Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Skrining dan Edukasi Dampak Anemia Pada Remaja Siswa-Siswi SMK Negeri 5 Samarinda La Ode Marsudi; Rifky Saldi A. Wahid
Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknologi Laboratorium Medik Borneo Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknologi Laboratorium Medik Borneo
Publisher : Program Studi Teknologi Laboratorium Medis, ITKES Wiyata Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Monitoring Glukosa Darah Dan Tekanan Darah Pada Lansia Di UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda Rinda Aulia Utami; Muhammad Fahmi Aminuddin; Rifky Saldi A. Wahid; Resna Belinda
Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknologi Laboratorium Medik Borneo Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknologi Laboratorium Medik Borneo
Publisher : Program Studi Teknologi Laboratorium Medis, ITKES Wiyata Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini penyakit degeneratif sudah bisa ditemukan pada usia 30-40 tahun. Pencegahan penyakit degeneratif bisa dicegah dengan cara screening kesehatan pada usia diatas 30 tahun. Hal ini jika diabaikan, maka akan berisiko terjadinya penyakit Diabetes Mellitus sehingga jatuh pada keadaan yang lebih berat dengan munculnya komplikasi Diabetes Mellitus. Kondisi lansia sekarang banyak terkena penyakit degerativ. Hal ini dikarenakan oleh berbagai faktor, yaitu faktor penyakit, faktor genetik, faktor usia, faktor gender, kurang gerak, asupan garam, obesitas, kurang tidur, makanan berlemak, kalori dan kadar gula, gaya hidup yang tidak sehat, dan stres. Oleh karena itu tujuan pengabdian masyarakt ini yaitu masyarakat perlu diberikan pemahaman bahwa melakukan pemeriksaan kesehatan tidak harus menunggu adanya keluhan atau kejadian sakit dan olahrga lansia agar kondisi fisik lebih bugar. Salah satu cara untuk mendeteksinya adalah screening pemeriksaan tekanan darah dan glukosa darah. Hasil pengabdian masyarakat ini ditemukan bahwa terdapat 17 orang (49%) dengan tekanan darah yang tinggi, dan kadar Glukosa darah tinggi ada 13 orang (37%). Kesimpulan dari hasil ini bahwa sebaiknya monitoring kesehatan dilakukan secara berkala sebagai upaya skrining kesehatan dan mencegah adanya komplikasi selanjutnya.
Literature Review : Gambaran Efektivitas Pemeriksaan Keracunan Merkuri Dengan Sampel Biologis: Literature Review : Description of the Effevtiveness of Mercury Poisoning Examination Using Biological Sample Sinaga, Hakim; Wahid, Rifky Saldi A.; Raudah, Siti
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 6 No. 1 (2023): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v6i1.6086

Abstract

Mercury is one of the heavy metals with high toxicity and is included in the class of neurotoxic substances that can cause various damage to tissue and nerve cells. The proper use of biomarkers in blood, urine and hair can determine the effectiveness of the mercury poisoning examination in the laboratory. Purpose: This study aimed to describe the effectiveness of mercury poisoning examination using biological samples. Method: This study used a literature review with online database sources from the search engine Science Direct, PubMed, Google Scholar. Result, The cause of mercury poisoning was through the use of mercury in various industrial fields, mining activities, consumption of fish, shellfish and water that had been contaminated with mercury. Examination of mercury poisoning with blood and urine biomarkers was the main choice for acute exposure due to the direct use of mercury, especially in the work environment. Hair biomarkers were the main choice for chronic exposure, mainly fish consumption. The length of working time and the frequency of fish consumption had a significant influence on the high levels of mercury in the body, where the longer and more mercury exposure, the more risk a person was to experience mercury poisoning. Mercury levels in the blood can be detected within 2-3 days, in urine one week after exposure, and in hair, levels are persistent in the long term. Conclusion: The effectiveness of mercury poisoning examination using biological samples depends on the type and duration of exposure, where short-term exposure to high concentrations uses blood and urine biomarkers and long-term exposure using hair biomarkers.
Uji Senyawa Komponen Bioaktif dan Kadar Total Flavonoid Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Wahid, Rifky Saldi A.; Marsudi, La Ode; Raudah, Siti
Jurnal Teknologi Laboratorium Medik Borneo Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Teknologi Laboratorium Medik Borneo
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan dan Sains Wiyata Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35728/jutelmo.v1i1.836

