Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Keefektifan Teknik Modeling Berbasis Sinema Edukasi untuk Meningkatkan Efikasi Diri Akademik Siswa SMP Ragil, Endang; Ariyanto, Restu Dwi; Ratnawati, Vivi; Ningsih, Risaniatin; Valdino, Dias Rendy
Nusantara of Research : Jurnal Hasil-hasil Penelitian Universitas Nusantara PGRI Kediri Vol 6 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.899 KB) | DOI: 10.29407/nor.v6i1.13617

Abstract

Phenomenon Students with low academic self-efficacy tend to avoid difficult tasks, because the task is considered a threat to him. Students have low aspirations and commitment in achieving the learning goals they set. When faced with difficult tasks, student is busy thinking about the deficiencies that exist in him, the disturbances he faces, and all the results that can be detrimental. When faced with difficult tasks, students with low self-efficacy will reduce their efforts and tend to give up quickly and slow to fix or regain their self-efficacy when experiencing failure. So we need a technique to reduce these rights, one of which is the application of modeling techniques based on cinema of educational. This study aims to determine the effectiveness modeling techniques based on cinema of educational to improve students' academic self-efficacy. This research method uses an experimental research approach with the type of one group pretest-posttest design. The conclusion of the study showed that the Paired Samples Test score was 0.026 <0.05. These results can be concluded that modeling techniques based on cinema of educational are effective for increasing the academic self-efficacy of junior high school students.
Pengembangan Skala Psikologis Profil Pelajar Pancasila Bernalar Kritis Pada Fase D Sebagai Instrumen Asesmen Diagnostik Dalam Layanan Bk Berbasis Kurikulum Merdeka Ratnawati, Vivi; Arofah, Laelatul; Puspitarini, Ikke Yuliani Dhian; Sunita, Lutfi Deva
Nusantara of Research : Jurnal Hasil-hasil Penelitian Universitas Nusantara PGRI Kediri Vol 11 No 1 (2024)
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/nor.v11i1.20025

Abstract

The Pancasila student profile is the direction of education goals in Indonesia. There are six dimensions that must be mastered by students to become competent individuals, including 1) faith, devotion to God Almighty, and noble character, 2) independence, 3) mutual cooperation, 4) global diversity, 5) critical reasoning, and 6) creative. The purpose of this study is to develop a psychological scale of critical reasoning dimensions for the diagnostic assessment process of students in schools. There are five dimensions in critical reasoning, namely argumentation, assumption, deduction, interpretation, and conclusion. Meanwhile, the critical reasoning scale statement items totalled 44. This study adopted Gregory's development model using six steps, namely defining the test, selecting the scaling method, constructing the items, trialling the items, revising the test, and publishing the test. The results showed the acceptability of the critical reasoning scale, based on expert tests conducted on two experts from BK experts showed a score of 0.5. Further research is needed to improve the validity and reliability of the psychological scale that has been developed, perhaps through wider experimental tests or the development of supporting media.
Implementasi Certainty Factor Untuk Mengetahui Tinggi Penggunaan Handphone Pada Anak Difabel Hidayat, Farouk Ryan; Ramadhani, Risky Aswi; Sanjaya, Ardi; Ratnawati, Vivi
Prosiding SEMNAS INOTEK (Seminar Nasional Inovasi Teknologi) Vol. 8 No. 2 (2024): SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI 2024
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/inotek.v8i2.4996

Abstract

Anak difabel adalah anak yang memiliki gangguan mental atau psikis yang berdeda dari orang normal. Penggunaan handphone juga bisa menjadi media pembelajaran namun juga harus memiliki batasan tersendiri biar tidak mengalami ketergantungan terhadap handphone. Namun jika anak mengalami ketergantungan dari perilakunya menggunakan handphone, maka penelitian ini menerapkan implementasi metode certainty factor mengetahui seberapa tingginya penggunaan handphone anak difabel di SLB Krida 1 Tanjunganom. Metode yang diterapkan ini dapat membantu menyelesaikan masalah ketidakpastian serta memberikan nilai keyakinan dari gejala dan sesuai aturan. Data gejala yang didapat responden dan aturan rule yang diperoleh dari hasil wawancara seorang pakar. Sistem pakar ini dapat memberikan diagnosa dengan baik dan efektif dari hasil berapa persen nilai yang didapatkan mulai dari tahap awal, menegah dan lanjut tingkat tinggi penggunaan handphone. Penelitian ini juga mempunyai kontribusi dalam mengembangkan sistem pakar untuk tingginya penggunaan handphone pada anak difabel.
Kondisi Keluarga Dan Kenakalan Anak Ratnawati, Vivi
Efektor Vol 4 No 2 (2017): Efektor Vol 4 No 2 Tahun 2017
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.745 KB) | DOI: 10.29407/e.v4i2.962

