Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

EVALUASI PERENCANAAN PENGADAAN OBAT ANALGETIK NON OPIOID DENGAN METODE ABC (Always Better Control) DISALAH SATU APOTEK DI DAERAH BANDUNG Melin Yunisah; Wempi Eka Rusmana
Journal of Social Research Vol. 1 No. 5 (2022): Journal of Social Research
Publisher : International Journal Labs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.861 KB) | DOI: 10.55324/josr.v1i5.97

Abstract

Latar Belakang : Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan periode pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai (BMHP) sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien. evaluasi perencanaan pengadaan analgetik ini menggunakan metode analisis ABC (Always Better Control). Tujuan : Untuk mengetahui evaluasi perencanaan obat analgetik dengan metode ABC di salah satu Apotek di daerah Bandung dan Untuk mengetahui berapa jumlah item dan persentase Analgetik oral yang termasuk ke dalam kelompok A, B dan C berdasarkan nilai pemakaian dan nilai investasi Apotek. Penelitian ini menggunakan populasi obat yang ada di Apotek di daerah Bandung dari bulan April – Juni 2021. Metode : Jenis penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat deskriptif dengan metode penelitian kuantitatif, yang bertujuan untuk mengevaluasi perencanaan obat di salah satu apotek di daerah Bandung berdasarkan metode analisis ABC. Hasil : Untuk hasil analisis ABC berdasarkan nilai investasi yaitu kelompok A terdiri dari 28 jenis obat dengan nilai investasi Rp. 59.844.450, kelompok B terdiri dari 17 jenis obat public dengan nilai investasi Rp. 16.662.150, dan kelompok C terdiri dari 28 jenis obat public dengan nilai investasi Rp. 9.288.730. Kesimpulan : Kelompok item obat A nilai pemakaian maupun nilai investasi paling banyak, sehingga perlu diperhatikan ketersediaan stok obat tersebut agar terhindar dari kekosongan obat yang dapat menyebabkan kerugian bagi Apotek.
EVALUASI PENGELOLAAN OBAT RUSAK ATAU KADALUWARSA TERHADAP SEDIAAN FARMASI DI SALAH SATU RUMAH SAKIT UMUM SWASTA KOTA BANDUNG Mideria Halawa; Wempi Eka Rusmana
Jurnal Education and Development Vol 9 No 4 (2021): Vol.9 No.4 2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.747 KB) | DOI: 10.37081/ed.v9i4.3021

Abstract

Penyimpanan obat adalah suatu serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk melindungi obat yang disimpan salah satunya resiko kerusakan atau kadaluwarsa. Obat yang suadah melewati batas kadaluwarsa dan kadaluwarsa sudah tidak layak dikonsumsi karena stabilitas obat sudah berkurang dan apabila seseorang mengkonsumsinya, akan membahayakan dan mengakibatkan efek toksik (racun). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian pengelolaan obat rusak atau kadaluwarsa terhadap sediaan farmasi di salah satu rumah sakit umum swasta kota bandung dengan Standar Prosedur Operasional (SOP). Penelitian ini menggunakan desain non eksperiental (observasional) yang bersifat deskriptif,proses observasi dilakukan dengan cara mengamati dan mengevaluasi pengelolaan obat rusak atau kadaluwarsa terhadap sediaan farmasi berupa daftar checklist dan dibuat persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan obat rusak atau kadaluwarsa terhadap sediaan farmasi di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pindad Bandung memperoleh persentase penilaian 85,71% dikategorikan sesuai, obat yang paling banyak jumlah kadaluwarsanya adalah Hytroz 1 mg (DPHO) sebanyak 70 tablet dan obat rusak atau kadaluwarsa dengan harga terbesar adalah Polysorb 4-0 buah sebesar Rp. 4.348.080 dengan total kerugian akibat obat rusak atau kadaluwarsa terhadap sediaan farmasi sebesar Rp. 15.789.173.
Pola Penggunaan Insulin terhadap Pasien Diabetes Mellitus Tipe 1 di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit X Viny Megita Trivanka; Wempi Eka Rusmana
Jurnal Health Sains Vol. 2 No. 11 (2021): Jurnal Health Sains
Publisher : Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jhs.v2i11.340

