Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search
Journal : Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)

PEMBUATAN BRIKET CANGKANG KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN VARIASI JENIS DAN PERSENTASE PEREKAT TEPUNG TAPIOKA DAN TEPUNG BERAS Cut Milya; Eddy Kurniawan; Lukman Hakim; Rozanna Dewi; Muhammad Muhammad
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 4 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i4.9913

Abstract

Sumber energi alternatif yang banyak dikembangkan dan diteliti saat ini adalah bahan bakar biomassa limbah pertanian. Biomassa seperti cangkang kelapa sawit dapat menjadi sumber bahan baku briket sebagai salah satu energi alternatif pengganti bahan bakar fosil (minyak bumi). Penelitian Pembutan Briket Arang dengan Biomassa sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, dengan menggunakan biomassa dan jenis perekat yang berbeda, yang belum pernah dilakukan adalah Pembuatan Briket Arang dari Cangkang kelapa Sawit Menggunakan Variasi Jenis dan Persentase Perekat Tepung Tapioka dan Tepung Beras. Tujuan penelitian untuk menganalisa jenis dan persentase perekat yang tepat untuk membuat briket arang cangkang kelapa sawit agar menghasilkan briket dengan kualitas yang baik sesuai standar meliputi kadar air, kadar abu, dan nilai kalor. Proses pembuatan briket meliputi proses karbonisasi, pencampuran biomassa dengan perekat, pencetakan, pengeringan, dan uji kualitas briket yaitu kadar air, kadar abu dan nilai kalor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa briket arang cangkang kelapa sawit sudah memenuhi standar. Pada briket perekat tepung tapioka  kadar air rata-rata sebesar 2.35%, kadar abu sebesar 5.06%. Sedangkan pada briket perekat tepung beras kadar air rata-rata sebesar 2.74%, kadar abu 5.50%. Nilai kalor dari briket arang menggunakan perekat tepung tapioka dan tepung beras dengan persentase 4% masing-masing sebesar 6930.11 kal/gr dan 6922.22 kal/gr.  
Pengaruh Konsentrasi Asam Asetat dan Lama perendaman pada Ekstraksi Gelatin dari Tulang Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) abdullah, humaira; Jalaluddin, Jalaluddin; Ginting, Zainuddin; Kurniawan, Eddy; Muhammad, Muhammad
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 4 No. 4 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i4.15377

Abstract

Pengemulsi, pengental, dan penstabil makanan semuanya memakai gelatin, bahan makanan. Kolagen pada kulit, tulang, dan ikan didenaturasi untuk menghasilkan gelatin, protein berbentuk gel. Agar-agar yang diigunakan dalam peneliitian ini terbuat dari tulang ikan niila. Berdasarkan penelitian, cara ekstraksi gelatin tulang ikan nila yang paling efektif adalah dengan konsentrasi 2% dan lama prendaman 48 jam, diperoleh hasiil sebanyak 4,45 gram. Harkat air 3,07%, harkat abu 1,04 persen, dan harkat protein 51,934%. Namun pada saat dilakukan uji sifat organoleptik, sampel mempunyai bau amis yang tidak memenuhi baku mutu gelatin, meskipun warnanya sebati dengan yang diharapkan pada konsentrasii 1%
PENGARUH AKTIVATOR KONSENTRASI ASAM SULFAT DAN MASSA SERBUK BIJI PEPAYA TERHADAP KUALITAS BIOSORBEN Pasaribu, Josua; Nurlaila, Rizka; Ibrahim, Ishak; Muhammad, Muhammad; Hakim, Lukman
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 4 No. 4 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i4.18018

