Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Effectiveness of public service program related cocoa fermentation sop in increasing the knowledge of cocoa farmer Mansur, Hanif Alamudin; Harini, Noor; Saati, Elfi Anis; Damat, D.; Warkoyo, W.; Sukardi, S.; Wahyudi, Vritta Amroini; Anggriani, Rista; Siskawardani, Devi Dwi; Husna, Afifah; Putri, Desiana Nuriza; Nur, Nafidzah; Lestari, Ayu
Journal of Community Service and Empowerment Vol. 4 No. 3 (2023): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jcse.v4i3.26038

Abstract

Cocoa farmers in this area were not familiar with post-harvest processing, usually, the cocoa bean was sold directly without any fermentation. This public service objective provides information on good quality control of cocoa plant beans, such as fermentation pH, sorting, and contained water content. Followed to improve the knowledge about fermented cocoa bean's characteristics, especially about fine flavor cocoa (FFC) which has a flavor profile and also several active compounds for healthy. Data collection was carried out by filling out questionnaires from 25 farmer respondents. The results of the service showed that as many as 52% of the respondents have been cocoa farmers for more than 5 years. Most of the cocoa farmers produced more than 500 kg/harvest. Many farmers do not ferment cocoa beans because the fermentation process takes a long time, while farmers want to sell cocoa beans quickly. This causes the selling price of cocoa beans to become low.
Peningkatan Peran Pemanfaatan Pekarangan dan Kader Posyandu dalam Membantu Penurunan Masalah Gizi Terutama Stunting Balita di Desa Krisik (Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar) Saati, Elfi Anis; Andriawan, Sony; Indratmi, Dian; Harini, Ririn
JAST : Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi Vol 8, No 1 (2024): EDISI JUNI 2024
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jast.v8i1.5617

Abstract

There are 67 out of 340 toddlers will experience stunting in 2022 in Krisik village, Gandusari subdistrict, Blitar district. This service aims to reduce cases of stunting through activities: Education about balanced nutrition for families; Assistance in the use of aquaponic-based Sustainable Food Houses/RPL in the yard; Training on the creation of healthy food processing to meet the nutritional needs of toddlers and families and support family food security. Activity stages: 1) Survey of village potential locations and nutritional problems, especially stunting; 2) Survey of potential locations for land use of yards; 3) Socialization activities for stunting solutions in Krisik village; 4) BIMTEK on the creation of processed food, use of yards or RPL (Sustainable food home). ). The results of the activity were an increase in nutritional knowledge, healthy food for stunting solutions, the importance of balanced nutrition in children's growth, and Posyandu cadre mothers were able to adopt BIMTEK for healthy food creations, namely fruit/vegetable jelly (dragon fruit skin), flowers (roses), and Pigmented vegetable nuggets (spinach/mustard greens) as a natural coloring are high in antioxidants. This program has been proven to help reduce the stunting of toddlers in Krisik-Blitar village by around 15 percent. The results of the food creation training have become PMT products when the monthly Village Posyandu takes place. The trained Posyandu cadres take part in a menu competition for stunted toddlers. Utilizing the yard through the RPL application can help change people's behavior in meeting the nutritional needs of families, especially children, by providing healthy, nutritious food and maintaining their family's food security. ABSTRAKTerdapat 67 dari 340 balita yang mengalami stunting pada tahun 2022 di desa Krisik, kecamatan Gandusari, kabupaten Blitar. Pengabdian ini bertujuan mengurangi kasus stunting melalui kegiatan: 1) Edukasi tentang gizi seimbang kepada keluarga, 2) Pendampingan pemanfaatan Rumah Pangan Lestari/RPL berbasis akuaponik di pekarangan, 3) Pelatihan kreasi pengolahan pangan sehat bagi pemenuhan kebutuhan gizi balita dan keluarga, serta mendukung ketahanan pangan keluarga. Tahapan kegiatan: 1) Survey lokasi potensi desa dan permasalahan gizi terutama stunting, 2) Survey lokasi potensi lahan pemanfaatan pekarangan, 3) Kegiatan sosialisasi solusi stunting di desa Krisik, 4) BIMTEK kreasi pangan hasil olahan, pemanfaatan pekarangan atau RPL (Rumah pangan lestari). Hasil kegiatan terdapat peningkatan pengetahuan gizi, pangan sehat bagi solusi stunting, pentingnya gizi seimbang dalam pertumbuhan anak, serta Ibu-ibu kader Posyandu dapat mengadopsi BIMTEK kreasi pangan sehat, yaitu jelly buah/sayuran (kulit buah naga), bebungaan (mawar), dan nuget sayuran (bayam/sawi) berpigmen sebagai perwarna alami tinggi antioksidan. Program ini terbukti membantu menurunkan stunting balita di desa Krisik-Blitar sekitar 15 persen. Hasil pelatihan kreasi pangan sudah menjadi produk PMT saat Posyandu Desa bulanan berlangsung, Kader Posyandu binaan ikut lomba menu bagi Balita stunting. Memanfaatkan pekarangan melalui aplikasi RPL dapat membantu mengubah perilaku masyarakat dalam memenuhi kebutuhan gizi keluarga terutama anak, melalui penyediaan makanan sehat bergizi dan menjaga ketahanan pangan keluarganya
Pengaruh Penambahan Ubi Jalar Kuning (Ipomoea Batatas L.) dan Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) Terhadap Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Saus Tomat Fatin, Naila Salsabila Nurul; Saati, Elfi Anis; Anggriani, Rista
Food Technology and Halal Science Journal Vol. 7 No. 1 (2024): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/fths.v7i1.28337

