Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima

Skrining Fitokimia Seduhan Teh Celup Daun Insulin (Tithonia Diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dan Daun Teh Hijau (Camellia sinensis L.) Insani, Nurul; Kurnia, Nia Marlina; Buanawati, Vina
Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima Vol. 5 No. 1 (2022): Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila Serang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60010/jikd.v5i1.75

Abstract

Flavonoids and saponins that have a lot of potential in the field of pharmacology. Flavonoids and saponins have a lot of potential in the field of pharmacology. The mechanism of action of saponins is by inhibiting GLUT-1 thereby reducing glucose absorption. Flavonoids in diabetes mellitus can avoid sugar absorption, stimulate glucose uptake in peripheral tissues, can also act like insulin by affecting the insulin signaling mechanism. Tannins can trigger glucose and fat metabolism so that the accumulation of these two sources of calories can be avoided, has hypoglycemic activity by increasing glycogenesis. The method is pure experimental method by conducting phytochemical screening of steeping teabags containing insulin leaves and green tea leaves. The results of phytochemical screening of insulin leaf teabags (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) and green tea leaves (Camellia sinensis L.) showed the presence of secondary metabolites of flavonoids, tannins and saponins.   Flavonoid dan saponin yang banyak berpotensi dalam bidang farmakologi. Mekanisme kerja saponin yaitu dengan menghambat GLUT-1 sehingga menurunkan absorbsi glukosa. Flavonoid pada Diabetes melitus dapat menghindari absorbsi gula, menstimulasi pengambilan glukosa pada jaringan perifer, juga dapat bertindak seperti insulin dengan cara mempengaruhi mekanisme insulin signaling. Tanin dapat memicu metabolisme glukosa dan lemak sehingga timbunan dari kedua sumber kalori ini dapat dihindari, memiliki aktivitas hipoglikemik dengan meningkatkan glikogenesis. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental murni dengan melakukan skrining fitokimia terhadap seduhan teh celup yang mengandung daun insulin dan daun teh hijau. Hasil skrining fitokimia teh celup daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dan daun teh hijau (Camellia sinensis L.)  menunjukan adanya senyawa metabolit sekunder flavonoid, tanin dan saponin.
Formulasi Sediaan Pemerah Pipi Sari Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus), dan Sari Kunyit (Curcuma domestica L) dalam Bentuk Stick Nurmay Stiani, Sofi; Ayuni, Eka Sirly; Kurnia, Nia Marlina; Yusransyah, Yusransyah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima Vol. 5 No. 1 (2022): Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila Serang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60010/jikd.v5i1.76

Abstract

The purpose of this study was to make rouge using natural dyes on the skin of red dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) and turmeric (Curcuma domestica L). Natural dyes are obtained by smoothing the skin of red dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) and turmeric extract (Curcuma domestica L). cheek coloring formula made using a combination of red dragon fruit peel juice (Hylocereus polyrhizus) and turmeric juice (Curcuma domestica L) with concentrations of 10% and 2% (Formula I), 20% and 2.5% (Formula II), 30% and 3% (Formula III). The results of the study with a concentration of 10%: 2%, 20%: 2.5% and 30%: 3% produced a homogeneous blush, aroma, color and good smearing power. pH 4-7, rouge preparations do not cause a reaction (irritation) when applied and the concentration that is preferred by panelists is formula III (30%: 3%). The conclusion of this study is that the combination of red dragon fruit peel juice (Hylocereus polyrhizus) and turmeric juice (Curcuma domestica L) can be used as a natural dye, increasing the concentration of the juice used to increase the dark color pigment in the preparation.   Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat pemerah pipi dengan memanfaatkan pewarna alami pada kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan kunyit (Curcuma domestica L). Pewarna alami diperoleh dengan cara menghaluskan kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan kunyit (Curcuma domestica L). formula pewarna pipi yang dibuat menggunakan zat kombinasi dari sari kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan sari kunyit (Curcuma domestica L) dengan konsetrasi 10% dan 2% (Formula I), 20% dan 2,5% (Formula II), 30% dan 3% (Formula III). Hasil penelitian dengan konsentrasi 10% : 2%, 20% : 2,5% dan 30% : 3% menghasilkan pemerah pipi yang homogen, aroma, warna dan daya oles yang baik. pH 4-7, sediaan pemerah pipi tidak menimbulkan reaksi (iritasi) saat dioleskan dan konsentrasi yang banyak disukai panelis adalah formula III dengan konsentrasi 30% : 3%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kombinasi sari kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan sari kunyit (Curcuma domestica L) dapat digunakan sebagai pewarna alami, semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan maka semakin gelap pigmen warna pada sediaan.
Acmella Uliginosa: Farmakologi, Fitokimia, Toksikologi dan Perkembangan Analog: Review Artikel Kholifah, Eva; Kurnia, Nia Marlina; Insani, Nurul
Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima Vol. 4 No. 2 (2022): Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila Serang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60010/jikd.v4i2.82

Abstract

Acmella uliginosa is an important medicinal plant, it is found in tropical and subtropical countries especially Indonesia, India and South America. This plant known as a toothache plant which is usually used to reduce pain associated with toothache. Various extracts and active metabolites from various parts of this plant have beneficial pharmacological activities. Several studies show Acmella Uliginosa has pharmacological activities such as antimicrobial, antipyretic, antioxidant, and anti-inflammatory. This review in detail describes the traditional uses, phytochemicals, pharmacology, toxicology and development of analogues of the active constituents of this plant. This review will help researchers to find scientific information in the future. Acmella Uliginosa adalah tanaman obat penting, ditemukan di negara-negara tropis dan subtropis terutama Indonesia, India dan Amerika Selatan. Tanaman ini dikenal sebagai tanaman sakit gigi yang biasanya digunkan untuk mengurangi rasa sakit yang berhubungan dengan sakit gigi. Bermacam-macam ekstrak dan metabolit aktif dari berbagai bagian tanaman ini memiliki aktivitas farmakologis yang bermanfaat. Beberapa penelitian menyebutkan Acmella Uliginosa memiliki aktivitas farmakologi seperti antimikroba, antipiretik, antioksidan, dan antiinflamasi. Ulasan ini secara rinci menggambarkan penggunaan tradisional, fitokimia, farmakologi, toksikologi dan perkembangan analog dari konstituen aktiv tanaman ini. Review ini akan membantu peneliti untuk mencari informasi ilmiah di masa depan.