Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Antioxidant Activities and Properties of Coprinus comatus Mushroom Both Mycelium and Fruiting Body Extracts In Streptozotocin-Induced Hyperglycemic Rats Model Nuniek Ina Ratnaningtyas; Hernayanti Hernayanti; Nuraeni Ekowati; Fajar Husen; Isnaini Maulida; Riama Kustianingrum; Vika Vidiyanti
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 14, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v14i1.34244

Abstract

Coprinus comatus, well-known as Shaggy Ink Cap mushroom, is potential herbal medicine. Synthetic medicines sometimes cause side effects; therefore, it is necessary to innovate with herbal medications with minimal side effects. The study evaluated in vitro and in vivo treatments to evaluate the antioxidant effect and activity of C. comatus. The in vivo treatment was conducted using six groups of Wistar rats (n = 24). Group 1 healthy control (HC), groups 2–6 received 45 mg/Kg BW of streptozotocin once, group 2 just streptozotocin-induced (NC), group 3 was given 45 mg/kg BW of metformin (PC), groups 4–6 were given 250 (T1), 500 (T2), and 750 mg (T3) of C. comatus extract for 14 days, and the in vitro was conducted using an antioxidant oxidant assay. Data were analyzed using analysis of variance and Duncan's multiple range tests. Based on qualitative analysis, C. comatus mycelium extract contained polyphenol, flavonoids, terpenoids, and fruiting body extract had flavonoids, alkaloids, and saponins. The in vitro analysis showed that the mycelium extract had an antioxidant activity by inhibiting free radicals up to 58.51% with an IC50 value of 72.77 mg/L. The in vivo treatment using C. comatus fruiting body extract showed that it could increase the endogenous antioxidant levels of GPx, SOD, catalase and reduce MDA levels (p 0.05). The most effective dose of C. comatus extract is 500 mg. This research has shown the potential of mycelium and C. comatus fruitbody extract as an antioxidant supplement in a diabetic rat model.
HUBUNGAN KADAR ASAM URAT DAN GLUKOSA DARAH PADA WANITA USIA DEWASA-TUA DI DESA MANDIRAJA WETAN Fajar Husen; Nuniek Ina Ratnaningtyas
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ Vol 10 No 3 (2023): September
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/ppkm.v10i3.5371

Abstract

Penyakit degeneratif menjadi salah satu hal yang banyak dijumpai di pedesaan. Prevalensi penyakit degeneratif seperti diabetes, stroke, asam urat dan hipertensi masih terus meningkat setiap tahun. Komplikasi yang muncul dengan tingginya kadar asam urat sangat berhubungan erat dengan hiperurisemia, sehingga penting sekali untuk diketahui dan memonitor kadar asam urat serta glukosa darah agar komplikasi yang mungkin muncul seperti penyakit kardiovaskuler akibat tingginya kadar glukosa darah dan asam urat dapat diminimalisir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara peningkatan kadar asam urat dan glukosa darah dengan wanita usia lanjut. Pengukuran kadar glukosa darah dan asam urat menggunakan EasyTouch GCU-Meter. Metode penelitian dengan pendekatan cross-sectional, dan untuk dapat menentukan hubungan atau korelasi (r) dan koefisien determinasi (R2) digunakan uji pearson correlation dengan menggunakan software SPSS v.27.0. Hasil studi ini menunjukkan bahwa rata-rata usia responden didominasi wanita dewasa-tua usia 51 – 70 tahun, dengan 90% level asam urat diatas 6.0 mg/dL serta level glukosa dalam darah 66.67% diatas 140 mg/dL (44.67% kategori pra-diabetes dan 20% kategori diabetes). Selain itu terdapat hubungan yang kuat (p < 0.05) antara peningkatan level asam urat, glukosa dalam darah serta usia pada responden wanita dewasa-tua, dengan rentang indeks korelasi
PERAN MAJELIS DZIKIR DAN SHOLAWAT DALAM MENUMBUHKAH MOTIVASI KECINTAAN SANTRI TERHADAP SHOLAWAT Muhammada Alwi Baharudin Habib; Sayidah Afyatul Masruroh; Robiah Machtumah Malayati; Fajar M Husen Husen; Robi Al Buchori Buchori
Menara Tebuireng Vol 17 No 2 (2022): Maret
Publisher : Universitas Hasyim Asy'ari (UNHASY) Tebuireng Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33752/menaratebuireng.v17i2.4745

