Claim Missing Document
Check
Articles

Analisa Penyebab Getaran pada Sistem Rem Kendaraan Roda Empat Jenis Transmisi Otomatis Dwiki Novandi; Didik Sugiyanto; Rolan Siregar
METALIK : Jurnal Manufaktur, Energi, Material Teknik Vol. 1 No. 2 (2022): Metalik: Jurnal Manufaktur, Energi, Material Teknik
Publisher : Universitas Muhammadiyah PROF. DR. HAMKA Fakultas Teknik – Program Studi Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/metalik.v1i2.9976

Abstract

A vehicle is said to be good if it can provide a sense of security and comfort for the driver. All types of two-wheeled, four-wheeled and heavy vehicles are equipped with a brake system that functions to reduce and stop the speed of the vehicle or allow the vehicle to park in a downhill area. The purpose of this study was to analyze the brake system disturbances in four-wheeled vehicles with automatic transmission types, especially the causes of vibration in the brake system. In analyzing the brake system disturbance, several tools are needed to support the data collection process, including caliper, micrometer, and dial gauge. The causes of brake system disturbances on Honda Mobilio cars and the handling that must be done when a disturbance occurs in the Honda Mobilio brake system. From the results of the measurement of the run out of the disc rotor, the difference in variations reaches 0.059 mm so that the disc rotor must be lathe. After turning the disc rotor, the result of the run out measurement is 0.003 mm and the thickness obtained is 20.702 mm which is still within the tolerance limit for use
Desain Assembly Lash Adjuster Cylinder Head Sebagai Alat Bantu Dalam Menghemat Waktu Proses Produksi Sugiyanto, Didik; Susanto, Herry; Djabumir, Sendi Setiawan
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol. 9 No. 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jptm.v9i2.31580

Abstract

Perkembangan teknologi di dunia Industri saat ini sangat cepat dan semakin tajamnya persaingan di dunia industri otomotif mengharuskan suatu perusahaan untuk lebih meningkatkan efisiensi kegiatan operasinya. Mempunyai macam-macam jenis hasil produksi mesin, sehingga waktu produksi dan tenaga harus dimanfaatkan dengan baik agar bisa mencapai target yang sudah ditentukan, salah satunya adalah dengan meciptakan alat bantu produksi yang dapat menghemat waktu produksi sekaligus tenaga. Dalam pemasangan kepala silinder secara manual ada beberapa kendala yang sering dihadapi adalah proses yang sering dilakukan secara berulang-ulang dikarenakan satu orang operator harus melakukan sebanyak enam belas kali prosesd untuk satu assembly cylinder head dan butuh waktu banyak. Fokus dari penelitian ini bagaimana membuat sebuah alat bantu assembly last adjuster untuk memasang cylinder head. Hasil dari penelitian adalah sebelum menggunakan alat bantu assembly lash adjuster, waktu yang dibutuhkan lumayan banyak karena sering melakukan proses yang berulang secara terus menerus, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemasangan lash adjuster ke cylinder head ± 1 – 1.15 menit untuk melakukan penyelesain proses assembly. Sesudah menggunakan alat bantu assembly lash adjuster, proses yang berulang sudah tidak dilalui oleh operator saat melakukan assembly sehingga waktu yang dibutuhkan lebih sedikit sehingga waktu produksi lebih efisien. waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemasangan lash adjuster ke cylinder head adalah ± 24 – 34 detik untuk melakukan penyelesain proses perakitan.Kata kunci: lash adjuster; kepala silinder; alat bantuThe development of technology in the industrial world today is very fast and the increasingly sharp competition in the automotive industry requires a company to further improve the efficiency of its operations. Having various types of machine production, so that production time and energy must be utilized properly in order to achieve predetermined targets, one of which is by creating production aids that can save both production time and energy. In manually installing the cylinder head, there are several problems that are often faced, which is a process that is often done repeatedly because one operator has to do sixteen processes for one cylinder head assembly and it takes a lot of time. The focus of this research is how to make a last adjuster assembly tool to install the cylinder head. The result of the research is that before using the lash adjuster assembly tool, the time required is quite a lot because of frequent repetitive processes, the time required to install the lash adjuster to the cylinder head is ± 1 - 1.15 minutes to complete the assembly process. After using the lash adjuster assembly tool, the operator does not go through the repetitive process during assembly so that it takes less time so that production time is more efficient. The time required to install the lash adjuster to the cylinder head is ± 24 - 34 seconds to complete the assembly process.Keywords : lash adjuster; cylinder head; toolsDAFTAR RUJUKANAnwar, M. S., Setiawan, H., & Ummi, N. (2015). Perancangan Sistem Informasi Jadwal Perawatan Mesin Untuk Meminimasi Troubleshooting Mesin Produksi PT.XYZ. Jurnal Teknik Industri, Vol. 3 No. 2 Juli 2015, ISSN: 2302-495XAnonim. (1995). New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra MotorChoi, M., & K. Min, K. (2011). Influential Factors for HLA Pump Up in A Roller Finger Follower Engine. International Journal of Automotive Technology, Vol. 12, No. 4, pp. 469−474.Ferreira, D., Howell,T., & Peter, J. (2016). Hydraulic Lash Adjuster Compatible Engine Brake. SAE International doi:10.4271/2016-01-8063 saeeng.saejournals.org, pp. 2287.Maeno, E., Bunko, H., & Katsuhisa Yamaguchi, K. (2007). Development of an End-Pivot Type Mechanical Lash Adjuster. NTN Technical Review No.75. pp.78.Parr A. (2003). Hidrolika dan Pneumatika. Alih Bahasa Gunawan Prasetyo, Jakarta. PenerbitSularso., & Kiyokatsu, S. (2004). Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta: PT Pradnya Paramita
Pengaruh variasi tool dan pemanas terhadap hasil pengelasan friction stir spot welding pada material Alumunium AA1100 Saban, Muhamad Zaki; Erwin; Asyari; Pratama, Juan; Chan, Yefri; Susanto, Herry; Novendri, Yos; Budhi Susetyo, Ferry; Sugiyanto, Didik
Prosiding SNTTM Vol 22 No 1 (2024): SNTTM XXII Oktober 2024
Publisher : BKS-TM Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71452/590897

