Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN SERUM WAJAH EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN Herliningsih, Herliningsih; Sholihah, Gina Maryatus
HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological Vol. 4 No. 2 (2022): Volume 4 Nomor 2 Desember 2022
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55093/herbapharma.v4i2.339

Abstract

Daun kelor (Moringa oleifera Lam.) merupakan salah satu tanaman yang mempunyai kandungan senyawa aktif polifenol seperti flavonoid, kuersetin dan kaemferol. Senyawa polifenol sebagian besar terdapat dalam tanaman yang berperan sebagai antioksidan alami. Selain itu, daun kelor (Moringa oleifera Lam.) juga mengandung vitamin C dan vitamin E lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikannya dalam sediaan serum wajah kemudian dilakukan evaluasi mutu sehingga dapat diketahui formula sediaan serum wajah yang baik sesuai dengan SNI No.16-4954-1998. Metode penelitian ini adalah eksperimental di Laboratorium dengan membuat 4 formula yang terdiri dari F0 sebagai basis serum, F1 3%, F2 4%, dan F3 5%. Evaluasi mutu sediaan serum wajah meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, bobot jenis, viskositas, daya sebar, uji stabilitas dan uji cemaran mikroba. Hasil semua formula sediaan serum wajah ekstrak etanol daun kelor menunjukan warna hijau muda hingga hijau tua, semi transparan, tekstur kental, berbau khas, dan homogen. Nilai pH yaitu 6. Nilai bobot jenis berada pada rentang 1,02–1,03 gram/mL. Nilai viskositas pada rentang 1160 cP – 2220 cP dengan nilai daya sebar 7. Hasil uji stabilitas pada suhu ruang, suhu dingin dan suhu panas tetap stabil selama penyimpanan 28 hari tidak ada perubahan dari pengamatan organoleptik, homogenitas serta pH, namun terjadi penurunan nilai viskositas pada penyimpanan suhu ruang dan suhu panas. Dan hasil uji cemaran mikroba dengan uji Angka Lempeng Total dari ke-4 formula memenuhi syarat <102 koloni/mL. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun kelor dapat diformulasikan menjadi sediaan kosmetik serum wajah dan telah memenuhi syarat mutu sesuai SNI.
FORMULASI SEDIAAN SPRAY GEL TABIR SURYA DARI EKSTRAK DAUN STROBERI (Fragaria x ananassa( Duchesne ex Weston)Duchesne ex Rozier) DENGAN OPTIMASI BASIS GEL KARBOPOL 940 DAN HIDROKSIPROPIL METILSELULOSA (HPMC) Herliningsih, Herliningsih; Fauziah, Dini Nurul
HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological Vol. 5 No. 2 (2023): Volume 5 Nomor 2 Desember 2023
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55093/herbapharma.v5i2.462

Abstract

Daun stroberi (Fragaria x ananassa(Duchesne ex Weston)Duchesne ex Rozier) mengandung Senyawa fenolik seperti flavonoid merupakan salah satu antioksidan kuat yang dapat mengikat ion logam yang mampu mencegah efek bahaya dari sinar UV. Sediaan spray dipilih karena sifat spray memiliki daya serap yang cepat menjadi kering. Tujuan penelitian ini untuk mengoptimasi basis gel dan memformulasikan sediaan gel dari ekstrak daun stroberi. Jenis penelitian ini menggunakan metode eksperimental dilakukan di laboratorium dan dilakukan optimasi basis gel dengan konsentrasi karbopol dan HPMC yang berbeda yaitu F1 0,5:0,5, F2 1,0:0,5, dan F3 0,5:1,0. Formula basis gel yang baik dibuat formulasi sediaan spray gel yang mengandung ekstrak daun stroberi dengan konsentrasi F0 0%, F1 1,0 %. Serta dilakukan evaluasi fisik sediaan spray gel meliputi Uji organoleptis, Uji homogenitas, Uji bobot jenis, Uji pH, dan Uji viskositas. Hasil semua formula sediaan spray gel menunjukan warna hijau tua, konsistensi kental agak cair, berbau khas daun stroberi, dan homogen. Nilai pH yaitu 6,10. Nilai bobot jenis 0,98 gram/mL. Nilai viskositas 2180 cPs. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun stroberi dapat diformulasikan menjadi sediaan spray gel dan hasil penelitian formula yang terbaik yaitu formula F1 1,0%.
Optimasi Pembuatan Abon Kaya Protein (AkaPe) dengan Food Dehydrator Suharyani, Ine; Falya, Yuniarti; Sulastri, Lela; Herliningsih, Herliningsih; Berliani, Fadiyah Romadhona; Hapsari, Dinda Alifia; Wahyuni, Popi Sri; Mas'ud, Ibnu; Putri, Maisya Mauliana Insani Alifa; Setiadi, Encu Asep
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 9 No 2 (2024): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v9i2.669

