Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Pengaruh Pemberian Pupuk Zincobor dan Kombinasi Zincobor + Dolomit terhadap Pertumbuhan Akasia di Lahan Gambut Rizki Hidayat; Arman Effendi; Besri Nasrul
Sistem Informasi Vol 13 No 1 (2022): Jurnal Photon
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jp.v13i1.3919

Abstract

Lahan gambut memiliki karakteristik tanah dengan keasaman tinggi dan tingkat kesuburan yang rendah. Beberapa tanaman yang cocok dibudidayakan di lahan gambut yaitu tanaman perkebunan Akasia, namun kurangnya nutrisi pada lahan gambut juga menyebabkan kondisi shrubby pada akasia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian pupuk Zincobor dan kombinasi Zincobor + Dolomit terhadap kelurusan batang dan tinggi tanaman akasia. Penelitian menggunakan rancangan nested design dengan lima ulangan dan empat perlakuan, yaitu kontrol, zincobor 20 g, zincobor 20 g + dolomit 250 g, dan zincobor 30 g. Pemberian pupuk dilakukan 1x dan dilakukan pengamatan pada hari ke – 0, 131, 355 setelah pengaplikasian pupuk. Uji kualitas tanah berdasarkan pH, tanah gambut memiliki pH yang rendah yaitu 3,41 – 3,7. Selain itu kandungan unsur mikro seperti Zink, Cu, dan Boron termasuk rendah. Berdasarkan hasil pengamatan, pemberian pupuk Zincobor dengan dosis 20 g menunjukkan nilai kelurusan yang diharapkan paling tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Zincobor 20 g juga mampu meningkatkan ketinggian tanaman Akasia dan menurunkan potensi shrubby pada tanaman. Penelitian ini disimpulkan bahwa Zincobor 20 g merupakan dosis pupuk Zincobor yang optimum untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman akasia.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawatan Kaki terhadap Perilaku Pencegahan Ulkus Diabetikum pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru , Jakarta Selatan Dina Rova Rasyidah; Rizki Hidayat; Retno Widowati
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 7 (2023): Volume 5 Nomor 7 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i7.9032

