Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Efektifitas Penyerapan Tenaga Kerja Skill Pada Program “Pemagangan Dan Worplace Training” Pemerintah Aceh Mahmud Mahmud; Azwar Yunus; Zulfadli Zulfadli; Aswar Aswar; Hilmi Hilmi; Muhammad Dirhamsyah
VOCATECH: Vocational Education and Technology Journal Vol 3, No 2 (2022): April
Publisher : Akademi Komunitas Negeri Aceh Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38038/vocatech.v3i2.82

Abstract

AbstractBased on data released by the Central Statistics Agency for Aceh Province in 2021, it stated that Aceh Province was the poorest province on the island of Sumatra, one of the triggers was the high open unemployment rate which reached 6.30% in mid-February 2021, one of the methods used to solve the problem. Problems with this high unemployment rate, the Aceh Government took the initiative in 2019 to start an acceleration program for the process of absorbing skill workers through domestic apprenticeship programs and workplace training placed by partner companies with the Aceh Province Manpower and Population Mobility Office for 3-5 months. The purpose of this study is to trace the effectiveness of labor absorption through this program, which has been carried out by the Aceh government from 2019 to 2021. The results of this study indicate that the percentage of skilled workforce recruitment after the implementation of domestic apprenticeship programs and workplace training is 68%. in 2020 and 78% in 2021. This percentage can be categorized as an effective program. Keywords:Apprenticeship; Labor; Aceh Government; Skills;__________________________ AbstrakBerdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh pada tahun 2021 menyebutkan Provinsi Aceh menjadi provinsi termiskin di Pulau Sumatera, salah satu pemicunya adalah tingginya angka tingkat pengangguran terbuka yang mencapai 6,30% pada medio februari 2021, salah satu metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tingginya angka penggangguran ini, Pemerintah Aceh berinisiatif pada tahun 2019 mulai membuat program akselerasi untuk proses penyerapan tenaga kerja skill melalui program pemagangan dalam negeri dan workplace training yang ditempatkan perusahaan mitra kerjasama Dinas Tenaga Kerja Dan Mobilitas Penduduk Provinsi Aceh selama 3-5 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penyerapan tenaga kerja melalui program ini, yang sudah dilakukan oleh pemerintah Aceh dari tahun 2019 sampai dengan 2021. Hasil dari kajian ini menunjukkan besaran persentase perekrutan tenaga kerja skill setelah pelaksanaan program pemagangan dalam negeri dan workplace training sebesar 68% pada tahun 2020 dan 78% pada tahun 2021. Besaran persentase ini dapat dikategorikan program berjalan secara efektif. Kata Kunci:Pemagangan; Tenaga Kerja; Pemerintah Aceh; Skill; Workplace Training.
Analisa korosi pada sambungan repair body mobil menggunakan pengelasan oxy-acetylene Azwar Azwar; Boihaqi Boihaqi; Yuniati Yuniati
Journal of Welding Technology Vol 2, No 2 (2020): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jowt.v2i2.2084

