Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Melalui Model Problem Based Learning Berbantuan Google Classroom Mimbarwati Mimbarwati; Mulyono Mulyono; Tri Suminar
Journal on Education Vol 5 No 2 (2023): Journal on Education: Volume 5 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joe.v5i2.1106

Abstract

The purpose of this study was to analyze the effect of self-confidence on students' mathematical creative thinking skills through GCR-assisted PBL learning. This research method is quantitative research. The research design used in quantitative research is quasi-experimental (quasi-experimental), namely a research design that involves two groups (experimental and control). This quasi-experimental study used a nonequivalent control group design. The subjects of this study were fourth grade students at SD Negeri in Gugus Ki Hajar Dewantara Pati. The planned research implementation time will be carried out in the second semester of the 2022/2023 school year. The data collection technique is using a description test, while the analysis technique in this study is using a simple linear regression test. In this disclosure, it shows that the results of students' self-confidence have an effect on students' mathematical creative thinking abilities quantitatively which are very good by looking at the value of the coefficient of determination R-Square = 0.160 (16%) meaning that the ability to think creatively mathematics affects self-confidence by 16%. The coefficient value of the creative thinking test results is 0.156 which shows an increase of 15.6% and the coefficient value is positive meaning that between students' self-confidence and students' mathematical creative thinking abilities have a positive relationship and influence each other towards a balanced and balanced increase.
PERBANDINGAN KURIKULUM MATEMATIKA KELAS V-VI DI INDONESIA DAN IRLANDIA Nuhyal Ulia; Iwan Junaedi; Mulyono Mulyono
Euclid Vol 9, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Jati.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.528 KB) | DOI: 10.33603/e.v9i1.5383

Abstract

Kurikulum menjadi hal yang sangat penting bahkan dapat menunjukkan keberhasilan suatu negara. Perubahan kurikulum dilakukan dengan tujuan untuk perbaikan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Lembaga evaluasi tingkat internasional seperti PISA dan TIMSS menjadi acuan dalam mengembangkan kurikulum. Berdasarkan hasil PISA 2018 diperoleh Indonesia berada pada peringkat 74 sedangkan Irlandia pada peringkat 8. Sedangkan hasil TIMSS 2015 menggambarkan Indonesia berada pada peringkat 44 sedangkan Irlandia pada peringkat 9. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbandingan kurikulum matematika kelas V-VI di Irlandia dan Indonesia ditinjau dari tujuan dan struktur kurikulum pembelajaran matematika. Penelitian ini merupakan studi literature terkait dokumen kurikulum di Indonesia dan Irlandia. Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi berupa dokumen kurikulum, peratudan dan undang-undang,  dan hasil penelitian dari artikel jurnal yang relevan. Struktur kurikulum matematika kelas V-VI di Indonesia adalah bilangan, geometri, pengukuran, dan pengolahan data. Sedangkan di Irlandia meliputi bilangan, aljabar, bangun dan ruang, pengukuran dan data. Kompetensi yang dikembangkan pada matematika dasar di Irlandia yaitu mengembangkan sikap positif matematika, pemecahan masalah, pemahaman konsep matematika, kemahiran dan ketrampilan dasar matematika, dan komunikasi matematika. Sedangkan di Indonesia yaitu Pemahaman konsep, komunikasi, penalaran, sikap menghargai matematika dan pemecahan masalah.
