Claim Missing Document
Check
Articles

RANCANG BANGUN ALAT REKAYASA IKLIM MIKRO UNTUK TANAMAN KAKTUS PADA DAERAH BERIKLIM TROPIS DI INDONESIA BERBASIS INTERNET OF THINGS Ridhwan Darmawan Mulya; Dedi Triyanto; Uray Ristian
Coding Jurnal Komputer dan Aplikasi Vol 9, No 03 (2021): Edisi Desember 2021
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/coding.v9i03.50863

Abstract

Mammillaria Prolifera merupakan spesies kaktus asal Meksiko yang memiliki iklim subtropis. Saat ini Mammillaria berada dalam posisi apendiks I dan apendiks II yaitu semua satwa dan flora yang dilarang atau dibatasi perdagangannya dikarenakan statusnya yang mulai langka. Sehingga diperlukan budidaya tanaman kaktus guna melestarikannya agar tidak punah. Dalam proses budidaya yang dilakukan secara generatif, terdapat bunga yang memiliki peranan penting dalam proses perkawinan tanaman. Pada habitat aslinya siklus mekarnya bunga kaktus dimulai ketika kaktus memasuki musim dingin hingga musim semi, siklus inilah yang tidak dimiliki oleh negara beriklim tropis seperti di Indonesia. Berlatar belakang masalah yang ada dibuatlah sebuah sistem rekayasa iklim mikro guna menyelesaikan permasalahan tersebut. Dengan perkembangan teknologi salah satunya Internet of Things, proses dalam merekayasa iklim mikro menjadi lebih mudah. Penerapan dari IoT dalam rekayasa iklim mikro berupa pengendalian otomatis perangkat lampu dan peltier menggunakan mikrokontroller ESP32-CAM. Terdapat parameter pendukung sistem yaitu suhu, kelembapan, dan lamanya penyinaran cahaya yang kemudian data tersebut ditampilkan melalui Bot Telegram, dari hasil pengukuran sistem didapat selisih error suhu sebesar 1,66% pada kondisi siang, 3,05% pada suhu kondisi malam dan error sebesar 4% pada kelembapan. RTC memiliki selisih sebesar 12 detik dari waktu nyata. Selanjutnya dampak kaktus yang diberikan perlakuan khusus dapat memekarkan bunganya lebih cepat dibandingkan dengan kaktus yang tidak diberi rekayasa iklim mikro.Kata Kunci: Bunga Kaktus, Internet of Things, ESP32-CAM, DHT22, Bot Telegram.
SISTEM MANAJEMEN PENGAIRAN PADA BUDIDAYA TANAMAN ANGGUR BERBASIS INTERNET OF THINGS (IOT) Sabang Firdaus; Tedy Rismawan; Uray Ristian
Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan Vol 11, No 3s1 (2023)
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jitet.v11i3s1.3389

Abstract

Terdapat beberapa kondisi yang perlu diperhatikan dalam membudidayakan tanaman anggur di daerah tropis, salah satunya adalah kelembapan tanah. Pengendalian untuk menambah nilai kelembapan tanah dapat dilakukan dengan menyiramkan air. Penyiraman secara manual memiliki kendala yaitu perlu memantau kondisi kelembapan tanah secara berkala. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem berbasis Internet of Things yang dapat melakukan pemantauan kondisi kelembapan tanah dan mengendalikan penyiraman tanaman anggur secara otomatis. Pada penelitian ini, ESP32 digunakan sebagai mikrokontroler, sensor soil moisture digunakan untuk mengukur kelembapan tanah, dan relay digunakan untuk kendali solenoid valve dan pompa air. Website digunakan untuk menampilkan hasil pengukuran, status kendali, serta memasukkan jadwal penyiraman. Sistem akan melakukan penyiraman saat nilai kelembapan tanah ≤60%, atau saat nilai kelembapan tanah 61-74% serta waktu sesuai dengan jadwal masukkan pengguna. Hasil pengujian pengukuran kelembapan tanah oleh sensor pertama, sensor kedua, dan sensor ketiga mendapatkan nilai error rata-rata sebesar 2,24%, 1,68%, dan 1,11%. Rata-rata waktu respon on pada relay1, relay2, relay3, dan relay pompa adalah 2,32 detik, 2,68 detik, 2,67 detik, dan 3,41 detik. Sedangkan rata-rata waktu respon off adalah 2,62 detik, 2,61 detik, 2,73 detik, dan 3,76 detik. Dengan waktu respon tersebut, tanaman akan tersiram lebih lama, sehingga kelembapan tanah bisa melebihi 75%.
Perancangan Arsitektur Node Nirkabel dalam Efisiensi Bandwidth Smart Greenhouse Berbasis Protokol MQTT Uray Ristian; Ikhwan Ruslianto; Hirzen Hasfani; Kartika Sari
JEPIN (Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika) Vol 9, No 2 (2023): Volume 9 No 2
Publisher : Program Studi Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jp.v9i2.63885