Abstract

Abstract. Tomato sauce is a product produced from a mixture of tomato puree or tomato paste or tomato solids obtained from ripe tomatoes, which is processed with spices, with or without the addition of other food ingredients and permitted food additives. The addition of yellow sweet potato was chosen as a natural thickener and rosella flowers to replace the role of synthetic dyes in tomato sauce. The research design used in this study was a randomized factorial block design consisting of 2 factors, namely the addition of yellow sweet potato (0%,15% and 30%) and the addition of rosella flowers (0%, 5% and 10%). Parameters tested are water content, total dissolved solids, pH, total carotene, antioxidant activity, color intensity and organoleptic. The results showed that there was an interaction between the addition of yellow sweet potato and rosella flower on water content, total dissolved solids, pH, antioxidant activity. The addition of yellow sweet potato affected the water content, total dissolved solids, pH, total carotene, antioxidant activity, brightness (L) and redness (a+). The addition of rosella flowers affected the water content, total dissolved solids, pH, total carotene, antioxidant activity and brightness (L). The best treatment was A2B1 with a value of water content (63.32%), total dissolved solids (19.33°Brix), pH (3.89), total carotene (22.32µg), antioxidant activity (76.71%), color intensity (L 39.63; a* 15.6; b* 16.2); aroma 4.24 (rather delicious), color 4.12 (rather bright), taste 4.56 (delicious), texture 4.88 (thick), preference 4.36 (rather like).
Formulasi Teh Hijau Kombucha dengan Penambahan Limbah Kulit Carica (Carica pubescens) Berdasarkan Lama Fermentasi Terhadap Aktivitas Antioksidan Dewi, Abrienda Jessika; Saati, Elfi Anis; Husna, Afifa
Food Technology and Halal Science Journal Vol. 7 No. 1 (2024): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/fths.v7i1.28384