Abstract

ABSTRACT Non Communicable Disease (NCD) is the cause of the death for almost 70% in the world. One of NCD which indicates the presence of increasing every year is Diabetes Mellitus (DM). one of the complication over a long period of DM is diabetic ulcer, which infection, ulceration below the ankle because of the capillary circulation or significance and abnormalities of the form of a foot. The care of the feet improper is one of factor the diabetic ulcer. Highest prevalence of ulcer ketoacidosis reported in North America (13%), Africa 7,2% and Asia 5,5% with mortality rate 32%. Ulcher ketoacidosis in Indonesia reached 25%. Knowledge on the care of the feet can prevent the ulcer ketoacidosis where the age, education, work, information and experience are very influental for the knowledge of the DM patients. Analyze the behaviour of the care of the feet of prevention of diabetic  ulcer in patients Diabetes Mellitus Type II in Kebayoran Baru Public Health Center, South Jakarta. Descriptive correlative with design study cross sectional analyzing the relation between variables free (knowledge) with variable bound (behaviour) who carried simultaneously. The research sample are the diabetes mellitus patients who come to Kebayoran Baru public health center as many as 89 patients. The analyze is using SPSS 25 application with the Rank Spearmen test. The statistical test result are 78,7% respondent who have good knowledge, 19,1% respondents who have moderate knowledge and 2,2% respondents who lacking knowledge. On the behaviour prevention ulcher ketoacidosis variable found that 89,9% respondents behave well and 10,1% respondents behave less. The Rank Spearmen test result p value 0,000 means that there was significant association between the level of knowledge and the behaviour of the prevention of diabetic ulcer. R value 0,724 means that the knowledge has a high correlation with the behaviour of diabetic ulcer prevention. The level of knowledge has strong correlation to behaviour of diabetic ulcer prevention. Keywords: Knowledge, Behavior, Diabetic Ulcer  ABSTRAK Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab kematian hampir 70% di dunia, salah satu PTM yang menunjukkan adanya peningkatan setiap tahun adalah Diabetes Melitus (DM). Salah satu komplikasi jangka panjang dari DM adalah ulkus diabetikum, dimana infeksi, ulserasi di bawah pergelangan kaki karena berkurangnya sirkulasi kapiler atau arti dan kelainan bentuk kaki. Perawatan kaki yang tidak tepat merupakan salah satu faktor pendorong terjadinya ulkus diabetikum. Prevalensi ulkus diabetikum tertinggi dilaporkan di Amerika Utara (13%), Benua Afrika 7,2% dan Benua Asia 5,5% dengan tingkat mortalitas di dunia seluruh dunia sebesar 32%. Kejadian Ulkus diabetikum di Indonesia mencapai 25%. Pengetahuan yang baik tentang perawatan kaki dapat mencegah terjadinya ulkus diabetikum pada pasien DM dimana faktor umur, pendidikan, pekerjaan, informasi dan pengalaman yang diperoleh pasien sejak menderita sakit sangat berpengaruh pada tingkat pengetahuan pasien. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan perawatan kaki terhadap perilaku pencegahan ulkus diabetikum pada pasien Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Deskriptif korelatif dengan desain studi cross sectional yang menganalisis hubungan antara variabel bebas (tingkat pengetahuan) dengan variabel terikat (perilaku) yang dilakukan bersamaan. Sampel penelitian ini adalah pasien Diabetes Melitus yang berobat ke Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru pada bulan Januari 2023 sebanyak 89 pasien. Uji penelitian menggunakan teknik Rank Spearman pada aplikasi SPSS.Hasil uji statistik terdapat 78,7% responden yang berpengetahuan baik, 19,1% pengetahuan cukup dan 2,2% pengetahuan kurang. Pada variabel perilaku pencegahan ulkus diabetikum terdapat 89,9% responden berperilaku baik dan 10,1% berperilaku kurang. Hasil uji Rank Spearman didapatkan p-value 0,000 sehingga dapat diartikan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap pencegahan ulkus diabetikum. Nilai R sebesar 0,724 yang dapat diartikan bahwa tingkat pengetahuan memiliki tingkat korelasi yang tinggi dengan perilaku pencegahan ulkus diabetikum. Tingkat pengetahuan memiliki tingkat korelasi yang tinggi terhadap perilaku pencegahan ulkus diabetikum. Kata Kunci: Pengetahuan, Perilaku, Ulkus Diabetikum.
Pemeriksaan Kaki Diabetes di Wisma Caring Sejahtera Depok Jawa Barat Khairul Bahri; Rizki Hidayat; Muhammad Fadli; Hardeza Anggara; Rifa Qidya Ardi; Eviyanti Nurmalasari; Mareta Fitria Wulandari; Eko Susanto; Mella Marianti Putri; Rizki Hidayat
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 9 (2023): Volume 6 No 9 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i9.11294