Abstract

Pertanian Greenhouse merupakan salah satu sistem dan media pertanian di dalam ruangan. Dalam hal ini, tanaman yang dipantau pertumbuhannya adalah tanaman anggur di Greenhouse di Pondok Pesantren Darul Fikri, Kabupaten Kubu Raya. Greenhouse ini menggunakan node-node nirkabel yang terhubung ke sensor-sensor pembacaan kondisi tanaman seperti suhu udara, kelembapan udara dan kelembapan tanah pada pot anggur untuk disimpan dan diolah web server menjadi sistem informasi. Akan tetapi, makin banyak node nirkabel yang digunakan, maka penggunaan bandwidth dan latency semakin meningkat. Penelitian ini memanfaatkan protokol MQTT (Queuing Telemetry Transport) untuk jalur komunikasi dengan perangkat IoT. Selain itu, protokol MQTT juga dibandingkan dengan protokol HTTP untuk melihat efisiensi dari kecepatan respon time dan latency saat pengiriman data ke server. Perbandingan waktu respon antara MQTT dengan HTTP untuk pengiriman data ke server setiap 1 jam adalah 0.08 detik (MQTT) dan 0.4 detik (HTTP). Kemudian, perbandingan antara pengiriman data ke server setiap 10 menit adalah 0.04 detik (MQTT) dan 0.5 detik (HTTP). Selanjutnya, perbandingan antara pengiriman data ke server setiap detik adalah 0.08 detik (MQTT) dan 1.12 detik (HTTP). Hasilnya, pengiriman data menggunakan protokol MQTT lebih stabil dan waktu responnya lebih cepat dibandingkan dengan HTTP.
Sistem Monitoring Smart Greenhouse pada Lahan Terbatas Berbasis Internet of Things (IoT) Uray Ristian; Ikhwan Ruslianto; Kartika Sari
JEPIN (Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika) Vol 8, No 1 (2022): Volume 8 No 1
Publisher : Program Studi Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jp.v8i1.52770

Abstract

Beberapa faktor lingkungan yang sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan dan kesuburan tanaman adalah Faktor suhu, air, kelembapan tanah, kelembapan udara, dan cahaya. Pengembangan metode bercocok tanam cerdas semakin luas didukung dengan teknologi Greenhouse yang mana kondisi iklim bercocok tanam dapat direkayasa. Tidak menutup kemungkinan bahwa tanaman yang tidak cocok ditanam di Indonesia dapat di tanam didalam Greenhouse. Untuk itulah dikembangkan sebuah sistem “Rancang Bangun Smart Greenhouse berbasis IoT (Internet of Things)” berbasis agroteknologi. Sistem Monitoring Smart Greenhouse berhasil diimplementasikan dengan membaca kondisi Suhu, pH Tanah, Kelembaban Tanah dan Udara, dan data tersebut dikirimkan ke server untuk ditampilkan ke pengguna sistem. Data yang diperoleh dari Smart Greenhouse diolah menggunakan operator logika untuk mengendalikan perangkat-perangkat outputan didalam Smart Greenhouse yaitu Lampu, Kipas Masukan, Kipas Keluaran, Mist Maker dan Pompa Air. Sistem ini dapat memudahkan pengguna untuk memonitoring dan mengendalikan suhu, air, kelembapan tanah, kelembapan udara, dan cahaya didalam Smart Greenhouse yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Sistem Pintar Untuk Anggur (Sipunggur) Pada Kawasan Tropis Berbasis Internet of Things (IoT) Ikhwan Ruslianto; Uray Ristian; Hirzen Hasfani
JEPIN (Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika) Vol 8, No 1 (2022): Volume 8 No 1
Publisher : Program Studi Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jp.v8i1.52835