Peran Motivasi Belajar Terhadap Literasi Matematika pada Peserta Didik Kelas VII Mohammad Fatchurrohman; Mulyono Mulyono; Isnaini Rosyida
JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.906 KB) | DOI: 10.33603/jnpm.v6i2.6275

Abstract

Abstrak. Motivasi belajar mempunyai peran penting terhadap pembelajaran dan matematika mempunyai peran penting terhadap pendidikan serta literasi merupakan prasyarat kecakapan di abad ke-21. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan peran motivasi belajar terhadap literasi matematika. Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif. dengan subjek penelitian sebanyak 30 peserta didik kelas VII. Instrumen pengumpulan data menggunakan tes literasi matematika dan angket motivasi belajar. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi pearson, regresi dan ANOVA. Berdasarkan hasil pengolahan data, hubungan antara motivasi belajar dan literasi matematika sangat kuat sebesar 72,9%, motivasi belajar juga cukup kuat mempengaruhi literasi matematika sebesar 53,1%. Pada kelompok motivasi belajar rendah memiliki rata-rata literasi matematika 47,50, untuk kelompok motivasi belajar sedang memiliki rata-rata literasi matematika 71,39, dan kelompok motivasi belajar tinggi memiliki rata-rata literasi matematika 90,00. Hasil analisis uji anova juga membuktikan bahwa terdapat perbedaan literasi matematika peserta didik antara kelompok motivasi belajar rendah, sedang, dan tinggi. Dengan demikian dalam meningkatkan literasi matematika peserta didik, peran motivasi belajar sangatlah diperlukan.Kata Kunci: literasi matematika, literasi, motivasi belajar, motivasi
Penerapan Pembelajaran Blended Learning Terhadap Kemampuan Spasial Mahasiswa Henry Suryo Bintoro; Y.L. Sukestiyarno; Mulyono Mulyono; Walid Walid
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan spasial mempunyai peran untuk membantu mengingat, berkomunikasi, memahami, dan bernalar tentang hubungan antar objek yang direpresentasikan dalam ruang. Salah satu usaha untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami kemampuan spasial yaitu materi harus dikemas dengan baik dan pembelajaran dilaksanakan secara daring dan luring. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dari penggunaan pembelajaran blended learning terhadap kemampuan spasial mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis eksperimen semu. Metode pengumpulan data dilakukan dengan tes. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah instrumen tes kemampuan spasial. Analisa data yang digunakan adalah independent sample t-test. Uji prasyarat dengan melakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil penelitian menunjukkan implementasi pembelajaran blended learning materi geometri menghasilkan kemampuan spasial yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Hal tersebut dibuktikan dengan kemampuan spasial mahasiswa pada kelas eksperimen dikategorikan tinggi dengan skor rata-rata sebesar 70,93. Sementara pada kelas kontrol lebih rendah dengan rerata skor sebesar 53,79
Pembelajaran Matematika Melalui Konteks untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan dan Tulis Siswa Darto Darto; Kartono Kartono; Mulyono Mulyono; Widowati Widowati
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan dalam pembelajaran matematika pada aspek kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah, baik pada komunikasi matematis lisan dan tulis pada topik bangun datar. Pembelajaran matematika melalui konteks dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis lisan dan tulis siswa.. Pembelajaran matematika di kelas perlu di rancang terkait materi bangun datar sehingga pembelajaran matematika lebih terarah dengan tujuan pembelajaran. Perlu nya pembelajaran matematika melalui konteks untuk menjebatani kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal komunikasi matematis lisan dan tulis melalui diskusi,argumentasi, menjelaskan jawaban dan menuliskan ide-ide matematis baik symbol, grafik, dan tabel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis lisan dan tulis pada topik bangun datar di sekolah menengah pertama yang ada di Provinsi Riau . Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di kelas VII SMP Negeri 1 Bunga Raya Kabupaten Siak Provinsi Riau. Hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran matematika melalui konteks dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis lisan dan tulis siswa. Pembelajaran matematika melalui konteks dapat membantu siswa dalam kemampuan komunikasi matematis lisan dan tulis siswa dengan cara diskusi, menyelesaikan soal-soal komunikasi matematis lisan dan tulis dan refleksi. Kemampuan komunikasi matematis lisan diperoleh masing-masing kategori 1 (32%), kategori 2 (44%), kategori 3 (24%), sedangkan kemampuan komunikasi matematis tulis diperoleh kategori 1 (40%), kategori 2 (35%), kategori 3 (25%). Pembelajaran matematika melalui konteks secara umum dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis lisan dan tulis siswa berkategori baik.
