Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Factors Associated with Visit to Posyandu Toddlers in the work area of the Public Health Center Gogagoman: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gogagoman Strahmawati Hamzah
Journal of sciences and health Vol. 2 No. 3 (2022): Journal of Scinces and Health
Publisher : Politeknik Karya Persada Muna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54619/jsh.v2i3.99

Abstract

Background: The coverage rate of toddlers visits at posyandu has not been able to meet the target set by the government, which is 90%. The government, in this case the Ministry of Health, has strengthened the posyandu to become a forum for the community to maintain the health of infants and toddlers. In fact, complete visits to the Posyandu for toddlers are still lacking because they are influenced by low knowledge about the benefits of Posyandu, the number of children and the mother's employment status. The purpose of this study was to determine the factors associated with visit to the Posyandu for toddlers (1-5 years) in the work area of the Public Health Center Gogagoman. Method: The type of research used is analytic observational with a cross sectional study design. The sample in this study was 94 respondents, obtained by simple random sampling technique. Data were collected using a questionnaire and analyzed by univariate and bivariate with chi square test. Results: The results showed that there was a relationship between the level of knowledge (19,03>2,706), parity (11,95>2,706), and job status (10,07>2,706) with visit to the Posyandu for toddlers (1-5 years) in the work area of the Public Health Center Gogagoman. The participation of mothers under five in visiting posyandu can be influenced by knowledge about the benefits of posyandu and the time it takes to take care of children and working. Conclusions: Factors related to visit to the Posyandu for toddlers (1-5 years in the work area of the Public Health Center Gogagoman are the level of knowledge, parity, and job status. Keywords: Knowledge, parity, job, posyandu, toddler
Peningkatan Pengetahuan Ibu Tentang Pencegahan Stunting di Desa Tobela Kecamatan Porehu Hamzah B; St. Rahmawati Hamzah
Jurnal Masyarakat Madani Indonesia Vol. 2 No. 1 (2023): Februari
Publisher : Alesha Media Digital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1009.026 KB) | DOI: 10.59025/js.v2i1.66

Abstract

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang terjadi sejak janin hingga anak umur dua tahun. Secara nasional prevalensi balita stunting di Indonesia adalah 30,8% dan di Sulawesi Tenggara sebanyak 30,2%. Angka ini masih cukup tinggi dibandingkan dengan angka yang dianjurkan WHO yaitu <20%. Pemantauan kasus stunting dapat dilakukan melalui pengukuran antropometri di Posyandu. Meskipun ibu sudah datang ke posyandu, akan tetapi kesadaran dan pengetahuan ibu tentang stunting masih rendah. Penyuluhan kesehatan sebagai media edukasi dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan ibu dalam melakukan pencegahan stunting. Waktu pelaksanaan pada hari Kamis 15 September 2022 di Posyandu Desa Tobela yang dihadiri 18 peserta. Hasil kegiatan menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan ibu tentang pencegahan stunting, dimana sebelum dilakukan penyuluhan skor pengetahuan adalah 9,42 dan setelah dilakukan penyuluhan skor pengetahuan adalah 18,35 dengan perbedaan rata-rata skor pengetahuan adalah 8,93. Sebagai kesimpulan penyuluhan kesehatan yang dilakukan dapat meningkatkan pengetahuan ibu-ibu tentang pentingnya pencegahan stunting.
Edukasi Pijat Batuk Pilek Pada Balita Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu di Desa Ratatotok Tengah Strahmawati Hamzah; Sitti Nurul Hikma Saleh; Muzayyana Muzayyana; Agustin Agustin; Alhidayah Alhidayah; Hafsia Khairun Nisa Mokodompit; Adelia Ginintu; Anastasya Datukramat
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 3 No. 2.2 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara
Publisher : Cv. Utility Project Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.042 KB)

