Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Formula Tari Modinggu pada Masyarakat Tolaki Di Desa Benua Utama Kecamatan Benua Kabupaten Konawe Selatan Dian Ardianti; Abdul Alim; Salniwati Salniwati
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 5 No 1 (2022): Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2022
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v5i1.1662

Abstract

The purpose of this study was to determine and explain the Modinggu dance formula in Benua Utama Village, Benua District, South Konawe District and to know and explain the pattern of inheritance of Modinggu dance for Tolaki people in Benua Utama Village, Benua District, South Konawe District. Methodologically, this study uses a qualitative descriptive approach where information data is collected through observation, interviews, and documentation. The results of this study indicate that: Modinggu dance formula in Benua Utama Village, Benua Subdistrict, Konawe Selatan District is played: as a means of entertainment, as a means of traditional ceremonies, and as a means of performance. Nevertheless some of the dance formulas of the week to the Tolaki tribal community will certainly provide a container for the performance of the Modinggu dance after the rice harvest party to the Tolaki tribal community, as has become the custom of the community. The pattern of inheritance of Modinggu dance for Tolaki people in Benua Utama Village, Benua District, South Konawe Regency covers, family environment, education, and community. Nevertheless the Modinggu dance formula is inherently inherited by the Tolaki tribe community both family, education and community environment in order to preserve the traditional Tolaki dance for the younger generation.
Tradisi Pengobatan Moalo Sanggoleo pada Suku Tolaki di Kelurahan Petoaha Kecamatan Nambo Kota Kendari Irawati Tapasi; Adelina Mahmuddin; Abdul Alim; Nurtikawati Nurtikawati
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 7 No 1 (2024): Volume 7 No 1, Juni 2024
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v7i1.2601

Abstract

The Moalo Sanggoleo healing tradition is a treatment process carried out on someone who is caused by hearing and seeing something that makes the person feel bad and feel afraid. This research aims to 1) find out and explain the process of implementing the Moalo Sanggoleo healing tradition among the Tolaki tribe in Petoaha Village, Nambo District, Kendari City. 2) find out and explain the meaning of the speech contained in the Moalo Sanggoleo healing tradition among the Tolaki tribe in Petoaha Village, Nambo District, Kendari City. In this research, Roland Barthes' semiotic theory is used, the type of research is descriptive qualitative, with data collection techniques carried out by observation, interviews and documentation, then analyzed by data reduction, data presentation and data verification. The results of this research show that the process of implementing the Moalo Sanggoleo tradition consists of several stages, namely the stage of determining the time and place for the treatment, the parties involved in implementing the treatment, the stage of implementing the treatment which consists of diagnosing the disease and the process of implementing the Moalo Sanggoleo treatment and the healing stage. The meaning of the speech contained in the Moalo Sanggoleo treatment is found in the mantra used in the Moalo Sanggoleo treatment process, namely the Moalo Sanggoleo treatment mantra nad the bathring water mantra which have denotative and connotative meaning.
IDENTIFIKASI TINGGALAN ARKEOLOGI PADA GUA ILETE KECAMATAN BUNGKU TIMUR KABUPATEN MOROWALI Muktamar Muktamar; Abdul Alim; sandy suseno
SANGIA: Jurnal Penelitian Arkeologi Vol 4 No 2: December 2020
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v4i2.1083

Abstract

Based on preliminary observations at Ilete Cave located in Ululere Village, Bungku Timur District, Morowali Regency. In Ilet Cave there are quite a lot of archeological findings such as bones, earthenware fragments, and conch shells. The following environment around the Ilete Cave is composed of the surrounding community plantation land. Based on the issues raised in this study are: (1) What is included in the Ilete Cave of East Bungku District. (2) How is the function of the Cave based on the findings in the Cave Ilete, East Bungku District, Morowali Regency. This study uses the archeological theory of cultural history. This type of research used in this study is qualitative inductive criminal model. Data collection in this research was carried out through literature study, observation or field survey, observation and interview. Analysis of the data applied by the historical method then begins with contextual analysis. The research site shows that the Ilete Cave Site has several artifacts such as pottery fragments, ceramic fragments, bone fragments, teeth and mollusk fragments the authors draw conclusions of the Cave site with the community and reading results.
AKULTURASI RAGAM HIAS PADA MAKAM LA ODE-ODE DAN RAJA JIN DI DALAM BENTENG LIPU KECAMATAN KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA Rosniati Rosniati; Abdul Alim; Salniwati Salniwati
SANGIA: Jurnal Penelitian Arkeologi Vol 5 No 1: June 2021
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v5i1.1160

