Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

The Technology Pedagogy Knowledge (TPK) Teacher Using Worksheet 3D Pageflip Professional for Promoting Argumentation Skills High-Schools Students in Physics Learning Depi Oktasari; Heru Kuswanto; Ismet Ismet; Sardianto M.S.
Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Vol 4 No 2 (2018): JPPPF (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika), Volume 4 Issue 2, D
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (886.085 KB) | DOI: 10.21009/1.04210

Abstract

The demands of 21st-century skills highlighted the importance of cooperation between teachers and students to achieve the expected skill. The Pedagogical knowledge of teachers in teaching and technology into things that need to be developed. The pedagogic ability of teachers in the use of technology can be a potential to develop students' abilities argument. This study aims to develop students' ability argumentation through pedagogical knowledge of teachers in using technology. The technology used is the result of the development of student worksheets 3D PageFlip Impulse and Momentum topics. The purpose of this study to look at the ability of students through the application of scientific argumentation (Technological Pedagogic Knowledge) TPK teachers in the classroom. This research is descriptive research. The data collection capability student argumentation performed by administering a written test. The subjects were students of class X at SMAN 1 Yogyakarta Prambanan. Rate scientific argumentation ability of students refers to Toulmin Argumentation Pattern (TAP). The results showed that the complexity of argumentation ability of students still at low level. These results suggest that the ability of the student arguments need to be improved.
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (Nht) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa di SMP PGRI Palembang Widiya Nopita; Fuad Abd. Rachman; Sardianto Markus Siahaan
Seminar Nasional Pendidikan IPA Tahun 2021 Vol 1, No 1 (2017): Prosiding Seminar Pendidikan IPA
Publisher : Seminar Nasional Pendidikan IPA Tahun 2021

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.523 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa di SMP PGRI 1 Palembang. Populasi penelitian ini adalah 192 siswa seluruh kelas VII SMP PGRI 1 Palembang. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas eksperimen (VII 2) yang berjumlah 31 siswa dan kelas kontrol (VII 1) yang berjumlah 31 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quisi Experimental. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Tes untuk menganalisis data digunakan statistik uji-t. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Selain itu kedua varians kelas dalam penelitian ini bersifat homogen. Setelah kedua kelas berdistribusi normal dan bersifat homogen barulah data dianalisis menggunakan uji-t. Dari hasil analisis diperoleh nilai thitung= 4,231, sedangkan ttabel= 2,000 (thitung>ttabel) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VII di SMP PGRI 1 Palembang.
Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)terhadap Akivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Kayuagung Febri Fitri Yanti; Fuad Abd. Rachman; Sardianto Markos Siahaan
Seminar Nasional Pendidikan IPA Tahun 2021 Vol 1, No 1 (2017): Prosiding Seminar Pendidikan IPA
Publisher : Seminar Nasional Pendidikan IPA Tahun 2021

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.165 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa kelas X yang diterapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Serta untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif model pembelajaran TPS terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Kayuagung. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian quasi experiment. Bentuk desain penelitian yaitu posttest only control design. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Kayuagung pada semester gazal tahun ajaran 2017/2018. Populasi penelitian yaitu siswa kelas X MIPA. Sampel penelitian dipilih dengan teknik cluster random sampling. Sampel penelitian yaitu dua kelas siswa yang masing-masing terdiri dari 36 siswa. Pengumpulan data menggunakan instrumen observasi dan tes. Hasil analisis data observasi menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar setiap pertemuan. Persentase rata-rata aktivitas belajar siswa di kelas yang diterapkan model pembelajaran TPS berada dalam kategori tinggi. Dari data tes yang terkumpul, diketahui bahwa nilai rata-rata tes hasil belajar siswa kelas kontrol 67,5 sedangkan kelas eksperimen 74,5. Hasil analisis data tes menunjukkan bahwa data berdisribusi normal dan homogen. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis didapatkan hitung t = 2,37 > tabel t = 1,99 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif model pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Kayuagung
Persepsi mahasiswa calon guru terhadap penggunaan Phet Colorado untuk memfasilitasi kemampuan representasi visual Depi Oktasari; Dian Aulia; Jumadi Jumadi; Zera Nadiah Ferty; Ismet Ismet; Sardianto Markos Siahaan
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 7, No 2 (2019): December
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jppfa.v7i2.26312