Abstract

Kombucha adalah minuman fermentasi yang dibuat melalui proses fermentasi teh manis oleh koloni mikroorganisme yang dikenal sebagai SCOBY (Symbiotic Culture of Bacteria and Yeast). Carica (Carica pubescens) merupakan tumbuhan dataran tinggi. Salah satu daerah penghasil carica di Jawa Tengah adalah Dieng. Seiring tingginya peminat produk olahan buah carica menyebabkan peningkatan produksi yang menimbulkan hasil samping yaitu kulit carica. Pemanfaatan limbah kulit carica selama ini belum maksimal dan hanya dijadikan sebagai pupuk. Pada kulit carica terdapat metabolit sekunder yang berpotensi mengandung zat antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa aktivitas antioksidan pada produk teh hijau kombucha dengan penambahan kulit carica dengan berbagai formulasi serta pengaruh lama fermentasi terhadap aktivitas antioksidan yang dihasilkan. Metode penelitian menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor dengan 8 kombinasi perlakuan. Dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali untuk 8 kombinasi perlakuan sehingga didapat 24 unit percobaan. Faktor I yaitu perbedaan formulasi persentase kulit carica dengan teh hijau (100% kulit carica : 0% teh hijau; 75% kulit carica : 25% teh hijau; 50% kulit carica : 50% teh hijau; 25% kulit carica : 75% teh hijau). Faktor II yaitu perbedaan lama fermentasi yang dilakukan 7 hari dan 14 hari. Parameter pengamatan meliputi antioksidan, pH, total padatan terlarut, intensitas warna, dan organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu fermentasi dan formulasi berpengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan, total padatan terlarut, dan organoleptik. Waktu fermentasi dan formulasi tidak berpengaruh nyata terhadap nilai pH. Perlakuan terbaik dimiliki oleh F2T1 (50% teh hijau : 50% kulit carica 7 hari fermentasi) dengan nilai aktivitas antioksidan tertinggi yaitu 87,53%, nilai pH 3,34 memiliki aroma sedikit khas fermentasi serta rasa yang asam.
Karakteristik Fisiko Kimia dan Organoleptik Bakso Vegetarian Berbasis Tempe Kacang Kedelai dan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) Murni, Lissa; Manshur, Hanif Alamudin; Saati, Elfi Anis
Food Technology and Halal Science Journal Vol. 7 No. 1 (2024): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/fths.v7i1.28527

Abstract

Meatballs are one of the foods that are much liked by the people of Indonesia. Meatballs are generally made from meat, such as chicken, beef or fish. Vegetarians tend to consume meat analogues to replace animal flesh. Analog meat is usually made from legumes such as soybeans and red beans, where protein is an important nutrient needed by a vegetarian. Research using a simple randomized block design (RBD) with 7 treatment levels. The control treatment consisted of 50g of soybean flour and 50g of red bean flour. While the other 6 treatments used a comparison between soybean tempeh and red bean flour, namely 50:50; 55:45 ; 60:40 ; 65:35 ; 70:30 and 75:25. The results showed that the comparison of soybean tempeh and red bean flour had a significant effect on proximate levels (moisture content, ash content, fat content, protein content, carbohydrates), yield and meatball elasticity and had no significant effect on water holding capacity meatball. Treatment using 65g soybean tempeh and 35g red bean flour was the best treatment, with an average moisture content of 56.24%, ash content of 2.21%, fat content of 9.15%, protein content of 11.02%, carbohydrates 21.35%, water holding capacity 117.26%, yield 108.09%, elasticity 100.61gf, aroma 3.06 (rather like), color 3.06 (rather like), texture 3.33 (rather like) and taste 3.53 (towards like).
Penentuan Konsentrasi Ragi Alami Dari Air Fermentasi Buah Anggur Red Globe (Vitis vinifera L) Terhadap Karakteristik Mutu Roti Tawar Sourdough Safitri, Adella Audina; Saati, Elfi Anis; Anggriani, Rista
Food Technology and Halal Science Journal Vol. 7 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/fths.v7i1.35954

Abstract

Roti yang dijual dipasaran memiliki beberapa jenis, namun seiring berjalannya waktu mulai banyak alternatif dalam pembuatan roti salah satunya roti jenis sourdough. Roti jenis sourdough ini menggunakan ragi alami yang di fermentasi oleh bakteri asam laktat. Ragi alami dapat dihasilkan dari air rendaman buah. Salah satu jenis buah yang dapat digunakan yaitu buah anggur jenis red globe dikarenakan mudah untuk didapatkan dan juga terdapat kandungan khamir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsentrasi starter yang sesuai dalam pembuatan roti sourdough dengan menggunakan air fermentasi anggur. Dalam penelitian ini untuk menentukan konsentrasi ragi alami yang sesuai menggunakan air fermentasi anggur pada proses pembuatan roti sourdough rancangan percobaan yang digunakan RAK sederhana satu faktor dengan enam level 0% (tanpa air fermentasi anggur); 40%; 45%; 50%; 55%; dan 60% serta melakukan analisis yaitu, kadar air, aktivitas antioksidan, fenolik, daya kembang, poritas, tingkat kecerahan dan organoleptik. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini penggunaan air fermentasi anggur dapat meningkatkan nilai mutu roti yang dihasilkan. Konsentrasi terbaik yang didapatkan yaitu pada konsentrasi 55%, karena mendapatkan hasil yang cukup baik. Kandungan antioksidan dan fenol pada buah anggur juga meningkatkan kualitas roti yang dihasilkan hingga 13% pada aktivitas antioksidan. Air fermentasi anggur yang digunakan dalam pembuatan roti sourdough juga masih dapat diterima oleh para panelis karena tidak mempengaruhi hasil akhir pada produk. Kata Kunci: Buah anggur, Fermentasi, Ragi alami, Roti sourdough
Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Minuman Sari Buah Apel dengan Penambahan Tiga Varian Sumber Pewarna Alami Samudra, Norazkya Mutiara; Saati, Elfi Anis; Manshur, Hanif Alamudin
Food Technology and Halal Science Journal Vol. 8 No. 1 (2025): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/fths.v8i1.35963