Abstract

Batuk dan pilek merupakan gejala Infeksi Saluran Pernafasan Atas pada anak usia di bawah 5 tahun. ISPA yaitu penyebab utama morbiditas dan mortalitas dari penyakit menular di seluruh dunia. ISPA juga yakni penyebab kematian ketiga di dunia. Masalah batuk pilek pada balita sangat sering dijumpai, dikarenakan sistem imun balita masih rendah sehingga sangat rentan terjangkit virus. Orang tua yang mendapati anak mengalami batuk pilek menganggap merupakan hal yang wajar pada balita. Penanganan yang terlambat dan kurang tepat terhadap batuk pilek dapat memperparah keadaan balita sehingga terjadi kejang. Tujuan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang pijat batuk pilek melalui penyuluhan kesehatan. Metode kegiatan pengabdian yaitu memberikan materi kepada 20 ibu yang memiliki balita melalui ceramah interaktif dan diskusi. Untuk mengevaluasi pengetahuan ibu dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah penyuluhan dengan kuesioner. Hasil kegiatan diperoleh terjadi peningkatan pengetahuan ibu tentang pijat batuk, dimana perbedaan rata-rata skor pengetahuan ibu sebelum dan sesudah penyuluhan sebesar 8,14. Diharapkan dengan adanya peningkatan pengetahuan ibu dapat melakukan pijat batuk pilek pada balita yang baik dan benar.
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BALITA (24-59 BULAN) DI KOTA KOTAMOBAGU Strahmawati Hamzah
Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community Vol 7, No 2 (2023): APRIL: JOURNAL HEALTH AND SCIENCE : GORONTALO JOURNAL HEALTH AND SCIENCE COMMUNI
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/gojhes.v7i2.18842

Abstract

Tahun 2018 sebanyak 158 juta anak atau 22,9% anak di bawah usia lima tahun mengalami stunting, dan sebanyak 56% ditemukan di Asia. Prevalensi stunting di Indonesia tercatat masih di angka 30,8% dan di Kotamobagu sebanyak 25,1%. Kebaruan dalam penelitian ini karena meneliti tentang faktor risiko kejadian stunting pada balita di Kotamobagu. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis risiko kejadian stunting pada balita di Kotamobagu. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan rancangan kasus kontrol. Jumlah sampel sebanyak 88 balita (24-59 bulan) yang ditarik menggunakan simple random sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner terstruktur dan analisis data secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Penelitian ini telah mendapat surat rekomendasi telah lulus uji etik nomor: 30/UN47.B7/KE/2023. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara tinggi badan ibu dengan kejadian stunting (p=0,015; OR = 3,241), balita yang memiliki ibu pendek berisiko 3,241 kali untuk menderita stunting dibandingkan dengan ibu dengan tinggi badan normal.  Ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting (p=0,002; OR = 0,169), balita yang tidak mendapatkan ASI eksklusif berisiko 0,169 kali untuk menderita stunting dibandingkan dengan balita ASI eksklusif. Kesimpulan bahwa tinggi badan ibu dan pemberian ASI eksklusif merupakan faktor risiko yang bermakna terhadap kejadian stunting pada balita di Kotamobagu.
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan Stunting di Posyandu Molinow Kotamobagu Strahmawati Hamzah
Jurnal Pengabdian Masyarakat (JUDIMAS) Vol. 2 No. 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKes Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/judimas.v2i1.266

Abstract

Stunting masih menjadi masalah gizi kronik yang dialami hampir diseluruh negara berkembang termasuk Indonesia. Menurut WHO tahun 2022 terdapat 148,1 juta anak dibawah lima tahun terlalu pendek dibandingkan dengan usianya (stunting) atau sekitar 22,3%. Laporan SSGI tahun 2022 angka kejadian stunting di Indonesia sebanyak 21,6%, Provinsi Sulawesi Utara sebanyak 20,5% dan Kota Kotamobagu sebanyak 21,9%. Studi pendahuluan di lokasi kegiatan sebanyak 84% ibu mengatakan pemberian informasi yang lebih spesifik tentang stunting dan bagaimana cara melakukan pencegahannya belum optimal dilakukan. Selama ini masyarakat belum banyak terpapar informasi mengenai stunting. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang pencegahan stunting. Kegiatan ini menggunakan metode penyuluhan dan diberikan lembar pre-test dan post-test dengan jumlah peserta 20 ibu yang datang ke posyandu. Dari kegiatan pengabdian masyarakat ini diperoleh hasil adanya peningkatan pengetahuan ibu tentang pencegahan stunting dilihat dari perbedaan rata-rata pre-test dan post-test.
Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe Pada Ibu Hamil Hamzah, St. Rahmawati
Journal of Health Education and Literacy Vol 3 No 2 (2021): Journal of Health, Education and Literacy (J-healt)
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/j-healt.v3i2.916