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh variasi tool dan pemanas tambahan terhadap hasil pengelasan Friction Stir Spot Welding (FSSW) pada material Aluminium AA1100. Metode FSSW adalah teknik pengelasan solid-state yang memanfaatkan gesekan untuk menghasilkan panas, sehingga material dapat disatukan tanpa mencairkannya. Metode penelitian menggunakan variasi tool dan tambahan pemanas untuk mengamati perubahan terhadap hasil hasil pengelasan, parameter yang digunakan pada hasil pengelasan kekuatan tarik, penetran dan struktur makro pada area las. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi tool dan penggunaan pemanas tambahan secara signifikan mempengaruhi kualitas pengelasan. Tool yang berbeda memberikan variasi dalam kekuatan dan kekerasan hasil las, sementara penerapan pemanas tambahan meningkatkan homogenitas struktur makro serta memperbaiki kekuatan dan kekerasan pada area las. Penelitian ini memberikan wawasan mendalam mengenai optimasi proses FSSW pada material Aluminium AA1100, serta memberikan rekomendasi untuk peningkatan kualitas hasil pengelasan.
PERANCANGAN AWAL MESIN BLEEDING UNTUK OPTIMASI PROSES PERAWATAN SISTEM REM HIDROLIK PADA KENDARAAN MINIBUS Siregar, Rolan; Sugiyanto, Didik; Chan, Yefri; Susanto, Herry; Asbanu, Husen; Esye, Yendi; Kurnianto, Ario
Jurnal Sains & Teknologi Fakultas Teknik Universitas Darma Persada Vol. 13 No. 2 (2023): Jurnal Sains & Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Darma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70746/jstunsada.v13i2.451

