Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Amerta Nutrition

Pektin Dalam Tepung Kesemek Mempengaruhi Kadar Trigliserida Pada Tikus Wistar Jantan Yang Diberi Diet Aterogenik Stefania Widya Setyaningtyas; Nur Permatasari; Annasari Mustafa
Amerta Nutrition Vol. 1 No. 1 (2017): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (742.652 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v1i1.2017.38-45

Abstract

Background: Moderate hypertriglyceridemia is almost certainly an independent risk factor for cardiovascular disease. Pectin is a kind of soluble fiber that can be used to decrease triglyceride level and it  can be found in fruits such as persimmon. Objective: This research intens to prove the effect of soluble fiber of persimmon flour to decrease triglyceride level. Methods: The search used Post Only Control Group design. Normal diet, atherogenic diet, and atherogenic diet with various amount of dried persimmons were given to 30 subjects, male wistar rats, for 12 weeks. 1.2 g, 2.4 g, and 3.6 g persimmon flour were used as the given amount for every groups. Results: There were significant differences between atherogenic diet group and the other groups of research (p-value<0.001). Compared to normal diet group, atherogenic diet with 1.2 g and 2.4 g persimmon flour resulted unsignificant differences of triglycerides level. But, atherogenic diet with 3,6 g dried persimmon group was different significantly to normal diet groups (p-value=0.036). Both dose of persimmon flour and fat intake affect elevation of tryglyceride level up to 62.5%. Conclusion: The contribution of persimmon flour (Diospyros Kaki L. var Junggo) in inhibitation of the increase of triglyceride serum level on male wistar rats.  The most effective dose is 1.2 g, because the result of the trigliceride level was closest to normal and energy intake was not affected. ABSTRAK Latar belakang : Hipertrigliseridemia kadar sedang hampir pasti merupakan faktor risiko tersendiri untuk penyakit kardiovaskular. Pektin merupakan jenis serat larut air memiliki efek menurunkan trigliserida dan banyak terdapat dalam buah-buahan, salah satunya buah kesemek.Tujuan : Penelitian ini bertujuan menguji efek serat larut air pada tepung kesemek dalam menurunkan kadar trigliserida.Metode : Penelitian dilakukan dengan metode Post Test Only Control Group. Diet normal, diet aterogenik, diet aterogenik + kesemek dengan berbagai jumlah diberikan kepada 30 subyek penelitian, yaitu tikus wistar jantan selama 12 minggu. 1,2 g, 2,4 g, dan 3,6 g tepung kesemek digunakan sebagai intervensi untuk kelompok perlakuan.Hasil : terdapat perbedaan kadar trigliserida yang signifikan antara kelompok diet aterogenik dengan kelompok perlakuan lainnya (p=0,000). Bila dibandingkan dengan kelompok diet normal, perlakuan dengan pemberian tepung kesemek 1,2 g dan 2,4 g menghasilkan kadar trigliserida yang tidak berbeda signifikan, namun jumlah pemberian tepung kesemek 3,6 g berbeda nyata dengan diet normal (p=0,036). Pemberian tepung kesemek dan asupan lemak bersama-sama mempengaruhi pembentukan trigliserida dengan kontribusi sebesar 62,5%.Kesimpulan : Tepung kesemek (Diospyros Kaki L. Var. Junggo) terbukti dapat menghambat peningkatan kadar trigliserida serum pada tikus wistar jantan yang diberi diet aterogenik. Jumlah yang dinilai paling efektif menurunkan trigliserida adalah sebesar 1,2 g, karena pada jumlah tersebut, kadar trigliserida yang dihasilkan paling mendekati normal dan tidak mempengaruhi asupan energi.
Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Kader Palang Merah Remaja (PMR) di SMAN 2 Lamongan Terhadap Program Suplementasi Tablet Tambah Darah Stefania Widya Setyaningtyas; Thinni Nurul Rochmah; Trias Mahmudiono; Susi Hidayah; Yurike D Adhela
Amerta Nutrition Vol. 4 No. 3 (2020): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v4i3.2020.213-217

