Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RS ROEMANI SEMARANG Anggraini, Merry Tiyas
E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 4 (2024): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2024.V13.i04.P10

Abstract

Latar belakang: Hemodialisis merupakan pengobatan pada penderita penyakit ginjal kronis stadium terminal. Terapi hemodialisis yang dilakukan secara terus menerus akan mengakibatkan adanya dampak psikologis seperti kecemasan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan pasien hemodialisis yaitu dukungan keluarga. Oleh karena itu, diperlukannya dukungan pada pasien hemodialis yang bermanfaat sebagai strategi preventif untuk mengurangi kecemasan sehingga membuat pandangan hidup pasien menjadi luas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kecemasan pasien yang menjalani hemodialisis di RS Roemani Semarang. Metode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 80 responden pada RS Roemani iSemarang dengan Teknik Total Sampling. Data diambil menggunakan instrumen kuesioner yang kemudian diuji dengan menggunakan rank spearman dengan bantuan software komputer. Hasil: Mayoritas responden memiliki kecemasan ringan sebesar 78,8% dan mayoritas responden memiliki dukungan keluarga baik sebesar 81,3%. Hasil uji menggunakan rank spearman didapatkan hasil p=0.001 dan nilai r = -i0,925. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kecemasan pasien yang menjalani hemodialisis di RS Roemani Semarang, semakin tinggi dukungan keluarga semakin rendah tingkat kecemasan pasien dan sebaliknya.
The Relationship of Perceived Severity and Recurrent Stroke Prevention Behavior at Post-Non-Hemorrhagic Stroke Patients Rahmawati, Renny Nafia; Lahdji, Aisyah; Anggraini, Merry Tiyas
South East Asia Nursing Research Vol 6, No 1 (2024)
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/seanr.6.1.2024.25-31

Abstract

The lack of individual beliefs about the first stroke can cause an increased risk of recurrent stroke in the future causing individuals to behave less well. The theory that can identify individual beliefs for healthy living behavior is the Health Belief Model (HBM), one of which is perceived severity which is the perception of the seriousness of the severity of an illness. This study aimed to determine the relationship between perceived severity and behavior to prevent recurrent stroke in patients after non-hemorrhagic stroke. The study was quantitative descriptive-analytical research with a cross-sectional approach. The research subjects were 70 non-hemorrhagic post-stroke patients at KRMT Wongsonegoro Hospital, Semarang City, using consecutive sampling techniques. Relationship analysis uses the Spearman rank test. Most respondents had sufficient perceived severity as many as 39 respondents (55.7%) and implemented sufficient recurrent stroke prevention behavior in as many as 42 respondents (60%). The Spearman rank test analysis shows that there is a relationship between perceived severity with Recurrent stroke prevention behavior in non-hemorrhagic post-stroke patients (p=0.000) and (r=0.916). Perceived severity is significantly related to adjusting Recurrent stroke prevention behavior in non-hemorrhagic post-stroke patients.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT SELF CARE DAN FUNGSI KELUARGA TERHADAP KUALITAS HIDUP PENYANDANG DISABILITAS FISIK DI SLB N 1 PEMALANG Juliani, Aliyah Ari; Anggraini, Merry Tiyas; Noviasari, Nina Anggraeni
Syifa'Medika Vol 13, No 2 (2023): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v13i2.4157

Abstract

Masalah yang dialami oleh individu disabilitas fisik terutama mengenai efisiensi dan efektifitas dalam mengerjakan aktivitasnya. Kualitas hidup seseorang dapat dipengaruhi oleh kondisi disabilitas, sehingga memerlukan dukungan, kasih sayang, dan perhatian dari lingkungan terdekat yaitu keluarga. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat self care dan fungsi keluarga dengan kualitas hidup penyandang disabilitas fisik. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan sampel penelitian 50 orang yang dipilih secara proportional stratified random sampling. Data diperoleh dengan cara pengisian kuesioner. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil analisis uji Chi Square menunjukkan hubungan yang bermakna antara tingkat self care dengan kualitas hidup dan fungsi keluarga dengan kualitas hidup penyandang disabilitas fisik secara berturut-turut (p = 0,000; rasio prevalensi = 4,7) dan (p = 0,000; rasio prevalensi = 4,5) dengan p < 0,05. Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat self care dan fungsi keluarga terhadap kualitas hidup penyandang disabilitas fisik di SLB N 1 Pemalang. Penyandang disabilitas fisik yang mempunyai ketergantungan total, berat dan sedang memiliki kualitas hidup 4,7 kali lebih buruk dari penyandang disabilitas fisik yang memiliki ketergantungan ringan dan mandiri. Penyandang disabilitas fisik yang memiliki fungsi keluarga tidak sehat dan kurang sehat memiliki kualitas hidup 4,5 kali lebih buruk dari penyandang disabilitas fisik yang memiliki fungsi keluarga sehat
Analysis of Socio-Demographic Factors Influencing Anxiety in Hemodialysis Patients Anggraini, Merry Tiyas; Susilo Budi Pratama
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Educatio
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpk.V12.I1.2024.85-91

