Claim Missing Document
Check
Articles

PERTUNJUKAN MENUBUHKAN SENI(NYA INDONESIA) DAN RESPON PENONTON Murcahyanto, hary; HD, Dharma Satrya
Educatio Vol 11, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.254 KB) | DOI: 10.29408/edc.v11i1.251

Abstract

This study focused on the creative process and the audience response that refer to the post-colonial and post-modern theory. The method used is discourse analysis. The performance of Indonesia art processed during a month, which is in the lecturing process conducted during four meetings. The creative process starts from the discourse about the body and embody. The body discourse as a tool and goal. Body shown is the body of dance and drama, with another sentence is to embody the dance and Indonesian drama. The dances are performed is a dance of Papua, Kalimantan, Java, Bali, Indonesia, and Sasak. The sixth area was a representation of Indonesian art. The next show is a drama of White Blue Love then ended with a dance and Gugur Mayang music. The creative process based on the ability of setting up objects, events, pantomime and processes involving multimedia. All performances are getting response from the audience. There is good and less good respond. Some said exceptional, cool, fun, exciting, and entertaining. The responses indicate a logical reasoning about the stage and sense reasoning about the effect of the show. Another interpretation of these events in perspective post structuralism with refers to post structuralism Bartes and Foucoult and refers to post modernism Jameson and Lyotard, that the show was not be seen as a tradition or modernity, but an event with post-space, at the crossroads between tradition and modernity. The show speaks to the value.Keywords: Indonesia Art, Audience Response, Post-Structuralism, Post-Modernism   
PENGARUH INTERFERENSI TUTURAN BAHASA SASAK DALAM TUTURAN BAHASA INDONESIA PADA MASYARAKAT DESA KALIJAGA Murcahyanto, Hary
Educatio Vol 9, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.554 KB) | DOI: 10.29408/edc.v9i1.50

Abstract

Interferensi membawa dampak yang kurang baik terhadap  penggunaan  bahasa  kedua  bagi masyarakat, sehingga tidak jarang dijumpai adanya kesalahan tutur sehingga menjadi latar belakang dalam penulisan ini. Tujuan dalam penulisan  ini adalah untuk mengetahui bentuk ,wujud, dan pengaruh interferensi tuturan bahasa Sasak dalam tuturan bahasa Indonesia pada masyarakat desa Kalijaga Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur. Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan di lingkungan desa Kalijaga Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur dengan menggunakan metode empiris diskripsi kualitatif. Data merupal verbal lisan yang diperoleh dari informan dengan  menggunakan teknik observasi, dokumentasi, wawancara, dan rekam sadap. Adapun inti dari tulisan ini bahwa bentuk dan wujud interferensi tuturan bahasa Sasak dalam tuturan bahasa Indonesia pada masyarakat desa Kalijaga Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur didominasi pada Interferensi fonologi dan morfologi.Pengaruh interferensi tuturan bahasa Sasak dalam tuturan bahasa Indonesia pada masyarakat desa Kalijaga Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur yaitu terjadinya kesalahan penggunaan bahasa
LEKSIKON PEMBENTUK TINGKAT TUTUR PADA UPACARA ADAT SORONG SERAH AJI KRAMA DI DESA SAKRA KABUPATEN LOMBOK TIMUR Murcahyanto, hary
Educatio Vol 10, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.011 KB) | DOI: 10.29408/edc.v10i1.106