Abstract

ABSTRAK Hiperglekemia, atau peningkatan kadar glukosa darah yang melebihi normal, dikenal sebagai diabetes mellitus. Kadar glukosa darah harus lebih dari 200 mg/dl saat puasa, lebih dari 126 mg/dl saat puasa, dan lebih dari 200 mg/dl setelah dua jam puasa. Kegiatan ini bertujuan untuk deteksi dini mencegahan luka kaki diabetes  dan mengajarkan cara merawat kaki bagi penderita diabetes di Wisma Caring Sejahtera Depok. Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat sekitar Wisma Caring Sejahtera sebanyak 45 orang yang mengalami diabetes mellitus. Terdapat dua kegiatan yang dilakukan 1) pemeriksaan kaki diabetes dengan menggunakan lembar pengkajian Inlow’s 60 second, 2) edukasi hasil pengkajian dan cara perawatan kaki diabetest. Pemeriksaan kaki diabetes dilakukan dengan cara memeriksa per orang dengan mengecek langsung kaki, pemeriksaan monofilament test 10 gr, pemeriksaan vibrasi dengan grapulata test 128 Hz, pemeriksaan pembuluh darah dengan menggunakan ABPI (ankle brachial pressure index), pemeriksaan bentuk kaki, sepatu yang digunakan dan tanyak jawab terkait Riwayat luka dan diabetes mellitus. Hasil kegiatan ini menunjukkan perbedaan tingkat risiko luka kaki diabates sebanyak 85,4% risiko sangat rendah dan 15,6% risiko rendah. Perempuan lebih cendrung terjadinya risiko luka kaki diabetes sebanyak 88,9% dibandingkan laki-laki sebanyak 11,1%. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah risiko luka kaki diabetes lebih dapat terdeteksi dan dapat dicegah sejak dini dengan mengetahui risiko luka kaki diabetes. Saran dari kegiatan ini adalah pemeriksaan kaki mencegah terjadinya luka dengan cara mengajarkan cara merawat kaki bagi penderita diabates. Kata Kunci: Pemeriksaan Kaki, Risiko Kaki Diabetes, Diabetes Mellitus  ABSTRACT Hyperglycaemia, or an increase in blood glucose levels that exceed normal, is known as diabetes mellitus. Blood glucose levels should be more than 200 mg/dl, more than 126 mg/dl when fasting, and more than 200 mg/dl after two hours of fasting. This activity aims to prevent early diabetic foot injuries and teach how to care for diabetic feet at Wisma Caring Sejahtera Depok. The target of this activity is the community around Wisma Caring Sejahtera, where as many as 45 people have diabetes mellitus. There are two activities carried out: 1) examination of diabetic feet using Inlow's 60-second assessment sheet; 2) education on the results of the assessment and how to care for diabetic feet. Examination of diabetic feet is carried out by checking per person by checking directly the feet, a monofilament test (10 gr), a vibrational examination with granulate test (128 Hz), an examination of blood vessels using the ABPI (ankle brachial pressure index), an examination of foot shape, shoes used, and questions and answers related to the history of injuries and diabetes mellitus. The results of this activity showed a difference in the risk level of diabetic foot injury of as much as 85.4% very low risk and 15.6% low risk. Women are more likely to have a risk of diabetic foot injuries by as much as 88.9% than men by as much as 11.1%. This activity concludes that the risk of diabetic foot injuries is more detectable and can be prevented early by knowing the risk of diabetic foot injuries. This activity suggests that foot examinations prevent injuries by teaching people with diabetes how to care for their feet. Keyword: Foot Examination, Risk of Diabetic Foot, Diabetes Mellitus
Pengaruh Terapi Bermain terhadap Perilaku Kooperatif Anak Selama Menjalani Perawatan di Ruang Anak Dahlia Rumah Sakit Marinir Cilandak Jakarta Selatan Retnowati Hazanah; Intan Asri Nuraini; Rizki Hidayat
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 10 (2023): Volume 5 Nomor 10 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i10.9278

Abstract

ABSTRACT Hospitalization is an event that often causes traumatic experiences, especially in pediatric patients which causes changes in cooperative behavior. One of the efforts that can be made to improve cooperative behavior in children who are hospitalized is to do snakes and ladders play therapy by diverting attention to the game. The results of a preliminary study on 10 preschool age children found that all of them were uncooperative towards nursing actions. To determine the effect of play therapy on children's cooperative behavior while undergoing treatment at the Dahlia Children's Room, Cilandak Marine Hospital, South Jakarta. This research is a quasy experiment with a one group pretest posttest design. The sample was 30 preschool-age children who were cared for in the Dahlia Children's Room for the December 2022 period using a purposive sampling technique. The variables in this study are play therapy and children's cooperative behavior. Bivariate analysis using the Wilcoxon Signed Rank Test. Based on the results of research on children undergoing treatment before being given play therapy, most of them were uncooperative by 66.7%, afterward by 80.0%. There is a significant effect of play therapy on children's cooperative behavior during treatment with p value = 0.000. There is a significant effect of play therapy on children's cooperative behavior while undergoing treatment. Keywords : Play Therapy, Children's Cooperative Behavior, During Treatment.  ABSTRAK Rawat inap merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman traumatik khususnya pada pasien anak yang menyebabkan perubahan perilaku kooperatif. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perilaku kooperatif pada anak yang dirawat di Rumah Sakit yaitu dengan melakukan terapi bermain ular tangga dengan cara mengalihkan perhatian pada permainan. Hasil studi pendahuluan pada 10 anak usia prasekolah diketahui semuanya tidak kooperatif terhadap tindakan keperawatan. Mengetahui pengaruh terapi bermain terhadap perilaku kooperatif anak selama menjalani perawatan di Ruang Anak Dahlia Rumah Sakit Marinir Cilandak Jakarta Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian quasy eksperiment dengan rancangan one group pretest postest design. Sampel adalah anak usia prasekolah yang di rawat di Ruang Anak Dahlia periode Desember 2022 sebanyak 30 orang dengan teknik purposive sampling. Variabel dalam penelitian ini yaitu terapi bermain dan perilaku kooperatif anak. Analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Berdasarkan hasil penelitian anak selama menjalani perawatan sebelum diberikan terapi bermain sebagian besar tidak kooperatif sebesar 66,7%, sesudahnya sebesar 80,0%. Ada pengaruh yang bermakna terapi bermain terhadap perilaku kooperatif anak selama menjalani perawatan. Kata Kunci: Terapi Bermain, Perilaku Kooperatif Anak, Menjalani Perawatan. 
Integrating Zinc Cream-Chitosan and Cadexomer Iodine for Treating Infections in Diabetic Foot Ulcers: A Case Report Bahri, Khairul; Fajar, Kana; Intan Asri Nurani; Rizki Hidayat
Java Nursing Journal Vol. 2 No. 2 (2024): June
Publisher : Global Indonesia Health Care (GOICARE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61716/jnj.v2i2.40