Abstract

Hubungan antara kondisi keluarga dan kenakalan anak dieksplorasi dalam sebuah penelitian yang menggunakan purposive probability samplingyang terdiri dari 80 anak di kota Kediri dan sekitarnya menggunakan teknik kuesioner. Hasil analisis statistik kuantitatif menunjukkan adanya hubungan yang signifikan sebagai berikut: (1) Kenakalan anak sebagian besar berasal dari orang tua yang mengalami broken home; (2) Sebagian besar pendidikan moral anak dilakukan bukan oleh orang tua mereka sendiri; (3) Sebagian besar anak-anak yang nakal berasal dari kalangan sosial ekonomi rendah dalam masyarakat; (4) Sekitar dua-pertiga dari anak-anak nakal berasal dari rumah yang anggota keluarganya lebih dari 6 orang hidup di bawah satu atap; (5) Sebagian besar orang tua dari responden memiliki penghasilan yang rendah, dan pekerjaaannya mengharuskan meninggalkan anak-anaknya untuk waktu yang lama. Banyak dari kalangan orang tua responden yang memerlukan dukungan sosial-ekonomi dan pengembangan ketrampilan dalam mengasuh anak, dalam rangka memenuhi tuntutan perubahan sosial yang semakin cepat serta menghadapi tantangan multidimensional yang terus menghadang.
Pelatihan Membuat Media e-Biblioterapi pada Guru Sekolah Dasar Kota Kediri Ratnawati, Vivi; Nurfahrudianto, Aan; Ningsih, Risaniati; Aurora, Flora Fahimna; Ugiutami, Adita Nani
Jurnal ABDINUS : Jurnal Pengabdian Nusantara Vol 9 No 1 (2025): Volume 9 Nomor 1 Tahun 2025
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/ja.v9i1.23693

Abstract

The low interest in reading in Indonesia has led to a lag in information and literacy culture which is very important for developed countries. Initial observations show that 75% of students at SDN Ngadirejo 5 get low scores in literacy and numeracy. AKM also shows that the level of numeracy literacy is still lacking and needs to be improved. Group guidance services using e-bibliotherapy techniques aim to develop students' socialization and communication skills. The efforts made are by providing training in creating e-bibliotherapy media with the stages of needs analysis, socialization, training, implementation and mentoring as well as evaluation. The application used is Canva and media to publish web-based teacher work. From the community service activities that have been carried out, it can be concluded that training in making e-bibliotherapy media for teachers in elementary schools in the city of Kediri is very useful. The visible benefit is that teachers are able to create e-bibliotherapy media as an effort to improve literacy and numeracy competencies. Apart from that, teachers are starting to want to apply the skills they already have to create multimedia that can be directly applied in the learning process.
PENERAPAN PERSON CENTERED THERAPY DI SEKOLAH (EMPATHY, CONGRUENCE, UNCONDITIONAL POSITIVE REGARD) DALAM MANAJEMEN KELAS Ratnawati, Vivi
Journal of Education Technology Vol. 1 No. 4 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jet.v1i4.12862

Abstract

Artikel ini membahas Person centered therapy dibidang konseling, untuk membantu dalam proses hubungan, empathy, congruence, unconditional positive regard, sebagai konsep penting pendekatan tersebut dan sebagai saran terhadap manajemen kelas. Merupakan hal yang penting jika proses belajar-mengajar berpusat pada siswa, sehingga pertimbangan siswa akan berpusat pada segala hal yang berhubungan dengan pendidikan. Ketika siswa menjadi bagian dari suatu keputusan maka siswa akan merasa ikut berperan dan bertanggung jawab. Dalam person centered therapy mungkin tidak menawarkan solusi yang siap jadi atau mengarahkan klien untuk mengikuti strategi mengatasi masalah tertentu. Apa yang terapis lakukan adalah menggunakan kesempatan dalam hubungan kepercayaan melalui penghargaan terhadap klien sehingga masalah yang dihadapi dapat diselesaikan. Secara keseluruhan, klien diasumsikan dapat memiliki kemampuan untuk membuat solusi atas permasalahannya, dan terapis hanya bertindak sebagai teman dalam proses penyembuhan.
STUDI KOMPARASI RASA KEPERCAYAAN DIRI SISWA BERKEPRIBADIAN EKSTROVERT DENGAN SISWA BERKEPRIBADIAN INTROVERT PADA SISWA SMP Ratnawati, Vivi
Nusantara of Research : Jurnal Hasil-hasil Penelitian Universitas Nusantara PGRI Kediri Vol 1 No 1 (2014)
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.921 KB) | DOI: 10.29407/nor.v1i1.16