Abstract

Sistem pengereman merupakan salah satu safety aktif pada kendaraan. Jika ada kegagalan dalam sistem pengereman akan sangat berbahaya bagi pengemudi dan orang disekitarnya. Kegagalan sistem pengereman terjadi dikarenakan adanya udara dan uap air. Yang berada di saluran minyak rem, yang mengakibatkan tekanan minyak rem yang dihasilkan dari master rem berkurang. Maka dilakukannya perawatan dan perbaikan sistem rem secara berkala. Salah satu cara perawatan sistem rem adalah dengan melakukan bleeding atau membuang udara dari saluran rem dari lubang napel caliper rem. Metode bleeding rem salah satunya dengan manual bleeding rem dan ada juga yang digunakan oleh bengkel resmi menggunakan alat yang cukup besar dimensinya, tetapi kurang efisien dalam proses perawatan sistem rem hidrolik. Maka dari itu dirancanglah mesin bleeding rem yang dapat meningkatkan efisiensi dalam proses bleeding rem hidrolik. Mesin yang dirancang adalah mesin bleeding pneumatic yang menggunakan komponen tambahan pneumatic dan besi hollow sebagai rangkanya. Mesin bleeding yang dibuat menggunakan tekanan pressure sebesar 34 Psi sampai dengan 38 Psi. Dan menggunakan tekanan vacuum -3 Psi sampai dengan -5 Psi. Dengan waktu yang dibutuhkan dalam proses bleeding rem hidrolik lebih singkat. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk pengembangan mesin bleeding rem hidrolik selanjutnya.
PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP TEGANGAN DAN KEULETAN ALUMINIUM PADUAN 6082 Daryus, Asyari; -, Nopryandi; Wiradinata, Trisna Ardi; Sugiyanto, Didik
Jurnal Sains & Teknologi Fakultas Teknik Universitas Darma Persada Vol. 13 No. 2 (2023): Jurnal Sains & Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Darma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70746/jstunsada.v13i2.469

Abstract

Telah dilakukan percobaan perlakuan panas pada aluminium paduan 6082 untuk mempelajari sifat mekaniknya berupa tegangan dan keuletannya. Percobaan dilakukan pada berbagai temperatur pemanasan, yaitu 2350 C, 2500 C, 2650 C dan 2800 C. Hasil percobaan kemudian dibandingkan dengan percobaan dengan proses penuaan buatan (artificially aging). Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa tegangan maksimum atau kekuatan tarik maksimum meningkat pada proses pemanasan dan paling tinggi diperoleh pada temperatur pemanasan 2500 C, sementara pada proses penuaan buatan kekuatan tarik maksimum bahan berkurang dari kekuatan tarik maksimum awal. Selanjutnya diperoleh bahwa keuletan bahan pada proses pemanasan meningkat dan maksimal terjadi pada temperatur 2500 C, sementara untuk proses penuaan buatan, keuletan maksimal terjadi pada temperatur penuaan 2000 C. Dari penelitian ini diperoleh bahwa kenaikan keuletan bahan lebih cepat terjadi pada proses penuaan buatan.
PENGUJIAN AWAL PENGGUNAAN GENERATOR OXYHYDROGEN PADA MESIN ICE 1800 CC TERHADAP TINGKAT KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI Fandikurnia, Ade; Siregar, Rolan; Sugiyanto, Didik; Pratama, Juan; Susanto, Herry; Esye, Yendi
Jurnal Sains & Teknologi Fakultas Teknik Universitas Darma Persada Vol. 14 No. 1 (2024): Jurnal Sains & Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Darma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70746/jstunsada.v14i1.496