Abstract

Penelitian ini menjelaskan tentang akulturasi ragam hias pada makam La Ode-Ode dan raja Jin di dalam Benteng Lipu Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk Menjelaskan bentuk arsitektur dan makna makam La Ode-Ode dan raja Jin, serta Menjelaskan bentuk akulturasi budaya pada makam La Ode-Ode dan raja Jin. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis yang terdiri dari beberapa tahap yaitu studi pustaka berupa buku-buku, jurnal, skripsi, artikel dan ditambah dengan data observasi atau survey lapangan, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bentuk arsitektur makam La Ode-Ode dan raja Jin berbentuk persegi panjang dengan bentuk makam raja Jin berbentuk punden berundak serta memiliki bentuk geometris tumpal. Bentuk tumpal memiliki makna kehidupan dan makna punden berundak sebagai tempat pemujaan. Bentuk akulturasi budaya makam terlihat pada motif dan undukan makam.
IDENTIFIKASI TINGGALAN ARKEOLOGI PADA SITUS GUA DOMPO-DOMPO DI DESA SUKARELA JAYA, KECAMATAN WAWONII TENGGARA, KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN Muhammad Aldin; Abdul Alim; M. Hafiz Sukri
SANGIA: Jurnal Penelitian Arkeologi Vol 5 No 2: December 2021
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v5i2.1431

Abstract

Berdasarkan hasil penelitian di Gua Dompo-Dompo, ditemukan tinggalan arkeologis berupa tulang belulang manusia, fragmen gerabah, dan moluska. Adapun lingkungan Gua Dompo-Dompo sendiri berada pada lahan perkebunan masyarakat sekitar. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Apa saja tinggalan arkeologi pada Situs Gua Dompo-Dompo di Desa Sukarela Jaya. (2) Bagaimana fungsi Gua Dompo-Dompo pada masa lalu berdasarkan temuan arkeologinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori sejarah budaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan model penalaran induktif. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui studi pustaka, observasi, dokumentasi dan wawancara. Selanjutnya data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis reduksi data, analisis morfologi, dan analisis kontekstual. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Situs Gua Dompo-Dompo memiliki temuan fragmen tembikar, fragmen gelang, dan sisa-sisa tulang belulang manusia, yang menunjukan adanya satu kesatuan fungsional, bahwa pada masa lalu Gua Dompo-Dompo berfungsi sebagai Gua Penguburan.
IDENTIFIKASI KOMPLEKS MAKAM LAMBUTO DI DESA LALONGGOMBU KECAMATAN LAINEA KABUPATEN KONAWE SELATAN Rovina Rovina; Abdul Alim; Muhammad Hafiz Sukri
SANGIA: Jurnal Penelitian Arkeologi Vol 6 No 1: June 2022
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v6i1.1682

