Muhammad Shulhan Hadi, Muhammad Shulhan
Universitas Hamzanwadi

Published : 21 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Pola Pewarisan Budaya Syair Melayu di Lombok Timur (Kajian Sejarah Budaya) Hadi, Muhammad Shulhan
FAJAR HISTORIA: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan Vol 1, No 1 (2017): Fajar Historia
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.131 KB) | DOI: 10.29408/fhs.v1i1.582

Abstract

Tujuan penelitian ini berusaha menggali dan mengnalisa peranan Syair Melayu Islam dalam budaya Sasak di Lombok Timur khususnya di desa Rumbuk. Metode penelitian yang digunakan ialah metode sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Proses masuknya Syair Melayu Islam bersamaan dengan proses masuknya Islam yang terus berkembang sampai saat ini; (2) Nilai yang terkandung dari beberapa kitab Syair Melayu Islam secara umum sangat berperan dan dapat mempengaruhi nilai keberagamaan masyarakat di desa Rumbuk; (3) Pewarisan budaya Syair Melayu Islam dilakukan melalui proses internalisasi, adapts, sosialisasi, serta enkulturasi atau pembudayaan. Kata Kunci: Pola Pewarisan, Syair Melayu Islam.
SEJARAH BANJAR TRADISIONAL MENJADI LEMBAGA SOSIAL MASYARAKAT MODEREN DUSUN JURANG KOAK DESA BEBIDAS KECAMATAN WANASABA 2006-2015 Hadi, Muhammad Shulhan; sawaluddin, Muhammad
FAJAR HISTORIA: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan Vol 2, No 1 (2018): Fajar Historia
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.592 KB) | DOI: 10.29408/fhs.v2i1.1290

Abstract

Banjar in the Lombok is home to a collective spirit and ideas Sasak people, the spirit of mutual cooperation is very visible condensed running in the local wisdom ethnic Sasak. A close bond and sturdiness social life and sense of helping each other and need each other naturally born with and develop sponta. Banjar hambpir formed simultaneously with the formation of a shack in the villages in Lombok, when Law No. 5/1974 and Law No. 5/1979 on village administration was enacted, almost all the local knowledge coloring creativity diversity is turned off and terlibas by uniformity / uniformity village concept ala Jakarta, the banjo in Lombok seems lost and no longer function, now in an era of openness banjo as traditional roots ethnic sasak in Lombok is loaded with a spirit of togetherness / collective that emerged and developed back, the emergence banjar in Lombok is not like it used to be. The method used in solving the problem of this research is descriptive qualitative method, respondents, in this this study did not use population but  use  informants  /  study the methods used to collect the data are:Obsrvasi, interviews, Documentation. Based on the analysis in this study can be concluded that the revitalization of Banjar Traditional Being Society of Social Institutions of Modern Hamlet Canyons Koak Village Bebidas District of Wanasaba a creative efforts and systematic and continuing to strengthen the social capital that is in train, so that social energy was great and spontaneous in banjar be managed for productive things. Revitalization of traditional banjo is an answer to the question of socio- cultural people who have faced is poverty.
DINAMIKA PERJUANGAN KAUM MUSLIM DALAM MENCAPAI KEMERDEKAAN INDONESIA Murdi, Lalu; Hadi, Muhammad Shulhan
FAJAR HISTORIA: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan Vol 2, No 2 (2018): fajar historia
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (42.432 KB) | DOI: 10.29408/fhs.v2i2.1484