Abstract

Tulisan ini merupakan hasil penelitian dengan menggunakan metode ethnografik deskriptif kualitatif dengan teknik wawancara, observasi, dokumentasi, dan rekam sadap. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan metode analisis diskripsi kualitatif.Tujuan  dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan konsep penggunaan bahasa pada upacara adat Sorong Serah Aji Krama masyarakat desa Sakra sehingga penggunaan bahasa bisa dipertahankan dan mendeskripsikan tingkat tutur dan leksikon pembentuknya pada penggunaan bahasa dalam Sorong Serah Aji Krama sehingga masih digunakan sampai sekarang. Penelitian ini menyimpulkan bahwa,wujud penggunaan bahasa pada upacara adat Sorong Serah Aji Krama, terutama digunakan oleh pembayun penyorong,penampi, pisolo dan pengurang dalam salah satu rangkaian upacara terpenting pada prosesi perkawinan adat suku Sasak mulai dari Mesejati,Selabar, Bait Wali (Mengambil Wali), Bait Janji (Mengambil Janji), Sorong Serah (serah terima), Nyongkolan (mengiringi pengantin) sampai dengan Balik Lampak (Bales Nae) yang semuanya merupakan satu kesatuan rangkaian upacara perkawinan adat Sasak secara lengkap.Tingkat tutur dan leksikon pembentuk pada tingkat tutur atau pembicaraan dalam upacara adat sorong serah dapat digolongkan dalam tingkat tutur biasa, madya dan Utami.Sedangkan leksikon pembentuk dari tingkat tutur tersebut terdiri dari leksikon bahasa Sasak biasa, Sasak halus, Bali, Jawa, Jawa Kuna, Arab dan leksikon bahasa Indonesia.  Kata Kunci: Leksikon,Tingkat Tutur, Sorong Serah
THE EFFECT OF DEMOCRATIC LEADERSHIP STYLE, ORGANIZATIONAL CULTURE COMMITMENT ON ORGANIZATION AND SELF-CONFIDENCE ON LECTURERS’ PERFORMANCE OF STKIP HAMZANWADI SELONG LOMBOK TIMUR REGENCY Murcahyanto, Hary; Asmawi, Moch.; Madhakomala, R.
Journal of Education Research in Administration and Management (JERAM) Vol 2 No 1 (2018): Volume 2 Number 1 Year 2018 JERAM
Publisher : JERAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29061/jeram.v2i1.86

Abstract

The purpose of this study was to know how was the influence of democratic leadership style, organizational culture, commitment to the organization, confidence, and lecturers’ performance. How did the organizational culture affect organizational commitment, self-confidence, and lecturer performance. How did the organization's commitment to self-esteem, and how did it affect the learners’ performance.This paper was based on the results of research conducted at STKIP Hamzanwadi Selong college which was domiciled in Pancor Selong Sub-district, Lombok Timur regency of Nusa Tenggara Barat Province using survey method, taking samples from one population and using questionnaire as the instrument. Data collection technique was done through questionnaire with descriptive-verification design. The grain validity test is performed through empirical tests of instrument grains. The collecting data were analyzed using F- test and t-test. The results of testing hypothesis and data analysis showed that the democratic leadership style had a significantly influence on organizational culture, commitment to the organization, confidence and lecturers’ performance. Organizational culture had a significantly effect on commitment to the organization, confidence and lecturers’ performance. Commitment to the organization did  not have a positive effect on self-confidence, and confidence did not affect the lecturers’ performance.
ORGANOLOGI SELOBER PADA SANGGAR SELOBER PEJENENGAN DESA PENGADANGAN PRINGGASELA LOMBOK TIMUR Baha, M Abdi; Murcahyanto, Hary; Imtihan, Yuspianal
TAMUMATRA Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini berdasar hasil penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan dan menguraikan bagaimana organologi alat musik tradisional selober yang diliohat dari klasifikasi fisiknya pada Sanggar Selober Pejenengan Desa Pengadangan Kecamatan Pringgasela Lombok Timur dengan menggunakan teori-teori organologi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Dari hasil penelitian ditemukan tentang : 1) organologi dan proses pembuatan alat musik tradisonal selober, terdiri dari : tingkat kekeringan, proses pemilihan bahan, proses pengerutan, proses pembuatan garis lidah, proses pembuatan bagian kepala dan kaki alat musik, dan proses penghalusan. 2) produksi nada pada alat musik tradisional selober yang terdiri dari nada yang dihasilkan oleh selober mame dan selober nine.
Organologi Selober pada Sanggar Selober Pejenengan Desa Pengadangan Pringgasela Lombok Timur Baha, M Abdi; Murcahyanto, Hary; Imtihan, Yuspianal
TAMUMATRA Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/tmmt.v2i2.2308