Abstract

Tahu dibuat dari air perasan kedelai yang dikoagulasi dengan menambahkan kalsium sulfat atau magnesium klorida. Sisa perasan kedelai ini menghasilkan limbah berupa ampas tahu yang dapat menimbulkan bau tidak sedap bila tidak segera ditangani, Program pengabdian ini bertujuan untuk memanfaatkan sisa olahan pabrik tahu, yaitu ampas kedelai menjadi produk yang bermanfaat dan menambah nilai jual. Ampas tahu bersih dan segar diberi bumbu, lalu dikeringkan dengan cara disangrai dan didehidrasi dengan food dehydrator. Abon ampas tahu yang dihasilkan dengan proses ini memiliki rendemen 22,09+0,79%, dan kadar air 3,50+1,72%. Hasil abon kering ini kemudian dikemas dalam botol plastik berlubang besar, lengkap dengan segel alumunium di bagian dalam dan segel plastik di bagian luar. Proses pengabdian ini menghasilkan inovasi dalam pengolahan ampas tahu, menjadi produk olahan kaya nutrisi dan halal, yang dapat disimpan dalam jangka waktu lama. Inovasi ini diharapkan dapat menambah manfaat dan nilai jual ampas tahu yang biasanya dibuang begitu saja, sehingga meningkatkan pendapatan dari pengrajin tahu. Tofu is made from soybean juice, which is coagulated by adding calcium sulfate or magnesium chloride. The remaining soybean juice produces waste in the form of tofu dregs, which can cause an unpleasant odor if not treated immediately. This program aims to utilize the remaining processed tofu factories, namely soybean dregs, into a useful product and increase sales value. Clean and fresh tofu dregs are seasoned, then dried by roasting and dehydrated with a food dehydrator. Shredded tofu dregs produced using this process have a yield of 22.09+0.79% and a water content of 3.50+ 1.72%. The final product is then packaged in a plastic bottle with large holes, finished with an aluminum seal on the end of bottle and a plastic seal on the outside. The program resulting in the modification in processing of tofu dregs into a nutritional and halal abon which can be stored for a long time. This innovation is hopefully to increase the benefits and selling value of tofu dregs, which are usually thrown away, thereby increasing the income.
PROFIL EFEK SAMPING DAN PENGGUNAAN OBAT DIABETES MELITUS TYPE II GLIBENCLAMID GLIMEPIRIDE DAN METFORMIN PADA PASIEN PROLANIS DI KLINIK X KUNINGAN Menyko, Adhe; Herliningsih, Herliningsih
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol. 8 No. 2 (2023): Volume 8 Nomor 2 September 2023
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55093/jurnalfarmaku.v8i2.198