Abstract

Indonesia merupakan salah satu produsen Pepaya terbesar di dunia dengan menduduki sebagai peringkat 5 dengan total produksi sebesar 1.089.578 Ton. Pepaya memiliki manfaat serbaguna, termasuk bijinya. Pepaya memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah bijinya. Kandungan abu sebanyak 15,8 gram yang terdapat dalam biji pepaya dianggap sebagai komponen paling signifikan dalam hal sifat biosorbennya. Maka dari itu biji pepaya digunakan sebagai adsorben dalam menyerap zat pewarna yang mencemari lingkungan perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan biosorben menggunakan bahan baku alami yang dapat diaktivasi untuk menghasilkan biosorben berkualitas tinggi.. Penelitian ini juga meneliti dampak massa bubuk biji pepaya terhadap biosorben akhir dan pengaruh aktivator konsentrasi asam sulfat terhadap kualitas biosorben akhir, di mana biji pepaya dipisahkan dari daging buah dan dikeringkan selama 24 jam di bawah sinar matahari untuk menghilangkan kadar air. Lalu biji pepaya di furnace dengan suhu pembakaran 500 oC.selama 2 jam. Biji pepaya yang sudah di furnace lalu di ayak menggunakan ayakan 100 mesh. Penelitian ini menggunakan adsorben yang diaktivasi dengan Konsentrasi asam sulfat sebagai aktivator dan massa biji pepaya  bervariasi.. Kapasitas penyerapan maksimum pada adsorpsi terdapat massa 0,5 gram dengan konsentrasi asam sulfat 13% yaitu sebesar 4,9841 mg/g, sedangkan untuk efisiensi adsorpsi maksimum pada adsorpsi pada massa 2 gram dengan konsentrasi asam sulfat 13% yaitu sebesar 99,7189 %.
PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI METODE ELEKTROLISIS PV (PHOTOVOLTAIC) DARI AIR LAUT MENGGUNAKAN GRAHPITE DENGAN PENAMBAHAN KATALIS NaOH Sinaga, Selvi Sundari; Hakim, Lukman; Meriatna, Meriatna; Suryati, Suryati; Muhammad, Muhammad; Faisal, Faisal
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 2 No. 5 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Desember 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i5.7990

Abstract

Minyak bumi di Indonesia yang berasal dari bahan bakar fosil diperkirakan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri hingga 9 tahun kedepan. Maka kita perlu energi alternative sebagai pengganti bahan bakar fosil seperti hidrogen. Salah satu cara untuk menghasilkan hidrogen yaitu dengan metode elektrolisis air laut dan merupakan metode yang paling menjanjikan untuk menghasilkan gas hidrgoen yang murni. Elektrolisis membutuhkan energi listrik yang besar untuk menguraikan ion-ion maka pada penelitian ini menggunakan (Photovoltaic) PV sebagai sumber energi melalui sinar matahari. Air laut dengan volume 3500 ml, volume katalis NaOH yang ditambahkan 175 ml, dan kondisi operasi (waktu ambien). Adapun yang menjadi variabel bebas yaitu tegangan (5, 10, 15, 20) volt, waktu (15, 30, 45, 65) menit dan konsentrasi katalis (0,1 ; 0,25 ; 0,5 ; 0,75) M. Hasil flowrate gas hidrogen yang paling tinggi di dapat pada tegangan 20 volt pada menit ke 60 menit pada konsentrasi 0,1 M sebesar 12,8 ml/s sedangkan kadar natrium hipoklorit nilai tertinggi terdapat pada 20 volt, waktu ke 60 menit pada konsentrasi 0,75 M. Hasil kajian waktu elektrolisis terhadap penguraian ait laut menjadi gas hidrogen tidak berpengaruh signifikan. Semakin tinggi tegangan yang diberikan maka flowrate dan kadar NaOCl yang dihasilkan semakin besar dan semakin tinggi konsentrasi yang diberikan maka akan semakin rendah gas hidrogen yang dihasilkan namun kadar NaOCl semakin tinggi. Sehingga nilai kadar NaOCl tertinggi pada konsentrasi 0,75 M, waktu 60 menit pada tegangan 20 V sebesar 0,184%.
OPTIMASI ENERGI PADA PRODUKSI SYNGAS DARI R-LNG (REGASIFIED LIQUIFIED NATURAL GAS) MENGGUNAKAN ASPEN HYSYS V.10 Giffary, Muhammad; ZA, Nasrul; Sulhatun, Sulhatun; Hakim, Lukman; Muhammad, Muhammad; Maulinda, Leni
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 4 No. 4 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i4.15013

