In Nagari Sungai Pinang, Pesisir Selatan Regency, West Sumatra Province, from 2016 to 2021, there was a decline in both the extent and quality of Mangrove areas. In response to this, a conservation group was initiated by a local community member in 2016. This study aims to understand the perceptions of the Nagari Sungai Pinang community towards Mangrove forest conservation by examining their knowledge and utilization of mangroves. The researchers employed a qualitative case study method, utilizing data collection techniques such as observation, participant observation, in-depth interviews, literature review, and documentation. The results indicate that the utilization of Mangrove plants by the community in Nagari Sungai Pinang is minimal and involves personal, subsistence, and commercial use, leading to a low intensity of exploitation. Consequently, the efforts by the community to independently maintain the Mangrove forests are minimal. This also contributes to the community's lack of interest in participating in conservation activities, compounded by their limited knowledge and understanding of the role of Mangrove forests in protecting ecosystems. As a result, the community's perceptions are divided into two groups: those who support and those who are indifferent to Mangrove forest conservation in Nagari Sungai Pinang. These differing perceptions are related to their livelihoods, residential locations, knowledge of Mangrove functions, and daily interactions with mangroves.Abstrak: Di Nagari Sungai Pinang, Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat, tahun 2016 sampai dengan 2021 kondisi Mangrove mengalami penurunan luas dan kualitas. Menanggapi hal tersebut, muncul kelompok konservasi yang diinisiasi oleh salah satu anggota masyarakat pada tahun 2016. Penelitian ini dilakukan untuk memahami persepsi masyarakat Nagari Sungai Pinang terhadap konservasi hutan Mangrove melalui pengetahuan dan cara masyarakat dalam memanfaatkan Mangrove. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, observasi partisipasi, wawancara mendalam, studi kepustakaan dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan tumbuhan Mangrove oleh masyarakat di Nagari Sungai Pinang secara pribadi, subsistensi dan komersial dengan jumlah yang sangat sedikit sehingga intensitas pemanfaatannya tidak tinggi. Oleh karena itu usaha dalam mempertahankan keberadaan hutan Mangrove secara mandiri oleh masyarakat sangat kecil. Hal ini juga menjadi alasan bagi masyarakat kurang tertarik dalam berpartisipasi pada setiap kegiatan konservasi yang melibatkan masyarakat di samping kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang fungsi hutan Mangrove dalam melindungi ekosistem. Sehingga persepsi yang terbentuk terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok masyarakat yang mendukung dan masyarakat yang abai terhadap konservasi hutan Mangrove di Nagari Sungai Pinang. Persepsi masyarakat yang berbeda-beda berkaitan dengan mata pencaharian, lokasi tempat tinggal, pengetahuan mereka terhadap fungsi Mangrove itu sendiri serta interaksi mereka dengan Mangrove dalam kehidupan sehari-hari.