Abstract

Type 1 diabetes mellitus is a condition characterized by high levels of sugar or glucose in the blood. This study aims to get an idea of the Pattern of Insulin Use In Patients with Type I Diabetes Mellitus installed Hospital Outpatient Pharmacy X. This study is a descriptive study. With retrospective research design. The data used is data that already exists in Hospital Pharmacy Installation X period of March 2021 as many as 82 patients. Pattern of Insulin Use Of Type I Diabetes Mellitus Patients in Hospital X period March 2021, Outpatients who were given the most insulin therapy based on female sex 43 patients (52.43%), based on the age of patients at most age range 51-60 as many as 28 patients (31.70%), based on the type of insulin used the most is rapid-acting as much as 44 (53.65%),  Then followed by long-acting as much as 19 (23.17), premixed as much as 18 (21.95) and combination of rapid acting and long acting as much as 9 (10.97%).
Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Prolanis di Klinik Putra Gemilang Cikampek Juniarty Mauldi; Wempi Eka Rusmana
Jurnal Health Sains Vol. 2 No. 12 (2021): Jurnal Health Sains
Publisher : Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jhs.v2i12.366

Abstract

Hypertension is an increase in blood presure from the arteries that is systematic, aka it lasts continuously for a long period of time. Hypertension does not occur seddenly, but through a long process. Uncontrolled high blod pressur for a certain period will cause permanent high blood pressure caled hypertasion. The purpose of this study was determine the characteritics of prolanis patients at the Putra Gemilang Clinic Ckampek. And to determine the percentage of use of antihypertensive drugs in prolanis patients at the Putra Gemilang Clinic Cikampek. This study uses descriptive, quantitative. The data collected in medical records during the study were processed and analyzed descriptive. Furthermore, the required data is recorded and recorded ina worksheet. The population in this study were 67 prolanis patients with a diagnosis of hypertension. The result showed that more famele prolanis patients were diagnosed with hypertansion with a percentage of 46 (68,66%) while 21 (31,34%) men were diagnosed with hypertansion. With age > 60 years as many 44 (65,67%)
Analisis Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Kefarmasian di Apotek Sigma Farma Kota Bandung Habib Shafa Thariq; Wempi Eka Rusmana
Jurnal Health Sains Vol. 2 No. 12 (2021): Jurnal Health Sains
Publisher : Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jhs.v2i12.371

Abstract

Consumer goals are a person's feelings after comparing (performance or results) that are felt compared to their expectations. Service (customer service) in general is any activity aimed at providing satisfaction to customers, through this service the desires and needs of customers can be fulfilled. Pharmacies according to the Decree of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No. 1027/MENKES/SK/IX/2004 is a place for pharmaceutical work, the provision of pharmaceutical preparations and other health supplies to the public. This study aims to determine the extent to which the level of patient satisfaction with pharmaceutical services at Apotek Sigma Farma is based on the level of service quality in physical appearance, response, certainty and empathy. This research is an observational research conducted using survey and observation method which is a descriptive study. This research was conducted at the Sigma Farma pharmacy by providing a cross sectional questionnaire to patients who visited the pharmacy. The results of the study on the level of patient satisfaction with pharmaceutical services at the Sigma Farma Pharmacy Bandung, seen from the aspect of the questionnaire above, it can be said that from a total of 8 questions from 10 people who answered, the average patient or respondent strongly agreed that the standard of pharmaceutical services at the Sigma Farma pharmacy it's been very good. No one answered disagree and strongly disagree
Analisis Efisiensi Pengelolaan Obat Berdasarkan Metode Pareto/ABC di Apotek Keluarga 8 Antapani Bandung Hadi Subekti Salam; Wempi Eka Rusmana
Jurnal sosial dan sains Vol. 1 No. 10 (2021): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1490.13 KB) | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v1i10.230

Abstract

Pengelolaan obat merupakan suatu rangkaian kegiatan perencanaan ketersediaan obat meliputi jenis, jumlah, kualitas dan kuantitas agar lebih efisien. Pengelolaan obat dapat dilakukan dengan metode konsumsi dan Activity Based Coasting (Metode ABC). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dan informasi mengenai pengelolaan dan manajemen obat di Apotek Keluarga 8 dengan berdasarkan tingkat pemakaian dan investasinya dengan menggunakan metode analisis  ABC. Penelitian ini menggunakan populasi obat yang ada di Apotek Keluarga 8 dari bulan Januari – Desember 2020. Hasil dari penelitian ini adalah untuk analisis ABC nilai pemakaian kelompok A terdiri dari 665 item obat dengan jumlah pemakaian sebanyak 34.415. Kelompok B terdiri dari 739 item obat dengan jumlah pemakaian sebanyak 17.882. Sedangkan kelompok C terdiri dari 1.224 item obat dengan jumlah dengan jumlah pemakai sebanyak 187.210.Untuk analisis ABC nilai investasi kelompok A terdiri dari 63 item obat dengan jumlah investasi sebesar Rp 2.839.969.562. Kelompok B terdiri dari 95 item obat dengan jumlah investasi sebesar Rp 532.895.930. Sedangkan kelompok C terdiri dari 269 item obat dengan jumlah investasi sebesar Rp 177.736.246. Kelompok item obat A nilai pemakaian maupun nilai investasi paling banyak, sehingga perlu diperhatikan ketersediaan stok obat tersebut agar terhindar dari kekosongan obat yang dapat menyebabkan kerugian bagi Apotek.
Gambaran Medication Error Pada Resep Pasien Rawat Jalan di RSI Assyifa Sukabumi Periode Juni 2021 Astriani Maulida; Wempi Eka Rusmana
Jurnal sosial dan sains Vol. 1 No. 11 (2021): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1468.013 KB) | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v1i11.249