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rasa percaya diri siswa berkepribadian ekstrovert dengan siswa berkepribadian introvert. Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan inventory eysenk yang telah dimodifikasi untuk variabel tipe kepribadian dan variabel rasa percaya diri. Penulis mengambil sampel dengan teknik random sampling. Penulis menganalisis data menggunakan teknik uji Mann Whitney dengan menggunakan program SPSS didaptkan nilai probabilitas (Asump, Sig. (2-tailed)) sebesar 0,018 dengan tingkat signifikan sebesar 0,05 (α = 0,05). Oleh karena nilai probabilitas lebih kecil dari α (0,018 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya memang terdapat perbedaan tingkat rasa percaya diri antara siswa berkepribadian introvert dan ekstrovert. Dari hasil analisis diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,018 yang lebih keci dari α (0,018 < 0,05). Sehingga hipotesis berbunyi “Terdapat Perbedaan Tingkat Rasa Percaya Diri Antara Siswa Berkepribadian Introvert dan Ekstrovert”, diterima. Dari hasil mean rasa percaya diri siswa berkepribadian ekstrovert diperoleh harga 2,6, sedangkan hasil mean rasa percaya diri siswa berkepribadian introvert diperoleh harga 1,92. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan dari permasalahan kedua tentang : “Lebih tinggi manakah rasa percaya diri siswa berkepribadian ekstrovert dengan siswa berkepribadian introvert?”, yaitu lebih tinggi rasa percaya diri siswa berkepribadian ekstrovert apabila dibanding dengan rasa percaya diri siswa berkepribadian introvert.
Studi Deskriptif Tentang Kepercayaan Diri Siswa Penerima Beasiswa PIP di MAN 1 Kediri Febriansyah, Airulanang L; Atrup, Atrup; Ratnawati, Vivi
Jurnal Psikologi dan Konseling West Science Vol 3 No 02 (2025): Jurnal Psikologi dan Konseling West Science
Publisher : Westscience Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58812/jpkws.v3i02.2303

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kepercayaan diri pada siswa penerima beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) di MAN 1 Kota Kediri. Latar belakang penelitian ini didasari oleh pentingnya kepercayaan diri sebagai salah satu aspek psikologis yang dapat memengaruhi keberhasilan belajar siswa. Kepercayaan diri yang tinggi akan mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat, mengambil keputusan, serta lebih aktif dalam proses pembelajaran. Namun, pada kenyataannya, peneliti menemukan adanya indikasi rendahnya rasa percaya diri pada sebagian siswa penerima beasiswa PIP, yang ditunjukkan melalui sikap pasif di kelas dan ketidakyakinan dalam menentukan arah masa depan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Sampel penelitian berjumlah 42 siswa penerima beasiswa PIP yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan berupa angket tertutup yang disebarkan melalui Google Form, dengan indikator yang mengacu pada teori aspek-aspek kepercayaan diri menurut Lauster. Analisis data dilakukan secara statistik deskriptif dengan menggunakan bantuan SPSS dan Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan diri siswa penerima beasiswa PIP berada pada kategori rendah. Sebanyak 55% responden berada pada kategori rendah, 43% pada kategori sedang, dan hanya 7% yang memiliki kepercayaan diri tinggi. Nilai rata-rata kepercayaan diri siswa sebesar 93,11 dengan standar deviasi sebesar 6,77. Temuan ini menunjukkan bahwa bantuan beasiswa PIP belum sepenuhnya berkontribusi terhadap peningkatan aspek psikologis siswa, khususnya dalam hal kepercayaan diri. Oleh karena itu, diperlukan adanya strategi pendampingan yang lebih komprehensif, tidak hanya secara materiil, tetapi juga psikososial agar siswa mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal. Kata Kunci : Kepercayaan Diri, Beasiswa PIP,Siswa, Pendidikan