Abstract

Energi telah menjadi pilar yang sangat diperlukan untuk kemajuan dan perkembangan manusia sepanjang sejarah. Dari peradaban kuno hingga hari ini, kemajuan manusia secara intrinsik terkait dengan evolusi revolusi energi. Pengaruhnya meresap ke dalam setiap aspek eksistensi manusia. Ketika kita memulai era baru aplikasi energi, fokusnya bergeser ke pengembangan dan pemanfaatan sumber daya utama seperti minyak bumi, batu bara, teknologi energi baru, dan gas alam. Salah satu pemanfaatannya adalah memproduksi syngas, sekitar 6 EJ syngas diproduksi secara global setiap tahunnya, yang merupakan hampir 2% energi primer dunia saat ini. Salah satu perangkat yang dapat digunakan untuk melakukan simulasi proses dalam produksi syngas  adalah software Aspen HYSYS V.10. Penelitian ini sudah pernah dilakukan dengan proses utama combined reforming menggunakan heater, yang belum pernah dilakukan adalah menggunakan heat exchanger. Produksi syngas dengan proses utama combined reforming menggunakan dua reaktor utama yaitu primary reformer dan secondary reformer guna untuk meningkatkan konversi metana menjadi hidrogen. Keluaran dari secondary reformer panasnya mencapai 962oC dan akan masuk ke hight temperature shift converter untuk mengkonversi karbon monoksida menjadi hidrogen pada suhu 366oC. Pada penelitian sebelumnya, temperatur 962oC akan turun menjadi 366oC menggunakan cooler 1, beban kerja dari cooler 1 sangat berat untuk menurukan temperatur 962oC menjadi 366oC. Sehingga, terjadi pemborosan konsumsi energi. Maka, didapatlah peluang untuk mengoptimalkan konsumsi energi yang ada dengan cara memanfaatkan panas keluaran dari secondary reformer yang panasnya sampai 962oC ini cukup tinggi untuk memanaskan MIXED FEED dan PROCESS GAS dengan menggunakan heat exchanger. Hal ini terbukti, dengan total konsumsi energi sebelum memanfaatkan panas keluaran secondary reformer sebesar 556.626.015,66 Kj/jam atau 133,56 Gcal/jam dan setelah memanfaatkan panasnya menjadi 460.267.906,06 atau 110 Gcal/jam. Maka, konsumsi energi dapat dioptimalkan menjadi 110 Gcal/jam.
OPTIMASI TUNING PID TEMPERATURE CONTROL PADA ALAT HEATER 2801E101 DENGAN MENGGUNAKAN HYSYS INTERFACING MATLAB Effendi, Mulia; ZA, Nasrul; Muhammad, Muhammad; Hakim, Lukman; Ginting, Zainuddin; Hasfita, Fikri
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 2 No. 5 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Desember 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i5.7929

Abstract

Penelitian Sistem kontrol Proportional, Integral dan Derivative (PID) merupakan kontroller untuk menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan karakteristik adanya umpan balik pada sistem tersebut (Feed back). Penukar panas adalah alat yang memungkinkan perpindahan panas dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Adapun metodologi penelitian ini adalah membuat model steady state Heater, kemudian mengubah model steady state menjadi model dynamic, lalu membuat model kontrol PID, setelah itu melakukan tuning terhadap kontrol PID dan melakukan pengujian terhadap kontrol PID, dengan melakukan gangguan pada set point. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan waktu respon tercepat terhadap gangguan pada termperature serta mendapatkan variable Kc, Ti dan Td terbaik. Hasil dari pengaplikasian sistem kontrol PID maka didapatkan waktu tercepat yaitu 0.83 menit dengan nilai Kc= 1,79, Ti= 1,15 dan Td=0,19. Pada suhu 90oC dengan tekanan 277,7 kPa dengan laju alir 9363 kg/jam. Sedangkan waktu terlama pada hasil pengujian kontrol PID dengan mengubah termperature menjadi 98oC , yaitu 1menit dengan nilai Kc= 1,85, nilai Ti=1,15 dan Td= 0,19.
Pengaruh Variasi Suhu Dan Lama Waktu Pembakaran Terhadap Hasil Sintesis Silika Dari Daun Bambu Menggunakan Metode Sol-Gel Rizky, Audry Azilla; Muhammad, Muhammad; Ginting, Zainuddin; Nurlaila, Rizka; ZA, Nasrul
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 2 No. 5 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Desember 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i5.8104

