Asrini Safitri
Departemen Gizi Universitas Hasanuddin, Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Dukungan Nutrisi pada Penderita Pemfigus Vulgaris dengan Hipoalbuminemia Berat Asrini Safitri; Suryani As'ad
UMI Medical Journal Vol 2 No 2 (2017): December 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.64 KB) | DOI: 10.33096/umj.v2i2.28

Abstract

Pemfigus vulgaris adalah penyakit autoimmune berupa bula yang bersifat kronik, dapat mengenai membran mukosa maupun kulit dan ditemukannya antibodi IgG yang bersirkulasi dan terikat pada permukaan sel keratinosit, menyebabkan timbulnya suatu reaksi pemisahan sel-sel epidermis diakibatkan karena tidak adanya kohesi antara sel-sel epidermis, proses ini disebut akantolisis dapat menyebabkan kerusakan kulit dan membran mukosa sehingga dapat terjadi kehilangan cairan dan ketidakseimbangan elektrolit, infeksi, bahkan sepsis
Nutrisi pada Pasien Tuberculosis dengan Geriatri Disertai Gizi Buruk Asrini Safitri
UMI Medical Journal Vol 3 No 2 (2018): December 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.936 KB) | DOI: 10.33096/umj.v3i2.44

Abstract

Pasien dikonsul dari bagian Interna divisi Pulmonologi untuk evaluasi dan penatalaksanaan gizi serta rawat bersama dengan diagnosis medis Tuberkulosis Paru on treatment BTA positif +atelectasis dan efusi pleura
Pengaruh Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar Asrini Safitri; Sri Wahyuni Gayatri; Arum Dwi Haerunnisa
UMI Medical Journal Vol 4 No 2 (2019): December 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/umj.v4i2.69

Abstract

Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di seluruh dunia terutama di negara berkembang. Prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia adalah lebih dari 70%. Konsumsi zat besi sangat diperlukan ibu hamil yang ditujukan untuk mencegah ibu dan janin dari anemia dan faktor risiko lainnya. Diharapkan ibu hamil dapat mengkonsumsi tablet Fe lebih dari 90 tablet selama kehamilan. Efek samping berupa gangguan perut pada pemberian besi oral menurunkan kepatuhan pemakaian secara massal, rata-rata hanya 15 tablet yang dipakai oleh wanita hamil. Mengetahui pengaruh kepatuhan konsumsi tablet besi terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar dengan sampel 32 ibu hamil yang dipilih secara accidental sampling. Data penelitian ini diperoleh melalui data primer dari hasil wawancara dan pengukuran kadar hemoglobin oleh peneliti. Hasil penelitian menunjukkan responden yang tidak patuh dengan kategori anemia sebanyak 13 orang (86,7%) sedangkan responden yang tidak patuh dengan kategori tidak anemia sebanyak 2 orang (13,3%). Responden yang patuh dengan kategori anemia sebanyak 9 orang (52,9%) sedangkan responden yang patuh dengan kategori tidak anemia sebanyak 8 orang (47,1%). Hasil análisis dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan nilai signifikan 0,06 (p<0,05) yang secara statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan antara tingkat kepatuhan dengan kejadian anemia pada ibu hamil karena nilai p > 0,05. Pada penelitian ini tidak didapatkan hasil yang signifikan antara pengaruh kepatuhan konsumsi tablet besi terhadap kejadian anemia pada ibu hamil trimester III.
Puasa pada Wanita Hamil dan Menyusui Nasrudin Mappaware; Erlin Syahril; Ida Royani; Aryanti Bamahry; Asrini Safitri; Nesyana Nurmadila; M Hamsah; Mona Nulanda
UMI Medical Journal Vol 5 No 1 (2020): UMI Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/umj.v5i1.88