Abstract

Kelor (Moringa oleifera L.) secara tradisional digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Kelor mengandung senyawa komponen bioaktif yang berperang dalam melindungi tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komponen bioaktif daun kelor, dan kandungan total flavonoid. Ekstrak etanol daun kelor diperoleh dengan cara maserasi. Analisis senyawa bioaktif menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) dan penentuan kadar total flavonoid dilakukan berdasarkan metode AlCl3 dengan total flavonoid dinyatakan dalam QE (Quercetin equivalent) pada panjang gelombang maksimum 400 nm. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun kelor mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, tannin, saponin dan triterpenoid. Sedangkan kadar total flavonoid sebesar 155,61 mgQE/g ekstrak. Semakin tinggi kadar flavonoid total, maka semakin tinggi pula aktivitasnya dalam mengobati berbagai penyakit.
Penanganan Cairan Pleura Transudat dan Eksudat dari Penderita Efusi Pleura Wahid, Rifky Saldi A.; Jumriati, andi
Jurnal Teknologi Laboratorium Medik Borneo Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Teknologi Laboratorium Medik Borneo
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan dan Sains Wiyata Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35728/jutelmo.v2i1.1064

Abstract

Efusi Pleura merupakan akumulasi cairan yang abnormal yang disebabkan oleh pembentukan cairan pleura terjadi karena adanya peningkatan pembentukan cairan pleura dan penurunan kecepatan absorbsi cairan pleura. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penanganan dan analisis teoritis pada pemeriksaan specimen cairan pleura pada tahap pra-analitik, analitik dan pasca analitik. Metode dalam pembuatan apusan menggunakan metode Smear atau oles. Penelitian dilakukan pada bulan November – Desember 2021. Hasil Penelitian yang diperoleh dari 28 sampel penangangan spesimen pleura diperoleh 25 (89%) sediaan tipis dari 28 sampel, 25 (89%) warna cairan kuning jernih dari 28 sampel dan 25 (89%) cairan jernih dari 28 sampel. Kesimpulan dalam penanganan ini dimulai dari dari tahap pra analitik yaitu diterimanya sampel dan dilakukan pendaftaran, dilanjutkan tahap analitik yaitu pembuatan sediaan lalu tahap pasca analitik yaitu pembacaan dan pelaporan hasil.
The Effect of K3EDTA Blood Volume Variation on Complete Blood Count Results La Ode Marsudi; Rifky Saldi A. Wahid; Maya Tamara Mawardani; Rinda Aulia Utami
Formosa Journal of Science and Technology Vol. 3 No. 8 (2024): August 2024
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/fjst.v3i8.10103

Abstract

This study aims to determine the effect of varying K3EDTA blood volumes on complete blood count (CBC) results. Venous blood collection was performed using a closed system method. Blood was collected into K3EDTA vacutainer tubes with varying volumes of 1 mL, 2 mL, and 3 mL for each respondent, with a total of 10 respondents. The CBC parameters examined were WBC, RBC, Hb, Hct, MCV, MCH, MCHC, and PLT, using a quality-controlled hematology analyzer. Normally distributed data were analyzed using ANOVA, while non-normally distributed data were analyzed using the Friedman test. The results showed p-values > 0.05 for WBC, RBC, Hb, Hct, MCV, MCH, and MCHC, whereas the PLT test results showed a p-value < 0.05. The conclusion of this study is that there is an effect of varying K3EDTA blood volumes on PLT test results, but no effect on WBC, RBC, Hb, Hct, MCV, MCH, and MCHC test results.
Analisa Kadar Karboksihemoglobin (COHb) pada Darah Pedagang Kaki Lima di Pasar Tradisional Kota Samarinda: Analysis Of Carboxyhemoglobin (COHb) Levels In The Blood Of Street Vendors In The Traditional Market Of Samarinda City Rifky Saldi A. Wahid; Marisa Pajariah Septiani Rahman; Siti Raudah; Rinda Aulia Utami; Maya Tamara Mawardani; La Ode Marsudi
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 7 No. 1 (2024): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v7i1.7885

