Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : El-HARAKAH : Jurnal Budaya Islam

The Effect of Aswaja Values and Javanese Islam on Students' Moderate Islamic Thinking Sunda, Yauma Trin; Fitri, Agus Zaenul
el Harakah: Jurnal Budaya Islam Vol 24, No 2 (2022): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/eh.v24i2.16924

Abstract

This article examines the issue of dialectical Islam with local culture in Indonesia, which eventually forms a distinctive and unique variant of Islam, as well as the acculturation of Aswaja values and Javanese Islam. Indonesian Islamic State Universities (UIN) are part of the component that forms a nationalist and religious generation. Undeniably, it is free from the Islamic variant of the times. The variant of Islam is not Islam which is separated from its purity, but Islam, which is acculturated with local culture. The study's mixed-method results showed that 72.4% of Aswaja's values influenced the formation of moderate thinking. Meanwhile, 42% of Javanese Islam also contributes to Moderate Islamic thought. As a variant of cultural Islam in Indonesia, Javanese Islam tends to be syncretic with its distinctive traditions. It can be seen in the dialectic of religion and culture, such as the “Grebek Pancasila”, the early Genduri of a sermon, and Wayang performances. Its substance is to transform the prophetic spirit of the teachings of monotheism while preserving local culture. Javanese Aswaja and Islamic values struggle with the realities of modernity and globalization. In this context, it can be seen how the response of groups of Islamic organizations, particularly the moderate Islam Rahmatan Lil Alamin. Artikel ini mengkaji persoalan dialektika Islam dengan budaya lokal di Indonesia yang pada akhirnya membentuk varian Islam yang khas dan unik, serta akulturasi nilai-nilai Aswaja dan Islam Jawa. Universitas Islam Negeri (UIN) di Indonesia merupakan bagian dari komponen yang membentuk generasi nasionalis dan agamis, yang tidak bisa dipungkiri terbebas dari varian Islam zaman. Varian Islam bukanlah Islam yang lepas dari kemurniannya, melainkan Islam yang berakulturasi dengan budaya lokal. Hasil penelitian dengan menggunakan metode campuran menunjukkan bahwa 72,4% nilai Aswaja mempengaruhi pembentukan berpikir moderat. Sementara itu, 42% Islam Jawa juga berkontribusi pada pemikiran Islam Moderat. Sebagai varian Islam budaya di Indonesia, Islam Jawa cenderung sinkretis dengan tradisi khasnya. Hal ini terlihat dalam dialektika agama dan budaya, seperti “Grebek Pancasila”, Genduri awal ceramah, dan pertunjukan wayang. Substansinya adalah mentransformasikan semangat profetik dari ajaran tauhid sekaligus melestarikan budaya lokal. Aswaja Jawa dan nilai-nilai Islam berjuang dengan realitas modernitas dan globalisasi. Dalam konteks ini, terlihat bagaimana respon kelompok ormas Islam, khususnya Islam moderat, Rahmatan Lil Alamin.
Pola Interaksi Harmonis antara Mitos, Sakral, dan Kearifan Lokal Masyarakat Pasuruan Fitri, Agus Zaenul
el Harakah: Jurnal Budaya Islam Vol 14, No 1 (2012): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/el.v0i0.2198

Abstract

The charges with covered mission in terms of local wisdom such as mysticism, sacralization, Javanese and ancestor gods are exaggerated perspective. Through Anthropological studies of sacred, mythology and local wisdom is elaborated on the meaning and relevance to the public ritual actions in Pasuruan Regency with the attempt to build harmony and interaction between local culture and Islam. This study focused on the dynamical of relationship between religion and social religious culture interactions among groups in society through religious symbols system. Every religious tradition includes sacred symbols with which the person conducting a series of measures to shed beliefs in the form of ritual, reverence and servitude. Hindu communities in the mountains Pasuruan region have been driven to assimilate with Muslim population. But the religion which is embraced by the majority of the population are nominal Muslims, but confounds the Tengger and Javanese-style ritual, because the vast majority of Muslims there refused to form a more strict Islamic piety is identified with a culture that does not fit to the culture of Java, in contrast to Muslims Pasuruan in the lowlands because much dominated by the descendants of Madura, the Islamization can continue to do without having to harm the local culture, which in turn would foster against-Islam movement. Tuduhan terhadap misi terselubung dalam istilah kearifan lokal seperti mistisisme, sakralisasi, kejawen, dan sesembahan lelulur merupakan cara pandang yang berlebihan. Melalui studi Antropologi tentang sakralisasi, mitologi, dan kearifan lokal ini dipaparkan makna dan relevansinya terhadap tindakan ritual masyarakat kabupaten Pasuruan dengan upaya membangun wajah dalam harmoni dan interaksi antara budaya lokal dan Islam. Kajian ini menitikberatkan pada dinamika hubungan antara agama dan berbagai kelompok sosio religio kultural melalui interaksi antar kelompok di dalam masyarakat melalui simbol-simbol religius. Setiap tradisi keagamaan memuat simbol-simbol suci yang dengannya orang melakukan serangkaian tindakan untuk menumpahkan keyakinan dalam bentuk melakukan ritual, penghormatan dan penghambaan. Masyarakat Hindu di wilayah Pasuruan pegunungan telah terdorong untuk berasimilasi dengan penduduk muslim. Namun agama Islam yang dipeluk oleh sebagian besar penduduk adalah Islam nominal namun mencampur adukkan gaya ritual Tengger dan Kejawen, karena mayoritas Muslim di sana menolak bentuk kesalehan Islam yang lebih ketat yang diidentifikasi dengan kebudayaan yang tidak njawani, berbeda dengan muslim pasuruan di dataran rendah karena banyak didominasi oleh keturunan Madura, maka Islamisasi dapat terus dilakukan tanpa harus mencederai kebudayaan lokal yang pada akhirnya justru menyuburkan gerakan anti-Islam.