Abstract

Berpuasa salah satu ibadah yang identik dengan berpantang, terutama untuk berniat, berucap, dan atau melakukan perbuatan yang merupakan pantangan demi mencapai kesempurnaan akhlak, dimana sifat-sifat Allah menjadi terpresentasikan dalam diri manusia. Kehamilan merupakan kondisi khusus yang hanya dihadapi oleh perempuan dan menjadi ujian yang sangat menegangkan bagi seorang perempuan. Banyak perubahan yang terjadi selama kehamilan berlangsung, baik dari psikis maupun fisik. Dalam Islam, perempuan yang tidak diharuskan berpuasa adalah perempuan hamil, mereka yang menyusui, mereka yang haid, dan para perempuan yang berada dalam masa nifas. Periode aman berpuasa bagi wanita hamil pada trisemester 1 dan 2 (di 4-6 bulan). Zat-zat yang diperlukan pada ibu hamil adalah protein, karbohidrat, zat lemak, mineral atau bermacam-macam garam; terutama kalsium, fosfor, dan zat besi (Fe); vitamin dan air. Kekurangan nutrisi pada ibu hamil dan menyusui dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti anemia, abortus pada ibu hamil, partus prematurus, inertia uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain. Sedangkan makan berlebihan pada ibu hamil dianggap untuk 2 orang, ibu dan janin, dapat menyebabkan komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsia, janin besar, dan sebagainya. Puasa pada ibu hamil dan menyusui tergantung pada kesehatannya saat itu serta ada izin dan pengawasan dari dokter. Maka dari itu hukum islam yang mengatur akan hal tersebut tidak mewajibkan seorang ibu hamil dan menyusui untuk berpuasa dan meng-qadha dengan berpuasa dihari lain ataupun membayar fidyah.
Perbedaan Status Gizi Penderita Tuberkulosis Paru Sebelum dan Sesudah Pengobatan Di RS Ibnu Sina Makassar Shofiyah Latief; Zulfahmidah zulfahmidah; Asrini Safitri; Edward Pandu Wiriansya; Muhamad Ilhamsyah Dandung
UMI Medical Journal Vol 6 No 1 (2021): Umi Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/umj.v6i1.133

Abstract

Latar belakang: Tercatat, angka prevalensi kejadian TBC di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 297 per 100.000 penduduk. Pada Sulawesi Selatan yang terkonfirmasi secara bakterilogis di antara semua pasien TB paru yang tercatat atau diobati mencapai 1,234 (20.97%) Hal ini belum mencapai target yang diharapkan. Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik komparatif dengan metode cross sectional dengan jumlah sampel 68 orang. Analitik data menggunakan Uji t sampel berpasangan. Hasil: Jenis kelamin laki-laki lebih tinggi sebesar 64,7% (44 orang) dan perempuan 35,3%(24 orang). Sampel pada usia tertinggi yaitu usia 18-28 tahun 26,5%(18 orang). Sampel sebelum pengobatan terbanyak dengan status gizi underweight 64,7%(44 orang). Sedangkan sampel sesudah pengobatan terbanyak dengan status gizi normal 51,5%(35 orang). Berdasarkan hasil analisis statistik didapatkan perbedaan yang signifikan antara status gizi pada penderita TB paru dewasa sebelum dan sesudah pengobatan. Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan antara status gizi pasien penderita TB paru dewasa sebelum pengobatan dan sesudah pengobatan.
TERAPI NUTRISI PADA PASIEN ABSES HEPAR LOBUS SINISTRA DENGAN PLEUROPNEUMONIA DAN SEVERE PROTEIN ENERGY MALNUTRITION Nevi Dwi Handayani; Suryani As’ad; Mardiana Majid; Asrini Safitri
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 5 No 1 (2022): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v5i1.90

Abstract

Abses hepar adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, jamur, yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim hati. Abses hati dapat berdampak buruk pada status gizi melalui asupan makanan yang berkurang, malabsorpsi, peningkatan katabolisme dan penyerapan nutrisi yang diperlukan untuk sintesis dan pertumbuhan jaringan. Wanita usia 73 tahun dikonsulkan dengan diagnosis abses hepar lobus sinistra dan adhesi ileum grade IV dengan Pleuropneumonia dan malnutrisi berat (Subjective Global Assesment Skor C dan Skor MNA 7). Pasien memiliki riwayat asupan yang kurang sejak 3 minggu terakhir karena nyeri perut. Terapi nutrisi diberikan 1200 kkal, ditingkatkan bertahap menjadi 1600 kkal sesuai kemampuan dan kondisi pasien, dengan komposisi protein 1.2-1.5 g/kg BB ideal/hari, karbohidrat 50% dan lemak 30-34.1 % diikuti dengan suplementasi zinc, Vitamin B kompleks, Vitamin C, Vitamin D, curcuma dan kapsul ekstrak ikan gabus. Terapi nutrisi pada abses hepar dengan pemenuhan makronutrien dan mikronutrien yang memadai dan imunonutrisi sangat penting untuk mencegah perburukan penyakit dan luaran pada pasien ini membaik.
STATUS GIZI WANITA USIA REPRODUKTIF TERHADAP PENYAKIT DIABETES MELITUS TIPE 2 Zulfitriani Murfat; Rasfayanah Rasfayanah; Rachmat Faisal Syamsu; Asrini Safitri; Nur Ashianty Hadijah
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v6i1.2919