Abstract

Background: Advanced chronic kidney disease patients need hemodialysis, the most used method of renal replacement therapy today. The patient will receive hemodialysis therapy for the rest of their life so that it can have a psychological effect like anxiety. Aims: This study aims to examine the socio-demographic variables affecting anxiety in hemodialysis patients. Method: This research used a cross-sectional analytical observational study design. A total sampling technique was used in this research. From 113 outpatient hemodialysis patients in March 2023, 80 samples of patients at Roemani Semarang Hospital met the inclusion and exclusion criteria. Inclusion criteria were patients undergoing hemodialysis at Roemani Semarang Hospital who were willing to participate in the study. Exclusion criteria were incomplete questionnaires, patients with impaired consciousness, patients with communication disorders, and patients using anti-anxiety medication. The information collected was primary information from questionnaires and interviews. The data were tested using the Spearman test with a significance level of p<0.05 for age and family support, and the chi-square test for gender, employment, and educational status. Results: The statistical analysis showed a p-value of 0.704 for age, a p-value of 0.020 for gender, a p-value of 0.558 for employment, a p-value of 0.138 for educational level, and a p-value of 0.000 for family support. Conclusion: The results showed a significant relationship between gender and family support with anxiety levels. The higher the family support, the lower the anxiety level. There is no relationship between age, employment, and education level with the anxiety level of patients undergoing hemodialysis at Roemani Semarang Hospital.
Hubungan Gerakan Berulang dan Posisi Kerja dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders pada Pekerja Fillet Ikan di Kota Tegal Dwilago, Ibro Tanderi; Anggraini, Merry Tiyas; Setiawan, Muhammad Riza
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 4, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/medart.4.2.2022.90-97

Abstract

Latar Belakang: Musculoskeletal Disorders (MSD) dikeluhkan apabila otot menerima beban statis secara terus menerus dan berulang dalam waktu yang lama serta posisi kerja tidak ergonomis maka dapat menimbulkan keluhan muskuloskeletal. Pekerja fillet ikan bekerja dalam posisi duduk yang lama dalam memfillet ikan yakni sekitar 4-8 jam perhari dan secara ber-kesinambungan melakukan gerakan berulang saat memfillet ikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan gerakan berulang dan posisi,kerja,dengan keluhan Musculoskeletal Disorders pada pekerja fillet ikan di Kota Tegal.Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasi analitik cross sectional. Responden penelitian sebanyak 38 pekerja, diolah dengan uji fisher’s exact. Kuesioner penelitian berupa lembar RULA untuk pengukuran posisi kerja, kuesioner NBM untuk penilaian keluhan MSD.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara keluhan MSD dengan posisi kerja (p=0,002, RP=1,083) dan tidak ada hubungan antara keluhan MSD dengan gerakan berulang (p= 0,081, RP=1,235). Terdapat 34 responden (89,5%) yang mengeluhkan MSD, diantaranya 26 responden (89,7%) mempunyai posisi kerja kurang baik dan 17 responden (81%) melakukan gerakan berulang >30x/menit saat memfillet ikan.Kesimpulan: Posisi kerja kurang baik 1 kali lebih besar mengalami MSD dibandingkan posisi kerja cukup baik yang mana posisi kerja menjadi faktor resiko keluhan MSD. Gerakan berulang >30 kali permenit 1 kali lebih besar mengalami MSD dibandingkan yang melakukan gerakan berulang ≤30 kali permenit pada pekerja fillet ikan di Kota Tegal yang mana gerakan berulang menjadi faktor resiko keluhan MSD.
Hubungan Family Support System terhadap Kemandirian Activity Of Daily Living Anak Tunagrahita Di Kota Semarang Mubarok, Zaki; Anggraini, Merry Tiyas; Noviasari, Nina Anggraeni
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 4, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/medart.4.1.2022.26-31