Abstract

Background: The incidence of Diabetes Mellitus is reported to be increasing. These wounds can be challenging to heal and may lead to amputation if not treated appropriately. Treating wound infection requires careful antiseptic wound washing, removal of dead tissue, and the use of topical antimicrobial dressings. Aim in this case, we reported a case of diabetic foot ulcer infection used zinc cream-chitosan and cadexomer iodine. Case: A 76-year-old woman with a history of diabetes mellitus presented to the Wound, Ostomy and Continence Care Department at Wocare Indonesia in Bogor with an infected diabetic foot ulcer. The wound is classified as unstageable due to the presence of 100% slough tissue covering the entire wound bed. Additionally, there is erythema and oedema in the wound area, moderate purulent exudate, and slight bleeding. The wound emits an odour detectable within a distance of less than one meter. ABPI 0.67. The wound local infection assessment used NERDS and infection used WIFi classification. The primary dressing used for wound care was zinc cream-chitosan and cadexomer iodine 0.9%. Dressing changes were performed once every three days. Conclusion: The study examined the effectiveness of using zinc cream-chitosan and cadexomer iodine 0.9% to treating infection in diabetic foot ulcer wounds. The NERDS score decreased from 5 to 3, and the WIFi Classification decreased from 4 to 2, indicating an improvement in wound healing and patient quality of life with diabetic foot ulcers.
Pelatihan Pemanfaatan Media Digital dalam Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia Fatayat NU PAC Cipondoh Rizki Hidayat; Flora Meliana Siahaan; Amalliah; RR Roosita Cindrakasih
Jurnal Pengabdian Sosial Vol 4 No 2 (2024): Jurnal Pengabdian Sosial
Publisher : Universiitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/pbs.v4i2.41863