Abstract

Anemia gizi besi masih merupakan masalah yang serius di Indonesia. Tahun 2018 terjadi peningkatan anemia pada ibu hamil sebesar 11,8% dibanding tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil dalam mengkomsumsi tablet Fe di wilayah kerja Puskesmas Bilalang Kotamobagu tahun 2020. Jenis penelitian yang digunakan observasional analitik dengan rancangan cross sectional study. Jumlah sampel sebanyak 31 ibu hamil yang ditarik menggunakan teknik accidental sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebanyak 61,3% responden yang kepatuhan konsumsi tablet Fe secara penuh, 64,5% responden yang mempunyai pengetahuan baik, 67,7% responden yang mempunyai motivasi yang kuat, 58,1% responden yang mempunyai dukungan keluarga baik, 74,1% responden yang menyatakan peran petugas kesehatan baik. Hasil uji chi-square menunjukkan ada hubungan pengetahuan (p value = 0,007), motivasi (p value = 0,002), dukungan kelauarga (p value = 0,000) dan peran tenaga kesehatan (p value = 0,002) dengan kepatuhan konsumsi tablet Fe ibu hamil. Disarankan kepada ibu untuk meningkatkan pengetahuan melalui media informasi dan penyuluhan tenaga kesehatan tentang pentingnya mengkonsumsi tablet Fe.
EDUKASI PENDAMPINGAN DETEKSI DINI RISIKO STUNTING PADA IBU BALITA DI POSYANDU SIA Hamzah, Strahmawati; B, Hamzah; Lamonge, Jely
Journal of Excellence Humanities and Religiosity Vol. 1 No. 2 (2024): July (2024)
Publisher : Journal of Excellence Humanities and Religiosity

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34304/joehr.v1i2.255

Abstract

Kasus stunting di Indonesia masih cukup tinggi dan menjadi masalah kesehatan masyarakat. Riskesdas tahun 2018 stunting pada balita sebanyak 30,8%. Berdasarkan data SSGI tahun 2022 stunting di Indonesia sebanyak 21,6%. Prevalensi stunting di Sulawesi Utara sebanyak 20,5% dan di Kotamobagu sebanyak 21,9%. Laporan dari Dinkes Kotamobagu Desa Sia menjadi salah satu lokus stunting dengan prevalensi sebesar 18,8%. Kendala yang ditemukan dilapangan dalam deteksi dini risiko stunting di posyandu adalah kurangnya jumlah kader posyandu yang aktif sehingga layanan edukasi hasil pemantauan pertumbuhan tidak tersampaikan dengan baik serta ibu malas membawa anaknya melakukan pemantauan pertumbuhan di posyandu. Kegiatan pengabdian ini meliputi tiga tahapan yaitu tahap perencanaan dengan melakukan koordinasi pelaksana, studi pendahuluan dan perizinan. Tahap pelaksanaan dengan melakukan edukasi kepada masyarakat berupa penyuluhan kesehatan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran ibu dalam melakukan deteksi dini risiko stunting. Tahap evaluasi dilakukan dengan memberikan umpan balik kepada peserta penyuluhan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman ibu balita. Kegiatan edukasi pendampingan deteksi dini risiko stunting di Posyandu Sia terlaksana dengan baik. Terjadi peningkatan pengetahuan ibu setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang deteksi dini risiko stunting dan meningkatnya kesadaran ibu untuk melakukan pemantauan pertumbuhan balita di posyandu sebagai upaya dalam deteksi dini risiko stunting.
DETERMINAN TINGGI BADAN LAHIR DAN PREVALENSI WASTING PADA ANAK USIA 12-59 BULAN DI DESA KARAMPI, KECAMATAN LANGGUDU, KABUPATEN BIMA, NUSA TENGGARA BARAT Darmin, Darmin; Hamzah, ST. Rahmawati; Noris, M.; Novitasari, Dalia; Avila, Dea Zara
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.36245