Abstract

ABSTRACT  Background: anemia prevention through iron-folic acid supplementation (IFA) for female adolescent has become goverment’s program priority. Although this programme have been running, several constrains including consumption compliance was frequently found. On the other hand, school have potential resources such as Junior of The Red Cross (PMR) which can be peer educator for health including anemia for other students. Objectives: this research was aimed to describe knowledge, practice, and attitude of PMR member toward IFA supplementation in SMAN 2 LamonganMethods: This research used cross sectional design. The population of this study was 100 members of the Red Cross Youth Teaching (PMR) SMAN 2 Lamongan. The sample of this study was 60 students who were selected by the simple random sampling method who met the inclusion criteria, such as were active members of the PMR and were willing to take part in the study. Data collection was carried out using self-administered questionnaires using an online questionnaire application consisting of 20 questions to measure knowledge; 20 questions to measure attitude; and 13 questions to measure behavior. Data were categorized and analyzed using descriptive tests.Results: Most respondents still have lack of knowledge related to the TTD program (56.7%) and its benefits (56.7%). 66% of PMR cadres have a positive attitude towards TTD, but not 100% of PMR cadres consume blood-added tablets regularly.Conclusions Strengthening of knowledge and attitudes towards TTD is needed to improve compliance of TTD consumption among PMR members so that later PMR cadres can become peer educators for other students.ABSTRAKLatar Belakang: penanggulangan anemia dengan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) dengan sasaran remaja putri menjadi fokus pemerintah saat ini. Walaupun sudah mulai berjalan, seringkali ditemukan beberapa kendala dalam pelaksanaan program, diantaranya ketidakpatuhan konsumsi TTD. Di sisi lain, sekolah memiliki potensi sumberdaya untuk meningkatkan optimalisasi program TTD, salah satunya adalah Palang Merah Remaja (PMR) yang dapat menjadi pendidik sebaya tentang masalah kesehatan termasuk anemia bagi siswi lainnya.Tujuan: Penelitian ini bertujuan melihat gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku kader PMR di SMA Negeri 2 Lamongan terhadap program pemberian TTDMetode: Penelitian ini merupakan menggunakan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah anggota ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) SMAN 2 Lamongan sejumlah 100 orang. Sampel dari penelitian ini adalah 60 siswa anggota PMR yang dipilih dengan metode simple random sampling dan memenuhi kriteria inklusi yaitu merupakan anggota aktif PMR dan bersedia mengikuti penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan self-administered questionnaires dengan menggunakan aplikasi kuesioner online yang terdiri dari 20 pertanyaan untuk mengukur pengetahuan; 20 pertanyaan untuk mengukur sikap; dan 13 pertanyaan untuk mengukur perilaku. Data dikategorikan dan dianalisis menggunakan uji deskriptif.Hasil: Sebagian besar responden masih memiliki pengetahuan yang kurang terkait program TTD (56,7%) dan manfaatnya (56,7%). Sebesar 66% kader PMR memiliki sikap yang positif terhadap TTD, namun tidak 100% kader PMR mengonsumsi tablet tambah darah secara rutin.Kesimpulan: Perlu penguatan terhadap pengetahuan serta sikap terhadap TTD untuk meningkatkan kepatuhan konsumsi TTD di kalangan anggota PMR agar nantinya kader PMR dapat menjadi pendidik sebaya bagi siswi lainnya. 
Tendency of Malnutrition in Intensive Phase Pulmonary Tuberculosis Patients with Low Macro Nutrient Adequacy Esti Trihanifah; Stefania Widya Setyaningtyas
Amerta Nutrition Vol. 5 No. 4 (2021): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v5i4.2021.326-332

Abstract

ABSTRACTBackgrounds:Infectious diseases such as pulmonary tuberculosis are often found in developing countries, not least in Indonesia. When infected, the body will experience hyper-catabolism so that the fulfillment of the needs of macronutrient intake is needed so as not to occur malnutrition especially in the intensive phase.Objectives: This study aims to determine and analyze the relationship between the level of energy and macro nutrient adequacy with the nutritional status of intensive pulmonary tuberculosis patients.Methods:This study used a cross sectional research design with a sample of 32 respondents. The sample selection procedure used purposive sampling technique. Retrieval of data in this study using a 2x24 hour food recall questionnaire. Data analysis using the chi-square test with SPSS softwareResults: Based on the analysis that has been done, the results show that the adequacy of energy p=0.001 (OR=17.0) and macro nutrients (protein p=0.000 (OR=17.0); fat p=0.0001 (OR=3.7) ; carbohydrates p=0.000 (OR=1.0)) is related to the nutritional status of patients with intensive pulmonary tuberculosis.Conclusions: The tuberculosis patient is expected to increase the daily energy and macro nutrition substance to prevent nutrition deficiency for the patient.
“Apakah Tubuhku Terlihat Baik?” Analisis Fenomena Swafoto pada Social Networking Sites dengan Eating Disorders : Systematic Review Qonita Rachmah; Dominikus Raditya Atmaka, S.Gz, MPH; Stefania Widya Setyaningtyas; Mahmud Aditya Rifqi; Rian Diana; Nila Reswari Haryana; Aliffah Nurria Nastiti; Asri Meidyah Agustin
Amerta Nutrition Vol. 6 No. 3 (2022): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v6i3.2022.306-314