Abstract

The focus of this research is to examine the role of the Jamansiro Dzikir and Sholawat Assembly in increasing the motivation of the Santri's Love for Sholawat and how the Impact of the Jamansiro Dzikir and Sholawat Assembly is in Improving the Spirituality of the Santri. This research is a case study research. The approach used in this research is a naturalistic approach. The technique used in entering the location in conducting this research is to use formal and informal roads, the data sources used consist of Person, Place, and paper data. Data collection techniques using observation, interview, and documentation methods were carried out directly and supported by in-depth interviews with related parties.The conclusions of this study are: 1) The role of the Jamansiro Dzikir and Sholawat Assembly in increasing the motivation of the Santri's Love for Sholawat. The Jamansiro Dzikir and Sholawat Assembly has a very strategic role in increasing the spirituality of the santri because implicitly the activities of the Jamansiro Assembly have several functions, including: as a medium for implementing the principles of the Five Servants, as a medium for presenting exemplary figures in students, namely the figures of Rasulullah and Auliya', as a medium for cultivating mahabbah and self-motivation of students. as a medium to foster hope of obtaining ridlo and blessings from Allah through the reason (wasilah) of reading blessings and manaqib. 2). The Impact of the Dhikr Assembly and the Jamansiro Prayer in Improving the Spirituality of the Santri. The activities of the Jamansiro Assembly play a very important role in increasing the spirituality of the santri. Forms of spiritual improvement for students who actively take part in activities at the Jamansiro Assembly are: a high spirit of devotion, an attitude of tawadlu' and better morals. roja, and motivation to istiqomah.
Identifikasi Jamur Non-Dermatofita Penyebab Onikomikosis Kuku (Tinea unguium) Pada Petani Padi Fajar Husen; Nur Aini Hidayah Khasanah; Nuniek Ina Ratnaningtyas
Jurnal Media Analis Kesehatan Vol 15 No 1 (2024): JURNAL MEDIA ANALIS KESEHATAN
Publisher : Potekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmak.v15i1.586

