Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Integrasi Hasil Riset Smart Garden dengan Perkuliahan dan Pembelajaran Fisika di MAN IC Kayu Agung Arsyad, Fitri Suryani; Ariani, Menik; Setiabudidaya, Dedi; Royani, Idha; Saleh, Khairul; Satya, Octavianus Cakra; Lebani, Aldes; Supu, Amiruddin; Weanda, W; Suryani, Irma; Alfahidayah, Arini; Ismail, Dede Ridwan; Husin, Sadam
Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknik Vol 7, No 1 (2024): Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknik (JPMT)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jpmt.7.1.67-78

Abstract

Telah dilaksanakan kegiatan PPM yang merupakan integrasi  hasil penelitian smart garden berbasis IoT dengan perkuliahan mahasiswa Fisika dan pembelajaran Fisika pada siswa  MAN Insan Cendikia Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan menggunakan metode pembelajaran case method. Dalam model pembelajaran ini mahasiswa diminta untuk menganalisis problem pertanian konvensional yaitu permasalahan kelembaban tanah, kelembaban udara, temperatur, pH tanah, dan cahaya, yang tidak dapat dikontrol kebutuhannya sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Untuk mengatasi problem tersebut, siswa kemudian diberi pembelajaran cara merancang smart garden menggunakan sensor berbasis IoT yang dapat bekerja secara otomatis dalam mendeteksi dan mengontrol secara realtime kelembaban tanah, kelmbaban udara, temperatur, pH tanah, dan cahaya yang dibutuhkan tanaman hanya menggunakan smartphone.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi sensor dan penggunaan teknologi internet of thing (IoT) pada smart garden memberikan kemudahan dalam mengontrol semua kebutuhan tanaman. Dari hasil pembelajaran diperoleh 88% siswa memperoleh nilai rata-rata yang meningkat cukup siknifikan dari 81,1 pada saat pretest menjadi 86,7 pada saat posttest. Sementara itu 12% sisanya, nilai rata-rata siswa menunjukan hasil yang  cenderung konstan yaitu  sekitar 79. Dari kegiatan case method ini terlihat bahwa 80 – 90 % mahasiswa dan siswa memiliki pemahaman konsep yang baik tentang teknologi IoT pada pertanian modern. Oleh karena kontibusi penelitian ini mampu meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep fisika elektronika dan instrumentasi,  pengukuran dan kalibrasi, serta keterampilan berbasis Teknologi. Selain itu penelitian ini juga dapat meningkatkan kemampua siswa dalam berpikir kritis, berkolaborasi, dan berkreasi
Antibacterial Properties of Taro: Extraction, Antibacterial Testing Method, Modification and Application Atina; Royani, Idha; Assa'idah; Arsyad, Fitri Suryani
Science and Technology Indonesia Vol. 10 No. 2 (2025): April
Publisher : Research Center of Inorganic Materials and Coordination Complexes, FMIPA Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26554/sti.2025.10.2.374-401

Abstract

Taro plants (Colocasia esculenta) contain secondary metabolites identified as antibacterial, antioxidant, anti-inflammatory and anticancer such as alkaloids, glucosides, terpenoids, resins, flavonoids, saponins, phenols, tannins, amino acids. This article discusses various sources related to the potential of taro as an antibacterial, the discussion includes the content of secondary metabolites along with their properties and characteristics, medicinal plant extraction methods, antibacterial testing, applications and future challenges. This review research used data in the form of articles from Scopus, PubMed and Web of Science indexed sources, published between 2015-2024. Data were analyzed descriptively to summarize trends in antibacterial activity and variability across studies. Ethanol extract of taro was screened for secondary metabolite content, antibacterial activity was tested by Kirby Bauer method. Synthesis of antibacterial medicinal plant-based nanoparticles were successfully synthesized with size range between 10-120 nm, with inhibition zones between 11.9-37 mm against pathogens such as S. aureus, E. coli, and L. monocytogenes. Antibacterial nanofibers were synthesized by electrospinning, self-assembly, phase separation, template synthesis, coaxial electrospinning,electrospraying. Characterization used UV-Vis Spectroscopy, FTIR, TEM, XRD, SEM-EDX, HPLC to separate, identify, and quantify bioactive compounds. Common antibacterial mechanisms include inhibition of protein and nucleic acid synthesis, cell membrane damage, and cell structure modification. The application of taro as antibacterial is investigated in pharmaceutical field, industrial field, food field, waste treatment, dentistry field, biomedical field. The development of taro as an antibacterial has great prospects in the pharmaceutical industry, especially as a safe and effective alternative to conventional antibiotics.
Pengaruh Variasi Jarak Jarum ke Kolektor pada Perangkat Electrospinning Terhadap Karakteristik Material Berpori Nanofiber IIPs Pb (II) Megawanto, Dian; Alfikro, Muhammad Ihsan; Ariani, Menik; Jorena, Jorena; Satya, Octavianus Cakra; Koriyanti, Erry; Royani, Idha
Jurnal Penelitian Sains Vol 27, No 1 (2025)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/jps.v27i1.1124