Abstract

Latar Belakang: Penggunaan sosial media dapat membawa dampak negatif kaitannya dengan ketidakpuasan akan bentuk tubuh dan arahan menuju ke kekurusan (drive to thinness) terutama pada perempuan muda, perhatian belebih pada citra tubuh (body image concern), dan berbagai isu terkait kebiasaan makan yang salah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan mengunggah swafoto pada Social Networking Sites (SNS) dengan kejadian eating disorders pada sejumlah negara serta faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi. Ulasan:  Kondisi eating disorders sering tidak disadari oleh individu, terutama pada kelompok remaja dan dewasa muda. Data terkait prevalensi eating disorders di Indonesia juga sangat terbatas, padahal, penggunaan media sosial di kalangan remaja dan dewasa muda Indonesia semakin meningkat seiring dengan mudahnya akses internet dan perkembangan platform media sosial. Dari review sistematik yang dilakukan, hanya satu studi yang mendapatkan keterkaitan antara unggahan swafoto (selfie) dengan eating disorders, yaitu bulimia. Namun, hampir semua memiliki kesimpulan bahwa penggunaan sosial media berkaitan dengan rendahnya kepercayaan diri,   ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh, citra diri negatif, serta berkaitan dengan karakteristik restriksi pola makan berlebihan. Kesimpulan: Telaah sistematik ini dapat menjadi acuan untuk pengembangan penelitian kedepan dengan memperhatikan fenomena sosial, penggunaan sosial media dan kaitannya dengan eating disorders maupun status gizi remaja dan dewasa awal.
Jenis dan Durasi Olahraga untuk Mencegah Premenstrual Syndrome: Sistematik Review Helen Alvia Clarita; Fatqiatul Wulandari; Trias Mahmudiono; Stefania Widya Setyaningtyas
Amerta Nutrition Vol. 6 No. 3 (2022): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v6i3.2022.315-325

Abstract

Latar Belakang: Premenstrual syndrome (PMS) merupakan kumpulan gejala fisik, emosi, dan perilaku pada wanita usia produktif, biasanya terjadi pada fase luteal sebelum mentruasi. Gejala yang parah dapat menggangu aktivitas harian seorang wanita Hal ini terjadi akibat adanya beberapa faktor penyebab seperti hormon yang fluktuatif, status gizi wanita dan gaya hidup termasuk olahraga yang teratur. Pada kondisi mengalami PMS dengan melakukan olahraga mampu melepaskan senyawa dalam tubuh yang memberikan perbaikan gejala PMS sehingga menjadikan olahraga sebagai salah satu terapi yang direkomendasi dalam managemen gejala PMS. Tujuan: Systematic review ini bertujuan untuk mengetahui berbagai jenis olahraga dan durasi olahraga yang dapat digunakan dalam pencegahan kejadian PMS. Ulasan: Sebanyak 749 artikel berhasil diidentifikasi dari tiga database yaitu Pubmed, Science Direct, dan Scopus. Didapatkan 12 penelitian berdasarkan kriteria inklusi untuk diikutsertakan kedalam systematic review. Hasil telaah dari 12 artikel menunjukkan bahwa wanita dengan PMS memiliki gejala PMS yang lebih rendah setelah melakukan olahraga ringan, sedang, hingga berat. Beberapa jenis olahraga yang terbukti menurunkan PMS adalah berbagai olahraga aerobik seperti senam, zumba, bersepeda, lari, renang, latihan relaksasi, yoga, latihan beban, whole body vibration. Durasi minimal untuk merasakan manfaat olahraga dilakukan selama 4 minggu. Durasi yang lebih lama menunjukkan hasil yang efektif. Kesimpulan: Berbagai jenis olahraga dari olahraga ringan hingga berat serta durasi yang bervariasi minimal dilakukan selama 4 minggu terbukti menurunkan gejala PMS pada wanita. Hal ini membuktikan bahwa olahraga dapat digunakan sebagai salah satu rekomendasi terapi PMS bagi wanita. 
Preferensi Makanan, Kebiasaan Makan, dan Status Gizi Anak Sekolah Full-day di Perkotaan: Food Preferences, Eating Habits, and Nutritional Status of Full-Day School Students in Urban Areas Diana, Rian; Setyaningtyas, Stefania Widya; Arimbi, Agnessia Nanda
Amerta Nutrition Vol. 9 No. 1 (2025): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition)
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v9i1.2025.169-175