Abstract

ABSTRAK Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif dilatarbelakangi oleh resistensi insulin. Untuk mengkaji efek samping pada penggunaan obat digunakan Algoritma Naranjo, yang merupakan skala resmi di Indonesia untuk mengukur potensi efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi efek samping terapi obat anti diabetes pada pasien prolanis di Klinik x kuningan. Jenis penelitian ini adalah observasional non eksperimental dengan metode pengambilan data secara retrospektif dengan menggunakan rancangan purposive sampling dengan kriteria inklusi pasien DM prolanis dan dilakukan pengisian kuesioner oleh responden sebanyak 92 responden. Selanjutnya dilakukan penghitungan skor Algoritma Naranjo yang dicocokkan dengan skala potensi efek samping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat diabetes melitus pada pasien prolanis di klinik x kuningan , glibenclamid 5 mgsebanyak 29 pasien (31,5%), glimepirid 2 mg sebanyak 15 pasien (16,3%) dan metformin sebanyak 48 pasien (52,2%). Efek samping potensial mual pada penggunaan Metformin 12,5%(Probable) dan Glimepiride 13,33% (Definite). Glibenklamid berpotensi menimbulkan efek samping hipoglikemia 10,34%(Probable). Kesimpulan penelitian adalah penggunaan obat anti diabetes dapat menimbulkan efek samping mual dan hipoglikemia berdasarkan pengukuran Algoritma Naranjo. Kata Kunci :Algoritma Naranjo, Antidiabetik Oral, Diabetes Melitus, Efek Samping.
Evaluasi Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis Terhadap Pasien Tuberkulosis di Kecamatan Garawangi Periode Tahun 2023 Riyanti, Lisa; Herliningsih, Herliningsih
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol. 9 No. 2 (2024): Volume 9 Nomor 2 September 2024
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55093/jfarmaku.v9i2.611

Abstract

Efek samping Obat Anti Tuberkulosis (OAT) merupakan masalah dalam pengobatan penderita TB. Beratnya efek samping yang dialami penderita akan berdampak pada kepatuhan berobat dan tingginya angka putus berobat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan mengevaluasi efek samping OAT yang dialami penderita TB Paru selama menjalani pengobatan di Kecamatan Garawangi periode tahun 2023. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survey Analitik dengan pendekatan Retrospektif yaitu keadaan pada saat ini dan menilai faktor resiko masa lalu untuk mengetahui ada tidaknya faktor resiko yang dialami. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 55 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner dan teknik analisis data dalam penelitian ini adalah univariat dengan menggunakan SPSS 25. Hasil penelitian menunjukan persentase penderita yang mengalami efek samping Obat Anti Tuberkulosis selama pengobatan, adapun persen penderita paling banyak berdasarkan jenis kelamin laki-laki 60% (33 orang), usia 57-65 tahun 27,3 (15 orang), pendidikan SD 40% (22 orang), pekerjaan pedagang 43,6% (24 orang), jenis efek samping yang dialami adalah tidak nafsu makan 41,8% (23 orang), diikuti dengan nyeri sendi 38,2% (21 orang), menggigil 30,9% (17 orang), mual 29,1% (16 orang), merasa terbakar pada kaki 29,1% (16 orang), kesemutan 27,3% (15 orang). Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penderita mengalami efek samping OAT selama pengobatan tahap intensif dan tahap lanjutan. Efek samping utama yang paling sering muncul adalah tidak nafsu makan, nyeri sendi.
Analisis Efisiensi Perencanaan Obat Analgetik Antipiretik dengan Metode ABC di Apotek Habibi Kuningan Duwani, Rela; Herliningsih, Herliningsih
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol. 9 No. 2 (2024): Volume 9 Nomor 2 September 2024
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55093/jfarmaku.v9i2.630