Abstract

Mikosis superfisial adalah infeksi yang biasanya terjadi pada kuku atau kulit. Kuku adalah bagian tubuh yang paling sering terinfeksi, terutama jika mereka tidak mencucinya dengan sabun secara teratur. Tinea unguium adalah jenis infeksi yang disebabkan oleh jamur (dermatofita) yang menginfeksi kuku, umumnya kuku jari kaki, dan merupakan jenis onikomikosis (penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur pada kuku). Dermatofita sangat mudah menginfeksi kuku karena dapat menginvasi bagian tubuh yang berkeratin, seperti kuku dan kulit kepala, meskipun dalam proses perkembangbiakan dan invasinya, jamur dermatofita penyebab onikomikosis terbatas pada jaringan epidermis yang mengalami kornifikasi saja. Banyak petani yang bekerja di lingkungan dengan kelembaban dan panas yang tinggi, sehingga mudah terinfeksi jamur karena mendukung perkecambahan spora. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dimana hasil isolasi dari sampel kuku yang ditumbuhkan pada media Potato Dextrose Agar (PDA) selama 7 x 24 jam pada suhu 27-29oC, kemudian diidentifikasi dan dikarakterisasi bentuk makromorfologi dan mikromorfologinya. Pengamatan mikromorfologi menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 400 kali. Hasil pengamatan dan identifikasi menunjukkan bahwa kuku peternak yang pernah mendapat perlakuan dengan riwayat mikosis superfisialis menunjukkan adanya jamur Aspergillus flavus, Rhizopus stolonifer, dan Candida albicans. Persentase tertinggi dari jamur non-dermatophyta yang ada pada kuku adalah C. albicans, yaitu 60%. Kata Kunci : Jamur Patogen, Kuku, Petani, Mikosis Superfisial, Tinea Unguium
BIOACTIVE COMPOUND ANALYSIS JAMUR Coprinus comatus SECARA KUALITATIF DAN KUANTITATIF MENGGUNAKAN GAS CHROMATOGRAPHY-MASS SPECTROMETRY (GC-MS) Nuniek Ina Ratnaningtyas; Fajar Husen
Jurnal Bina Cipta Husada Vol 20 No 1 (2024): Jurnal Bina Cipta Husada
Publisher : STIKes Bina Cipta Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Chicken drumstick mushrooms (Coprinus comatus OF. Mull. Pers), adalah salah satu dari ratusan jenis jamur pangan (edible) yang memiliki potensi dan khasiat sebagai nutrasetikal sebagai obat herbal. Manfaat jamur ini adalah sebagai agen anti-inflamasi, suplemen antioksidan, anti-diabetes, anti-kolesterol, dan anti-kanker. Senyawa aktif yang terkandung pada jamur ini sangat beragam, seperti kelompok senyawa fenolik, senyawa aromatik, dan polisakarida. Kandungan senyawa bioaktif yang berperan sebagai antioksidan seperti rutin, quercetin, polifenol, dan tokoferol terkandung ekstrak etanol C. comatus. Potensi senyawa bioaktif dari jamur ini memang sudah banyak dilaporkan, namun jamur C. comatus lokal hasil kultivasi di Indonesia masih perlu di eksplorasi lebih lanjut, apalagi cukup banyak perbedaan kandungan senyawa yang ada pada jamur liar (wild) dan jamur hasil kultivasi (cultivated). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis, dimana sampel jamur hasil kultivasi di ekstraksi menggunakan metode maserasi. Hasil ekstraksi kemudian di uji dan diidentifikasi kandungan senyawa bioaktifnya dengan menggunakan pengujian kualitatif dan kuantitatif dengan instrumen gas chromatography-mass spectrometry (GC-MS) dengan menggunakan kolom universal. Hasil GC-MS kemudian di karakterisasi dan dibandingkan dengan hasil pencocokan dengan data yang ada di beberapa situs chemicals database. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identifikasi kualitatif ekstrak C. comatus mengandung flavonoid, alkaloid, dan triterpenoid. Sementara terdapat 10 jenis senyawa hasil identifikasi menggunakan GC-MS.
Profil Sedimen Urin Pasien Suspek Infeksi Saluran Kemih Di Puskesmas Purwokerto Selatan Nur Aini Hidayah Khasanah; Fajar Husen; Nilasari Indah Yuniati
Jurnal Bina Cipta Husada Vol 20 No 2 (2024): Jurnal Bina Cipta Husada
Publisher : STIKes Bina Cipta Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infeksi saluran kemih (ISK) dapat dialami oleh setiap golongan usia. Manifestasi klinis ISK bervariasi dan dapat ditemukan pada penderita dengan atau tanpa gejala. Penegakan diagnosa yang tepat dan cepat sangat diperlukan untuk penanganannya. Parameter sedimen urin meliputi sel eritrosit, leukosit, silinder, kristal dan bakteri dapat membantu penegakan diagnosa ISK. Penelitian ini merupakan riset deskriptif analitik, bertujuan menganalisis profil sedimen urin pada pasien suspek ISK yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas Purwokerto Selatan dari bulan Januari-Mei 2024. Terdapat 46 pasien tersangka ISK dengan usia termuda 3 tahun dan tertua 78 tahun. Kelompok pasien terbanyak berusia 19-59 tahun (67,39%), terendah 5-9 tahun (0%). Hasil pemeriksaan eritrosit urin ditemukan 2-6/LPB (32,61%) 6-30/LPB (15,22%) dan >30/LPB (19,57%). Sebanyak 32,61% urin pasien negatif eritrosit. Pemeriksaan leukosit urin ditemukan >5-20/LPB (17,39%), 20-50/LPB (0%), >50/LPB (32,61%), sedangkan 47,83% pasien negatif leukosituria. Pemeriksaan kristal urin didapatkan 78.26% tidak mengandung kristal, 21,74% ditemukan adanya kristal Ca oksalat. Pemeriksaan silinder seluruhnya diperoleh hasil negatif. Pemeriksaan bakteri urin diperoleh hasil negatif (69,57%), dan positif (30,43%). Disimpulkan bahwa sebagian besar urin pasien suspek ISK ditemukan eritrosit dan leukosit. Hanya sebagian kecil ditemukan kristal dan bakteri dan tidak ditemukan silinder dalam urin pasien suspek ISK.
Tea Fungus Beverages from Torch Ginger (Etlingera elatior): Total microbial, Physicochemical, and Antioxidant Activity Fitrianto, Nur; Husen, Fajar; Samiyarsih, Siti; Ratnaningtyas, Nuniek Ina; Palindung, Lusia Seti; Azizah, Enur
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 15, No 3 (2023): December 2023
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v15i3.47944

