Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Strategi Komunikasi Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam Mensosialisasikan Kebijakan Penangkapan Ikan Terukur (Studi Kasus Nelayan Kota Tegal) Gerungan, Kirsten Kimberly Injily; Darmastuti, Rini; Kristiyani, Dian Novita
Scriptura Vol. 14 No. 1 (2024): JULY 2024
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/scriptura.14.1.1-13

Abstract

Kebijakan Penangkapan Ikan Terukur (PIT) merupakan suatu kebijakan yang dilakukan dengan menerapkan sistem kuota dan pembagian zona atau wilayah penangkapan ikan yang diatur dalam PP 85 Tahun 2021. Sekalipun sudah ada sudah ada sosialisasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), nelayan di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa termasuk nelayan Kota Tegal bergejolak memberikan respon negatif terhadap kebijakan ini. Strategi komunikasi yang kurang tepat dan perbedaan persepsi menjadi permasalahannya. Tujuan dari tulisan ini pertama, memetakan strategi komunikasi Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada nelayan dalam membangun pemahaman tentang kebijakan penangkapan ikan terukur. Kedua, memahami persepsi nelayan terkait kebijakan ini dan memberikan masukan untuk membangun persepsi yang sama. Tulisan ini didasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan desain penelitian studi kasus. Hasil dari penelitian ini adalah: Pertama, ada beberapa strategi komunikasi yang digunakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam mensosialisasikan kebijakan penangkapan ikan terukur ini. Strategi tersebut adalah Word of Mouth (WOM), konsultasi publik dan publikasi melalui media. Kedua, strategi yang digunakan KPP belum berhasil, karena ada perbedaan persepsi antara pemerintah, dalam hal ini KPP dengan nelayan. Nelayan di Pantura beranggapan kebijakan PIT ini sangat merugikan nelayan. Karena itu, strategi komunikasi KPP seharusnya didasarkan dari persepsi nelayan.
Analisis Ketidakpastian pada Wisatawan Mancanegara dalam Pengembangan Pariwisata di Biak Numfor Papua Derek, Ryand Christian; Darmastuti, Rini
Scriptura Vol. 14 No. 2 (2024): DECEMBER 2024
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/scriptura.14.2.117-127

Abstract

Biak Numfor merupakan Kabupaten yang menempati posisi 10 dari bawah di provinsi Papua sebagai kabupaten dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia. Suatu kondisi yang ironis, karena Biak Numfor memiliki potensi wisata yang tinggi baik dari sumber daya alam maupun dari sisi budaya. Hanya saja, dalam beberapa waktu terakhir ini sektor pariwisata di Biak Numfor terjadi penurunan jumlah wisatawan asing. Salah satu penyebabnya adalah terjadinya ketidakpastian pada saat berkomunikasi antara wisatawan asing dengan penduduk asli. Berdasarkan dari latar belakang diatas yang menjadi pertanyaan adalah ketidakpastian apa saja yang dihadapi wisatawan asing di kabupaten Biak Numfor berdasarkan teori ketidakpastian Gudykunst dan bagaimana solusinya? Tujuan dari tulisan ini adalah mengindentifikasi dan mendiskripsikan ketidakpastian yang terjadi antara wisatawan dengan penduduk asli dan solusi dalam mengatasi ketidakpastian tersebut. Analisa pada tulisan ini didasarkan pada teori ketidakpastian Gudykunst, dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan kasus pariwisata di Kabupaten Biak Numfor, Papua. Hasil dari penelitian ini adalah pertama, wisatawan asing di Biak Numfor mengalami ketidakpastian informasi, ketidakpastian budaya dan bahasa. Ketidak pastian informasi terkait dengan informasi situasi kegiatan, informasi atraksi wisata, informasi fasilitas pendukung, informasi akomodasi serta akesibilitas. Kedua, solusi dalam mengatasi ketidakpastian bagi wisatawan asing di Biak Numfor adalah dengan membuat pusat informasi terpadu berbentuk website maupun blog yang terintegrasi dengan pihak terkait dan didukung optimalisasi mesin pencari.
The Meta Analysis in Public Relations Theory in the Era 1.0, 2.0, 3.0, 4.0, and Artificial Intelligence Darmastuti, Rini; Winarso, Sri; Christianto, Erwien; Klangrit, Suriya; Mayopu, Richard G.
Komunikator Vol. 16 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jkm.24396