Abstract

Apel merupakan salah satu buah yang memiliki kandungan gizi yang lengkap seperti vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun, apel mudah mengalami kerusakan dan memiliki umur simpan yang pendek sehingga dilakukan pengolahan salah satunya minuman sari buah apel. Minuman sari buah apel umumnya memiliki warna kuning pucat hingga kecokelatan, sehingga dapat ditambahkan pewarna alami dari kulit buah naga, bunga telang, dan wortel untuk meningkatkan daya tarik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan sari kulit buah naga, bunga telang, dan wortel terhadap karakteristik fisikokimia dan organoleptik minuman sari buah apel. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap sederhana dengan 10 perlakuan dan dua kali ulangan. Analisis data yang digunakan adalah ANOVA dengan uji lanjut DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf α=5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi sari apel dan penambahan pewarna alami dari kulit buah naga, bunga telang, dan wortel berpengaruh nyata terhadap nilai total padatan terlarut, nilai pH, aktivitas antioksidan, viskositas, intensitas warna, dan organoleptik (rasa, warna, aroma, dan kesukaan). Berdasarkan hasil penelitian, perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan P6 yaitu rasio sari buah apel 85% dan sari bunga telang 15%. Sari buah yang dihasilkan memiliki total padatan terlarut 13,50obrix, nilai pH 3,19, aktivitas antioksidan 81,44%, viskositas 4,18 cP, intensitas warna L 25,00, nilai a 1,60, nilai b -3,40, serta penilaian organoleptik warna agak disukai, beraroma apel, dan memiliki rasa yang disukai panelis.
Peningkatan Keterampilan Batik Organik dengan Pewarna Alami Lokal Plus Ekstrak Rumput Laut, di Desa Tosari Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan Saati, Elfi Anis; Siskawardani, Devi Dwi; jamroji, Jamroji
JAST : Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi Vol 9, No 1 (2025): EDISI JUNI 2025
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jast.v9i1.6815

Abstract

Pasuruan Regency has become a tourist destination due to its high natural potential and the inspiration for its distinctive Batik motifs. KUBA (Komunitas Berkaidah Amanah) artisans are among the artisans who have persisted in developing Batik. The Segiri motif is a type of selected flora, becoming a specialty of their product, Segiri Batik. Currently, KUBA-Batik Segiri is engaged in its business in Pasuruan and already has an extensive marketing network, is passing on its branding experience to Tosarian Batik in Tosari Village and District, which is also trying to utilize local natural pigments (datto flowers, strawberry leaves) as its batik dyes. This is hampered by weak color pigments and a relatively long process, because it is a natural dye. The use of pigments results in a higher price. So, it is necessary to modify the mordanting to help improve the stability of its natural color, namely by using seaweed extract as a coloring adhesive. Tosarian batik makers develop typical Tengger/Bromo motifs and udeng. Community service is carried out by socializing the understanding of Pigments Alginates, and their functions. Then, there was a socialization session on "The Importance of Product Branding" and training on proper organic batik production methods using seaweed extract. This activity added various natural colors from locally extracted materials to enhance creativity in batik design.ABSTRAKKabupaten Pasuruan menjadi satu tujuan wisata karena potensi alam yang tinggi dan menjadi inspirasi motif Batik yang Khas. Pengrajin KUBA (Komunitas Berkaidah Amanah) merupakan salah satu pengerajin yang masih bertahan dalam mengembangkan Batik. Motif Segiri adalah jenis flora yang dipilih, menjadi spesialisasi produknya yaitu Batik Segiri. Saat ini KUBA-Batik Segiri menggeluti usahanya di Pasuruan dan sudah memiliki banyak jaringan pemasaran, sedang menularkan pengalaman brandingnya kepada batik Tosarian di Desa dan Kecamatan Tosari, yang juga berupaya memanfaatkan pigmen alam lokal (bunga kecubung, daun strawberry) sebagai pewarna  batiknya. Hal ini terkendala pigmen warna yang masih lemah dan proses yang cenderung lama, karena merupakan pewarna alami. Penggunaan pigmen mengakibatkan harga lebih mahal. Sehingga perlu modifikasi mordanting membantu meningkatkan stabilitas warna alaminya, yaitu penggunaan ekstrak rumput laut sebagai perekat pewarnaan. Pebatik Tosarian mengembangkan motif dan udeng khas Tengger/Bromonya.  Pengabdian dilakukan dengan sosialisasi pemahaman tentang Pigmen Alginat, serta fungsinya. Lalu sosialisasi “Pentingnya Branding Produk” dan pelatihan cara produksi batik organik yang baik dengan menggunakan ekstrak rumput laut. Kegiatan ini dapat menambah variasi warna alami yang bisa digunakan dari ekstraksi bahan lokal untuk meningkatkan kreativitas pembuatan corak batik.
PERUBAHAN KARAKTERISTIK FISIK TEH HITAM SELAMA OKSIDASI ENZIMATIS PADA PROSES PENGGILINGAN CTC Gilang Yoga Pratama; M.Sc, Desiana Nuriza Putri; Roberto Danieli; Elfi Anis Saati
Viabel : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Pertanian Vol 16 No 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Universitas Islam Balitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35457/viabel.v16i1.1912