Abstract

Background: Food preferences play an important role in determining eating habits. School-age children spend a significant amount of time in school; therefore, school food environment can influence their eating habits and ultimately their nutritional status. Objectives: This study aimed to investigate eating habits and food preferences (with a focus on vegetables and snacks) among normal, overweight and obese of full-day school children in urban areas of Surabaya City. Methods: This cross-sectional study was conducted at a full-day elementary school in Surabaya City, Indonesia, involving 110 students. Dietary habits were assessed using a food frequency questionnaire, while nutritional status was evaluated by measuring weight and height. The students' nutritional status was determined using the BMI-for-age index with the WHO AnthroPlus software. Differences between variables were analyzed using the Chi-Square test, Fisher’s Exact test, and Likelihood Ratio test. Results: A high prevalence of overweight and obesity (41.8%) was observed in this study, with boys showing a higher prevalence than girls. Overweight/obese boys tended to eat more frequently and had a lower proportion of breakfast habits compared to girls, although these differences were not statistically significant (p-value>0.05). Food preferences for vegetables (carrot, spinach, water spinach) were similar between normal-weight and overweight/obese children. However, there were slight differences in snack preferences, with boys showing a greater preference for snacks than girls. Conclusions: The high prevalence of overnutrition among school-aged children, particularly boys, requires greater attention from parents and schools. Both home and school food environments should consistently promote healthy eating to improve children's nutritional status by encouraging regular breakfast habits in boys and providing healthier snack options.
Hubungan Maternal Dietary Diversity terhadap Minimum Acceptance Diet pada Anak dalam Pencegahan Stunting: Systematic Review: Hubungan Maternal Dietary Diversity terhadap Minimum Acceptance Diet pada Anak dalam Pencegahan Gizi Buruk di Negara Berkembang: Systematic Review Atmaka, Dominikus Raditya; Wulandari, Fatqiatul; Dhorta, Nandia Firsty; Rachmah, Qonita; Setyaningtyas, Stefania Widya; Rifqi, Mahmud Aditya; Diana, Rian; Fitria, Anisa Lailatul; Pratiwi, Azizah Ajeng; Simangunsong, Tiara Tivany; Haryana, Nila Reswari; Nastiti, Aliffah Nurria; Agustin, Asri Meidyah
Amerta Nutrition Vol. 8 No. 1 (2024): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition)
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v8i1.2024.161-170

Abstract

Background: The MAD in children has an important role in preventing the risk of undernutrition. MAD in children is often associated with MDD in mothers because the mother's consumption pattern continues to feed the child who is born. Objectives: This systematic review aims to examine the relationship between MDD in mothers and MAD in children, and its role in undernutrition prevention. Methods: Articles were selected using the PRISMA method. Articles were obtained from Sciencedirect, Medline, and Embase in the 2017-2022 timeframe without data restrictions. The vocabulary used in the search is "Maternal Dietary Diversity" and "Minimum Acceptable Diet", and undernutrition, and only researched articles in English. Table matriculation was carried out to obtain an overview of the relationship between MDD in mothers and children's MAD in undernutrition prevention. Discussion: Research from 7 selected studies was conducted in five developing countries with high levels of food insecurity. Samples were obtained of 167 to 10,291 children aged 6-59.9 months. Six studies indicate the level of food insecurity in the area studied. Four of the seven studies showed significant results between MDD in mothers with MAD and undernutrition in children. Conclusions: Maternal MDD has a significant role in MAD in children and can be one of the factors that influence undernutrition, especially in developing countries which are highly food insecure.