Abstract

This research delves into the evolution of public relations theory from 1964 to 2024 using a meta-analysis approach and bibliometric techniques. By examining 12,186 articles from the Scopus database, we chart the development of PR theory across five distinct phases: 1.0 (1964-1980), 2.0 (1981-1990), 3.0 (1991-2000), 4.0 (2001-2010), and 5.0 (2011-2024). Our research demonstrates a transition from Traditional one-way communication methods to interactive, data-driven strategies that integrate artificial intelligence. Notable trends include the increasing significance of digital platforms, social media, and AI-driven analytics in public relations. This study offers valuable perspectives on the evolving nature of public relations theory and practice, emphasizing the industry's ability to embrace technological progress and meet changing societal demands. As a result of this analysis, we provide an overview of the main themes, emerging trends, and shifting patterns in PR theory over time, providing a basis for future research in the era of AI-driven Public Relations.
PEMAKNAAN PEREMPUAN GENERASI Z TERHADAP STANDAR KECANTIKAN PADA KAMPANYE #LiveBoldly MEREK REVLON Apsari, Rani; Rini Darmastuti
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi Vol. 10 No. 1 (2025): EDISI JANUARI
Publisher : Laboratorium Ilmu Komunikasi Fisip UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52423/jikuho.v10i1.460

Abstract

Kampanye #LiveBoldly Revlon dengan inklusivitas dan nilai liberalnya berusaha untuk mendobrak standar kecantikan tradisional yang ada selama ini. Penelitian ini berupaya untuk melihat bagaimana pemaknaan perempuan Generasi Z terhadap kampanye #LiveBoldly Merek Revlon beserta faktor-faktor yang mempengaruhi resepsi audiens. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pemaknaan perempuan Generasi Z mengenai Kampanye #LiveBoldly Revlon beserta faktor-faktor yang mempengaruhi pemaknaan audiens. Penelitian menggunakan metode analisis resepsi yang mengeksplorasi bagaimana audiens menerima, menegosiasikan, atau menolak pesan berdasarkan pengetahuan, kedekatan, dan media yang digunakan. Terdapat 4 (empat) narasumber perempuan dari Generasi Z dalam penelitian ini, dengan karakteristik latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang berbeda, aktif bermedia sosial, serta terpapar kampanye #LiveBoldly. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pemaknaan narasumber berada pada posisi dominan dan tidak terdapat narasumber dalam posisi oposisi. Hal tersebut dipengaruhi oleh latar belakang dan pengetahuan narasumber terkait nilai-nilai feminisme dan inkusivitas, penggunaan kosmetik Revlon, serta kedekatan audiens dengan media sosial Instagram. Dapat disimpulkan bahwa kampanye kecantikan yang menggunakan nilai-nilai inklusivitas seperti #LiveBoldly memiliki daya tarik bagi Generasi Z karena relevansinya dengan pengetahuan dan nilai yang mereka percaya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi merek kosmetik terkait pentingnya relevansi kampanye dengan nilai dan pengetahuan audiens sebagai salah satu cara mengembangkan merek.
STRATEGI LITERASI DIGITAL TENTANG CYBERBULLYING UNTUK MURID SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN MEDIA EDUKASI BOARD GAME Setya Budi, Richard; Prasida, Tan Arie Setiawan; Darmastuti, Rini; Prestiliano, Jasson
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi Vol. 10 No. 1 (2025): EDISI JANUARI
Publisher : Laboratorium Ilmu Komunikasi Fisip UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52423/jikuho.v10i1.1389

