dari PBPJ. Hal ini dapat dilihat dari asumsi tarif tol 70% dari PBPJ akan menghasilkan NPV yang bernilai negatif, yaitu Rp. -1.538.010.788.246,-; dengan nilai BCR sebesar 0,10104; dan nilai IRR – 11,519%. Sedangkan analisis Sensitifitas yang dilakukan dengan tiga kriteria analisis juga menujukan bahwa jalan tol ini belum layak untuk dibangun.