Abstract

This study deals with the dynamics of the struggle of the Muslims to achieve independence both de jure and de facto since the Japanese occupation until after the independence revolution. The method used is historical methods ranging from heuristics, criticism, interpretation and historiography. The documents used range from books, printed and online journal articles. The results of the study show that there are several criteria for the struggle of Muslim believers in Indonesia, namely: first, political struggle. In this case Islamic organizations and Islamic leaders sought to obtain such independence by means of constitutions and organizations that were legalized by the Dutch, such as MIAI which was replaced with Masyumi, social-religious organizations such as Muhammadiyah, NU, Persis and others. Meanwhile in the independence preparation institutions they participated as members of the BPUPKI and formulated the basis for an independent Indonesia. Second, the struggle for state ideology. In this case the Muslims fight for the foundation of the state is Islamic law, and they are not dealing with the Japanese but the national group. The difference between them revolves around the separation of religion from the country which is fought by national groups, whereas Islamic groups fight for Islam as the basis of the state. Third, resistance with rebuke, for example, the Japanese act of implementing the seikere tradition was not only opposed by the NU, but also other Islamic leaders.
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PETANI KOPI DI DESA JURIT BARU KECAMATAN PRINGGASELA KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 1999-2015 (TINJAUAN SEJARAH SOSIAL EKONOMI) Annisa, Rizki; Hadi, Muhammad Shulhan; Hafiz, Abdul
FAJAR HISTORIA: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan Vol 3, No 2 (2019): Fajar Historia
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk (1). Sejarah berkembangnya perekebunan kopi di Desa Jurit Baru Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur (2). Mengetahui perubahan sosial ekonomi masyarakat petani kopi di Desa Jurit Baru Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, metode sejarah yaitu usaha untuk menetapkan fakta dan mencari kesimpulan mengenai hal-hal yang telah dilakukan secara sistimatis dan objektif oleh ahli sejarah dalam mencari, mengevaluasi dan menafsirkan bukti-bukti untuk mempelajari masa lalu tersebut (Kuntowijoyo, 2003:1). Hasil Penelitian, tanaman kopi dibawa dari Provinsi Bali oleh salah seorang Kepala Dusun yang ada di Desa Jurit Baru sekitar tahun 1990-an, yaitu Amaq Sodah, Amaq Sodah pergi ke Provinsi Bali dalam rangka pelatihan, sepulangnya dari Provinsi Bali Amaq Sodah membawa bibit kopi dan memperkenalkannya kepada masyarakat yang ada di Desa Jurit Baru. Dengan adanya perkebunan kopi tentu akan membutuhkan cukup banyak tenaga kerja, ini artinya dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Desa Jurit Baru, sehingga dapat mengurangi pengangguran. Peningkatan penyerapan angkatan kerja akan berdampak pada peningkatan prekonomian masyarakat, sehingga dapat menurunkan angka kemiskinan. 
Konstruksi Sosial dalam Tradisi Bebubus di Kelurahan Gelanggang Lombok Timur Nusa Tenggara Barat: Suatu Kajian Sejarah Budaya Muhammad Amin; Abdul Rasyad; Muhammad Shulhan Hadi; Lalu Murdi; Muchamad Triyanto
PATTINGALLOANG Vol. 8, No. 2 Agustus 2021
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v8i2.22409

Abstract

Tradisi bebubus atau bubus adalah salah satu bentuk pengobatan tradisional yang tumbuh sejak zaman penjajahan Belanda yang masuk di Pulau Lombok lewat Ampenan. Pada saat itu juga kerajaan Bali sedang mengalami keruntuhan akibat datangnya Belanda di Pulau Lombok, sehingga masyarakat Desa Gelanggang diam-diam melakukan pengobatan tradisonal berupa bebubus untuk menyembuhkan orang-orang yang sakit. Penelitian ini menggunakan metode sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi bebubus merupakan tradisi suku Sasak yang sudah mengakar kuat dalam kehidupann sosial budaya masyarakat Lombok. Pelaksanaan pengobatan bebubus sebagai pengobatan tradisional yang dilakukan masyarakat Kelurahan Gelanggang sejak zaman penjajahan Belanda yang masuk di Pulau Lombok melalui Ampenan. Pada saat itu juga Kerajaan Bali runtuh dengan datangnya Belanda di Pulau Lombok. Masyarakat Gelanggang diam-diam melakukan pengobatan bebubus untuk menyembuhkan orang-orang yang sakit. Tradisi bebubus ini juga merupakan peninggalan orang-orang terdahulu yang diwariskan secara turun-temurun. Kata Kunci: Tradisi, Bebubus, Pengobatan Tradisional.                                        AbstractThe tradition of bebubus or bubus is a form of traditional medicine that has grown since the Dutch colonial era, which entered the island of Lombok through Ampenan. At that time the kingdom of Bali was also experiencing a collapse due to the arrival of the Dutch on the island of Lombok, so the people of Gelanggang Village secretly carried out traditional medicine in the form of bebubus to cure sick people. This research uses the historical method. The results of the study indicate that the bebubus tradition is a Sasak tribe tradition that is deeply rooted in the socio-cultural life of the Lombok people. The implementation of bebubus treatment as a traditional medicine has been carried out by the people of the Gelanggang Village since the Dutch colonial era who entered the island of Lombok through Ampenan. At that time the Kingdom of Bali collapsed with the arrival of the Dutch on the island of Lombok. The community of Gelanggang secretly performs bebubus treatment to cure sick people. This bebubus tradition is also a relic of the previous people passed down from generation to generation.Keywords: Development; Newspaper
Peran Polisi Pamong Praja dalam Menangani Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2000-2020 Bambang Eka Saputra; Abdul Hafiz; Abdul Rasyad; Lalu Murdi; Muhammad Shulhan Hadi; Muchamad Triyanto
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v11i1.14897