Abstract

Pertanian Greenhouse merupakan salah satu sistem dan media pertanian di dalam ruangan. Sistem ini bertujuan agar lingkungan pertanian bisa dikontrol dan dipantau sesuai dengan parameter kebutuhan tanaman, salah satunya tanaman anggur. Tanaman anggur sangat sulit tumbuh di lahan dan iklim tropis sehingga membutuhkan lingkungan yang sesuai dengan lingkungan pertumbuhannya. Dengan memanfaatkan sistem dan media pertanian Greenhouse, tanaman anggur dapat ditanam didalamnya dengan menyesuaikan parameter lingkungannya. Parameter pengukuran pertumbuhan anggur meliputi pH air, Kelembaban Tanah, Suhu dan Kelembaban Udara. Pada penelitian ini, parameter ini dibaca menggunakan sensor-sensor yang datanya disimpan ke dalam aplikasi Sipunggur yang berbasis website sehingga data parameter lingkungan tanaman dapat dipantau menggunakan internet. Pada sistem yang dibuat, terlebih dahulu sistem akan mengecek pH air. Jika pH air dibawah 5, maka air harus di treatment terlebih dahulu dengan mengaktifkan pompa air alkali untuk dicampurkan ke wadah air. Setelah pH air naik diatas 5-7, maka air siap digunakan untuk menyiram tanaman. Kemudian, sistem juga akan mengaktifkan pompa penyiraman air jika kelembaban tanah di pot tanaman anggur dibawah 50RH secara terjadwal. Untuk kontrol jadwal penyiraman dan tabel data tanaman dapat dilihat bisa menggunakan aplikasi Sipunggur.
EMPOWERING STRAWBERRY CULTIVATION: HARNESSING THE POTENTIAL OF IOT-BASED TECHNOLOGY IN SMART FARMING Kartika Sari; Rahmi Hidayati; Irma Nirmala; Uray Ristian
JITK (Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komputer) Vol. 10 No. 1 (2024): JITK Issue August 2024
Publisher : LPPM Nusa Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33480/jitk.v10i1.4162

Abstract

Agro-tourism is a form of tourism that uses agricultural land or related facilities to attract tourists. One popular agro-tourism site in Rasau Jaya Tiga is the Inspirasi Strawberry Park. Until now, the manual watering has been a common practice for strawberry plants. The Problem in watering strawberry plants manually is that inconsistent watering schedules often lead to overwatering or underwatering, affecting plant health and yield. Therefore, there is a necessity for an automated system to ensure precise and consistent watering, optimizing plant growth, water efficiency, and overall crop quality. By developing an Internet of Things (IoT) integrated irrigation system for strawberry plants, strawberry plants can be watered automatically and controlled through the Internet or mobile devices, using soil moisture sensors, air temperature, and intelligent decision-making. The results of this study indicate that the automatic watering system is able to accurately collect real-time data on temperature, humidity, time, and date of data collection. Additionally, the automatic scheduling system for watering plants and lighting system can operate as intended. With the implementation of an IoT-based automatic irrigation system for strawberry cultivation, labor costs are reduced, and crop yields are increased, contributing to enhanced agricultural productivity and economic sustainability.
SISTEM MANAJEMEN PENGAIRAN PADA BUDIDAYA TANAMAN ANGGUR BERBASIS INTERNET OF THINGS (IOT) Sabang Firdaus; Tedy Rismawan; Uray Ristian
Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan Vol 11, No 3s1 (2023)
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jitet.v11i3s1.3389