Abstract

Bambu merupakan tanaman yang banyak hidup di Indonesia, tanaman beruas ini memiliki banyak manfaat salah satunya pada daunnya . Secara kimia, abu daun bambu mempunyai kandungan silika sebesar 77,96% - 88,05% dan sisanya oksida dari beberapa logam. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan silika dari abu daun bambu dengan mengkaji pengaruh suhu pembakaran (600oC, 700oC dan 800oC ) dan waktu furnace (2, 3, dan 4 jam) terhadap yield silika, kadar air, XRD dan FTIR. Proses pembuatan silika dari daun bambu menggunakan metode Sol-Gel, yang melibatkan ekstraksi silika dengan larutan alkali dan gelasi silika menggunakan larutan asam. Dari hasil penelitian didapatkan nilai yield silika tertinggi adalah 87,02% dengan suhu pembakaran 600oC selama 4 jam. Dan nilai kadar air terendah yaitu 3,9% pada suhu pembakaran 800oC dan selama 4 jam. Berdasarkan karakteristik menggunakan XRD diketahui bahwa silika yang dihasilkan berfase amorf dan hasil uji gugus fungsional menggunakan FTIR terdapat gugus fungsional berupa gugus silanol (Si-OH) dan gugus siloksan (Si-O-Si).  
PEMANFAATAN KULIT SALAK SEBAGAI KARBON AKTIF UNTUK ADSORPSI RHODAMINE B Gultom, Togu Sahat Martua; Muhammad, Muhammad; Ginting, Zainuddin; Mulyawan, Rizka; Azhari, Azhari
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 4 No. 4 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i4.17534

Abstract

Telah diteliti pemanfaatan limbah kulit salak sebagai adsorben Rhodamine B dengan kajian kesetimbangan adsorpsi dan kinetika adsorpsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesetimbangan serta menganalisa model kinetika adsorpsi. Sampel yang digunakan adalah variasi konsentrasi Rhodamine B 10 ppm, 25 ppm, dan 50 ppm. Analisa kinetika adsorpsi diuji dengan menggunakan dua model persamaan laju adsorpsi yaitu persamaan laju orde satu semu dan persamaan laju orde dua semu. Sedangkan untuk persamaan kesetimbangan yang diuji adalah persamaan adsorpsi isoterm Langmuir dan Freundlich. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang menjadi pembeda dari penelitian sebelumnya adalah konsentrasi aktivator dan waktu pengeringan pada adsorben. Hasil kajian menunjukkan bahwa model persamaan Langmuir dan orde dua semu adalah yang paling sesuai diaplikasikan untuk adsorpsi Rhodamine B terhadap karbon aktif dari kulit salak. Dari persamaan langmuir diperoleh konstanta adsorpsi sebesar 10,35808 L/mg dan qmaks sebesar 0,258759 mg/g. Sedangkan untuk persamaan orde dua semu didapatkan nilai qe,exp dan qe,cal yang tidak jauh berbeda. Didapatkan nilai qe,cal sebesar 0,1476 mg/g, 0,2252 mg/g, dan 0,3117 mg/g untuk variasi konsentrasi 10 ppm, 25 ppm, dan 50 ppm. Didapatkan nilai k dengan rentang 1,2252-0,2851 dan nilai R2 dengan rentang 0,9701- 0,9999 untuk variasi konsentrasi 10 ppm, 25 ppm, dan 50 ppm. Karena model isoterm Langmuir mampu menginterpretasikan proses adsorpsi Rhodamine B dengan baik, maka sistem adsorpsi Rhodamine B menggunakan karbon aktif dari molase dari penelitian ini adalah homogen dan monolayer. Kajian kinetika menunjukkan bahwa model persamaan orde dua semu yang paling sesuai diaplikasikan. Dari model orde dua semu, laju proses adsorpsi Rhodamine B dikendalikan oleh adsorpsi kimia.
EFEKTIVITAS EKSTRAKSI PEWARNA ALAMI KEMBANG TELANG (Clitoria ternatea L.) : TINJAUAN PERPINDAHAN MASSA Hastriad, Tengku; Muhammad, Muhammad; Faisal, Faisal; Kamar, Iqbal; ZA, Nasrul; Maulinda, Leni
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 4 No. 6 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-December 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i6.17860