Abstract

Cyberbullying yang merupakan aksi perundungan dengan menggunakan teknologi digital. Cyberbullying banyak dialami oleh murid-murid sekolah dasar pada saat ini karena mudah mengakses media sosial. Oleh karena itu strategi literasi digital untuk memberikan pemahaman cyberbullying menjadi urgensi bagi murid sekolah dasar dalam mengakses media digital untuk pencegahan dan penanggulangan cyberbullying. Tujuan dari tulisan ini adalah membuat strategi literasi digital untuk memberikan pemahaman terkait cyberbullying dengan menggunakan board game sebagai media edukasi untuk murid sekolah dasar. Tulisan ini didasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode mixed method kuantitatif dan kualitatif dengan tahapan ADDIE. Tahap analysis merupakan mencari data awal dengan melakukan kuesioner skala dikotomi pada 208 murid sekolah dasar di Salatiga sebagai random sampling dan wawancara dengan seorang guru sekolah dasar. Hasil data awal adalah murid sekolah dasar di Salatiga tidak sepenuhnya memahami cyberbullying yaitu sebesar 67.48% bahkan menganggap cyberbullying hanya candaan semata. Sebanyak 80,29% murid bersinggungan dengan cyberbullying yang bahkan dinyatakan oleh guru tidak dilaporkan apa yang dialami. Hasil penelitian adalah board game yang diberi judul SARING yang digunakan sebagai strategi literasi digital tentang pemahaman cyberbullying dengan hasil penilaian respon murid mendapatkan rata-rata sebesar 89.73% yang kategori sangat baik. Board game memungkinkan untuk digunakan mempelajari terkait cyberbullying.
Model of Financial Communication to Reinforce Financial Literacy for Indonesian Society Haryani, Endang; Darmastuti, Rini; Edi, Sri Winarso Martyas
Ultimacomm: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 16 No 1 (2024): Regular issue
Publisher : Universitas Multimedia Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31937/ultimacomm.v16i1.3891

Abstract

Cases of financial fraud, investment scam and illegal financial activities in the society have become urgent problems and solutions must be resolved. One of the things that greatly affects the emergence of this problem is that many of our people have no understanding of finance. Financial communication and financial models are urgently needed by the society. The purpose of this paper is to map the concept of financial communication and model of financial communication. This paper is based on the results of research conducted with a constructivist approach to construct the concept of financial communication and model of financial communication. Data were obtained from the results of Focus Group Discussions with several experts in the field of finance and law. The results of this research are first, financial communication is an urgency in the lives of Indonesian people at this time. Second, financial communication is the process of conveying messages from the source of the message to the society as a communicant related to finance and financial literacy. Third, the financial communication model is an interactive and two-way communication with several criteria for several components. The components of this communication model are credible communicators, financial messages that suit the needs of the communicators, communicators who have certain criteria, media that suit the communicators and the last is the impact. The impact of this communication model is financial literacy for the society.
The four W: participative communication strategy in Bugel urban village, Salatiga Rini Darmastuti; Dian Novita Kristiyani; Sri Winarso; Erwin Christianto; Birmanti Setya Utami
Jurnal Studi Komunikasi Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : Faculty of Communications Science, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/jsk.v8i2.8268

Abstract

Community development has shifted from short-term, top-down programs to community empowerment programs that are deeply rooted in the community, as a result, the communication strategies used have also changed. The purpose of this paper is to describe the participative communication model for community empowerment in Bugel Urban Village, Salatiga. This paper is based on the results of research conducted using Bugel Urban Village, Salatigawere collected through in-depth interviews, observation, and focus group discussions. Data analysis was conducted using qualitative analysis. The results of this study are first, Bugel Urban Village has health facilities, education, culture, arts, MSMEs, and tourist attractions that have potential for regional development. Second, the communication strategy that can be used to empower the Bugel community is a communication strategy with an informal approach that emphasises community participation. Third, the communication model for community empowerment in Bugel Urban Village is a participative communication model with a 4W approach (wangun, waras, wareg and wasis). It is urgent to apply these findings, because the 4W approach focuses on structure, health, satisfaction, and wisdom can be used as a reference for participative communication models for communities in Bugel Urban Village, Salatiga.
Model of Financial Communication to Reinforce Financial Literacy for Indonesian Society Haryani, Endang; Darmastuti, Rini; Edi, Sri Winarso Martyas
ULTIMA Comm Vol 16 No 1 (2024): Regular issue
Publisher : Universitas Multimedia Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31937/ultimacomm.v16i1.3891