Abstract

Metode pemintalan elektrik atau electrospinning menjadi salah satu metode terdepan dalam pengembangan material nano berbasis struktur serat (nanofiber), yang memanfaatkan medan listrik statistik bertegangan tinggi untuk menarik larutan kental menuju kutub negatif. Melalui kombinasi antar material, serat nano dapat menjadi penyerapan dalam menyerap seratn, sehingga membuka peluang pengembangan deteksi sensor, salah satu bentuk kombinasi tersebut adalah material ion Imprinted Polymers (IIPs). Studi ini menghadirkan optimasi sederhana meliputi variasi jarak jarum-kolektor, pada jarak (7, 10, 15 cm) pengerjaan templat logam melalui proses ekstraksi yang dilakukan menggunakan HCl 3 M. Pengaruh variasi jarak jarum-kolektor pada serat nano berbasis PVA dianalisis melalui observasi menggunakan morfologi SEM dan analisis gugus fungsi menggunakan karakterisasi FTIR. Pada sampel IIPs Pb(II) didominasi gugus ikatan CO yang menunjukkan adanya ikatan senyawa EDGMA atau BPO. Cukup berbeda dengan serat nano campuran PVA dan Gelatin yang didominasi oleh gugus OH.Sampel NF-7 memiliki diameter rata-rata 392,3 nm, NF-10 memiliki diameter rata-rata yang lebih kecil, yaitu 315,9 nm, Sampel NF -15 cm memiliki diameter rata-rata yang paling kecil, yaitu 253,8 nm Penyebaran Distribusi pori pada skala nanometer lebih banyak terbentuk pada NF-IIPs-Pb(II) dengan jarak 7 cm, dengan diameter rata-rata sebesar 392,3 nm yang lebih besar dibandingkan NF-IIPs-Pb(II) pada jarak 10 cm dan 15 cm. Sementara itu, kapasitas adsorpsi tertinggi ditemukan pada nanofiber dengan jarak 10 cm, yaitu sebesar 17,85 mg/g
Analisis Ion Imprinted Polymer (IIPs) dengan Variasi Konsen-trasi PVA/Gelatin sebagai Nanofiber NF-IIPs Pb(II) Disintesis menggunakan Metode Electrospinning. Setiawan, Rudy; Royani, Idha; Koriyanti, Erry; Jorena, Jorena; Satya, Octavianus Cakra; Ariani, Menik
Jurnal Penelitian Sains Vol 27, No 1 (2025)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/jps.v27i1.1128

Abstract

Kerusakan dan pencemaran lingkungan sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia berupa limbah industry tekstil, tambang, pertanian, dan perkotaan yang mencemari lingkungan perairan. Nanofiber dipilih dalam penelitian ini karena kemampuannya untuk mengikat ion logam, sedangkan electrospinning digunakan untuk menghasilkan nanofiber dengan sifat adsorpsi yang baik. Proses sintesis dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi PVA dan gelatin untuk mendapatkan karakteristik nanofiber NF-IIPs Pb(II). Nanofiber disintesis menggunakan variasi PVA/Gelatin 7/5% wt dan 5/5% wt menggunakan metode electrospinning. Berdasarkan hasil karakterisasi SEM diperoleh rongga terbanyak pada NF-IIPs Pb(II) yaitu variasi PVA/Gelatin 5/5% wt. Hasil ini didukung dengan uji adsorpsi material menggunakan larutan uji 20 ppm dalam 10 mL selanjutnya dikarakteriasi menggunakan AAS dan diperoleh kapasitas adsorpsi pada NF-IIPs Pb(II) yang disintesis menggunakan variasi PVA/Gelatin 5/5% wt dengan jarak jarum 12 cm dan tegangan 12 kV yaitu sebesar 0,33 mg/g. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kombinasi Nf-IIPs Pb(II) dengan variasi konsentrasi PVA/gelatin dengan metode electrospinning menghasilkan nanofiber yang efektif untuk mengurangi pencemaran ion Pb(II) di lingkungan perairan.
Synthesis and Characterization of Polyvinyl Alcohol (PVA) Nanofiber Membranes with Annonamuricata and Terminalia catappa Leaf Extract Fitria, Silfiyana; Almafie, Muhammad Rama; Alfikro, Ihsan; Monado, Fiber; Sriyanti, Ida; Royani, Idha
Science and Technology Indonesia Vol. 10 No. 3 (2025): July
Publisher : Research Center of Inorganic Materials and Coordination Complexes, FMIPA Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26554/sti.2025.10.3.837-846