Kemampuan Pemahaman Matematis Ditinjau dari Motivasi Belajar Irmawati Liliana Kusuma Dewi; Zaenuri Zaenuri; Dwijanto Dwijanto; Mulyono Mulyono; Tuti Asharianti
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam memecahkan permasalahan matematis diperlukan pemahaman konsep materi yang mendalam. Pemahaman akan konsep tersebut dapat dikatakan sebagai kemampuan pemahaman matematis, dimana kemampuan ini merupakan bagian dari lima kemampuan dasar matematika. Namun dalam proses pembelajaran, pemahaman matematis dalam mempelajari suatu materi dapat dipengaruhi oleh motivasi siswa dalam belajar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan pemahaman matematis siswa ditinjau dari motivasi belajar. Tiga siswa kelas X MIPA 1 sebagai subjek penelitian dengan tingkat motivasi belajar tinggi, tingkat motivasi sedang, dan tingkat motivasi rendah. Penelitian menggunakan instrumen tes pemahaman matematis dengan indikator 1) merepresentasikan ulang sebuah konsep, 2) mengenali contoh dan bukan contoh, 3) merepresentasikan suatu bentuk ke bentuk lain, 4) menerapkan algoritma pada pemecahan masalah, selanjutnya dilakukan wawancara tak terstruktur namun pertanyaan wawancara mengarah kepada tujuan penelitian. analisis hasil penelitian, siswa dengan motivasi belajar tinggi (ST) sudah mampu memahami dan menyelesaikan permasalahan matematis SPLTV dengan baik. Siswa dengan motivasi belajar sedang (SS) masih ada kebingungan memahami konsep PLTV dan SPLTV, namun dalam menyelesaikan permasalahan matematis SPLTV sudah tepat. Siswa dengan motivasi belajar rendah masih ada kebingungan memahami konsep PLTV dan SPLTV, dan dalam menyelesaikan permasalahan matematis SPLTV juga masih memiliki hambatan dalam operasi aljabar.. Berdasarkan hasil penelitian perlu kiranya guru memberikan apersepsi di awal pembelajaran, sehingga siswa mengetahui manfaat dari materi yang akan dipelajari sehingga tumbuh motivasi untuk dapat memahami materi.
Peta Konsep Sebagai Strategi Reflektif dalam Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Widya Dwiyanti; YL Sukestiyarno; Mulyono Mulyono; Walid Walid; Nur Fatimah; Yusfita Yusuf
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komunikasi dapat dikatakan sebagai bagian sentral dari keberhasilan penguasaan matematika. Dimilikinya kemampuan tersebut dapat membantu siswa untuk memperjelas dan mempertajam pemikiran ide-ide kreatif serta mendukung pemecahan masalah. Namun realitanya pengembangan kemampuan komunikasi matematis bukanlah hal yang mudah. Untuk itu, model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) berbasis reflektif peta konsep dapat menjadi salah satu alternatif dalam mendukung peningkatan kemampuan komunikasi matematis. Penelitian ini ditujukan untuk menginvestigasi peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang lebih baik antara yang menggunakan model pembelajaran SFE berbasis reflektif peta konsep dengan model konvensional, dan untuk mengetahui sikap siswa terhadap penerapan model SFE berbasis reflektif peta konsep dalam pembelajaran matematika. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen pada populasi penelitian yang terdiri dari 98 siswa kelas VII SMP Negeri 8 Sumedang. Hasil analisis data indeks gain dalam penelitian ini melalui uji t dengan taraf signifikansi 5% menunjukkan thitung (7,1854) > ttabel (1,6779) dengan rata-rata indeks gain kelas eksperimen sebesar 0,67 yaitu lebih besar dari kelas kontrol sebesar 0,37. Dengan demikian, peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran SFE berbasis reflektif peta konsep lebih baik dibandingkan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil pengolahan data angket, diperoleh rata-rata sebesar 4,07 sehingga dapat disimpulkan sikap siswa positif terhadap penerapan model pembelajaran SFE berbasis reflektif peta konsep dalam pembelajaran matematika.