Abstract

Medication error dapat didefinisikan sebagai kegagalan dalam proses pengobatan dan terjadinya kesalahan dalam pengobatan yang dapat memengaruhi keselamatan pasien. Medication error dapat terjadi pada 4 fase yaitu prescribing (penulisan resep), transcribing (penerjemahan resep), dispensing (proses penyiapan hingga penyerahan) dan administration (penggunaan). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proporsi kejadian medication error pada fase prescribing, transcribing, dan dispensing di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSI Assyifa Sukabumi. Metode pengambilan data yang digunakan yaitu teknik cross sectional dengan mengamati dan mencatat temuan medication error pada lembar checklist pengamatan yang berisi 27 parameter untuk masing-masing resep. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 371 lembar resep pasien yang dilayani di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSI Assyifa Sukabumi selama bulan Juni 2021. Hasil penelitian menunjukkan adanya kesalahan pada beberapa parameter yang berpotensi menyebabkan terjadinya medication error. Pada fase prescribing yaitu tidak adanya nomor rekam medis pasien sebanyak 100%, tidak ada tanggal lahir/usia pasien 91,64%, tidak ada jenis kelamin pasien 100%, tidak ada tanggal resep 49,87%, tidak ada paraf dokter 100%, dan tidak ada bentuk sediaan obat 96,77%. Pada fase transcribingyaitu tidakjelas/lengkap bentuk sediaan sebanyak 96,77%, tidak jelas/tidak lengkap aturan pakai 4,58%, tidak jelas/tidak lengkap usia pasien 91,64%, tidak jelas/tidak lengkap tanggal permintaan 49,87%, tidak jelas/tidak lengkap nama pasien 7,55%, tidak jelas/tidak lengkap nomor rekam medis pasien 100%, tidak jelas/tidak lengkap nama obat 0,27%, dan tidak jelas/tidak lengkap dosis pemberian obat 3,77%. Pada fase dispensing terjadi yaitu salah pengambilan obat sebanyak 1,89%, dan salah/tidak lengkap penulisan etiket 1,35%. Hasil penelitian menunjukkan nilai yang cukup tinggi pada beberapa parameter terutama pada fase prescribing.
Evaluasi Pelayanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi Swamedikasi Obat Terhadap Pasien di Apotek Cicaheum Farma Kota Bandung Novi Mirawati; Wempi Eka Rusmana
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 2 No. 2 (2022): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.913 KB) | DOI: 10.59141/cerdika.v2i2.310

Abstract

Latar Belakang: Sebelum masyarakat memutuskan untuk mencari pertolongan ke fasilitas pelayanan kesehatan, banyak dari mereka yang melakukan cara mengobati diri sendiri atau yang disebut swamedikasi (self medication). Sesuai yang dijelaskan dalam Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 1993, swamedikasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan seseorang dalam mengobati gejala sakit atau penyakit yang sedang dideritanya tanpa terlebih dahulu melakukan konsultasi kepada dokter. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai sejauh mana palayanan komunikasi, informasi dan edukasi obat swamedikasi yang diberikan oleh Tenaga Teknis Kefarmasian di Apotek Cicaheum Farma Kota Bandung. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif evaluatif dengan menggunakan teknik observasi dan cheklist untuk mengumpulkan data penelitian. Hasil: Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada 40 pasien ditemukan sebagian besar belum mendapatkan pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi yang efektif. Pelayanan yang diberikan hanya berfokus pada pelayanan komunikasi yang ramahtamah kepada pasien. Kesimpulan: Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada 40 pasien yang membeli obat swamedikasi sebagian besar belum mendapatkan pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi yang efektif. Pelayanan yang diberikan hanya berfokus pada pelayanan komunikasi yang ramahtamah kepada pasien.
Analisis Tingkat Kepatuhan Pasien Prolanis Diabetes Melitus dalam Mengkonsumsi Obat Antidiabetika Oral di Klinik Afiati Kopo Eka yulianti kuswati; Wempi eka rusmana
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 2 No. 2 (2022): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.087 KB) | DOI: 10.59141/cerdika.v2i2.336

