Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

KULTUR PENDIDIKAN PESANTREN DAN RADIKALISME Abdul Malik; Ajat Sudrajat; Farida Hanum
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 4, No 2 (2016): Desember
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1193.732 KB) | DOI: 10.21831/jppfa.v4i2.11279

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk, (a) mendeskripsikan dan mengungkapkan adanya hubungan kultur pendidikan pesantren al-Madinah dengan radikalisme, (b) mengungkapkan kultur pendidikan pesantren radikal. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi, partisipasi, interview dan dokumentasi. Sementara teknik analisis datanya adalah teknik analisis induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) kultur pendidikan pesantren al-Madinah memiliki kecenderungan pada radikalisme dan ekslusifisme, (b) kultur pendidikan pesantren memiliki kurikulum jihad sebagai bagian dari pemahaman agama yang dikembangkan dalam pendidikan pesantren. Hal tersebut menunjukan adanya perubahan kultur pendidikan pesantren yang mengarah pada heterogenitas pola, model, tujuan dan kultur pendidikan yang dikembangkan.  Kultur pesantren yang cenderung pada radikalisme, sejauh ini tidak hanya dapat diukur dari adanya kurikulum jihad atau lainnya akan tetapi dapat diamati dari muatan hidden curriculum yang cenderung dapat diukur melalui gejala dan ekspresi perilaku santri dan ustad. Misalnya segala perangkat nilai, pemikiran, syimbol, sistem, pola, proses pendidikan dan tradisi yang melekat dalam seluruh kegiatan, baik pada aspek yang dapat di amati (tangible) seperti perilaku fisik, bangunan, sikap fanatik, dan syimbol maupun yang tidak teramati (intangible) seperti aspek motivasi, keyakinan, antusisme, ideologi, niat, keberkahan, dan pemikiran..Kata kunci: pesantren, pendidikan, radikalisme, kultur CULTURE OF PESANTREN EDUCATION AND RADICALISMAbstractThis study aims to, (a) describe and disclose their relationship education culture Pesantren al-Madinah with radicalism, (b) disclose the culture of radical pesantren education. This study was descriptive qualitative research. Data collection techniques using observation, participation, interview and documentation. While data analysis technique is inductive analysis techniques. The results showed that (a) the culture of al-Madinah Islamic boarding schools have a tendency to radicalism and exclusiveness, (b) the culture of jihad education schools have the same curriculum as part of the understanding of religion that developed in pesantren education. It shows the change in the culture of pesantren education leading to heterogeneity in patterns, models, goals and educational culture developed. Pesantren culture that tends to the radicalism, has so far not only be measured from their curriculum or other jihad but can be observed from the charge hidden curriculum which tends to be measured by the expression of symptoms and behavior of students and chaplains. For example all the values, thoughts, symbols, system, pattern, process of education and tradition inherent in all activities, both on aspects that can be observed (tangible) such as physical behavior, building, bigotry, and symbols and unobservable (intangible ) as aspects of motivation, confidence, enthusiasm, ideology, faith, blessings, and thinking.Keywords: School, education, radicalism, culture
SUMBER BELAJAR DAN DAMPAKNYA TERHADAP POLA PIKIR KEAGAMAAN SANTRI Tafrikhuddin Tafrikhuddin; Abdul Gafur; Ajat Sudrajat
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.842 KB) | DOI: 10.21831/jppfa.v2i2.2657

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan dampak sumber belajar terhadap pola pikir keagamaan santri. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Pola pikir santri terbagi menjadi tiga varian, yaitu: tekstual mutlak (koservatif), menengah (moderat), dan kemandirian (modern/kritis); 2) Pola pikir santri dapat digolongkan dalam bidang-bidang: (a) pola pikir santri dalam bidang tauhid/kalam, santri menganut paham aswaja (ahlussunnah wal jama`ah), yaitu konsep yang mengafirmasi sifat-sifat Allah Swt, tanpa mengidentikkan dengan sifat manusia (mutasyabbihah), mempercayai dengan ainul yaqin bahwa zatullah wahidun, tidak murakab, tidak ada bagian-bagiannya seperti manusia (sumber belajar  mengacu kitab شَرْحُ جَوْهَرُ التَّوْحِيْدِ لِلْبَاجُوْرِىِّ); (b) pola pikir santri dalam bidang fikih mengikuti mazhab empat (mazahibul arbaah), yaitu: Abu Hanifah (150 H), Malik Ibn Anas (179 H), Al-Syafi’i (204 H), dan Ibn Hanbal (241 H), hal ini terjadi karena pertimbangan pandangan legalistik santri yang menganut paham aswaja (sumber belajar mengacu kitab    اَلْفِقْهُ عَلَى مَذَاهِبِ الْاَرْبَعَةِ لِلْجَزِرِى); (c) pola pikir santri dalam bidang tasawuf dan etika mengikuti konsepsi sufistik Al-Ghazali, hal ini terlihat dalam persoalan yang masuk kategori fikih-teologis seperti ziarah kubur, tahlil, tawasul, dan sebagainya, santri mengumandangkan dakwah kultural yang moderat dan toleran dalam menyikapi tradisi lokal (sumber belajar mengacu kitab مِنْهَاجُ الْعَابِدِيْنِ لِلْغَزَالِىّ). Kata kunci: sumber belajar, pola pikir