Abstract

Karbon monoksida (CO) adalah gas beracun tidak berwarna yang terbentuk dari pembakaran bahan bakar karbon atau bahan organik yang mengandung sedikit oksigen. Pedagang kaki lima merupakan pedagang yang menjual barang dagangnya di pinggir jalan atau di tempat umum sehingga berpotensi terpaparnya CO yang berikatan dengan hemoglobin (Hb) yang akhirnya menjadi COHb. Mengetahui kadar COHb dalam darah pedagang kaki lima. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 26 responden dengan metode pengambilan sampel yaitu quota sampling. Pengukuran kadar COHb menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis dengan metode Hinsberg-Lang dan analisis menggunakan Uji Kolerasi Pearson . Pada 26 pedagang kaki lima, di peroleh 25 responden dengan hasil kadar COHb meningkat dengan rentang kadar COHb mulai dari 4,25% hingga 11,34%, melebihi nilai batas toleransi yaitu < 3,5% dan hanya 1 responden yang memiliki hasil kadar COHb normal dengan nilai 2,52%. Hasil uji kolerasi kadar COHb dengan masa kerja diperoleh hasil sig.(2-tailed) = 0,229, waktu kerja diperoleh hasil sig.(2-tailed) = 0,038 dan kualitas tidur diperoleh hasil sig.(2-tailed) = 0,007. Kesimpulan kadar COHb dalam darah pedagang kaki lima rata-rata diatas ambang batas dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar COHb dalam darah dengan masa kerja (p > 0,05), sedangkan terdapat hubungan yang signifikan antara kadar COHb dalam darah dengan waktu kerja (p < 0,05) dan kualitas tidur (p < 0,05).
Gambaran Mikroalbumin Sebelum Dan Sesudah Melakukan Olahraga Futsal Irwadi, Didi; Wahid, Rifky Saldi A.; Utami, Rinda Aulia; Pratama, Arya Dino
Jurnal Teknologi Laboratorium Medik Borneo Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Teknologi Laboratorium Medik Borneo
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan dan Sains Wiyata Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35728/jutelmo.v4i2.1653

Abstract

Mikroalbumin adalah protein urin yang ditemukan di urin dalam jumlah kecil. Factor faktor yang mempengaruhi adanya mikroalbumin dalam urin salah satunya adalah aktifitas fisik. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk melihat kadar mikroalbumin sebelum dan sesudah melakukan aktifitas fisik yakni olahraga futsal. Metode : Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode immunoturbidimetri menggunakan alat MD pacific IMAGIN 200. Hasil : Dari 30 sampel yang di uji hanya 25 yang dapat dilanjutkan. Hasil dari pemeriksaan mikroalbumin sebelum olahraga futsal rata rata 17,04 mg/L dan sesudah olahraga futsal 83,08 mg/L, berdasarkan hasil uji statistik dengan uji Wilcoxon didapatkan nilai signifikan yakni p <0,05. Kesimpulan : Aktifitas fisik berpengaruh terhadap kadar mikroalbumin.
Pemeriksaan Hemoglobin Pada Santri Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Al-Imam Ashim Ariza, Desyani; Amirah, Amirah; Akbar, Arlitha Dekayana; Kesrianti, Andi Maya; Nurhilaliyah, Nurhilaliyah; Wahid, Rifky Saldi A.
Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknologi Laboratorium Medik Borneo Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknologi Laboratorium Medik Borneo
Publisher : Program Studi Teknologi Laboratorium Medis, ITKES Wiyata Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35728/abdmlt.v4i2.1694