Abstract

This paper aims to describe and describe the organology of a traditional musical instrument as seen from its physical classification at the Selober Pejenengan Studio in the Village of Inflation in the Pringgasela District, East Lombok using organology theories. The approach used in this research is descriptive qualitative. From the results of the study found about: 1) organology and the process of making a traditional musical instrument as follows, consisting of: the level of dryness, the process of selecting materials, the process of contracting, the process of making tongue lines, the process of making the head and feet of musical instruments, and the refinement process. 2) the production of tones on a traditional musical instrument that consists of tones produced by Selober Mame and Selober  nine.
Koreografi Tari Kreasi Bala Anjani Nahdlatuzzainiyah, Nahdlatuzzainiyah; Yuliatin, Riyana Rizki; Imtihan, Yuspianal; Murcahyanto, Hary
TAMUMATRA Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/tmmt.v4i1.4337

Abstract

This study aims to describe choreography analysis, namely the form of motion, motion techniques and dance style created by Bala Anjani Sanggar Tunggal Galih Denggen Village, Selong District, Lombok Timur Regency. This type of research is descriptive qualitative using analysis of motion forms, motion techniques and motion styles. Data collection techniques in this study use observation techniques, interviews, and documentation. Data validity techniques use triangulation techniques. The results of the analysis of dance choreography created by Bala Anjani obtained that; The form of motion in The Creation of Bala Anjani dance has the Unity Principle of 6 forms of motion which each has elements of space, energy elements and elements of time vary, The principle of variation consisting of variations of movement, tempo of music and floor patterns, Principle of Repetition in each motion is characterized by a different duration of time, the Principle of Displacement is carried out by a pause of movement of one to two seconds to the next movement, the Climax Principle is performed at a fast tempo on the last movement. In Motion Engineering does not have a medium technique but has a complete and different instrument technique on each movement. While in the Style of Motion consists of bejonjong motion that is raised at a high level, Ngampeh motion is flicking with downward and upward movements followed by varied footsteps and ngampet motion that is peeling with fast movements. The conclusion of this study is 1) the form of motion analyzed from the principle of unity between the space forces of time, the principle of variation, the principle of repetition, the principle of displacement and climax; 2) motion techniques are analyzed from; Medium technique and instrument technique 3) motion style consists of Bejonjong motion, Ngampeh motion and Ngampet motion
KESELARASAN GERAK, IRINGAN, DAN BUSANA PADA TARI DEWI SARASWATI Fatmasari, Intan; Murcahyanto, Hary
TAMUMATRA Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/tmmt.v3i2.3741

Abstract

This study aims to describe the harmony of motion, fashion, and accompaniment to the dance of Dewi Saraswati. The approach used in this study is qualitative method of descriptor. By using the theory of harmony of harmony is conformity, harmony, harmony, and harmony. Data collection techniques using observation techniques, interviews and data collection with documentation. Data analysis used consists of three stages, namely data reduction, display data, and verification. Harmony of motion, fashion, and accompaniment in the dance Dewi Saraswati can be seen in terms of movement using basic motion (variety of motion) Balinese dance has a happy atmosphere with a sweet face nose cerungu (sweet smile), kekuwub (Authority). The accompaniment sound that also has a happy atmosphere, happy with a slow tempo, while because a dancer becomes a figure of Goddess, fashion in addition to being a supporting element of fashion in the dance Dewi Saraswati is in accordance with the history of the Dance Dewi Saraswati. The results of this study describe that harmony in the dance of Dewi Saraswati can be seen from the motion, fashion, and accompaniment in accordance with the history of Dewi Saraswati dance.
PEMERTAHANAN KESENIAN RUDAT SASAK DI LOMBOK Hary Murcahyanto; Bambang Eka Saputra; Muchamad Triyanto; Lalu Mas’ud; RR. Sri Setyawati Mulyaningsih; Syukron Hamdani; Abdul Rasyad
Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial Vol 8, No 2 (2021): Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/sosial.v8i2.2811