Abstract

Functional beverages are needed to maintain health and fitness as a part of the instant lifestyle and degenerative diseases. The scientific findings on torch ginger (Etlingera elatior) flower (TGF) as a tea fungus beverage (Kombucha) are still limited. This research evaluated total microbes, physicochemical properties, and antioxidant activity 7 and 14 days after fermentation (daf) of TGF kombuchas. In addition, TGF in variant 0% (TGF0), 5% (TGF5), 10% (TGF10), and 15% (TGF15) are fermented with 3% of SCOBY, 20% culture, 1% green tea, and 10% sucrose. The antioxidant activities of TGF kombuchas were evaluated by 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) and 2,2′-Azino-bis 3-Ethylbenzothiazoline-6-Sulfonic Acid (ABTS) assay—the phenolic and flavonoid content using Folin-Ciocalteu method-gallic acid equivalent, and quercetin acid equivalent, respectively. The result showed that the fermentation time (p0.05) was affected by the properties of TGF kombuchas. Total microbes, physicochemical properties (pH, acidity, cellulose pellicle weight, phenolic, flavonoid content), and antioxidant activity were higher in 14 than in 7 days. Total soluble solid and total yeast count showed lower values in 14 days. The increase in total bacteria count, TGF15%, led to the highest increasing density from 8.08 ± 0.02Log CFU/mL on seven daf to 13.34 ± 0.04Log CFU/mL on 14 daf. The TGF 10% and 15% kombuchas in 14 dafs showed abundance in phenolic and flavonoid content, 121.45±1.07mg GAE/mL and 1.70±0.04 mg QAE/mL, respectively. During 14 daf and TGF 10%, the Kombucha of torch ginger flower demonstrated high antioxidant activity at 85.92±0.07% DDPH and 63.05±0.97ABTS. It is expected to aid future research into developing functional kombucha beverages.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli PENYEBAB PENYAKIT GANGGUAN PENCERNAAN SECARA IN VITRO Husen, Fajar; Ratnaningtyas, Nuniek Ina
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ Vol 11 No 2 (2024): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/ppkm.v11i2.6783

Abstract

Daun kelor (Moringa oleifera Lamk.) adalah salah satu jenis tumbuhan tropis di Indonesia yang banyak dimanfaatkan oleh Masyarakat Indonesia sebagai bahan masakan. Daun kelor diketahui memiliki banyak manfaat salah satunya dapat dikonsumsi sebagai asi booster. Ekstrak daun kelor juga dilaporkan memiliki aktivitas sebagai anti-peradangan, anti-bakteri, anti-oksidan, dan beberapa melaporkan sebagai anti-diabetes. Penelitian terkait molekuler docking dari senyawa bioaktif M. oleifera dan uji aktivitas in vitro sebagai anti-bakteri perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana senyawa bioaktif yang terkandung dalam ekstrak M. oleifera menghambat pertumbuhan bakteri E. coli. Metode penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL), terdapat 24 unit percobaan, dengan 1 kontrol positif menggunakan chloramphenicol. Dosis ekstrak M. oleifera yang digunakan yaitu 20 mg/Ml, 40 mg/mL, dan 60 mg/mL. Ekstrak M. oleifera diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi, dan pelarut yang digunakan adalah ethanol 96%. Pengujian molekuler docking dilakukan dengan menggunakan software python dan discovery studio 2021. Analisis dilakukan dengan one-way ANOVA, dan uji lanjut dengan menggunakan Duncan multiple range-test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor mampu menghambat pertumbuhan E. coli dengan zona hambat tertinggi adalah 27.30 mm.
Evaluasi Struktur Histologi Hati dan Paru-Paru Mencit yang Diinduksi Karbon Tertraklorida (CCl4) Khasanah, Nur Aini Hidayah; Husen, Fajar
BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Vol 6 No 4 (2024): BioEksakta
Publisher : Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.bioe.2024.6.4.11261