Abstract

Di Sulawesi Tenggara banyak terdapat makam-makam tua dengan bentuk yang sangat beragam. Salah satu makam tersebut adalah makam yang terletak di kompleks makam Lambuto. Berada di wilayah administrasi Desa Lalonggombu, Kecamatan Lainea, Kabupaten Konawe Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman makam dan nilai budaya yang mempengaruhi makam di kompleks makam Lambuto di Desa Lalonggombu Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penalaran induktif yang bersifat deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data yang dicapai terdiri dari beberapa tahapan yaitu observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi. Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan analisis morfologi (bentuk), analisis teknologi (bahan dan teknik pembuatan). dari hasil observasi beberapa temuan makam teridentifikasi sebanyak 19 makam. Berdasarkan hasil analisis dan klasifikasi jenis makam, terdapat 3 jenis makam, yaitu: 1) Makam tipe AB dengan nisan dan nisan berjumlah 6 makam. 2) Kuburan tipe AC dengan nisan tanpa nisan dengan jumlah total 10 kuburan. 3) Makam tipe AD dengan gundukan tanah tanpa jirat dan batu nisan dengan jumlah makam 3 makam dengan proses pembuatan jirat menggunakan teknik susun tanpa mengikat dengan batu alam/batu kali. Melalui bentuk makam dan sejarahnya dapat disimpulkan bahwa kompleks makam Lambuto merupakan makam pada masa Islam yang masih dipengaruhi oleh tradisi megalitik.
IDENTIFIKASI TINGGALAN ARKEOLOGI PADA GUA KUYA DI DESA PONDOA KECAMATAN WIWIRANO KABUPATEN KONAWE UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Wa Ode Ato; abdul alim; Salniwati Salniwati
SANGIA: Jurnal Penelitian Arkeologi Vol 6 No 1: June 2022
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v6i1.1683

Abstract

Situs Gua Kuya merupakan situs prasejarah yang memiliki berbagai tinggalan–tinggalan arkeologis mengenai manusia purba pada masa itu. Berdasarkan rumusan masalah dari penelitian ini adalah: (1) Apa saja tinggalan arkeologis yang terdapat di Gua Kuya di Desa Pondoa, Kecamatan Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara.(2) Bagaimana Fungsi Gua Kuya berdasarkan tinggalan arkeologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tinggalan dan melihat fungsi gua berdasarkan tinggalan yang berada pada Situs Gua Kuya. Penelitian ini menggunakan teori sejarah budaya. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan penalaran induktif. Pengumpulan data penelitian menggunakan studi pustaka, observasi atau survei lapangan, dokumentasi dan wawancara. Analisis data diterapkan dengan metode sejarah budaya kemudian dilanjutkan analisis kontekstual. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Gua Kuya memiliki 6 buah fragmen tembikar dengan beberapa motif, serta ditemukan 3 buah keramik proselen, dengan motif geometris dan 2 buah motif polos, keramik stoneware berjumlah 8, dan ditemukan juga fragmen tulang yang terdiri dari 1 jenis tulang rahang, framen tengkorak 12, 22 tulang paha, 3 tulang kaki, 20 jenis gigi geraham, 8 jenis gigi taring, 1 jenis gigi seri, ditemukan pula 2 manikmanik yaitu gelang dan manik-manik kalung, serta 2 jenis fragmen molusca atau kulit kerang. Sedangkan untuk fungsi Situs Gua Kuya berdasarkan tinggalan-tinggalannya adalah Situs Gua Kuya pernah menjadi gua hunian dan beralih fungsi menjadi gua penguburan
IDENTIFIKASI KOMPLEKS MAKAM KUNO PONGGAWA MOITA DI DESA BAROWILA KECAMATAN TONGAUNA UTARA KABUPATEN KONAWE PROVINSI SULAWESI TENGGARA Susi Susanti; Abdul Alim; Salniwati Salniwati
SANGIA: Jurnal Penelitian Arkeologi Vol 6 No 2: December 2022
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v6i2.1912