Abstract

Corrosion in cars is influenced by environmental factors, namely humidity, weather, sea air, rainwater, muddy roads; and also by mechanical factors such as bumps and scratches. Car parts that are considered prone to corrosion are the areas where the welding joints or folds are located, which causes loss or rotten of body. The repair process is carried out by connecting the porous parts using oxy acitilline welding known as the Repair Body process. Welding uses a low carbon steel plate, or galvanized steel plate, then grinding and followed by a coating and painting process. However, in a relatively short period of time the section experienced deflection which was predicted due to corrosion in the weld joint area. This article will analyze the corrosion rate of oxiacitilline welding joints between AISI 4130 (car body) and ST 37 steel plates and Galvanized steel plates. The aim is to study the effect of the type of connection material, the effect of coating, the effect of immersion duration, and the effect of the corrosion medium on the corrosion rate. The determination of the corrosion rate refers to ASTM G31-72 (Standard Practice for Laboratory Immersion Corrosion Testing of Meta). The results showed that the highest corrosion rate occurred in the AISI 4130 specimen (car body) which was connected to ST 37 with HCl solution corrosion media, namely 5.2919 mmpy, while in NaCl media the corrosion rate was much lower, namely 0.1337 mmpy, and aquades amounting to 0.1098 mmpy with an immerson time of 272 hours. Meanwhile, the corrosion rate in AISI 4130 specimens connected with galvanized steel shows a slower corrosion rate compared to joints with ST 37 steel. Likewise, the coating process shows a decrease in the corrosion rate well.
Pelatihan K3 Kepada Juru Las Pada Usaha Bengkel Las CV. Alfazil Jaya Mahmud; Zulfadli; Hilmi; Muhammad Dirhamsyah; Azwar; Hamdani
Communio: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2022): COMMUNIO: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Literasi Nusantara Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesadaran tentang pentingnya penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) khususnya untuk usaha kecil dan menengah yang bergerak di bidang fabrikasi dan pengelasan logam masih tergolong rendah. Sehingga potensi terjadi kecelakaan akibat kerja ini sangat besar yang mempengaruhi produktivitas juru las, berdasarkan kondisi diatas perlu dilakukan update serta pemberian pelatihan pemahaman tentang kepedulian penerapan K3 dalam lingkungan kerja untuk keselamatan juru las itu sendiri, kegiatan ini diisi tentang pemberian informasi tentang potensi-potensi kecelakaan yang muncul, serta pemahaman tentang regulasi serta pencegahan penyakit akibat kerja kepada juru las pada bengkel las CV. Alfazil Jaya, Hasil dari pengabdian masyarakat yaitu meningkatnya kemampuan juru las dalam mengidentifikasi potensi-potensi bahaya terjadinya kecelakaan akibat kerja dan praktek implementasi k3 dalam proses pengerjaan pengelasan dan fabrikasi logam. Keberlanjutan dari pengabdian masyarakat ini yaitu perlunya pengawasan internal dari bengkel las CV. Alfazil Jaya terhadap implentasi penerapan K3 oleh juru las dalam proses fabrikasi untuk mencapai posisi zero accident pada setiap kegiatan.
Pengaruh Perendaman Material Komposit Sandwich Polyester Serbuk Kayu dan Serat Gelas Terhadap Kekuatan Bending A Azwar
Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology Vol 3, No 2 (2015): Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology
Publisher : Malikussaleh University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/mjmst.v3i2.10900

Abstract

Serbuk kayu adalah potensi yang sangat besar untuk ditingkatkan nilainya melalui rekayasa proses pembuatan bahan komposit untuk berbagai keperluan, yang dalam penelitian ini difokuskan untuk menjadi bahan pembuatan perahu nelayan tradisional. Bahan dibuat melalui proses cetak biasa dimana serbuk kayu yang berukuran kasar dicampur dengan resin polyester pada komposisi hingga 60 : 40 persen volume, kemudian pada masing-masing permukaannya diperkuat dengan polyester serat gelas type CSM atau Roving. Dan mengingat kompleknya pembebanan dan lingkungan pengoperasian perahu, maka sifat mekanik dan fisik bahan komposit sandwich polimer serbuk kayu harus di investigasi melalui serangkaian pengujian mekanik yaitu uji kekuatan bending sebagai pengujian utama. Kemudian sifat fisik bahan dalam lingkungan air  dan korelasinya terhadap sifat mekaniknya di pelajari secara mendalam menggunakan standar ASTM D 570-98. Spesimen uji dibuat dengan mencampur resin polyester dan serbuk kayu dan diperkuat dengan lapisan serat gelas pada masing-masing permukaannya dan diuji dengan standart ASTM C 1341-06 (pengujian bending 3 titik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Proses perendaman dalam air tawar dapat menurunkan kekuatan bahan komposit sandwich polyester serbuk kayu dan serat gelas. Sedangkan perendaman dalam air asin justru tidak berpengaruh terhadap kekuatan, dimana kekuatannya cenderung tetap.  Sedangkan Kadar penyerapan air (absorbs air) oleh kedua media perendaman sangat kecil, sehingga dapat dikatakan bahwa komposit sandwich polyester serbuk kayu dan serat gelas cukup tahan terhadap air, terutama air asin yang kadar penyerapannya lebih rendah dari air tawar
Kekuatan Bending Komposit Sandwich Plywood dan Polimer Serat Gelas A Azwar; Abdul Arif Lubis; Adi Saputra Ismi
Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology Vol 4, No 2 (2016): Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology
Publisher : Malikussaleh University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/mjmst.v4i2.10889