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui presepsi mahasiswa calon guru fisika terhadap penggunaan PhET Colorado dalam memfasilitasi kemampuan representasi visual mereka dalam pembalajaran fisika. Adapun jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian merupakan mahasiswa magister pendidikan fisika Universitas Negeri Yogyakarta semester pertama tahun ajaran 2017/2018. Hasil penelitian dari 20 responden  menunjukkan bahwa 50% responden sangat tertarik menggunakan  PhET Colorado, dengan persepsi mahasiswa terhadap kemampuan representasi visual menggunakan PhET Colorado sebesar 85%, penggunaan PhET Colorado dianggap siswa mampu memfasilitasi kemampuan representasi visual mereka dalam pembelajaran fisika.  AbstractThe demands of 21st century skills highlighted the importance of cooperation between teachers and students to achieve the expected skill. Pedagogical knowledge of teachers in teaching and technology into things that need to be developed. Pedagogic ability of teachers in the use of technology can be a potential to develop students' abilities argument. This study aims to develop students' ability argumentation through pedagogical knowledge of teachers in using technology. The technology used is the result of the development of student worksheets 3D PageFlipp Impulse and Momentum material. The purpose of this study to look at the ability of students through the application of scientific argumentation (Technological Pedagogic Knowledge) TPK teachers in the classroom. This research is descriptive research. The data collection capability student argumentation performed by administering a written test. The subjects were students of class X at SMAN 1 Yogyakarta Prambanan. Rate scientific argumentation ability of students refers to Toulmin Argumentation Pattern (TAP). The results showed that the complexity of argumentation ability of students still at low level . These results suggest that the ability of the student arguments need to be improved.
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN PSIKOMOTORIK MATERI FISIKA UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SEBAGAI UPAYA MELAKUKAN PENILAIAN AUTENTIK Murniati Murniati; Sardianto MS; Muhammad Muslim
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA Vol 5, No 2 (2018): JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jipf.v5i2.7318

Abstract

Di Sekolah Menengah Pertama, kurikulum yang harus dipedomani sekarang adalah kurikulum K- 13 yaitu kurikulum yang menyarankan pembelajarannya dengan pendekatan saintifik yaitu pendekatan berbasis keilmuan dan penilaian autentik. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa model pembelajaran seperti Discovery Learning, Project-Based Learning, Problem-Based Learning, Inquiry Learning dan lain-lain, dan penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan guru secara menyeluruh dari kemampuan siswa. Untuk melakukan penilaian secara autentik guru harus mempunyai instrumen yang baik sehingga penilaian yang dilakukan konsisten dan objektif. Salah satu usaha yang bisa dilakukan agar guru-guru dapat melakukan penilaian secara autentik yaitu menyusun instrumen seperti psikomotorik yang sesuai dengan proses pembelajaran yang disarankan kurikulum K-13. Instrumen psikomotorik yang dikembangkan disesuikan dengan materi-materi yang diajarkan dengan praktikum. Metode dalam pengembangan instrumen asesmen psikomotorik ini mengacu pada penelitian pengembangan 4-D yang dibatasi sampai 3-D yaitu Define (Pendefinisian), Design (Perancangan), Develop (Pengembangan) sesuai dengan tujuan penelitian.Hasil penilaian validator tentang kualitas instrumen asesmen psikomotorik yang sudah dikembangkan berkualitas sangat baik, berdasarkan skor ideal dan nilai rata-rata dari tiga validator. Hasil ujicoba terbatas menunjukan instrumen asesmen psikomotorik berkategori valid dan reliabel.
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) FISIKA BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA MATERI KALOR DAN PERPINDAHANNYA Fitri Mardotilah; Sardianto MS; Abidin Pasaribu; Saparini Saparini
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA Vol 5, No 2 (2018): JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jipf.v5i2.7308