Abstract

ABSTRAK Nyeri dan demam merupakan keluhan yang sering terjadi di masyarakat tanpa memandang usia, hal ini berarti keberadaan obat-obatan untuk mengatasi keluhan tersebut sangatlah dibutuhkan. Obat yang sering digunakan masyarakat untuk mengatasi rasa nyeri dan demam adalah analgetik antipiretik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui presentase pada perencanaan obat analgetik dan antipiretik di Apotek Habibi Kuningan dengan menggunakan Metode ABC. Perencanaan obat merupakan tahap penyesuaian antara kebutuhan pengadaan dengan dana yang ada. Metode penelitian ini merupakan metode observasional non-eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif. Populasi yang merupakan sekaligus sampel akan diteliti sebanyak 52 item obat dan kemudian diolah menggunakan program Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelompok A memiliki biaya pemakaian tertinggi yaitu sebesar Rp. 24.871.900 (69%), Kelompok B memiliki biaya pemakaian yang sedang yaitu sebesar Rp. 8.043.048 (22%), Kelompok C memiliki biaya pemakaian terendah yaitu sebesar Rp. 3.266.812 (9%). Metode analisis ABC merupakan metode yang efisien dalam menentukan perencanaan obat analgetik dan antipiretik di Apotek Habibi Kuningan. Kata Kunci: Analgetik, antipiretik, metode ABC, perencanaan. ABSTRACT Pain and fever are complaints that often occur in society regardless of age, this means that the existence of medicines to treat these complaints is really needed. Drugs that people often use to treat pain and fever are antipyretic analgesics. The aim of this research is to determine the percentage of analgesic and antipyretic drug planning at the Habibi Kuningan Pharmacy using the ABC Method. Drug planning is an adjustment between procurement needs and existing funds. This research method is a non-experimental observational method with retrospective data collection. The population which is also the sample will be studied as many as 52 drug items and then processed using the Excel program. The research results show that Group A has the highest usage fee, namely Rp. 24,871,900 (69%), Group B has a moderate usage fee of Rp. 8,043,048 (22%), Group C has the lowest usage cost of Rp. 3,266,812 (9%). The ABC analysis method is an efficient method in determining analgesic and antipyretic drug planning at the Habibi Kuningan Pharmacy. Keywords: Analgesic, antipyretic, ABC method, planning.
Increasing the Role of Posyandu cadres by Processing Temulawak Milk Candy (Sutela) in an Attempt to Raise Children's Appetite in Support of Improved Nutrition for Children in Sukamulya Village Marini Marini; Nourma Nurjanah; Azmi Darotulmutmainnah; Sukmawati Sukmawati; Herliningsih Herliningsih; Nova Oktavia; Nur Azizah
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 8 No. 1 (2025): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35568/abdimas.v8i1.5523

Abstract

The role of cadres is very much needed in posyandu services, apart from being tasked with providing education to parents regarding the importance of providing adequate and balanced nutritional intake but also helping to monitor the nutritional. One plant that can help kids eat more is Temulawak; its curcuminoid content and essential oils can support the function of the pancreas and bile to improve food absorption in the intestines; additionally, the nutrients in pure milk are critical for the development of healthy bones and teeth, so feeding kids this combination can help them eat better. This community service aims to increase the role of posyandu cadres through training activities on processing medicinal plants into temulawak milk candy (Sutela) in an effort to increase children's appetite. The method used is in the form of counseling and training for posyandu cadres on how to process ginger and pure milk plants into silk candy in Sukamulya Village. As a tool to ensure the achievement of this service activity, an assessment is carried out using a questionnaire before the counseling begins to measure participants' initial knowledge and after the counseling to evaluate the extent to which participants' understanding and knowledge have increased after participating. The result of this community service is that posyandu cadre participants enthusiastically took part in this activity, this can be seen from the number of participants who attended, namely 90% and increased knowledge of participants relating to counseling and training materials delivered before and after the activity, namely before the activity by 30,8% and after by 95,4%.  In conclusion, there is an increase in the theoretical understanding and skills of posyandu cadres regarding the processing of temulawak milk candy which is beneficial for children's health in Sukamulya Village.
Uji Efektivitas Formulasi Sediaan Patch Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) Sebagai Penyembuh Luka Sayat Pada Kelinci Sukmawati; Safira, Anita; Marini; Herliningsih
Jurnal Medika Farmaka Vol 2 No 1 (2024): Jurnal Medika Farmaka
Publisher : LP4M STIKes Karsa Husada Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33482/jmedfarm.v2i1.29

Abstract

Introduction: A wound is a condition where tissue continuity is broken by trauma from sharp or blunt objects, temperature changes, chemicals, electricity, radiation, or animal bites. One of the plants used as a wound healer is binahong leaves (Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis). In previous studies, screening tests have been carried out and the results state that binahong leaves contain alkaloid, flavonoid, saponin, steroid and triterpenoid compounds that can accelerate the wound healing process. The purpose of this study was to determine whether binahong leaf patches can be used as wound healers with extract concentrations of 35%, 40% and 45%. Method: experimental research method in the laboratory. Result: the results of the patch preparation effectiveness test in formula F0 = the incision wound takes a long time to dry and close, F1 = the wound closes very quickly, F2 = the wound closes quickly enough and F3 = the wound takes a while to close. Conclusion. Of the 4 formulas, F1 tends to be more effective as a wound healer.
COMPARISON OF TOTAL FLAVONOID CONTENT AND ANTIOXIDANT ACTIVITY OF PURPLE LEAF EXTRACT (Graptophyllum pictum (L.) Griff.) USING MACERATION AND SOXHLETATION EXTRACTION METHODS Darotulmutmainnah, Azmi; Marini, Marini; Herliningsih, Herlingsih; Handayani, Hana
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 10 No 1 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v10i1.1608