Abstract

Karbon tetraklorida (CCl4) merupakan senyawa kimia yang bersifat hepatotoksik namun masih digunakan pada beberapa industri. Absorbsinya dapat terjadi melalui berbagai rute baik oral, intravena, intraperitoneal maupun inhalasi. Organ hati, paru-paru, testis dan ginjal dapat mengalami kerusakan struktur histologi akibat paparan CCl4. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi struktur histologi hati dan paru-paru mencit yang diinduksi CCl4 melalui rute oral. Desain penelitian yang digunakan adalah true experimental menggunakan mencit Balb/c berusia 3 bulan dengan bobot 30 gram. CCl4+DMSO diberikan per oral melalui sonde lambung. Perlakuan dibagi menjadi 4 kelompok: kelompok 1) kontrol negatif (tanpa induksi CCl4); kelompok 2, 3 dan 4 masing-masing dengan induksi CCl4 konsentrasi 10, 20 dan 30%. Hari ke-15, mencit dibedah dan diambil organ hepar dan paru-paru. Dilakukan pembuatan preparat dengan pewarnaan hematoxylin eosin. Didapati adanya perubahan histologi hati mencit berupa inti piknotik, kariolisis, kongesti, vakuolasi, dilatasi vena sentral dan sinusoid serta infiltrasi sel radang yang semakin berat dan meluas dengan makin bertambahnya konsentrasi yang diujikan. Evaluasi histologi paru-paru mencit menunjukkan tidak ada kongesti pada parenkim paru, penebalan septa interalveolar dan infiltrasi sel mononuklear di parenkim paru pada semua kelompok yang diujikan. Disimpulkan bahwa CCl4 yang diberikan per oral pada konsentrasi 10, 20 dan 30% tidak cukup merusak paru-paru, berbeda dengan kerusakan yang ditimbulkan pada hati. Kata kunci: CCl4, histologi, hepatosit, histologi, paru
Aktivitas Rutin Dan α-Tokoferol Medicinal Mushroom Coprinus comatus Sebagai Anti-Inflamasi Dan Antidiabetes Terhadap Beberapa Enzim Secara In Silico Husen, Fajar
Jurnal Bina Cipta Husada Vol 21 No 1 (2025): Jurnal Bina Cipta Husada
Publisher : STIKes Bina Cipta Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes mellitus (DM) merupakan serangkaian penyakit metabolik yang sangat berkaitan dengan resistensi insulin, penurunan produksi insulin, atau keduanya. DM merupakan salah satu dari 10 besar penyakit di dunia yang paling banyak menyumbang angka kematian. Pengobatan dan terapi pada DM yang membutuhkan waktu yang lama seringkali diperparah dengan penyakit pendamping yang dapat menyebabkan komplikasi. Pengembangan obat herbal telah menjadi tren positif karena WHO telah memberikan rekomendasi penggunaan obat herbal dalam terapi DM selama obat herbal tersebut telah diketahui kandungan dan aktivitas biologis dan farmakologisnya. Jamur merupakan salah satu natural resources yang telah banyak dikembangkan sebagai obat herbal terutama di negara China, Jepang, dan Korea. Jamur Coprinus comatus OF Mull. Pers merupakan jamur edible yang banyak dikembangkan di China, namun kultivasi dan pengembangannya di Indonesia masih sangat jarang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi senyawa bioaktif pada jamur C. comatus yang telah kami identifikasi sebelumnya sebagai anti-inflamasi dan anti-diabetes dengan pendekatan doking molekuler (in silico). Metode penelitiannya adalah deskripitif analitis dimana hasil doking molekuler secara in silico diuraikan dan dideskripsikan sesuai hasil yang didapatkan dari software aplikasi doking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai binding affinity (BA) dari senyawa rutin dan α-tokoferol terhadap enzim siklooksigenase 2 (COX-2), dan inducible nitric oxide synthase (iNOS) lebih tinggi dibandingkan metformin yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa rutin dan α-tokoferol pada C. comatus berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen anti-inflamasi dan antidiabetes yang dapat menurunkan kadar COX-2 dan iNOS sehingga dapat mencegah reaksi peroksidasi lipid dan inflamasi pada kondisi DM.