Abstract

Latar belakang: Tunagrahita dapat didefinisikan sebagai disabilitas mental karena mempunyai hambatan dalam perkembangan mental, keterbatasan dalam hal intelegensi, bahasa, sosial dan motorik. Peran keluarga diperlukan sebagai support system untuk menanamkan kemandirian dalam memenuhi aktifitas hidupnya untuk mencegah ketergantungan anak tunagrahita sehingga akan mencegah timbulnya berbagai penyakit sejak dini. penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan peran keluarga sebagai support system terhadap aktifitas hidup (ADL) pada anak tunagrahita di kota Semarang.Metode: Penelitian menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil memakai Teknik non probabbility sampling dengan consecutive sampling. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan kuesinoer Perceived Social-family Scale dan kuesioner Indeks Barthel. Sampel adalah para murid tunagrahita di SLB Negeri Semarang tahun 2021 sebanyak 50 orang. Teknik analisis data menggunakan uji spearman rank.Hasil: Hasil uji korelasi spearman rank antara variabel Family support system terhadap variabel kemandirian Activity of daily living (ADL) pada anak tunagrahita menunjukan terselip hubungan diantara kedua variabel karena nilai p (<0,05). Hasil koefisien korelasi sebesar 0,854 menandakan korelasi yang sangat kuat diantara kedua variabel.Kesimpulan: Semakin besar family support system akan diikuti peningkatan kemandirian Activity of daily living (ADL) pada anak Tunagrahita di Kota Semarang.
Pengaruh Pemberian Etanol Secara Akut Terhadap Memori Kerja Pada Tikus (Rattus norvegicus) Basuki, Rochman; Anggraini, Merry Tiyas
MAGNA MEDICA Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 2 (2015): February
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (42.532 KB) | DOI: 10.26714/magnamed.1.2.2015.96-101

Abstract

Effect of Acute Ethanol Administration on Working Memory in Rats (Rattus norvegicus)Background: Acute administration of ethanol can cause neurological disorders, including the prefrontal cortex (CPF) because ethanol is neurotoxic. One of the disorders is a decrease in memory function.Objectives: This study was to determine the effect of acute ethanol administration on spatial working memory in rats.Methods: This experimental study with a posttest-only-randomized control design involved 20 rats (Rattus norvegicus) which were divided into 4 groups (K, P1, P2 and P3) each of 5 animals. Groups P1, P2 and P3 respectively were given 15% intra-peritoneal ethanol at doses of 1, 2 and 3 g/kg/day for 20 days. Memory performance is measured by 8-arm radial maze with the parameter Number of Error, namely the number of type A errors divided by the number of arms entered.Result : After 20 days of ethanol administration, spatial working memory between groups was tested by Kruskal Wallis. The results showed that there was no significant difference, namely 0.070 (p>0.05).Conclusion: There is no significant relationship between spatial working memory in rats after acute administration of ethanol.Latar belakang: Pemberian etanol secara akut dapat menyebabkan gangguan neurologis, diantaranya cortex prefrontalis (CPF) karena etanol bersifat neurotoksik. Salah satu gangguannya berupa penurunan fungsi memori.Tujuan Penelitian: Penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian etanol secara akut terhadap memori kerja spasial pada tikus.Metode Penelitian: Penelitian eksperimen dengan desain posttest-only-randomized control ini melibatkan 20 tikus (Rattus norvegicus) yang dibagi menjadi 4 kelompok (K, P1, P2 dan P3) masing-masing 5 ekor. Kelompok P1, P2 dan P3 secara berurutan diberikan etanol 15% intra peritoneal dengan dosis 1, 2 dan 3 g/kgbb/hr selama 20 hari. Kinerja memori diukur dengan maze radial 8 lengan dengan parameter Number of Error yaitu angka kesalahan tipe A dibagi jumlah lengan yang dimasuki.Hasil Penelitian : Setelah pemberian etanol selama 20 hari, memori kerja spasial antar kelompok diuji dengan Kruskal Wallis. Hasil tidak ada perbedaan yang bermakna, yaitu 0,070 (p>0,05).Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang bermakna memori kerja spasial pada tikus setelah pemberian etanol secara akut.
Analisis Dukungan Keluarga Dengan Self Esteem pada Pasien DM Tipe 2 dengan Ulcus Diabeticum Shaniago, Arthur Bagas; Anggraini, Merry Tiyas; Setiawan, Muhammad Riza
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 9 (2024): Volume 11 Nomor 9
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i9.15810