Abstract

Terdapat beberapa kondisi yang perlu diperhatikan dalam membudidayakan tanaman anggur di daerah tropis, salah satunya adalah kelembapan tanah. Pengendalian untuk menambah nilai kelembapan tanah dapat dilakukan dengan menyiramkan air. Penyiraman secara manual memiliki kendala yaitu perlu memantau kondisi kelembapan tanah secara berkala. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem berbasis Internet of Things yang dapat melakukan pemantauan kondisi kelembapan tanah dan mengendalikan penyiraman tanaman anggur secara otomatis. Pada penelitian ini, ESP32 digunakan sebagai mikrokontroler, sensor soil moisture digunakan untuk mengukur kelembapan tanah, dan relay digunakan untuk kendali solenoid valve dan pompa air. Website digunakan untuk menampilkan hasil pengukuran, status kendali, serta memasukkan jadwal penyiraman. Sistem akan melakukan penyiraman saat nilai kelembapan tanah ≤60%, atau saat nilai kelembapan tanah 61-74% serta waktu sesuai dengan jadwal masukkan pengguna. Hasil pengujian pengukuran kelembapan tanah oleh sensor pertama, sensor kedua, dan sensor ketiga mendapatkan nilai error rata-rata sebesar 2,24%, 1,68%, dan 1,11%. Rata-rata waktu respon on pada relay1, relay2, relay3, dan relay pompa adalah 2,32 detik, 2,68 detik, 2,67 detik, dan 3,41 detik. Sedangkan rata-rata waktu respon off adalah 2,62 detik, 2,61 detik, 2,73 detik, dan 3,76 detik. Dengan waktu respon tersebut, tanaman akan tersiram lebih lama, sehingga kelembapan tanah bisa melebihi 75%.
Implementasi Smart Helmet Cabinet pada Penyimpanan Helm Berbasis Mobile QR Code Muhammad Raymount Abdahu; Uray Ristian; Hirzen Hasfani
Jurnal Informatika: Jurnal Pengembangan IT Vol 9, No 1 (2024)
Publisher : Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/jpit.v9i1.6593

Abstract

The use of Smart Helmet Cabinet in helmet storage based on Mobile QR Code has been implemented as an innovative solution to overcome the problem of safe and efficient helmet storage. By utilizing QR Code technology, authentication on the system facilitates users in the process of helmet storage and retrieval, as well as ensuring storage security. In addition, several challenges such as the need for reliable access authentication and reduction of access delay are the main focus to improve the effectiveness and reliability of the system. This research discusses the implementation of the Smart Helmet Cabinet by highlighting the benefits as well as potential future developments in improving user experience and security of stored helmets. The ESP32-CAM is used to scan the QR Code to authenticate user access, while the ESP32 NodeMCU controls the relay to open the door of the locker. The test results show that the average delay time for adding locker access is about 4.73 seconds, while access authentication using QR Code takes about 5.99 seconds. The implemented Smart Helmet Cabinet system is able to determine which lockers are given access and identify users by using QR Code as access authentication on the lockers
Sistem Kontrol dan Pemantauan Aquascape Berbasis Android (Studi Kasus: Galery X-Aquaworld) Rifky Rifky; Dwi Marisa Midyanti; Uray Ristian
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol. 9 No. 1 (2024): Jurnal Fokus Elektroda Vol 9 No 1 2024
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aquascape adalah seni mengatur tanaman air, batu karang, koral, atau kayu apung secara alami dan indah di dalam aquarium. Dalam perawatan aquascape para pemilik masih melakukan secara manual seperti mengatur lama pencahayaan, pemberian pakan, dan mengatur suhu air aquascape. Pada sistem yang dibuat pengguna dapat mengatur suhu air aquscape, pencahayaan aquascape, tingkat kekeruhan, dan waktu pemberian pakan. Hasil dari pengujian sistem yang diterapkan langsung pada aquacape menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman rata-rata sebesar 0,58 cm per hari. Pengujian notifikasi pada sistem mendapatkan waktu rata-rata sebesar 3,28 detik untuk menampilkan notifikasi.
Sistem Monitoring Tanaman Tomat menggunakan Routing Protocol LEACH berbasis Wireless Sensor Network DONI, OKTAVIANUS; RISTIAN, URAY; NIRMALA, IRMA
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 12, No 3: Published July 2024
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v12i3.810