Abstract

Cases of financial fraud, investment scam and illegal financial activities in the society have become urgent problems and solutions must be resolved. One of the things that greatly affects the emergence of this problem is that many of our people have no understanding of finance. Financial communication and financial models are urgently needed by the society. The purpose of this paper is to map the concept of financial communication and model of financial communication. This paper is based on the results of research conducted with a constructivist approach to construct the concept of financial communication and model of financial communication. Data were obtained from the results of Focus Group Discussions with several experts in the field of finance and law. The results of this research are first, financial communication is an urgency in the lives of Indonesian people at this time. Second, financial communication is the process of conveying messages from the source of the message to the society as a communicant related to finance and financial literacy. Third, the financial communication model is an interactive and two-way communication with several criteria for several components. The components of this communication model are credible communicators, financial messages that suit the needs of the communicators, communicators who have certain criteria, media that suit the communicators and the last is the impact. The impact of this communication model is financial literacy for the society.
Understanding the Meaning of Self-Identity Construction of Salatiga Community Darmastuti, Rini; Edi, Sri Winarso Martyas; Christianto, Erwien; Prabawa, Titi Susilowati
Jurnal The Messenger Vol. 11 No. 2 (2019): July-December
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/themessenger.v11i2.1273

Abstract

The Salatiga community is unique than other communities. It lies in the identity they have. Salatiga community had always interacted with the migrants, since the Dutch colonial era. Logically, interactions with migrants will influence the identity of the Salatiga community. In fact, the identity of the Salatiga community still present to this day. Interaction with migrants actually create tolerance. Using a constructivist approach, this paper attempts to construct the identity of Salatiga community. This article using qualitative method with an ethnographic approach to communication. Based on the analysis conducted, as the first place, the construction of Salatiga community identity is the manifestation of Raden Mas Said s doctrine which emphasizes on togetherness, and accepting others. Secondly, the doctrine of Raden Mas Said become a basic for the emergence of multiculturalism understanding in the lives of the Salatiga community. Thirdly, the identity of the Salatiga community is a symbol of tolerance.
Menafsir Simbolisme Toleransi: Analisis Semiotika Model Ferdinand de Saussure Pada Simbol Perayaan Natal Kota Solo Budi, Elmanoel Waskito; Darmastuti, Rini; Winarso, Sri
Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol 11 No 1 (2025): April 2025 Jurnal Komunikasi Universitas Garut : Hasil Pemikiran dan Penelitian
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jk.v11i1.41595

Abstract

Toleransi adalah fondasi yang kuat dalam membentuk harmoni sosial di tengah keberagaman yang ada di Indonesia. Kota Solo mencerminkan komitmen dalam memperkokoh toleransi melalui perayaan keagamaan yang inklusif yang salah satunya diwujudkan melalui perayaan natal. Penelitian ini mengeksplorasi simbolisme toleransi dalam perayaan Natal di Kota Solo melalui analisis semiotika Ferdinand de Saussure. Kota Solo, yang dikenal dengan keberagaman budayanya, menjadi unit amatan dalam penelitian ini, di mana perayaan Natal di kota Solodianalisis sebagai sebuah fenomena sosial dan budayayang memiliki makna toleransi bagi masyarakat Kota Solo. Unit analisis penelitian ini adalah pemberitaan atau wacana seputar perayaan natal tahun 2022 di media Antaranews, Metanews, dan CNN Indonesia. Melalui pendekatan kualitatif dan analisis teks dari berita-berita yang dimuat di media, penelitian ini menemukan bahwa inisiatif perayaan Natal di Solo berfungsi sebagai alat untuk mempromosikan nilai-nilai inklusivitas, toleransi, dan membangun branding atau citra kota sebagai kotakebhinnekaan. Dengan menggunakan konsep penanda dan petanda dari Saussure, penelitian ini menafsirkan makna di balik simbol-simbol yang muncul dalam perayaan tersebut, menunjukkan bagaimana simbol-simbol ini berkontribusi pada penguatan toleransi di masyarakat Solo.