Abstract

Abstrak: Eksistensi Polisi Pamong Praja (Pol-PP) dalam lintasan sejarah bangsa Indonesia telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari penyelenggaraan pemerintahan, baik sejak masa kolonial Belanda sampai Indonesia merdeka. Peran Pol-PP mewujudkan ketentraman dan ketentraman di Lombok Timur menjadi bagian dari agenda rutin pemerintah daerah. Atas dasar pemikiran tersebut kajian tentang sejarah dan peranan Pol-PP dalam menjaga ketentraman dan ketertiban masyarakat di Lombok Timur menjadi penting dilakukan.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah berdirinya Pol-PP di Indonesia dan Lombok Timur, dan mengetahui peran Pol-PP dalam menjaga dan mengatasi ketentraman dan ketertiban umum di Lombok Timur. Metode penelitian sejarah digunakan untuk mengungkap tentang eksistensi dan peran Pol-PP dalam menjaga keamana, dan ketetiban dalam roda pemerintahan di Lombok Timur. Tahapan metode sejarah dilakukan melalui heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pol-PP di Lombok Timur telah memberikan sumbangan yang berarti terhadap keberhasilan pemerintah daerah Lombok Timur dalam menjaga ketentraman dan ketertiban masyarakat khususnya. Hal ini terwujud dari periode tahun 2000-20020 dimana peran dan fungsi Pol-PP berjalan dengan baik.Kata Kunci: Peran, Polisi Pamong Praja, Ketertiban, Keamanan.Abstract: The existence of the Civil Service Police (Pol-PP) in the historical trajectory of the Indonesian nation has become an inseparable part of the administration of government, both from the Dutch colonial period until Indonesia's independence. The role of Pol-PP in realizing peace and tranquility in East Lombok is part of the routine agenda of the local government. On the basis of this thought, a study of the history and role of Pol-PP in maintaining peace and order in East Lombok is important. This study aims to determine the history of the establishment of Pol-PP in Indonesia and East Lombok. Knowing the role of Pol-PP in maintaining and overcoming public peace and order in East Lombok. The historical research method is used to reveal the existence and role of Pol-PP in maintaining security and order in the wheels of government in East Lombok. The stages of the historical method are carried out through heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The results of the study indicate that the Pol-PP in East Lombok has made a significant contribution to the success of the East Lombok regional government in maintaining peace and order in the community in particular. This was realized from the period 2000-20020 where the role and function of Pol-PP went well.Keywords: Role, Civil Service Police, Order, Security. 
Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan pada Masyarakat di Era Modern Bambang Eka Saputra; Muchamad Triyanto; Lalu Murdi; M. Shulhan Hadi; Hary Murcahyanto
Kaganga:Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora Vol 5 No 2 (2022): Kaganga:Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.552 KB) | DOI: 10.31539/kaganga.v5i2.4316

Abstract

ABSTRACT This study aims to describe the role of Field Agricultural Extension (PPL) in improving the welfare of farming communities and to determine the inhibiting factors of agricultural extension in modern times. The research method uses a descriptive qualitative approach. The data are in the form of direct observation, interview results, and documentation results. Collecting data obtained from respondents. The analysis uses descriptive analysis and historical approach. The results of this study indicate that Field Agricultural Extension (PPL) plays a very important role in the socio-economic field in modern times. The inhibiting factors for agricultural extension are: lack of facilities and infrastructure, namely mobility, experimental land, agricultural extension equipment, funding, and social problems. The conclusion of this research is that Field Agricultural Extension (PPL) plays an active role even though there are still many obstacles. Keywords: Agricultural Extension, Farmer, Modern Era
Pewarisan Pengetahuan Maritim Pada Anak Nelayan di Desa Tanjung Luar Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat Lalu Murdi; Muhammad Shulhan Hadi; Bambang Eka Saputra
Biokultur Vol. 12 No. 1 (2023): Potret Nilai Sosial dan Ekonomi dalam Masyarakat
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/bk.v12i1.45476