Abstract

Polyvinyl alcohol (PVA) is hydrophilic, flexible, elastic, and environmentally friendly, leading to the wide use as a binder in nanofiber matrices. The nanofibers of PVA are frequently combined with extract possessing antibacterial properties for characterization. Therefore, this study aimed to produce PVA nanofibers incorporating soursop leaf extract (ALE) and catappa leaf extract (CLE) using electrospinning for the investigation of the physicochemical, mechanical, and antibacterial properties. Electron microscopy showed that the electrospun nanofibers had a yellowish-brown surface with diameters ranging from 962 nm to 1323 nm. Fourier Transform Infrared (FTIR) analysis revealed the presence of functional groups interacting through hydrogen bonding, leading to a shift in wavenumbers. The tensile strength of PAC-1, PAC-2, and PAC-3 nanofibers decreased from 8.46 MPa to 4.27 MPa, followed by a reduction in Young’s modulus from 20.2 MPa to 0.89 MPa. The effect of extract concentration on the reduction in tensile strength and Young’s modulus was related to aggregation in certain areas of the nanofibers and weakened intermolecular polymer interactions. Pure extract had strong antibacterial activity and nanofiber membranes had moderate activity with inhibition zones ranging from 12.3 to 16.8 mm and 8.0 to 14.4 mm, respectively. The results showed that the produced fibers could be used in the biomedical field for wound dressings and filtration, as well as in textiles.
Optimasi Esktraksi Polimer IIPs Bercetakan Ion Fe3+ terhadap Kapasitas Adsorpsi Menggunakan Metode Desain Faktorial Hijrah, Muhammad; Arsyad, Fitri Suryani; Satya, Octavianus Cakra; Jorena, Jorena; Virgo, Frinsyah; Royani, Idha
Jurnal Penelitian Sains Vol 26, No 1 (2024)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/jps.v26i1.912

Abstract

Adsorpsi merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk mendegradasi logam berat dari lingkungan. Berbagai adsorben telah banyak digunakan dan sampai saat ini penelitian telah berhasil mengembangkan polimer bercetakan sebagai adsorben logam berat. Optimasi ekstraksi polimer  dalam menghasilkan IIPs bercetakan Ion Fe3+ dengan menggunakan desain faktorial diharapkan mampu menghasilkan polimer IIPs dengan waktu sintesis yang relatif singkat. Polimer Fe (III) yang telah disintesis dengan metode cooling-heating diekstraksi dengan larutan HCL. Proses ekstraksi dilakukan berdasarkan rancang eksperimen yang telah dilakukan dengan mengkombinasikan faktor dan level faktor ekstraksi. Selanjutnya hasil eskperimen dilakukan karakterisasi XRD, FTIR dan AAS untuk mengevaluasi hasil ekstraksi polimer Fe (III) dan sebagai data respon yang akan dianalisis pada software DX. Hasil optimum terjadi pada eksperimen dengan larutan ekstraksi 6 M dan waktu ekstraksi selama 8 Jam. Model matematika yang dihasilkan pada kapasitas adsorpsi yaitu, Y= 1,65112 + 0,165875A dan pada ukuran kristal yaitu, Y= 1,62998-0,392975A. Penelitian ini mendapatkan korelasi bahwasannya semakin besar nilai konsentrasi pelarut pada proses ekstrasi mempengaruhi peningkatan kapasitas adsorpsi dan penurunan  ukuran kristal material IIPs-Fe3+.
Analisis Molecullary Imprinted Polymer (MIP) Nano Melamin (C3H6N6) Sebagai Material Sensor Sari, Putri Ailana Yhawita; Royani, Idha; Koriyanti, Erry
Jurnal Penelitian Sains Vol 24, No 3 (2022)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/jps.v24i3.745