Abstract

Permasalahan ketersediaan bahan bakar fosil merupakan kajian yang perlu dilakukan secara kerkelanjutan. Sebagai bagian dari penanganan masalah tersebut maka dalam artikel ini membahas salah satu teknologi generator oxyhydrogen tipe drycell yang diimplementasikan pada kendaraan roda empat dengan mesin 1800 cc. Tujuannya adalah untuk mengetahui kebermanfaatan produk tersebut dan dampak yang dihasilkan terkait tingkat konsumsi bahan bakar dan dampak emisi yang dikeluarkan. Generator Oxyhydrogen adalah alat generator yang didalamnya terdapat elektrolisis air untuk menghasilkan gas hydrogen dan oksigen yang disebut dengan HHO atau Oxyhydrogen. Gas Oxyhydrogen adalah gas yang ditambahkan pada pengapian di dalam ruang bakar. Generator Oxyhydrogen Model MINI 7920H tipe drycell merupakan generator yang dirakit pada kendaraan untuk dilakukan pengujian. Dari pengujian awal yang dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan produk ini berdampak positif terhadap tingkat kehematan konsumsi bahan bakar, dan tidak menimbulkan emisi gas buang yang melebihi ambang batas. Karena penelitian ini merupakan kajian awal maka perlu dilakukan pengujian berkelanjutan untuk mendapatkan tingkat teknologi yang lebih praktis sehingga lebih mudah untuk pemasangan dan keamanan yang terjamin. Diharapkan penelitian ini dapat berdampak luas terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maju untuk mendukung penghematan konsumsi bahan bakar.
Pengaruh Airfoil dan Jumlah Sudu pada Perancangan Vertikal Axis Wind Turbine (VAWT) untuk Kecepatan Angin Rendah Sholichan, Sholichan; Uyun, Aep Saepul; Novianto, Bangun; Fitriani, Fitriani; Ibrahim, Riki Firmandha; Sugiyanto, Didik
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/jktm.v8i1.6681

Abstract

AbstrakSelain potensi angin karena bentuk geografisnya, Indonesia juga memiliki potensi angin yang dapat dimanfaatkan dari  pergerakan arus lalu lintas di jalan raya atau jalan tol. Pergerakan kendaraan  berkecepatan tinggi di jalan raya menghasilkan angin lokal, yang  dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Angin lokal ini memiliki variabilitas yang lebih kecil, terutama jika lalu lintas  jalan raya  konstan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendesain Vertical Axis Wind Turbine yang dapat bekerja pada kecepatan angin rendah. Pada pendekatan teoritis, software Qblade digunakan  untuk menganalisa beberapa jenis Airfoil yaitu NACA 0012, NACA 0013, NACA 0014, NACA 0015, NACA 0016 dengan variasi sudu 2, 3 dan 4 angka pada masing-masing konfigurasi aerodinamis. Koefisien performa turbin angin sumbu vertikal yang optimal dapat diperoleh pada simulasi turbin yang menggunakan airfoil NACA 0016 sebesar 1,33 dengan konfigurasi jumlah sudu adalah empat buah pada TSR 3,5 sehingga diperoleh daya sebesar 87,78 watt pada kecepatan angin 5 m/s dan kecepatan putar 300 rpm. Kata kunci: VAWT, Darrieus, Qblade  AbstractApart from wind potential due to its geographical shape, Indonesia also has wind potential which can be exploited from the movement of traffic flow on highways or toll roads. The movement of high-speed vehicles on the highway generates local wind, which can be used to generate electrical energy. These local winds have less variability, especially if road traffic is constant. The main objective of this research is to design a vertical axis wind turbines to operate in low wind speed. In the theoretical approach, Qblade software is used to analyze several types of airfoils, namely NACA 0012, NACA 0013, NACA 0014, NACA 0015, NACA 0016 with 2, 3 and 4 number blade variations on each aerodynamic configuration. The optimal vertical axis wind turbine performance coefficient can be obtained in a turbine simulation that uses a NACA 0016 airfoil of 1.33 with a configuration of four blades at a TSR of 3.5 so that a power of 87.78 watts is obtained at a wind speed of 5 m/s and rotating speed 300rpm. Keywords: VAWT, Darrieus, Qblade  
Analysis of the Application of the Hirarc Method (Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control) in Potential Hazard Identification Activities in the Healthy Stevia Sugar Making Process at PT Tri Arga Makmur Sentosa Sulandari, Uci; Winda Lestari, Putri; Mumpuni Ngesti Rahaju, Sri; Dewi Dyah Maharani, Maya; Basri, Hasan; Munawir, Abdillah; Istoni, Reza; Sugiyanto, Didik
ASTONJADRO Vol. 13 No. 2 (2024): ASTONJADRO
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The still high level of work accidents requires companies to implement work safety and health programs to prevent work accidents. HIRADC (Hazard Identification, Risk Assessment, And Determining Control) is one of the K3 programs which consists of a series of activities to identify potential hazards and risks and provide appropriate control efforts according to the level of hazard risk. Based on the results of determining the risk level, there are 7 process activities with 2 types of risk. In each process activity, 5 (71%) hazard risks are included in the moderate category, and 2 (29%) hazard risks are included in the acceptable category.
PENINGKATAN KUALITAS PRODUKSI BUDIDAYA UDANG VANAME MELALUI PENYIAPAN PAKAN DAN DIGITALISASI MONITORING AIR TAMBAK SERTA MANAJEMEN PEMASARAN DI DESA SINDANGLAYA, KABUPATEN SERANG Sugiyanto, Didik; Aulia, Aisa; Antasti, Erico; Esye, Yendi; Rahaju, Sri Mumpuni Ngesti; Sulandari, Uci; Munandar, Agus
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 1 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i1.2026