Abstract

Plywood dikenal sebagai bahan yang terbuat dari lembaran vinir kayu yang direkatkan bersama dengan susunan bersilangan tegak lurus dan digunakan secara luas dalam kehidupan. Sifat mekanik dan fisik dari plywood yang dijual secara umum dipasaran belum memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan structural. Maka Rekayasa bahan plywood sebagai bahan structural keteknikan yang memenuhi persyaratan sifat mekanik dan sifat fisik merupakan wilayah rekayasa bahan yang prospektif untuk di kembangkan sebagaialternatif untuk mengurangi ketergantungan pada jenis bahan tertentu. Dalam penelitian ini, difokuskan untuk melakukan desain pembuatan bahan komposit sandwich antara plywood dan polimer serat gelas untuk kebutuhan perahu. Yaitu dengan mengoptimalkan desain ketebalan dan arah serat core (plywood) danketebalan skin dari komposit sandwich terhadap sifat mekanik (kekuatan bending) melalui pengujian bending 3 titik (ASTM C 1341-06). Kemudian pengaruh bonding agent, dan kekeasaran permukaan plywood juga dipelajari sehingga diperoleh bahan komposit sandwich yang optimal. Hasilnya menunjukkan bahwaa arah serat bahan plywood yang dipotong sejajar arah serat menghasilkan komposit sandwich yang lebih kuat dibandingkan dipotong melintang serat. Penggunaan 2 lapis serat sebagai kulit (skin) dapat meningkatkan kekuatan bahan komposit sandwich, namun peningkatannya tidak signifikan. Sedangkan ketebalan plywood (core) mempengaruhi kekuatan bahan komposit sandwich, dimana semakin tebal,kekuatannya semakin menurun. Kemudian penggunaaan bonding agent MAH dapat sedikit meningkatkan kekuatan bahan komposit sandwich sedangkan tingkat kekasaran permukaan bahan plywood belum menunjukkan pengaruh terhadap kekuatan kekuatan bending.
Review Of Multicrystalline Silicon Wafer Solar Cell Processing Azwar Azwar; Luthfi Luthfi; Muhammad Muhammad
Jurnal POLIMESIN Vol 19, No 1 (2021): February
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jpl.v19i1.2090

Abstract

The challenges for searching and utilizing  of new and sustainable energy sources especially solar cell electricity. The major obstacle of using solar cells for electricity generation has been a much higher price when compared to the price of electricity generated from the traditional sources. The photovoltaic industry needs to put an enormous pressure and optimization at every stage of the photovoltaic manufacturing chain of multicrystalline silicon wafer solar cell processing  in order to reduce cost.  Processing of multicrystalline silicon solar cells  is starting by silicon wafer preparation, etching and texturing,  saw damage etching, surface texturing, phosphor diffusion edge isolation, phosphor diffusion, edge isolation, silicon nitride deposition for antireflection coating, and metallization process that consist of screen printing ag front side, screen printing of al back side, drying and firing and formation al back surface contact.  Mechanical stability of silicon wafer became a serious issue due to reduction of wafer thickness, so probability for wafer to breakage is high; investigate the mechanism of wafer breakage is important to reduce breakage. The present of micro cracks reduces the mechanical strength of wafer significantly and wafer breakage will increase, because crack will start from the existing micro crack and that will propagate easier with presence of the stress. Mechanical stability is increase significantly after the etching process; on the other hand the screen printing process will reduce wafer strength.  Etching of saw damage, that is induced during wafer slicing, and metallization of the surfaces are 2 crucial processing steps in the manufacturing of mc-silicon solar cells
Kaji eksperimental pengaruh ukuran dan komposisi filler komposit polyster serbuk kayu terhadap sifat mekanik dan permukaan patahan statik. Azwar Azwar; Bukhari Bukhari
Jurnal POLIMESIN Vol 2, No 1 (2004): Februari
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jop.v2i1.1410