Abstract

Peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui literasi media, khususnya penggunaan yang aman dan efektif dari platform media sosial, merupakan kebutuhan mendesak. Pelatihan ini mengidentifikasi kurangnya pemahaman literasi digital, risiko keamanan media sosial, dan keterbatasan pemanfaatan platform sebagai masalah utama. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas diperlukan melalui pendidikan formal dan pelatihan non-formal yang diselenggarakan dalam pengabdian masyarakat oleh dosen-dosen dari Universitas BSI. Program kegiatan yang ada pada Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Pimpinan Anak Cabang (PAC) Cipondoh yaitu (1) kegiatan pengajian rutin yang dilakukan tiap minggu; (2) kegiatan Unit Kegiatan Masyarakat (UKM) yang produktif untuk meningkatkan pendapatan/ peluang wirausaha dari masyarakat; dan (3) Kegiatan pengembangan kreativitas anggota seperti pertunjukan drumband dan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ). Permasalahan yang terdapat pada mitra yakni belum maksimalnya pengelolaan media sosial sebagai salah satu media informasi dalam peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Solusi yang diberikan yaitu melalui pendampingan dan pengelolaan terkait pengembangan media sosial melalui hal-hal: (a) bagaimana memberikan pemahaman, pengetahuan dan pengenalan mengenai penggunaan media sosial dan platform-platform media digital; (b) bagaimana meningkatkan kapasitas kemampuan menjadi profesional di tempat kerja; dan (c) memberikan pemahaman bahwa dengan memiliki kompetensi diri akan berdampak kepada jabatan dan penghasilan usaha kegiatan masyarakat (UKM) kelompok Fatayat NU PAC Cipondoh. Kata kunci : literasi media, pelatihan media sosial, Fatayat NU PAC Cipondoh
LIVING QUR’AN: TAFSIR SOSIAL ATAS AYAT SUCI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Nurhidayah; Rizki Hidayat; Laila Sari Masyhur
Almustofa Journal of Islamic Studies and Research Vol 2 No 01 (2025): almustofa
Publisher : BAMALA Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jurnal ini mengangkat kajian mengenai Living Qur’an sebagai pendekatan kontemporer dalam studi al-Qur’an yang semakin relevan dalam konteks keilmuan Islam modern. Living Qur’an dipahami sebagai metode penelitian ilmiah yang berfokus pada fenomena sosial dan budaya yang muncul dari interaksi umat Islam dengan teks al-Qur’an dalam kehidupan nyata. Pendekatan ini tidak hanya memusatkan perhatian pada analisis linguistik atau tafsir teks secara tradisional, tetapi lebih menekankan pada dimensi praksis, yaitu bagaimana ayat-ayat al-Qur’an dipraktikkan, diresapi, dan dihidupkan dalam konteks kehidupan masyarakat Muslim. Dengan demikian, Living Qur’an merepresentasikan dinamika antara teks dan realitas sosial, di mana teks al-Qur’an tidak hanya dibaca, tetapi juga diaktualisasikan dalam bentuk perilaku, ritual, tradisi, hingga simbol-simbol budaya yang berkembang di berbagai komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa al-Qur’an tidak bersifat statis, melainkan terus hidup dan memberikan pengaruh dalam praktik keagamaan maupun sosial. Tradisi keagamaan seperti ruqyah, penggunaan ayat sebagai jimat, pengajian, hingga seni kaligrafi menjadi bagian dari ekspresi keberislaman yang terinspirasi dari ayat-ayat suci. Dengan pendekatan ini, studi al-Qur’an menjadi lebih terbuka dan inklusif, memungkinkan keterlibatan masyarakat sebagai subjek aktif dalam penafsiran dan pengamalan al-Qur’an. Kajian ini diharapkan mampu memperluas cakrawala studi keislaman dan memperkuat relevansi al-Qur’an dalam dinamika kehidupan umat.
GENDER AND POWER DISCOURSE: HEROINE REPRESENTATION IN MARVEL FILMS THROUGH RUTH WODAK'S APPROACH RR Roosita Cindrakasih; Rizki Hidayat; Amalliah; Flora Meliana Siahaan
Akrab Juara : Jurnal Ilmu-ilmu Sosial Vol. 10 No. 3 (2025): Agustus
Publisher : Yayasan Azam Kemajuan Rantau Anak Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to analyze the representation of female superheroes (heroines) in Marvel Studios films using Ruth Wodak's Critical Discourse Analysis approach. By examining three films: Captain America: The First Avenger, Black Panther: Wakanda Forever, and The Marvels, this study explores how the construction of gender and female power is presented in the narrative, dialogue, and visualization of female characters. Using Wodak's model, which focuses on historical, social, and political contexts, this study reveals how female representations are influenced by specific ideologies and social changes in the entertainment industry. The analysis reveals that despite the strengthening of women's roles as central and powerful characters, dominant narratives persist that subtly reproduce gender stereotypes and inequalities. This study demonstrates the importance of critically interpreting the representation of women in popular media, as well as how the construction of women's power and identity in fictional spaces also reflects gender dynamics in real society.
Arabic Language Learning Assistance Using Direct Methods at MTs Al–Barokah Jaharun B Galang Andri Rivai; Naufal Fikri Hamdi; Rizki Hidayat; Umar Sholeh Ritonga; Rahmat Fauzi Zega; Muhammad Habib; M. Arrasyid
As-sunnah: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 3 (2024): AL-ARKHABiiL: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : ASSUNNAH PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/jpm_assunnah.v4i3.775

Abstract

This study uses a descriptive qualitative approach with the ABCD (Asset Based Community Development) model to explore the potential problems in improving MT students' Arabic speaking skills in Jaharun B Village. Conducted on March 25-28, 2024, at MTs Al Barokah, this study involved observation, interviews, and documentation. The main focus is on the stages of learning Arabic (Maharatul Kalam) for grade 8 students with direct teaching methods (Thariqah Mubasyarah). The study results showed that this mentoring positively improved students' speaking skills in terms of fluency, pronunciation, and confidence in using Arabic. The direct method has proven effective in making learning more lively, interactive, and relevant to students' daily communication needs. Learning becomes more comprehensive and sustainable by involving community assets, such as support from parents and teachers.