Abstract

Latar Belakang: Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh gagalnya organ pankreas memproduksi jumlah hormon insulin secara memadai sehingga menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah. DM merupakan salah satu penyakit yang tidak menular dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat termasuk di Indonesia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien PROLANIS DM (Diabetes melitus) dalam mengkonsumsi obat antidiabetika oral Di Klinik Afiati Kopo. Metode: Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengukuran terhadap variabel independen dan dependen dilakukan sekali dalam waktu yang bersamaan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepatuhan berobat. Hasil: Hasil penelitian ini yaitu obat yang dikonsumsi 4 macam sebanyak 34 orang (37,7%), untuk nilai Kepatuhan tinggi sebanyak 43 orang dengan persentase sebesar 47,8%. Sedangkan berdasarkan hubungan tingkat kepatuhan dengan beberapa karakteristik salah satunya berdasarkan jenis kelamin perempuan dengan kepatuhan tinggi sebanyak 20 responden persentase 43,5%, berdasarkan usia yang memiliki kepadatan tinggi di usia 56-65 tahun sebanyak 18 responden dengan persentase 46,2%, berdasarkan Pendidikan tingkat kepatuhan tinggi di kategori pendidikan SMA sebanyak 26 responden dengan persentase 52%, berdasarkan lama menderita yang memiliki kepatuhan tinggi di Kategori penderita diabetes 4 tahun atau lebih sebanyak 21 responden persentase 42%, berdasarkan penyakit penyerta yang memiliki kepatuhan tinggi di kategori penyakit penyerta 1 macam sebanyak 17 responden persentase 50%, berdasarkan jumlah obat dengan nilai kepatuhan paling tinggi di kategori jumlah obat 4 macam atau lebih sebanyak 16 responden persentase 47%. Kesimpulan: Nilai Kepatuhan di Klinik Afiati masuk dalam kategori kepatuhan tinggi sebanyak 43 orang dengan persentase sebesar 47,8%.
Analisis Kebutuhan Sediaan Multivitamin Terhadap Pengetahuan Pasien Mengenai COVID-19 di Apotek K-24 A.H Nasution Bandung Helta Sari; Wempi Eka Rusmana
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 2 No. 2 (2022): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.071 KB) | DOI: 10.59141/cerdika.v2i2.339

Abstract

Latar Belakang: Coronavirus merupakan virus yang dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, pneumonia (infeksi paru-paru) yang bersifat akut, dan gagal ginjal. Persiapan daya tahan tubuh merupakan salah satu upaya pencegahan COVID-19 yang dapat dilakukan. Terdapat beragam upaya dari berbagai literatur yang dapat memperbaiki daya tahan tubuh salah satunya dengan mengkonsumsi multivitamin. Multivitamin memang tidak dapat dijadikan terapi dalam mengatasi infeksi virus ini, tetapi asupan multivitamin dapat meningkatkan kinerja sistem imun dalam melawan infeksi yang disebabkan oleh virus maupun bakteri, termasuk infeksi virus Corona. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat kebutuhan sediaan multivitamin dan tingkat pengetahuan pasien mengenai COVID-19 diapotek K24 A.H Nasution. Metode: Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh lansung dari responden melalui pengisian kuesioner yang disebarkan menggunakan google form dengan teknik penentuan sampel jenuh di Apotek K24 A.H Nasution sebanyak 20 responden dan analisis data menggunakan analisis skala likert dan analisis kuantitatif. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan responden perempuan (55%), laki-laki (45%). Dengan rentang usia 21-24 (35%), 25-35 (25%), 36-45 (25%), 46-50 (15%). Didapatkan hasil pernyataan kuesioner kebutuhan sediaan multivitamin dinilai reliable 0,761 > 0.7 dan pernyataan tingkat pengetahuan COVID 19 dinilai reliable 0.757 > 0.7. Kesimpulan: Kebutuhan sediaan multivitamin dalam kriteria tinggi dan pengetahuan pasien mengenai COVID 19 dalam kriteria cukup.