This study examines the psychological aspects of the main character in Pidi Baiq's novel Ancika using a descriptive qualitative approach. The analysis focuses on Sigmund Freud's psychoanalytic theory, which divides personality structure into three entities: id, ego, and superego. The research data consists of novel excerpts that show the psychological dynamics of Ancika, and are supported by literature related to psychological theory and the development of teaching materials. The results show that Ancika is a strong, idealistic, and independent figure, but also experiences inner conflict due to the interaction of the id, ego, and superego in facing daily problems, social relationships, and the search for identity. These findings indicate that Ancika's novel not only has cultural and social value but is also relevant as a literary teaching material to improve empathy, psychological understanding, and critical thinking skills of students. Thus, the integration of psychological analysis of characters in literary learning is expected to broaden students' horizons while supporting contextual and flexible educational programs. AbstrakPenelitian ini mengkaji aspek psikologis tokoh utama dalam novel Ancika karya Pidi Baiq dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Analisis difokuskan pada teori psikoanalisis Sigmund Freud yang membagi struktur kepribadian menjadi tiga entitas: id, ego, dan superego. Data penelitian berupa kutipan novel yang menunjukkan dinamika psikologis tokoh Ancika, serta diperkuat dengan literatur terkait teori psikologi dan pengembangan bahan ajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ancika merupakan sosok yang kuat, idealis, dan mandiri, namun juga mengalami konflik batin akibat interaksi id, ego, dan superego dalam menghadapi persoalan sehari-hari, hubungan sosial, dan pencarian jati diri. Temuan ini mengindikasikan bahwa novel Ancika tidak hanya memiliki nilai budaya dan sosial, tetapi juga relevan sebagai bahan ajar sastra untuk meningkatkan empati, pemahaman psikologis, dan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Dengan demikian, integrasi analisis psikologis tokoh dalam pembelajaran sastra diharapkan mampu memperluas wawasan peserta didik sekaligus mendukung program pendidikan yang kontekstual dan fleksibel.