Abstract

Self esteem dipahami sebagai sikap individu terkait cara menghargai dan menilai dirinya sendiri, memainkan peran penting dalam cara pasien menyikapi penyakit  dan menghadapi tantangan yang timbul. Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Ulcus Diabeticum sering mengalami penurunan self-esteem karena penyakit ini dianggap sebagai beban seumur hidup, yang mempengaruhi interaksi sosial dan kepercayaan diri. Dukungan keluarga sangat penting untuk meningkatkan self-esteem, karena membantu pasien menghadapi tantangan psikologis dan emosional. Penelitian memiliki tujuan menganalisis hubungan antara dukungan keluarga dan self-esteem pada 68 pasien di Klinik Perawatan Luka Diabetes Rumat Semarang, metode deskriptif analitik menerapkan pendekatan cross sectional serta consecutive sampling. Instrumen digunakan adalah kuesioner Dukungan Keluarga dan Rosenberg Self-Esteem. Hasil menunjukkan 97,1% responden mendapat dukungan keluarga tinggi, dan 95,6% memiliki self-esteem tinggi. Uji bivariat menunjukkan korelasi signifikan (p 0,001) antara dukungan keluarga tinggi serta self-esteem tinggi pada pasien DM Tipe 2 dengan ulkus diabetikum di Klinik Perawatan Luka Diabetes Rumat Semarang.
Hubungan Antara Lama Menjalani Hemodialisis Dengan Kualitas Hidup Azzahra, Arsya; Anggraini, Merry Tiyas; Faizin, Chamim
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 10 (2024): Volume 11 Nomor 10
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i10.15799

Abstract

Hemodialisis merupakan terapi penatalaksanaan penyakit ginjal kronik tahap lanjut. Hemodialisis dipilih untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Proses terapi hemodialisis adalah terapi berkelanjutan yang dapat mempengaruhi aspek kehidupan misalnya gangguan intensif dan penyakit terkait sosial. Pasien yang telah lama umumnya telah beradaptasi maka dari itu kualitas hidup cenderung lebih baik. Tujuan dari penelitian membuktikan hubungan antara lama menjalani hemodialisi dengan kualitas hidup. Penelitian termasuk penelitian kuantitatif observasional analitik dengan desain cross-sectional dan teknik yaitu total sampling dengan sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi sebesar 71 responden. Instrumen penelitian yaitu kuisioner KDQOL-SF 36 serta menggunakan data rekam medik. Korelasi Rank Spearman dipilih guna analisis bivariat data yang terkumpul. Didapatkan Hasil 71 responden terkumpul dengan durasi lama menjalani hemodialisis 1 – 106 bulan. Serta kualitas hidup responden didapatkan hasil dengan rentang nilai skor 34-87. Uji bivariat korelasi Rank Spearman idapatkan hasil p-value < 0,05 yang artinya terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut.
Optimalisasi Kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) dengan Peningkatan Pengetahuan terkait Stunting di Kabupaten Boyolali Putro, Wahyu Gito; Anggraheny, Hema Dewi; Anggraini, Merry Tiyas; Surani, Endang; Mulyani, Sri; Widyaningsih, Vitri; Probandari, Ari Natalia
Jurnal Surya Masyarakat Vol 7, No 1 (2024): November 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jsm.7.1.2024.168-172

Abstract

Stunting is still one of the priorities for a maternal and child health in Indonesia. The stunting prevalence rate in Boyolali Regency in 2023 reached 6,86%, relatively lower compared to the national level. However, the focus on handling stunting is still specifically for pregnant women and toddlers. There is a need to optimize the role of Family Support Team cadres to be able to supervise the prospective bride, as an effort to prevent stunting. This service was carried out in the Department of Population Control Service, Family Planning, Women’s Empowerment and Child Protection (DP2KBP3A) Boyolali Regency with a target of 20 family support team cadres’, who represent rom each sub-district in Boyolali Regency. The aim of this service was to increase cadres knowledge on stunting, including factors that cause stunting, pregnancy planning, and family assistance for prospective brides. The majority of cadres have completed high school education (70%), have been cadres for more than 10 years (60%), and have 1-3 jobs (60%). There was an increase in cadres’ knowledge before and after being given training (p<0,05). Result shows that activities carried out were the provision of training as an effort to complement the knowledge and understanding of family support team cadres, especially for prospective brides, was effective, demonstrated by an increase in cadres knowledge before and after training.