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran dan mengetahui bentuk upaya kelompok Rudat Sasak Lombok Timur dalam pemertahanan kesenian Rudat tersebut.  Di samping itu peneliti ingin mengetahui upaya masyarakat Desa Padamara dalam mempertahankan kesenian Rudat tersebut. Penelitian menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan kajian pustaka. Analisis data dilakukan melaui tahapan reduksi data, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pergeseran kesenian Rudat Sasak Lombok Timur yang ada di Desa Padamara terjadi sebagai akibat perubahan zaman dan perubahan pola pikir masyarakat. Pemertahanan Rudat Sasak Tunggal Kayun dilakukan melalui mengumpulkan dan membina generasi muda, mengubah alur pementasan, membina hubungan intern dan ekstern, mengupayakan pementasan Rudat Sasak dalam setiap acara masyarakat. Menanamkan rasa memiliki, dan membangun hubungan yang baik antara para senior dan generasi muda dalam menjaga dan pemertahanan kesenian.
Aransemen Lagu Lembaga Kita Dalam Ansambel Campuran Hary - Murcahyanto
PROMUSIKA Vol 8, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v1i1.4196

Abstract

Lagu Lembaga Kita karya TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid sebelumnya  berbentuk  musik  kasidah  kemudian  diaransemen  dalam  musik electon.  Lagu  Lembaga  Kita  memiliki  bentuk  musik  dan  pola  akor  yang sederhana, tetapi  cukup  dikenal dan  popular dikalangan masyarakat khusunya kalangan masyarakat Nahdlatul Wathan. Seiring perkembangan zaman dan sudah beberapa tahun belum ada bentuk aransemen yang baru, maka peneliti bertujuan untuk mengaransemen lagu tersebut dengan mendeskripsikan bentuk, struktur dan pola aransemen lagu Lembaga Kita dalam ansambel campuran. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif, sedangkan tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan tekhnik triangulasi data yaitu observasi wawancara, dan pengumpulan data dengan dokumen. Data yang didapat kemudian dikaji dan diaransemen atau digubah kedalam bentuk ansambel campuran. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Lagu Lembaga Kita termasuk ke dalam struktur homophony, dilihat dari tekstur musiknya dan dilihat dari struktur aransemennya. Terdapat 88 birama pada lagu Lembaga Kita secara keseluruhan oleh beberapa instrument biola 1, biola 2, biola3, piano, bass, guitar elektrik, guitar klasik, drum dan paduan suara dan dimainkan dalam tangga nada E minor atau tangga nada 1# yang berarti G mayor.AbstractArrangement of Lembaga Kita Songs in Mixed Ensembles. Lembaga Kita song creat by TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid was previously in the form of Kasidah music then arranged in electone music. Lembaga Kita song has a simple form of music and chord pattern, but it is well known and popular among the people, especially the Nahdlatul Wathan people. Along with the times and there have been no new arrangements for several years, the researchers aim to arrange the song by describing the shape, structure and pattern of the arrangements of the Lembaga Kita