Abstract

Purple leaves in Indonesia can be used as an anti-inflammatory medication and laxative to treat hemorrhoids, rheumatism, boils, and skin diseases. Purple leaves are also used as free-radical antidotes. This was due to the presence of secondary metabolite compounds in purple leaves. The right extraction method determines the amount of flavonoids that can be extracted and achieves a high flavonoid content. This study aimed to determine the total flavonoid content and antioxidant activity of purple leaves using different extraction methods, namely maceration and Soxhletation. This study employed an experimental method of testing total flavonoid levels using UV-Vis spectrophotometry and antioxidant activity using the DPPH method. The results showed that the maceration method yielded a total flavonoid level of 4,422 ± 0,047 ppm, which was higher than that obtained using the Soxhletation method (1,547 ± 0,027 ppm). In the antioxidant activity test, vitamin C was used as a comparator, with an IC50 of 2.263 ppm (very strong). The IC50 of purple leaf extract using the maceration method was 123,32 ppm (medium), while the soxhletation method yielded an IC50 of 104,42 ppm (medium). This shows that vitamin C has more potent antioxidant activity in counteracting free radicals than purple leaf extract, using maceration and Soxhletation methods. The  results showed a significant difference in total flavonoid levels using different extraction methods, while there was no significant difference in the antioxidant activity of purple leaf extract using maceration and  Soxhletation methods.   Keywords: antioxidant, extraction, flavonoid, maceration, purple leaf, soxhletation  
Aplikasi Biji Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa L.) sebagai Pengisi pada Sediaan Bedak tabur dengan Pewarna Ekstrak Darah-Darahan (Rivina humilis L.) Suharyani, Ine; Noviani, Lusy; Herliningsih, Herliningsih; Munira, Nura Amanda
Majalah Farmasetika Vol 10, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v10i2.58991

Abstract

Buah darah-darahan (Rivina humilis L.) dan Biji Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa L.) merupakan jenis tanaman liar yang biasa tumbuh dengan sendirinya tanpa ada penanaman khusus yang dilakukan. Buah darah-darahan memiliki warna merah cerah seperti darah, sedangkan biji bunga pukul empat mengandung zat tepung yang licin dan halus sperti talkum. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah buah darah-darahan bisa digunakan sebagai pewarna dan apakah biji bunga pukul empat dapat digunakan sebagai pengisi pengganti talkum pada sediaan bedak tabur. Formulasi bedak tabur yang dibuat adalah F0 (basis), F1 (dengan pengisi talkum dan pewarna darah-darahan) dan F2 (dengan pengisi biji bunga pukul empat dan pewarna darah-darahan). Evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi sediaan jadi dan uji hedonik. Secara organoleptik, bedak tabur dengan zat tepung biji bunga pukul empat memiliki warna lebih bersih dibandingkan dengan bedak yang menggunakan talkum, dan hasil evaluasi pH, kadar air dan daya alir memenuhi syarat untuk bedak dengan pengisi talkum maupun biji bunga pukul empat. Pada hasil uji hedonik, responden lebih menyukai bedak tabur yang menggunakan basis zat tepung biji bunga pukul empat dibandingkan dengan talkum. Hasil percobaanmenunjukkan bahwa pewarna darah-darahan dapat digunakan sebagai pewarna dalam sediaan bedak tabur. Biji bunga pukul empat bisa digunakan sebagai pengisi untuk menggantikan talkum, karena memiliki warna yang putih bersih seperti talkum, bahkan massa biji bunga pukul empat cenderung lebih ringan dibandingkan dengan talkum.