Abstract

Telah dilaksanakan penelitian yang bertujuan untukmengetahui hasil belajar fisika siswa SMA N 20 Palembang yang memiliki potensi kearifan lokal yang sama seperti daerah Indralaya Selatan dengan menerapkan pembelajaran fisika menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Kearifan Lokal. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif-Kuantitatif. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan angka-angka. Metode ini digunakan karena sesuai dengan tujuan penelitian yakni untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar fisika siswa kelas X melalui penerapan pembelajaran fisika menggunakan LKS berbasis kearifan lokal. Penelitian bermaksud untuk menggambarkan hasil penerapan pembelajaran fisika yang dideskripsikan dari aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar fisika siswa dan dengan memberikan Lembar Kerja Siswa tersebut. Apakah LKS efektif digunakan pada daerah yang berbeda dengan potensi kearifan lokal yang dimiliki daerah tersebut sama. Penilaian menggunakan Lembar Kerja Siswa berbasis kearifan lokal yang dipilih dan disesuaikan dengan tujuan. Variabel penelitian ini adalah hasil belajarsiswa kelas X pada konten pengetahuan fisika materi kalor dan perpindahannya. Sampel penelitian yaitu kelas X.6 yang berjumlah 34 siswa.Teknik pengumpulan data melalui tes dan wawancara. Data hasil tes akan diolah sesuai dengan teknik yang dilakukan komponen penilaian LKS. Data yang telah diolah akan dideskripsikan dan dihubungkan dengan hasil belajar fisika siswa. Berdasarkan hasil pengolahan data, analisis dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti selama berlangsungnya penelitian dapat dikemukakan beberapa kesimpulan yaitu: (1) Pembelajaran fisika menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis kearifan lokal efektif meningkatkan hasil belajar siswa kelas X di SMA Negeri 20 Palembang. Hasil posttest siswa secara klasikal menunjukan 75% mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu 70; (2) Hasil rata-rata N-gain menunjukkan bahwa kelas X.6 memperoleh rata-rata N-gain sebesar 0.606. Nilai tersebut di interpretasikan dalam kriteria N-gain, dan diperoleh informasi bahwa N-gain kelas tersebut dalam kategori sedang.
ANALISIS BUKU SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII SMP/MTs BERDASARKAN KATEGORI LITERASI SAINS Endah Wahyu; apit fathurohman; Sardianto Markos
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA Vol 3, No 2 (2016): JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jipf.v3i2.3837

Abstract

Buku teks pelajaran dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa. Buku siswa adalah buku teks yang dikeluarkan Kemendikbud yang mengacu pada PISA. PISA adalah salah satu program internasional untuk mengukur kemampuan literasi sains siswa berusia 15 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran literasi sains pada buku siswa IPA Kelas VIII SMP/MTs yang dikeluarkan oleh kemendikbud pada tahun 2014. Bab yang dianalisis yaitu Indera Pendengaran dan Sistem Sonar Pada Makhluk Hidup, Indera Penglihatan dan Alat Optik dan Sistem Tata Surya dan Kehidupan di Bumi.Data dijaring dengan lembar kategori yang berisi indikator-indikator literasi sains yang kemudian diidentifikasi pada setiap paragraf. Kemunculan indikator-indikator tersebut diubah ke dalam persentase untuk masing-masing kategori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori yang paling banyak muncul adalah kategori pengetahuan sains, yakni sebesar 46,3%. Kategori penyelidikan hakikat sain sebesar 30,2%, kategori sains sebagai cara berpikir sebesar 19,5% dan kategori interaksi sains, teknologi dan masyarakat sebesar 4,0%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa buku siswa yang dianalisis sudah merefleksikan keempat kategori literasi sains namun belum adanya keseimbangan pada keempat kategori tersebut, dimana kategori pengetahuan sains lebih ditekankan dan kategori interaksi sains, teknologi dan masyarakat mendapat proporsi yang paling sedikit.Tapi dari segi keluasan materi yang disajikan dalam buku siswa mata pelajaran IPA kelas VIII SMP/MTs sudah baik. Namun demikian, buku yang ideal belum tentu sesuai dengan kondisi siswa di sekolah, sehingga pemilihan buku ajar tetap harus disesuaikan dengan kondisi yang ada, khususnya kondisi siswa.Apabila buku teks yang dipilih tepat, diharapkan akan lebih meningkatkan pemahaman sains yang pada akhirnya dapat meningkatkan literasi sains.
PENGEMBANGAN PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA SEKOLAH I BERBASIS KETRAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA CALON GURU Murniati Murniati; Sardianto MS Siahaan; Muhammad Muslim
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA Vol 5, No 1 (2018): JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jipf.v5i1.5749