Abstract

Pewarisan pengetahuan tradisional pada generasi muda baik dalam proses sosialisasi, internalisasi sangat efektif dilakukan pada anak-anak dan remaja. Penelitian ini berkaitan dengan  apa saja pengetahuan tradisional yang diwariskan oleh orang tua atau masyarakat pada umumnya pada anak atau remaja di Desa Tanjung Luar; selain itu bagaimana proses pengenalan pengetatahuan tradisional oleh orang tua dan masyarakat pada anak maritim di Desa Tanjung Luar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi yang menekankan sumber data pada hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi literatur. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengenalan pengetahuan pada anak nelayan di Desa Tanjung Luar Kabupaten Lombok timur dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam pengenalan lingkungan laut misalnya, sebagian besar anak-anak nelayan memahami lingkungan laut dari interaksi mereka dengan lingkungan laut tersebut, dan dalam hal-hal yang kurang dipahami baru mereka akan bertanya atau tanpa sengaja mengetahui dari interaksinya dengan orang tua dan masyarakat; begitu juga dengan pengetahuan mengenai pembuatan teknologi seperti cara memperbaiki jaring, cara membuat pancing, cara membuat perahu dari fiber dan lain sebagainya dipelajari langsung dengan bertanya dan secara tidak sengaja karena faktor lingkungan; sedangkan dalam pengenalan pengetahuan ekologi lebih banyak diwariskan dengan cara sosialisasi oleh orang tua maupun masyarakat. Berangkat dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa pola pewarisan pengetahuan pada anak maritim di Desa Tanjung Luar terjadi baik melalui proses sosialisasi, internalisasi, dan sosialisasi oleh orang tua, masyarakat dan kesadaran anak dengan lingkungannya.   Kata Kunci: Reproduksi Pengetahuan, Anak-Anak, Maritim
Pola Pewarisan Budaya Syair Melayu di Lombok Timur (Kajian Sejarah Budaya) Muhammad Shulhan Hadi
Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan Vol 1 No 1 (2017): Juni
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/fhs.v1i1.582

Abstract

Tujuan penelitian ini berusaha menggali dan mengnalisa peranan Syair Melayu Islam dalam budaya Sasak di Lombok Timur khususnya di desa Rumbuk. Metode penelitian yang digunakan ialah metode sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Proses masuknya Syair Melayu Islam bersamaan dengan proses masuknya Islam yang terus berkembang sampai saat ini; (2) Nilai yang terkandung dari beberapa kitab Syair Melayu Islam secara umum sangat berperan dan dapat mempengaruhi nilai keberagamaan masyarakat di desa Rumbuk; (3) Pewarisan budaya Syair Melayu Islam dilakukan melalui proses internalisasi, adapts, sosialisasi, serta enkulturasi atau pembudayaan.
Sejarah Banjar Tradisional Menjadi Lembaga Sosial Masyarakat Moderen Dusun Jurang Koak Desa Bebidas Kecamatan Wanasaba 2006-2015 Muhammad Shulhan Hadi; Muhammad Sawaluddin
Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan Vol 2 No 1 (2018): Juni
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/fhs.v2i1.1290

Abstract

Banjar di Lombok merupakan tempat berkembangnya semangat dan gagasan kolektif orang-orang sasak, semangat gotong royong sangat nampak kental berjalan dalam kearifan lokal etnis sasak tersebut. Ikatan erat dan kokoh jiwa sosial dan rasa untuk saling tolong menolong dan saling membutuhkan lahir dengan alami dan berkembang secara sponta. Banjar terbentuk hambpir bersamaan dengan terbentuknya suatu gubuk di desa-desa di Lombok, ketika UU No. 5/1974 dan UU No. 5/1979 tentang pemerintahan desa diberlakukan, hampir seluruh kreatifitas kearifan lokal yang mewarnai kebhinekaan dimatikan dan terlibas oleh uniformitas/keseragaman konsep desa ala Jakarta, maka banjar di Lombok seolah-olah hilang dan tidak berfungsi lagi, kini di era keterbukaan ini banjar sebagai akar tradisional etnis sasak di Lombok yang sarat dengan spirit kebersamaan/kolektif itu muncul dan berkembang kembali, kemunculan banjar di Lombok tidak seperti dululagi. Metode yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, penelitian ini tidak menggunakan populasi tapi menggunakan narasumber/responden, dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah : Obsrvasi, Wawancara, Dokumentasi. Berdasarkan analisis dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa Revitalisasi Banjar Tradisional Menjadi Lembaga Sosial Masyarakat Moderen Dusun Jurang Koak Desa Bebidas Kecamatan Wanasaba merupakan upaya kreatif dan sistimatis serta berkelanjutan untuk memperkuat modal sosial masyarakat yang ada di dalam banjar, agar energi sosial yang besar dan spontan yang ada di banjar bisa terkelola untuk hal-hal yang produktif. Revitalisasi banjar tradisional ini merupakan jawaban terhadap persoalan sosial kultural masyarakat yang selama ini dihadapi yaitukemiskinan.