Abstract

Penggunaan serat alami sebagai pengisi (filler) dan penguat (reinforcement) pada pembuatan komposit merupakan suatu paradigma untuk mengahasilkan suatu material bio-komposit yang ramah lingkungan. Serat almi yang berasal dari  tumbuh-tumbuhan  terdapat dalam jumlah yang sangat potensial di Indonesia yang bisa diproses menjadi serat bio-komposit berkekuatan tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh komposisi dan ukuran filler serbuk kayu terhadap sifat mekanik pada pembuatan komposit polyester serbuk kayu. Material komposit dibuat dengan proses hand lay-up satu tahap .dengan  memvariasikan ukuran dan komposisi filler. Filler  serbuk kayu diberikan perlakuan awal untuk mendapatkan ukuran dan sifat yang seragam. Dimensi dan konsfigurasi specimen uji dibuat mengikuti standar ASTM D 79() -RI. Proses pengujian dilakukan menggunakan Universal Testing Machine dengan uji bending tiga titik untuk menentukan tegangan bending. modulus elastisitas. regangan bending dan sudut defleksi . Dart hasil penelitian diperoleh harga tegangan bending tertinggi 15.3 Pa. dan modulus elastisitas tertinggi 65.362 MPa. regangan terbesar 2.25 % dan sudut defeleksi terbesar 6. 67. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa ukuran dan komposisi filler serbuk kayu mempengaruhi sifat mekanik komposit dimana sifat mekanik yang baik akan didapat bila filler terdistribusi secara merata di dalam matriks. Permukaan patah static menunjukkan perpatahan yang terjadi secara umum adalah patah matrik .juga terdapat gejala debonding. fiber breaking serta pengaruh voids.
Korosi Logam dan Pengendaliannya; Artikel Review Azwar Yunus
Jurnal POLIMESIN Vol 9, No 1 (2011): Februari
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jpl.v9i1.1

Abstract

Korosi adalah proses pengrusakan  logam akibat reaksi elektrokimia antara logam dengan lingkungannya. Proses korosi terjadi secara alamiah yaitu logam kembali bersenyawa dengan oksigen sebagaimana bahan baku (ores) pada proses ekstraksi metalurgi pembuatan logam yang juga bersenyawa dengan oksigen. Sehingga korosi adalah  kebalikan dari proses ekstraksi metallurgy dimana sejumlah energy yang dibutuhkan untuk proses pembuatan logam kembali dilepaskan pada  proses korosi.  Proses  terjadinya korosi pada suatu logam membentuk suatu sel elektrokimia yang terdiri dari: anoda, katoda, larutan elektrolit dan hubungan listrik antara anoda dan katoda. Maka menghilangkan salah satu dari ke -4 unsur tersebut akan dapat menghentikan proses korosi. Ini menjadi prinsip dasar dalam pengendalian proses pengkorosian logam, yaitu mengusahakan untuk mengontrol pertukaran ion antara logam (anoda) dengan lingkungannya (katoda) dalam suatu media yang dapat menghantarkan arus listrik (elektrolit). Ada beberapa macam tatacara pengendalian korosi yaitu pemilihan bahan yang tepat, perancangan instalasi yang benar, pelapisan atau rekayasa permukaan, proteksi katodik dan pengondisian lingkungan.  Maka kemampuan seorang perancang dalam memahami proses terjadinya korosi akan menentukan jenis pengendalian korosi yang sesuai; oleh karena prinsip terjadinya korosi dipicu oleh hal yang hampir sama, sehingga ke 5 jenis metode pengendalian korosi tersebut sering digunakan secara parallel satu dengan lainnya untuk efisiensi biaya.  Kata kunci :         Reaksi elektrokimia,  Ekstraksi Metalurgi,  Sel Elektrokimia , Pengendalian Korosi. 
Kajian perlakuan serat sabut kelapa terhadap sifat mekanis komposit epoksi serat sabut kelapa Indra Mawardi; Azwar Azwar; Amir Rizal
Jurnal POLIMESIN Vol 15, No 1 (2017): Februari
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jpl.v15i1.369