Abstract

ABSTRAKWSN (Wireless Sensor Network) adalah sebuah jaringan sensor nirkabel yang mampu memantau kondisi lingkungan. WSN bertujuan untuk menyediakan komunikasi berbiaya rendah dengan konsumsi energi yang rendah, menjadikan efisiensi energi sebagai fokus utama. LEACH (Low Energy Adaptive Clustering Hierarchy) adalah metode berbasis kluster untuk meningkatkan efisiensi energi di WSN. Dalam penelitian ini, LEACH diterapkan pada empat node sensor yang melakukan pemantauan terhadap keadaan suhu udara, kelembapan udara, dan kelembapan tanah. Pengujian dilakukan untuk mengetahui masa hidup sensor dengan variasi pemilihan Cluster Head (CH). Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan LEACH meningkatkan masa hidup sensor. Sistem berbasis LEACH memiliki masa hidup 310 menit, sementara sistem non-LEACH hanya 269 menit. Dengan demikian, penggunaan LEACH terbukti efektif dalam memperpanjang masa hidup perangkat WSN dengan peningkatan masa hidup perangkat 15,25% dibandingkan masa hidup perangkat non-LEACH.Kata kunci: WSN, LEACH, baterai, tomat ABSTRACTWSN (Wireless Sensor Network) is a wireless sensor network capable of monitoring environmental conditions. WSN aims to provide low-cost communications with low energy consumption, making energy efficiency a major focus. LEACH (Low Energy Adaptive Clustering Hierarchy) is a cluster-based method to improve energy efficiency in WSN. In this study, LEACH was applied to four sensor nodes that monitor the state of air temperature, air humidity, and soil moisture. Tests are carried out to determine the life of the sensor with the cluster head selection variation (CH). The results show that the implementation of LEACH increases the life of the sensor. The LEACH-based system has a lifetime of 310 minutes, while non-LEACH systems have only 269 minutes. Thus, the use of LEACH has proven effective in extending the life of WSN devices by an increase of 15.25% in device life compared to non- LEACH devices.Keywords: WSN, LEACH, battery, tomato
Co-Authors Abdul Muid Andry Tanu Wijaya Aqila Zulfahmi Putri, Nessa Ari Widiyantoro Ariansyah Sudarsono Azzahra, Syarifah Fatimah Bambang Kurniadi Budiman, Andi Caecilia Cantica Gita Mileniae Ahen Cucu Suhery Darmawansyah Darmawansyah Dedi Triyanto Dedi Triyanto Deny Syahputra DONI, OKTAVIANUS Dwi Marisa Midyanti Dwi Marisa Midyanti Eka Wahyuni Mudasir Fazar Dawamsyach Habiburrahman Habiburrahman Hafiz Muhardi Halawa, Yasman Hendra Hendra Hirzen Hasfani Ikhwan Ruslianto Indrawan, Muhammad Catur Irham Irham Irma Nirmala Islami, Habi Jaka, Jaka Kartika Sari Kartika Sari Kartika Sari Kasliono Kasliono Kasliono Kesuma Wijaya, Uray Syaziman Krisna Madani Linda, Hemma Mahfuza, Sri Marisa Midyanti, Dwi Maulidia Utami Mega Sari Juane Sofiana Mella Geovanie Muhammad Akib Yuswar Muhammad Raymount Abdahu Nafsiatun Neneng Suriati Nirmala, Irma Oktaviani, Sarah Pamela Pamela Perdana, Adhetya Putra Prasetya Elektra Zulfikar Prawira Putra, Dhany Rahmi Hidayati Raihan, Muhammad Rayco William Renny Puspita Sari Ridho Subhi Ridhwan Darmawan Mulya Rifah, Rifah Rifky Rifky Rizki Aditya Robianto Robianto ROKOIYE, SITI Ruqiah Ganda Putri Panjaitan Sabang Firdaus Sampe Hotlan Sitorus Sampe Hotlan Sitorus Sampe Hotlan Sitorus Sampe Hotlan Sitorus, Sampe Hotlan Saputra, Maulida Nandar Saputro, Arinto Mangku Sari, Ita Permata Sofiana Sofiana Solihin Solihin Suhardi Suhardi Sukal Minsas Sy. Irwan Nurdiansyah Syamsul Bahri TAQIYUDDIN, YASPIN Tedy Rismawan Tedy Rismawan Tengku Nopriyanti Murti Wahyudi Rahmat Warsidah Warsidah Wijaya, Uray Syaziman Kesuma Winarti, Kristiana Ria Yolanda Bru Ginting