Abstract

Telah dikembangkan petunjuk praktikum fisika sekolah 1 berbasis ketrampilan proses sains bagi mahasiswa calon guru fisika. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik, valid dan praktis. Tugas utama tenaga pengajar di perguruan tinggi adalah melakukan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan Tri Darma Perguruan Tinggi. Pembelajaran dan penelitian memiliki kaitan yang erat dan saling menunjang. Tenaga pengajar selalu berusaha untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilakukan secara terus-menerus. Perbaikan dalam pembelajaran menjadi tanggung jawab dosen pengampu mata kuliah dan usaha dalam memperbaikinya salah satunya dapat dilakukan melalui penelitian. Hasil penelitian yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Pembelajaran fisika sekolah I diberikan pada semester V, merupakan mata kuliah wajib yang isi materinya mendalami struktur materi fisika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP).  Petunjuk praktikum yang diapakai dalam perkuliahan fisika sekolah 1 selama ini belum berbasis ketrampilan proses sains, untuk itu perlu  dikembangkan petunjuk praktikum berbasis ketrampilan proses sains. Petunjuk praktikum berbasis ketrampilan proses sains yang dikembangkan berbentuk ktrampilan proses sains dasar yang terdiri dari enam komponen yaitu keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Model pengembangannya mengacu pada model penelitian pengembangan 4-D yaitu Define (Pendefinisian), Design (Perancangan), Develop (Pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran), yang dibatasi sampai 3-D sesuai dengan tujuan penelitiannya. Hasil pengembangan petunjuk praktikum berbasis ketrampilan proses sains dari penilaian validator produk yang dihasilkan termasuk kategori sangat baik, sedangkan dari hasil ujicoba  penggunaan atau pemakaian terbatas dan ujicoba lanjut produknya termasuk kategori mudah menggunakannya.
PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU MATERI LISTRIK DINAMIS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS DASAR UNTUK SMP KELAS IX Sri Wulandari; Sardianto Markos Siahaan; Sudirman Sudirman
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA Vol 4, No 2 (2017): JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jipf.v4i2.5413

Abstract

Abstrak: Telah berhasil dikembangkan modul IPA terpadu materi listrik dinamis berbasis keterampilan proses sains dasar dan diujicobakan pada peserta didik SMP Negeri 1 Inderalaya Utara. Pada Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul IPA terpadu yang valid dan praktis. Pengembangan dilakukan dengan mengadaptasi model pengembangan produk oleh Rowntree dan metode evaluasi formatif Tessmer. Teknik pengumpulan data menggunakan walkthrough dan angket. Kevalidan modul ini dinilai oleh dua ahli yaitu materi dan ahli media. Dari hasil expert review diperoleh persentase rata-rata hasil penilaian dari ketiga ahli sebesar 82% dengan kategori sangat valid. Kepraktisan modul ini dilihat dari skor rata-rata angket pada tahap one-to-one evaluation dan small group evaluation. Dari tahap one-to-one evaluation didapatkan nilai rata-rata sebesar 92,22% dengan kategori sangat praktis. Dari hasil small group evaluation didapatkan nilai rata-rata sebesar 89,00% dengan kategori sangat praktis. Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa modul pembelajaran IPA terpadu yang dikembangkan sudah tergolong sangat valid dan sangat praktis.
PENDAMPINGAN PEMBUATAN ALAT PERAGA IPA SEDERHANA SEBAGAI UPAYA UNTUK MENCIPTAKAN KARYA INOVATIF BAGI GURU- GURU IPA SMP SE-KOTA LUBUKLINGGAU Ida Sriyanti; Sardianto MS; Muhammad Muslim; Melly Ariska
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA Vol 5, No 2 (2018): JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jipf.v5i2.7317

Abstract

Alat peraga merupakan salah satu komponen dalam proses mengajar yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat memvisualisasikan konsep abstrak yang sedang diajarkan menjadi lebih nyata. Dengan adanya alat peraga memungkinkan adanya transfer belajar yang baik karena dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa, sehingga peningkatan hasil belajar siswa. Dari hasil wawancara Dinas Pendidikan kota Lubuklinggau diperoleh informasi bahwa guru-guru yang mengajar IPA SMP se-kota Lubuklinggau dalam proses pembelajaran tidak banyak yang menggunakan alat peraga. Hal ini dikarenakan guru-guru tersebut belum memiliki kemampuan yang cukup jika alat peraga yang tersedia di sekolah memiliki teknologi yang tinggi serta adanya kesulitan untuk merancang dan membuat alat peraga IPA sederhana yang lebih inovatif yang berasal dari lingkungan sekitar sekolah (alam). Dari masalah yang ada maka guru-guru IPA SMP se-kota Lubuklinggau menyadari kekurangan mereka. Melalui Tim MGMP IPA SMP kota Lubuklinggau meminta bantuan kepada Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijiya untuk memberi pelatihan atau informasi mengenai pembuatan alat peraga IPA sederhana sehingga guru dapat menghasilkan karya yang inovatif. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di Lubuklinggau dengan peserta adalah anggota MGMP IPA SMP Lubuklinggau.