Abstract

Prevalensi anemia pada remaja di Indonesia tergolong cukup tinggi, yaitu sebesar 32 % (Riskesdas, 2018). Oleh karena itu, penanggulangan dan pencegahan anemia pada remaja menjadi masalah kesehatan yang difokuskan oleh pemerintah.. Kondisi kekurangan gizi berupa zat besi merupakan salah satu penyebab utama anemia. Hal itu disebabkan oleh gaya hidup dari remaja diantaranya kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal khususnya sumber zat besi, kebiasaan minum teh serta kopi saat makan, dan kurangnya aktifitas fisik. Data World Health Organization (WHO) tahun 2011 menunjukkan bahwa 273,2 juta anak mengalami anemia serta sebanyak 9,6 juta mengalami anemia berat dan kadar hemoglobin di bawah nilai rata-rata. Efek dari gejala anemia ini dapat menyebabkan anak menjadi lemah lesu serta tidak ada semangat untuk beraktivitas. Bahkan anemia ini bisa menyebabkan masalah pada tumbuh kembang anak jika tidak segera ditangani dengan baik. Tujuan dilakukan pemeriksaan Hemoglobin (Hb) pada para santri pondok adalah untuk memberikan informasi mengenai kadar Hemoglobin dan pentingnya pemeriksaan Hemoglobin untuk mendeteksi dini gejala anemia pada anak atapun remaja. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di Aula Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Al-Imam Ashim pada hari Kamis, 16 Januari 2025 pada pukul 09.00 WITA-selesai. Peserta dalam kegiatan ini adalah para santri Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Al-Imam Ashim. Kegiatan dimulai dengan memberikan edukasi terkait pentingnya zat besi untuk pencegahan anemia dan dilanjutkan pemeriksaan hemoglobin yang diikuti oleh 30 santri. Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan terdapat 2 santri dengan Hb rendah dibawah <12 gr/dl (Nilai Hb 11,6 dan 10,3) dan 28 santri lainnya memiliki kadar Hb normal diatas >12 gr/dl. Hasil pemeriksaan menandakan para santri pondok mayoritas masih memiliki kadar Hb yang normal.
Analisa Kadar Gamma-GT Pada Pasien Skizofrenia Dengan Terapi Obat Antipsikotik Chlorpromazine-Haloperidol Dan Clozapin-Resperidon Utami, Rinda Aulia; Wahid, Rifky Saldi A.; Mawardani, Maya Tamara
Jurnal Teknologi Laboratorium Medik Borneo Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Teknologi Laboratorium Medik Borneo
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan dan Sains Wiyata Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35728/jutelmo.v3i1.1273

Abstract

Skizofrenia adalah salah satu gangguan jiwa dengan output kesembuhan yang kurang begitu baik. Salah satu penanganan skizofrenia dengan menggunakan pengobatan antipsikotik. Antipiskotik merupakan terapi obat-obatan pertama yang efektif mengobati skizofrenia. Haloperidol dan Clhorpromazine merupakan antiseptic klasik atau tipical yang penggunaannya paling luas.  Pengobatan ini akan bersifat toksik jika tidak terabsorbsi dengan baik didalam tubuh terutama pada bagian hati. Gamma-GT adalah enzim yang ditemukan terutama pada jaringan hati dan ginjal dan sensitive untuk mendeteksi macam-macam penyakit hati. Tujuan penelitian : mengetahui gambaran kadar Gamma-GT terhadap konsumsi Chlorpromazine dan/atau Haloperidol dengan kombinasi Clozapin dan/atau Resperidon pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Khusus Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda. Metode : Jenis penelitian yang dilakukan adalah Deskriptif. Pemeriksaan Gamma-GT dilakukan menggunakan alat fotometer. Hasil : Dari penelitian yang dilakukan pada 27 sampel dengan pasien skizofrenia terhadap konsumsi Chlorpromazine dan/atau Haloperidol dengan kombinasi Clozapin dan/atau Resperidon ini didapatkan hasil Gamma-GT yang normal secara keseluruhan. Kesimpulan : Tidak ada peningkatan Gamma-GT pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Samarinda terhadap konsumsi obat antipsikotik dengan jenis Chlorpromazine dan/atau Haloperidol dengan kombinasi Clozapin dan/atau Resperidon selama lebih dari satu tahun.