Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Penataan Ruang terbuka Hijau Kawasan Permukiman dengan Pendekatan Konsep Biofilik Pandu Kusumoputro Utomo; Dharwati P. Sari; Ery Budiman; Citra Anggita
ANDIL Mulawarman Journal of Community Engagement Vol. 1 No. 2 (2024): ANDIL Mulawarman J Comm Engag
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/andil.v1i2.1307

Abstract

Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kompleks Graha Indah Samarinda memerlukan penataan karena kondisi saat ini yang kurang optimal dalam mengakomodasi aktivitas warga. Masyarakat di permukiman tersebut membutuhkan desain yang lebih memberikan kenyaman terhadap pengguna RTH. Penataan dapat dilakukan dengan alternatif desain yang menerapkan prinsip biofilik. Konsep desain biofilik dipilih dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini karena memiliki nilai lebih dalam memberikan benefit kepada manusia, khususnya kenyamanan secara psikologis. Hal ini menjadi pertimbangan utama karena aktivitas warga permukiman umumnya membutuhkan sarana untuk rekreasi dan healing setalah berbagai kegiatan yang mereka lakukan sehari-hari. Penataan RTH permukiman ini akan dilakukan dengan swadaya dan keterlibatan penuh dari pengurus RT setempat.
ANALISIS KINERJA LALU LINTAS SIMPANG BERSINYAL DAN SIMPANG TAK BERSINYAL MENGGUNAKAN PTV VISSIM (Studi Kasus : Simpang Bersinyal Jl.suryanata - kadrie oening - Gg. Sabar dan Simpang Tak Bersinyal Jl. K.H.Wahid Hasyim 2 - Jl. Padat Karya) Rachman, Satya Audy Aulia; E. Simangunsong, Johannes; Budiman, Ery
Teknologi Sipil : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 8, No 2 (2024): JTS TEKNOLOGI SIPIL
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ts.v8i2.16906

Abstract

Ruas Jalan K.H Wahid Hasyim 2 – Padat Karya dan Ruas Jalan Simpang Suryanata – Kadrie Oening , Kota Samarinda sering terjadi kepadatan lalu lintas pada jam-jam sibuk, khususnya di sekitar K.H Wahid Hasyim 2 arah simpang tiga menuju Jalan Padat Karya, Peningkatan kendaraan tersebut menyebabkan semakin tingginya volume kendaraan yang memiliki dampak berupa kemacetan. Penelitian ini dilakukan secara statis dan dinamis menggunakan standar yang berdasarkan MKJI dengan parameter yang digunakan yaitu kapasitas simpang, derajat kejenuhan, tundaan, arus lalu lintas, peluang antrian, dan data geometric, lalu disimulasikan menggunakan PTV Vissim. Alternatif perbaikan yang direkomendasikan untuk Jl. Wahid Hasyim 2  yaitu penambahan rambu lalu-lintas menjadi simpang bersinyal pelebaran Jalan dan pelebaran perubahan membuat tingkat pelayanan ruas jalan pada segmen jalan yang awalnya D menjadi C dengan DS 0,49 (utara), 0,75 (timur), 0,75 (selatan).  Sedangkan untuk Jl. Suryanata tidak memiliki masalah lalu lintas, karena arus cukup stabil.
KOMPARASI PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA TIPE WARREN DENGAN STANDAR JEMBATAN RANGKA NO. 07/BM/2005 (STUDI KASUS : PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN PENJALIN TABANG) Fadillah, Faris; Budiman, Ery; Jamal, Mardewi
Teknologi Sipil : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 8, No 2 (2024): JTS TEKNOLOGI SIPIL
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ts.v8i2.17931