Abstract

Polimer nano melamin (MIP) yang dicetak secara molekuler diproduksi dengan metode cooling-heating. Tujuan dari pembuatan MIP nano melamin adalah untuk mendapatkan material sensor dalam aplikasinya. Pada penelitian ini bahan aktif dicampurkan selama 15 menit dengan variasi dan perbandingan 61:1. Setelah bahan aktif melamin di milling  yang bertujuan untuk mengubah melamin berdimensi nano melamin. Proses pembuatan polimer melibatkan template  nano melamin, methacrylic acid (MAA) sebagai monomer fungsional, ethylene glycol dimathacrylate (EDMA) sebagai crosslinker, benzoil peroksida (BPO) sebagai inisiator, dan etanol sebagai pelarutnya disintesis dengan metode cooling-heating. Non imprinted polymer (NIP) disintesis dengan cara yang sama sebagai polimer kontrol. NIP merupakan polimer yang sama dengan MIP, namun tidak menggunakan nano melamin sebagai bahan aktifnya. Pembuangan template pada proses ekstraksi sangat berperan penting untuk material sensor. MIP, polimer, dan NIP yang diekstraksi di karakterisasi menggunakan Fourier transform infrared (FTIR), kemudian sampel di karakterisasi menggunakan uji x-ray diffraction (XRD) dan scanning electron microscope (SEM). Hasil FTIR menunjukkan bahwa gugus fungsional nano melamin pada NIP tidak tampak bila dibandingkan dengan spektra MIP mengalami peningkatan persentase transmitansi. Hal ini disebabkan adanya penurunan konsentrasi nano melamin pada nano melamin MIP setelah ekstraksi. Hasil X-RD menujukkan bahwa ukuran kristal nano melamin sebesar 1,6 nm. Setelah dianalisis dengan software ImageJ hasil SEM menunjukkan bahwa jumlah pori yang tercetak adalah 511 pori. Data ini menunjukkan bahwa MIP nano melamin yang diperoleh memiliki potensi aplikasi sebagai material sensor.
Pemanfaatan Sel Surya Untuk Sistem Pelistrikan Mesjid Aqobah di Desa Pulau Semambu, Ogan Ilir, Sumsel Yulinar Adnan; Fiber Monado; Idha Royani; Octavianus Cakra S.; Hadir Kaban; Assaidah, Assaidah
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol. 9 No. 1 (2025): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jpumri.v9i1.9101

Abstract

Dalam rangka memanfaatkan energi surya sebagai alternatif energi yang relatif lebih murah dan ramah lingkungan, maka melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat (PPM) tahun 2021 dan 2022 yang lalu telah dirintis suatu sistem penghasil energi listrik bertenaga surya untuk mensuplai listrik mesjid Aqobah, Desa Binaan FMIPA UNSRI, Pulau Semambu. Tahun 2021, kapasitas awal dirancang sebesar 1,2 kW dengan didukung oleh panel surya 2 x 150watt, inverter, dan baterai 100 Ah. Dalam realisasinya, efisiensi daya yang dihasilkan masih rendah, hanya bisa digunakan untuk penerangan dan penggerak pompa air saja. Apabila amplifier dihidupkan, sistem inverternya mengalami kelebihan beban. Oleh sebab itu pada kegiatan PPM tahun 2022 telah dilakukan kegiatan untuk mengembangkan sistem pembangkit listrik tenaga surya yang dapat menghasilkan daya dan kinerja dengan durasi yang lebih lama sehingga dapat memenuhi kebutuhan listrik mesjid secara menyeluruh. Pada kegiatan tersebut telah dilibatkan mahasiswa untuk Kerja Praktek maupun melaksanakan Tugas Akhir untuk mengamati, mengambil data, dan menganalisa kinerja sel surya sebagai sistem pembangkit listrik sel tenaga surya (PLTS) sederhana.
Hydrochar Derived from Pennisetum setaceum for Congo Red Adsorption: A Low-Cost Bioadsorbent from Invasive Grass Karvenia, Icha Aulia; Royani, Idha; Mohadi, Risfidian
Indonesian Journal of Environmental Management and Sustainability Vol. 9 No. 3 (2025): September
Publisher : Magister Program of Material Science, Graduate School of Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26554/ijems.2025.9.3.156-170

Abstract

This study investigates the adsorption performance of hydrochar derived from Pennisetum setaceum (PS) through hydrothermal treatment at 250°C for various reaction times (1-4 hours) for the removal of Congo Red (CR) dye from aqueous solutions. The materials were characterized using FTIR, XRD, SEM–EDS, BET, and pHpzc analysis to evaluate changes in functional groups, crystallinity, morphology, elemental composition, and surface charge. FTIR spectra confirmed the presence of oxygen-containing functional groups (O-H, C=O, C-O-C, C-O), while XRD patterns indicated a transition from amorphous to partially crystalline structures, followed by re-amorphization at longer reaction times. SEM images revealed a progressive increase in porosity and surface roughness, accompanied by an increase in carbon content, as shown by EDS. BET analysis of HPS-4 further confirmed its mesoporous structure with a surface area of 9.316 m2/g, which supports enhanced adsorption performance. Adsorption experiments demonstrated that the optimum pH for CR removal by HPS-4 was 5, with a maximum capacity of 51.674 ± 5.468 mg/g. Kinetic studies followed the pseudo-first-order model, and equilibrium data fitted well with the Langmuir isotherm, indicating monolayer adsorption. Thermodynamic analysis showed the process was spontaneous and exothermic (?H° = ?44.07 kJ/mol). The proposed adsorption mechanism involves a combination of electrostatic attraction, hydrogen bonding, and ?–? interactions between CR molecules and the aromatic structure of hydrochar. However, regeneration tests indicated a significant decrease in efficiency after the third cycle. These findings suggest that hydrochar from Pennisetum setaceum is a promising adsorbent for anionic dye removal, with optimal performance achieved under controlled hydrothermal conditions.