Abstract

Wasting adalah kondisi anak yang berat badannya menurun dari waktu ke waktu hingga berat badan total jauh di bawah standar kurva pertumbuhan atau berat badan untuk tinggi badan rendah (underweight) dan menunjukkan penurunan berat badan yang parah dan akut. Lokasi penelitian berada di Desa Karampi, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan April 2024. Metode penelitian kualitatif Observasional Analitik dengan rancangan Cross Sectional. Populasi penelitian adalah 47 anak usia 12-59 bulan di Desa Karampi Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima. Sampel menggunakan teknik total sampling. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Pengolahan data berupa editing data, coding dan entry data. Analisis data menggunakan uji univariat, bivariat dan uji chi-square. Variabel independen adalah berat badan lahir, sedangkan variabel dependen adalah prevalensi balita dengan berat badan kurang pada usia 12-59 bulan. Distribusi berat badan lahir balita usia 12-59 bulan sebagian besar adalah < 48 cm, yaitu sebesar 97,9%. Distribusi prevalensi Wasting pada anak balita usia 12-59 bulan sebagian besar adalah gizi normal yaitu sebesar 83,0% dan gizi kurang sekitar 14,9%. Implikasi dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dasar untuk menurunkan angka Wasting di desa karampi. saran perlu adanya sosialisasi lebih lanjut terkait bahasa prevalensi Wasting terhadap kondisi balita. Pemerintah daerah dapat meningkatkan program kesehatan ibu dengan menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan dan pemantauan gizi bagi ibu hamil, serta mendorong konseling gizi prenatal dan pemberian makanan tambahan.
Analisis Faktor Risiko Kejadian BBLR di RSUD Kotamobagu Hamzah, St. Rahmawati
JIDAN Jurnal Ilmiah Bidan Vol 12 No 1 (2024): Vol 12 No 1 ( Edisi Juli - Desember 2024 )
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jib.v12i1.2421

Abstract

Background: WHO estimates that globally, around 20 million LBW babies are born each year, accounting for 15.5% of all live births, and nearly 95.6% of them are born in developing countries. The trend of LBW babies in Indonesia in 2018 was 6.2%. This figure has decreased by 4% from 2013, which was 10.2%, but has not met the target of 3%. Objective: The purpose of this study was to analyze the risk of LBW incidence at RSUD Kotamobagu. Method: This study used an analytical observational design with a case-control design. The number of samples used was 88, with 44 cases and 44 controls (1:1). The sampling technique used purposive sampling that met the inclusion criteria. Data were analyzed univariately and bivariately using the chi-square test. Results: The study shows a significant relationship between parity and the incidence of LBW (p=0.012; OR=3.361), meaning that mothers with parity ≥ 3 are at 3.361 times the risk of giving birth to LBW babies compared to mothers with parity < 2. There is a significant relationship between chronic energy deficiency (CED) and the incidence of LBW (p=0.001; OR 1.157), meaning that mothers who are chronically energy deficient (CED) during pregnancy are at 1.157 times the risk of giving birth to LBW babies. Conclusion: Parity and chronic energy deficiency (CED) are risk factors for the incidence of LBW at RSUD Kotamobagu.
Edukasi Pencegahan Diare Pada Balita Di Desa Bungko Kota Kotamobagu: Edukasi Pencegahan Diare Pada Balita Di Desa Bungko Kota Kotamobagu Hamzah, Strahmawati; B, Hamzah; Gobel, Anisa; Gaib, Istiara
Journal of Excellence Humanities and Religiosity Vol. 2 No. 1 (2025): January (2025)
Publisher : Journal of Excellence Humanities and Religiosity

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34304/joehr.v2i1.301

Abstract

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pencernaan yang menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Menurut WHO dan UNICEF, terjadi sekitar 2 milyar kasus diare dan 1,9 juta anak balita meninggal karena diare di seluruh dunia setiap tahun. Dari semua kematian tersebut, 78% terjadi di negara berkembang. Pada tahun 2023 jumlah kasus diare di Sulawesi Utara sebanyak 19.435 dengan jumlah penemuan kasus diare di Kota Kotamobagu sebanyak 1.482. Studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Bungko dari 20 terdapat 62% ibu belum mengetahui cara melakukan pananggulangan pertama ketika ada anak mengalami diare. Kegiatan pengabdian ini meliputi tiga tahapan yaitu tahap perencanaan dengan melakukan koordinasi pelaksana, studi pendahuluan dan perizinan. Tahap pelaksanaan dengan melakukan edukasi kepada peserta tentang diare dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang pencegahan dan penanggulangan diare. Tahap evaluasi dilakukan dengan memberikan umpan balik kepada peserta untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman ibu. Kegiatan edukasi pencegahan diare di Desa Bungko terlaksana dengan baik dan sesuai dengan perencanaan. Terjadi peningkatan pengetahuan peserta setelah diberikan edukasi tentang pencegahan diare dan meningkatnya pemahaman ibu untuk melakukan penanggulangan diare yang tepat.