Abstract

Sarana transportasi yang baik akan membuat kelancaran suatu daerah yang ada untuk lebih berkembang. Agar kelancaran lalu lintas dapat terjadi dan tidak terhambat maka, kondisi prasarana tersebut harus selalu dijaga dan dirawat. Sampai dengan saat ini pedoman yang digunakan untuk jembatan rangka baja adalah Pedoman No: 07/BM/2005 yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang ulang struktur bangunan atas pada jembatan rangka baja dengan tipe warren dan membandingkan hasil perencanaan jembatan dengan standar jembatan rangka No. 07/BM/2005. Jembatan ini merupakan alternatif baru yang akan berfungsi sebagai sarana penghubung antar Kecamatan Tabang – Kecamatan Kembang Janggut, Kabupaten Kutai Kartanegara. Jembatan rangka baja yang direncanakan memiliki panjang 60 meter dan lebar 9 meter. Metode yang digunakan dalam perencanaan jembatan adalah metode LRFD ( Load and Resistance Factor Design ) dengan berdasarkan konsep probabilitas yang menggunakan karakteristik statistik dari tahanan dan beban. Peraturan yang digunakan untuk merancang jembatan rangka baja tipe warren ini yaitu, peraturan Standar Nasional Indonesia (SNI) 1725:2016 dan RSNI T-03-2005. Tahapan dalam merencanakan jembatan rangka adalah analisis analisis gelagar memanjang jembatan, analisis gelagar melintang jembatan, dan analisis struktur rangka utama. Dari hasil analisis perancangan struktur atas jembatan, profil baja yang digunakan pada gelagar memanjang HB 400.400.20.35, profil gelagar melintang IWF 900.300.18.34, profil rangka baja utama HB 400.400.45.70, dan profil ikatan angin HB 250.250.14.14.
STUDI LITERATUR MENGENAI PENAMBAHAN FOAM AGENT TEHADAP KUAT TEKAN BETON Satria Mulyawarman, Muhammad Arya Dwi Dwi; Budiman, Ery; Abdi, Fachriza Noor
Teknologi Sipil : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 9, No 1 (2025): JTS TEKNOLOGI SIPIL
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ts.v9i1.20024

Abstract

Dengan semakin pesatnya pertumbuhan pengetahuan dan teknologi di bidang teknologi beton yang mendorong kita lebih semakin lebih memperhatikan standar mutu serta produktivitas dalam kerja yang bekualitas. Diperlukan suatu bahan yang memiliki keunggulan yang lebih baik di banding dengan bahan yang sudah ada. Selain itu bahan tersebut harus memiliki ciri tersendiri yang menyesuaikan dengan kebutuhan, spesifikasi teknis dan daya tahan yang kuat, kecepatan pelaksanaan serta ramah terhadap lingkungan. Penggunaan beton tidak hanya digunakan pada konstruksi yang struktural namun bisa juga sebagai non struktural. Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian untuk mengkaji penelitian beton yang telah ada maupun yang sedang berjalan. Hal ini peneliti mengkaji ketahanan foam concrete terhadap kuat tekan dengan beberapa penelitian yang ada tepat penelitian yang dilakukan di Universitas Mulawarman Kota Samarinda dengan penggunaan aggregat kasar yang beda. Berdasarkan hasil Analisa beberapa penelitian mendapati hasil bahwa penelitian menghasilkan beton tanpa foam agent dengan karakteristik paling optimal dengan kuat tekan 47.68 MPa Namun jika dibandingkan dengan kuat tekan optimal berbahan tambah foam agent maka mengalami penurunan kuat tekan yang cukup drastis kecuali pada penelitian 6 penurunan dari beton tanpa foam agent dengan yang menggunakan foam pada kondisi optimumnya hanya sebesar 1,57%.Sedangkan penurunan yang paling tinggi ialah pada penelitian 10 yang dimana penurunannya sebesar 69,86%. With the rapid advancement in knowledge and technology in the field of concrete technology, there is an increasing emphasis on maintaining high quality standards and productivity in construction work. There is a need for materials that offer superior advantages over those currently available. Additionally, these materials must possess distinct characteristics that align with specific needs, technical specifications, strong durability, implementation speed, and environmental friendliness. Concrete is utilized not only in structural applications but also in non-structural contexts. In response to this, research has been conducted to review both existing and ongoing studies on concrete. This study specifically examines the compressive strength of foam concrete through various investigations, including research conducted at Mulawarman University in Samarinda City using different coarse aggregates. The analysis of several studies reveals that concrete without a foam agent achieves optimal characteristics, with a compressive strength of 47.68 MPa. However, when compared to the optimal compressive strength of foam concrete, there is a significant decrease, except in Study 6, where the reduction from foam agent-free concrete to foam concrete at its optimum condition is only 1.57%. The highest reduction is observed in Study 10, where the decrease amounts to 69.86%.