Efektifitas Problem Solving Menggunakan Alat Peraga Pada Pokok Bahasan Model Matematika Sudarsono Sudarsono; Kartono Kartono; Mulyono Mulyono; Scolastika Mariani
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang penelitian ini yaitu rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa yang disebabkan karena siswa kurang aktif dimana pembelajaran masih didominasi oleh guru. Salah satu langkah yang tepat dalam meningkatkan keterampilan siswa dalam aspek pemecahan masalah adalah dengan menggunakan alat peraga.”Tujuan melakukan penelitian ini ingin mengetahui keefektifan pemecahan masalah menggunakan alat peraga pokok bahasan model matematik siswa kelas IV SD Negeri. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian ini yaitu semua kelas IV SDN dan adapun teknik mengambil sampelnya adalah sampling jenuh. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa persentase 88% berada antara 80-89%, sehingga dapat disimpulkan bahwa keefektifan problem solving melalui penggunaan alat peraga pada mata pelajaran model matematika adalah “ kategori baik.
Learning Styles and Cognitive Styles of Prospective Mathematics Teachers in Matrix Algebra Courses Irmawati Liliana Kusuma Dewi; Zaenuri Zaenuri; Dwijanto Dwijanto; Mulyono Mulyono
International Conference on Science, Education, and Technology Vol. 8 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In studying matrix algebra, prospective mathematics teachers must master, understand, and solve given problems. For prospective mathematics teachers to understand and solve the problems given, lecturers in teaching must pay attention to the learning and cognitive styles of prospective mathematics teachers. Because learning styles and cognitive styles are closely related to how the prospective mathematics teacher obtains, processes information and interacts in the classroom. The learning styles in question are visual, auditory and kinesthetic. Meanwhile, the cognitive styles discussed in this study are field-dependent (FD), field-neutral (FN), and field-independent (FI). This study aims to determine prospective mathematics teachers taking matrix algebra courses learning and cognitive styles. The research method used is descriptive qualitative, where data collection uses a learning style questionnaire and the Group Embedded Figure Test (GEFT). The population in this study were prospective mathematics teachers at Gunung Jati Swadaya University. The sample of this study was 23 prospective mathematics teachers who took matrix algebra courses. The results showed that prospective mathematics teachers had visual (V) 69%, auditory (A) 13%, kinesthetic (K) 17.4%, cognitive style FD 34.8%, FN 43.5%, and FI 21.7%. The combination of learning styles and cognitive results obtained is FD-V 21.7%, FN-V 34.8%, FI-V 13%, FD-A 4.3%, FN-A 4.3%, FI-A 4.3%, FD-K 8.7%, FN-K 4.3%, and FI-K 4.3%. Identifying learning and cognitive styles in the learning process is crucial so prospective mathematics teachers have a solid potential to manage their learning better.
Developing Metacognitive Skills Through N03R Learning Nur Rokhman; Sukestiyarno Sukestiyarno; Rochmad Rochmad; Mulyono Mulyono
International Conference on Science, Education, and Technology Vol. 8 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Students require metacognitive skills to reflect on what is being done, what is required in completing assignments, and selecting and implementing learning strategies that promote learning success. The development of metacognitive skills requires creative thinking and a systematic process in learning to solve mathematical problems, which has not been implemented optimally. This study aims to determine students' metacognitive skills through NO3R learning in solving mathematical problems. This study uses sequential exploratory mixed methods. Data was collected through tests, observation techniques, interviews, and documentation. The research subjects were 31 students who were asked to work on geometry problems. The researchers analyzed each student's work based on the NO3R learning stages. Furthermore, to clarify answers and explore students' metacognitive skills, in-depth observations and interviews were performed. The results showed that students' metacognitive skills in solving math problems were on high criteria. NO3R learning is effective for developing students' metacognitive skills. Metacognitive skills can be taught to students to develop their thinking so that their learning outcomes are better.