Abstract

Black tea in the manufacturing process undergoes an enzymatic oxidation process. The process of enzymatic oxidation has occurred when tea undergoes a milling process. The study aimed to find out and analyze the black tea powder results from milling. This study used a RAK analysis design (Group Random Design) with 4 treatments (P1) rotor vane, (P2) roll 1 TPI 8, (P3) roll 2 TPI 10, and (P4) roll 3 TPI 10. The observed test parameters include form analysis, temperature analysis, sensory testing, and monitoring of the performance efficiency of the milling machine. The results of the form analysis showed that the treatment (P1), (P2), (P3), (P4) changed the entire shape of the particles into wet tea powder with a smooth texture. The temperature of wet powdered tea shows that the result on the 1st day of 28.75 ° C increased on the 2nd day, which is 29.5 ° C but does not exceed the standard factory regulation and there is no over at the powder temperature due to the temperature regulation by the humidifier. Color analysis with the number of 30 untrained panelists has a real difference with other untrained panelists with a flat category of tea powder color treatment A, B, C, D. Identification of the performance efficiency of the tea leaf milling machine shows that there is a decrease in performance in tearing tea leaves for 7 days due to the high time wasted on idling minor stoppages at the time of the previous mill and reduced speed losses on roll teeth or TPI (Teeth Per Inch).
Karakteristik Sensori Kopi Arabica Dan Robusta Menggunakan Teknik Brewing Berbeda Kinasih, Anggraini; Winarsih, Sri; Saati, Elfis Anis
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol. 16 No. 2 (2021): September
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jtphp.v16i2.4545

Abstract

Kopi Arabica dan Robusta saat ini memiliki daya tarik terutama di kalangan coffee shop. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya terima panelis melalui uji organoleptik dengan perbedaan teknik brewing terhadap kopi Arabica dan Robusta. Hasil yang didapat dari hasil penelitian yaitu rendemen kopi Arabica lebih besar dibandingkan Robusta yaitu 0,9916 %. Berat biji per 100 gram yang didapat kopi Arabica sebesar 0,175 gr dan jumlah biji kopi Robusta sebanyak 669 biji. Perhitungan jumlah biji yang rusak kopi Robusta lebih banyak, yaitu 196 biji rusak dalam 1 kg. Pengujian citarasa dilakukan oleh 4 orang panelis terlatih seperti barista dan roaster dan 8 panelis lainnya dengan pengujian organoleptic dan cupping test. Hasil uji organoleptic terbaik secara keseluruhan (overall) oleh teknik brewing   yaitu teknik Vietnam Drip pada kopi Robusta dengan score 6 (sangat suka) dengan penambahan susu kental manis pada tekniknya.