Abstract

The Vaname Shrimp Cultivation Group of Sindanglaya Village, Cinangka District, Serang Regency - Banten which is currently in the form of a cooperative with the name of the Tunas Harapan Core Producer Cooperative. The urgency of this community-based empowerment activity is the need for an increase in technology, especially in the cultivation of vaname shrimp, the problems that occur in the community based on the results of studies and identification of vaname shrimp farmers are known to be the process of preparing shrimp feed. Where the process of mixing shrimp feed still uses manual methods or using hands so that it is not evenly distributed and takes a long time. The next problem in pond management in the process of checking the quality of water content still uses an uncalibrated pH meter. Problems in other areas related to production management and marketing, shrimp pond managers still use the usual method, not following technological developments. The implementation method follows five stages of community service, namely 1. Socialization, 2. Training, 3. Application of technology, 4. Mentoring and evaluation, 5. Sustainability of the program. The results of the activity showed an increase in technology related to the production process of vaname shrimp cultivation, namely the manufacture of a vaname shrimp feed mixer/mixer machine in Sindanglaya Village and the socialization of the use of vaname shrimp feed mixer/mixer machines for vaname shrimp farming groups in Sindanglaya Village, especially in the Tunas Harapan Core Producer Cooperative. Furthermore, improvements related to marketing management in the Community Empowerment (PKM) program were the implementation of a Workshop on the Development of Production Management and Marketing Management based on information technology and assistance in operating online marketing applications. The conclusion in the production sector was an increase in the number of vaname shrimp harvests and an increase in knowledge related to production and marketing management.
The Effect of Hardening Process on SKD 61 Material using Single Quenching and Double Quenching Techniques on Its Mechanical Properties Wiradinata, Trisna Ardi; Nopryandi; Daryus, Asy'ari; Bagas, Stefanus; Sugiyanto, Didik
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur Vol. 10 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JKEM.10.2.8

Abstract

This study focuses on investigating the effects of Single quenching and double quenching techniques on the mechanical properties of SKD 61 material, particularly in the context of bending strength and hardness measured using the Brinell hardness test. The research method involved heating SKD 61 specimens to 1000°C for 15 minutes, followed by cooling using oil and air as quenching media. The results showed that the single quenching technique with oil medium increased the bending strength from 406.89 to 435.84 N/mm² and the hardness from 255 to 315 HB. The single quenching technique using air increased the bending strength to 410.88 N/mm² and the hardness to 290 HB. Meanwhile, the double quenching technique using a combination of oil and air produced a bending strength of 430.08 N/mm² and a hardness of 305 HB. These improvements are based on average values, and no statistical significance testing was conducted. These findings suggest that the appropriate selection of quenching media can optimize the mechanical properties of SKD 61, which is crucial for industrial applications requiring a combination of high toughness and strength.