song in a mixed ensemble. This type of research uses qualitative descriptive methods, while data collection techniques are carried out with data triangulation techniques, namely interview observation, and data collection with documents. The data obtained is then reviewed and arranged or changed into a mixed ensemble. From the results of the research conducted it can be concluded as follows: Lembaga Kita song is included in the structure of homophony, seen from the texture of the music and viewed from the structure of the arrangement. There are 88 bars on the Lembaga Kita song as a whole by several violin instruments 1, violin 2, violin 3, piano, bass, electric guitar, classical guitar, drums and choir and played on the E minor scale which means G majorKeywords: arrangement; Lembaga Kita Song; mixed ensemble
Co-Authors . Zulfan Abdul Majid Junaidi Abdul Rasyad Abdullah Muzakar Agus Riswanto Ainul Faizin Alfandi Al Ansori Ansori, Alfandi Al Apriwulan Adhari Ashwan Kailani Asmawi, Moch. Awal, Rabiul Az-Zahra, Baiq Rahmi Aulia Baha, M Abdi Baha, M Abdi Baik Rahmi Aulia Az-Zahra Baiq Desi Dwi Arianti Baiq Hikmah Widiawati Baiq Nahdiyyati Baiq Rismarini Nursaly, Baiq Rismarini Bambang Eka Saputra Chai, Napat Dewi, Puspita Dukha Yunitasari Edy Waluyo Ghade, Fitalis Hafiz, Abdul Hafiz, Alwan Handini, Baiq Suprapti Hartini Haritani Hasan Basri Hasanuddin Hasanuddin Hayyi, Abdul Heri Gunawan Hidriana Sulastri Mahyumi Hilda Hastuti Hodi Hulfatul Husna Intan Fatmasari Jalalussayuthy Jalalussayuthy Jihan Jihan Kasrim Kasturi, B. Nining Laelatul Asyro Lalu Ahmad Alfian Bakti Lalu Mas’ud Lalu Mukhlisin Lalu Murdi Linda Laili Harjuni Lukluil Himni M. Adib Nazri M. Adib Rismarini Nursaly M. Zainuddin Maddukelleng Maddukelleng Mariadah Mariadah Masita, Masita Mawardi Mawardi Misnawati Misnawati Misnawati Misnawati Mispandi Mohammad Adnan Mohzana Muchamad Triyanto Muh. Fahrurrozi Muh. Jaelani Al Pansori Muh. Ridwan Markarma Muhamad Ali Muhammad Halqi Muhammad Kadafi Muhammad Rapii Muhammad Shulhan Hadi, Muhammad Shulhan Mukhlisin, Lalu Murcahyaningrum, Salsabilla Retno Sedah Mirah Murni, Rita Kartika Murni, Rita Kurnia Musifuddin Musifuddin Muslihatun, Muslihatun Nahdiyyati, Baiq Nahdlatuzzainiyah, Nahdlatuzzainiyah Nofirman, Nofirman Noor Hasim Nur Aetin Mahi Sofiana Nurul Hikmah Padlurrahman, Padlurrahman R. Madhakomala Rabiul Awal Raden Mohamad Herdian Bhakti Rahadi, Irwan Ramdhani, Sandy Rasyid Ridho Hamidy Rasyid Ridho Hamidy Rita Kurnia Murni Riyana Rizki Yuliatin Ri’ina Ri’ina Rona Ika Febrian Rosani, Erli Mita RR. Ella Evrita Hestiandari RR. Sri Setyawati Mulyaningsih Rukiyanto Rukiyanto, Rukiyanto Sahman Sahman Sapriadi Satrya HD, Dharma Silvia Yolanda As Siti Ainun Hasanah Sopiroyani Sopiroyani Suhupawati, Suhupawati Sulhan Hadi, Muh. Suyitno Syukron Hamdani Titin Ernawati Ummi Risti Ayuni Rahman Ummu Kulsum waldimer pasaribu Wawan Syafriawansyah Weri, Firda Wirasandi Wirasandi Yadi, Fathul YUDI NUR SUPRIADI Yulia Agustina Yuliarstri, Widia Yusda, Desi Derina Yuspianal Imtihan Zuhdiniati Zuhdiniati Zuhdiniati, Zuhdiniati Zulfan Zulfan