Abstract

Penelitian ini mengkaji variasi bentuk dan unsur budaya yang mempengaruhi Kompleks makam kuno ponggawa moita di Desa Barowila, Kecamatan Tongauna Utara, Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah bagaimana bentuk-bentuk makam kuno pada kompleks makam ponggawa moita dan unsur budaya apa yang mempengaruhi bentuk kompleks makam kuno kuno ponggawa moita di desa barowila, kecamatan tongauna utara, kabupaten konawe. Tujuan Penelitian ini untuk mengkaji bentuk makam, dan unsur budaya yang mempengaruhi makam tua di Desa Barowila, Kecamatan Tongauna Utara, Kabupaten Konawe. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif analitis. Tahap pengumpulan data dengan cara Observasi, Wawancara, Dokumentasi dan Studi Pustaka. Dalam analisis data penelitian ini menggunakan analisis morfologi (bentuk) dan analisis teknologi (pembuatan dan bahan baku). Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 7 makam. Dari 7 makam pada kompleks makam ponggawa moita ini memiliki 3 jenis tipe makam yaitu (pertama) Tipe A1 makam dengan jirat dan nisan tanpa gundukan dengan jumlah makam sebanyak 4 makam. (Kedua) Tipe A2 dengan gundukan tanpa jirat dan nisan dengan jumlah 2 makam. (ketiga) Tipe A3 dengan gundukan dan nisan tanpa jirat dengan jumlah makam sebanyak 1 makam. Unsur budaya pada kompleks makam Ponggawa Moita adalah unsur budaya megalitik. Hal ini dibuktikan pada jirat makam yang terbuat dari sususan batu alam dan adanya ziarah kubur masyarakat, yang dipengaruhi oleh unsur budaya pra-Islam masuk di Kabupaten Konawe. Dari hasil penelitian ini dapat di jelaskan bahwa terdapat nilai kultural, historis dan arkeologis yang tinggi pada kompleks makam Ponggawa Moita
IDENTIFIKASI BENTENG BONE-BONE DI DESA BONE-BONE KECAMATAN BATUKARA KABUPATEN MUNA Tamiudin Tamiudin; Abdul Alim; Syahrun Syahrun
SANGIA: Jurnal Penelitian Arkeologi Vol 7 No 1: June 2023
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v7i1.2176

Abstract

Benteng Bone-Bone is one of the archaeological remains that constitutes a cultural heritage of the Indonesian nation. This research addresses two main problems: (1) what archaeological remains are found within Benteng Bone-Bone, and (2) what is the function of Benteng Bone-Bone based on its archaeological remains? The study aims to identify and explain the archaeological remains at Benteng Bone-Bone and to determine its function based on these remains. The research is grounded in conceptual frameworks such as spatial archaeology, the concept of fortifications, the concept of archaeological remains, and cultural history theory. This qualitative research employs inductive reasoning and is supported by classification analysis and contextual analysis. Based on the findings, it was concluded that there are 11 archaeological remains at Benteng Bone-Bone, consisting of the fort itself, Lawa I, Lawa II, Makam I, Makam II, Makam III, and loose finds in the form of mollusk fragments representing five species: Helix pomatia, Ruditapes decussatus, Pugilina cochlidium, Telescopium, and Cerithidea quoyi. Benteng Bone-Bone served as a defensive fortification.
KERAMIK PADA GUA DAN CERUK JABALNUR DI DESA JABALNUR KECAMATAN KODEOHA KABUPATEN KOLAKA UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Wulandari Wulandari; Sitti Kasmiati; Abdul Alim
SANGIA: Jurnal Penelitian Arkeologi Vol 8 No 1: Juni 2024
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v8i1.2308

Abstract

Situs Gua Jabalnur is a burial site that contains various archaeological remains still discoverable today, one of which is ceramics. The motivation behind this research was to understand the forms and methods of ceramic production found at the site. This exploration utilized essential ideas, particularly those related to ceramics, fired components, and specificity. Employing inductive/qualitative reasoning, this descriptive-analytical study collected data through literature reviews, field observations, interviews, and documentation. Morphological, technological, and stylistic analyses were used to examine the information gathered. The exploration results revealed that out of 200 tests conducted, only 27 ceramic fragments could be reconstructed, yielding 14 rim fragments, 11 body fragments, and 2 base fragments. The types of ceramics identified included bowls, pots, and plates. Among these fragments, two types of ceramics were found: porcelain and earthenware pottery. The varieties of pottery production traced at the Gua and Ceruk Jabalnur sites showed that there were 14 rim compartments consisting of 3 variants, 11 body compartments consisting of 2 variants, and 2 foot bases consisting of 2 variants. Bowls, pots, and plates were the most commonly found structures, indicating their association with everyday use. Two ceramic production techniques were identified at Gua Jabalnur: the wheel-throwing technique and surface-finishing techniques, which included brushing and dipping. The decorative motifs on the ceramics were divided into two categories: floral and faunal motifs. Additionally, five decorative techniques were identified: incising, painting, appliqué, pressing, and a combination technique involving both pressing and incising.