Abstract

Komposit adalah gabungan dari dua atau lebih material berbeda yang terdiri dari fiber dan matriks, penelitian ini menggunakan serat (fiber) serat sabut kelapa, dan matrik yang digunakan yaitu Epoxy Resin dan Epoxy hardener dengan merk Eposchon,  dengan  perbandingan  30:70.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan serat sabut kelapa terhadap sifat mekanik dan juga untuk mengetahui nilai beban kejut dan beban lentur komposit epoksi yang berpenguat serat sabut kelapa yang mengalami perlakuan.  Pada  penelitian  ini  peneliti  mengkaji kekuatan Impak dan Bending dari komposit serat sabut kelapa, dan pengaruh perendaman  serat  dalam  larutan  Alkali  (NaOH)  5%  selama  5  jam,  serta  blender dengan variasi waktu 10 menit, 20 menit, dan 30 menit. Standar pengujian Impak menggunakan   standar   ASTM   E   23,   sedangkan   untuk   pengujian   Bending menggunakan standar ASTM D 790. Berdasarkan hasil dari kesimpulan yang didapat dari pengujian material komposit yang mempunyai harga Impak tertinggi yaitu komposit dengan perlakuan blender 10 menit yaitu sebesar 0.02 J/mm. Sedangkan untuk pengujian Bending mempunyai kekuatan bending tertinggi yaitu komposit dengan perlakuan blender 30 menit yaitu sebesar 88.68 Mpa. Kata kunci : Komposit, serat sabut kelapa, resin epoxy, perlakuan mekanis, uji impak, uji bending
Inspeksi sambungan las pada pipa steam generator menggunakan metode radiography teknik panoramic (studi kasus di PT. Tachi Jino) Muhammad Zaky; Syukran Syukran; Azwar Azwar
Jurnal POLIMESIN Vol 15, No 2 (2017): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jpl.v15i2.374

Abstract

Inspeksi Sambungan Las Pada Pipa Steam Generator Menggunakan Metode Radiography Teknik Panoramic (Studi Kasus Di PT. Tachi Jino) dengan membuat perhitungan Exposure Time menggunakan Komputasi. Tulisan ini membahas tentang Penyinaran menggukan teknik Panoramic pada sambungan las pada pipa steam generator yang berukuran 10 inchi (Schedule Pipe-40) yang ada pada PT. Cladteck Bi Metal, Batu Ampar, Batam, Kepualauan Riau. Tujuan dari Inspeksi ini adalah, melakukan Penyinaran dengan teknik panoramic, membuat kalkulasi menggunakan Komputasi pada perhitungan Radiography. Pengoprasian ini di lakukan dengan kamera Radiography tipe Gamma Ammersham 661 Co-60 yang berkapasitas 150 Ci. Dari hasil yang sudah diperhitungkan, waktu penyinaran (Exposure Time) yang digunakan adalah perhitungan dengan menggunakan Komputasi yaitu 81 detik dengan nilai film error 0,88 % lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan rumus teknik (manual) yaitu 71 detik dengan nilai film error sebesar 11,4 %. Pada proses penyinaran Radiography Operator menggunakan perhitungan Komputasi, dari hasil penyinaran yang diketahui bahwa pada posisi 0-15 terdapat Porosity yang cukup signifikan sehingga perlu adanya repair atau pengelasan kembali dan dinyatakan reject oleh Interpreter. Sedangkan pada posisi 15-30 memiliki las-lasan yang cukup memenuhi syarat, sehingga dinyatakan clear oleh Interpreter dan pada posisi 30-0 terdapat Lack Of Fusion yang cukup signifikan sehingga perlu adanya repair atau pengelasan kembali dan dinyatakan reject oleh Interpreter. Pada akhirnya hasil dari film sangat berpengaruh pada waktu Exposure Time.Kata Kunci : Steam Generator, metode radiography teknik panoramic, kamera gamma ammersham   661 Co 60, exposure time, lack of Fusion