Abstract

Pewarna sintetis, meskipun memberikan warna yang menarik pada berbagai produk konsumen, membawa sejumlah bahaya potensial yang perlu diperhatikan. Di samping itu, proses produksi pewarna sintetis dapat menciptakan limbah kimia berbahaya yang merusak lingkungan. Oleh karena itu, penggunaan pewarna alami seperti ekstrak Bunga Telang diperlukan untuk menggantikan peran pewarna sintetis. Ekstrak Bunga Telang sebagai pewarna alami memiliki berbagai manfaat seperti memiliki manfaat kesehatan, menjadi indikator alami, dan lebih ramah lingkungan. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh konsentrasi pelarut dan kecepatan pengadukan terhadap jumlah ekstrak bunga telang. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsentrasi pelarut etanol 30%, 55%, 80 % dan kecepatan pengadukan 100 rpm, 150 rpm, 200 rpm. Koefisien perpindahan massa (kLa) tertinggi adalah 10-4 pada kondisi konsentrasi pelarut 55% dengan kecepatan pengadukan 150 rpm. Koefisien perpindahan massa (kLa) terendah adalah 6 x 10-5 pada kondisi konsentrasi pelarut 30% dengan kecepatan pengadukan 100 rpm. Semakin cepat proses pengadukan, semakin banyak konsentrasi ekstrak yang dihasilkan. Hal ini berbanding terbalik dengan kecepatan pengadukan yang lambat, di mana konsentrasi ekstrak yang diperoleh cenderung lebih sedikit. Konsenterasi ekstrak tertinggi dihasilkan pada konsenterasi pelarut 55 %.
PENGARUH PENGGUNAAN LARUTAN NaOH DAN CH3COOH TERHADAP KARAKTERISTIK BIOBRIKET DARI AMPAS KOPI DENGAN PROSES HYDROTHERMAL Retwan, M.Alif Alzahy; Ginting, Zainuddin; Muhammad, Muhammad; Bahri, Syamsul; Faisal, Faisal
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 4 No. 5 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - October 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i5.18057

Abstract

Hydrochar adalah padatan berkarbon yang dihasilkan dari konversi biomassa dengan menggunakan metode karbonisasi hidrotermal (HTC). Waktu tinggal dan jenis pelarut yang digunakan merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi karakteristik hydrochar yang dihasilkan. Pada penelitian ini hydrochar dibuat dari ampas kopi dengan proses hidrotermal menggunakan alat autoclave pada suhu 130°C  dan tekanan 2 bar. Proses hidrotermal dilakukan dengan pelarut NaOH dan CH3COOH serta variasi konsentrasi yaitu 0,5; 0,75 dan 1 Molar. Waktu tinggal yang digunakan divariasikan antara 60, 75, dan 90 menit. Setelah proses hidrotermal dilanjutkan dengan penyaringan hydrochar padat dan cairannya. Hydrochar kemudian dilakukan pengeringan dalam oven selama 3 jam pada suhu 105°C untuk mengurangi kandungan airnya. Parameter sampel termasuk kadar air, abu, zat mudah menguap, karbon tetap, dan kalor.Penelitian ini telah dilakukan sebelumnya dan yang membedakan penelitian ini dari yang sebelumnya yaitu jenis pelarut yang digunakan serta konsentrasi pelarut. Hasil pengujian untuk kadar air pada larutan NaOH sebesar 5,26-8,13% dan untuk pelarut CH3COOH sebesar 3,22-7,84%, untuk kadar abu pada larutan NaOH sebesar 3,38-5,65% dan untuk pelarut CH3COOH sebesar 2,54-4,83%, untuk kadar zat mudah menguap pada larutan NaOH sebesar 9,67-16,57% dan untuk pelarut CH3COOH sebesar 9,28-15,25%, dan untuk kadar karbon pada larutan NaOH sebesar 72,46-79,28% dan untuk pelarut CH3COOH sebesar 69,74-76,14%.