Abstract

Nutritional status is the main parameter that is widely used in monitoring the suitability of daily nutritional intake with nutritional needs. Assessment of nutritional status is one way of measuring to detect a balance disorder between nutrients and daily needs that can trigger health problems, namely diabetes mellitus. This study uses the Literature Review method by referring to national and international articles that are relevant to the research study. There are 17 articles obtained through the Pubmed database, Clinical Key, Google Scholar and Openknowledgemaps from 2017 to 2021. Based on the analysis results of this research study, it can be concluded that women are more at risk of having a tendency to suffer from diabetes mellitus because physically there is an increase in nutritional status which is influenced by hormones. during preconception, pregnancy and menopause. Lifestyle changes are an effort to reduce risk factors for diabetes mellitus
Tatalaksana Gizi Pada Ibu Hamil Untuk Mencegah Risiko Stunting Pada Anak Di Puskesmas Jongaya Asrini Safitri; Sri Wahyuni Gayatri; Irna Diyana Kartika
Jurnal Pengabdian Kedokteran Indonesia Vol 2 No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1097.272 KB) | DOI: 10.33096/jpki.v2i1.129

Abstract

Stunting merupakan hambatan pertumbuhan yang diakibatkan kekurangan asupan zat gizi juga adanya masalah kesehatan yang berdampak pada perkembangan anak dari tahap awal yaitu saat konsepsi sampai tahun ke 3 atau ke 4 kehidupan anak, dimana keadaan gizi ibu dan anak merupakan faktor penting dari pertumbuhan anak. Stunting pada usia dini berhubungan dengan terjadinya gangguan tingkat kecerdasan anak, perkembangan psikomotorik dan kemampuan motorik halus. Stunting dipengaruhi oleh pendapatan keluarga, pengetahuan gizi ibu, pola asuh ibu, riwayat infeksi penyakit, riwayat imunisasi, asupan protein, dan asupan ibu. Asupan ibu terutama saat hamil merupakan salah satu faktor yang berperan penting. Gizi janin bergantung sepenuhnya pada ibu, sehingga kecukupan gizi ibu sangat memengaruhi kondisi janin yang dikandungnya. Ibu hamil yang kurang gizi akan menyebabkan gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan. Dilakukan kegiatan penyuluhan, pengukuran antropometri dan pembagian leaflet mengenai pentingnya asupan nutrisi selama kehamilan dalam mencegah risiko terjadinya stunting pada anak. Kegiatan ini dihadiri 40 orang ibu hamil umur kehamilan trimester I, II dan III. Selama kegiatan kami tetap melakukan protokol kesehatan. Dari hasil pengukuran antropometri didapatkan 6 orang ibu hamil pada trimester III,24 orang trimester II dan 7 orang dengan status gizi baik pada trimester 1. Sedangkan status gizi kurang didapatkan 1 orang ibu hamil pada trimester I dan 2 orang trimester II. Kesimpulan : Dalam mencegah risiko terjadinya stunting pada anak, perlu pemberian nutrisi yang tepat pada ibu hamil sejak di trimester pertama agar tidak terjadinya risiko malnutrisi yang akan berdampak pada anak nantinya
PENGARUH DANGKE PADA GDP DAN GD2PP PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) OBESITAS Tazkia Nurwahidah Anabanua; Asrini Safitri; Rezky Pratiwi L Basri; Zulfamidah Zulfamidah; Sigit Dwi Pramono
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 4 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i4.21123

Abstract

Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh dangke pada GDP dan GD2PP pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Obesitas. Penelitian ini merupakan penelitian experimental dengan desain yaitu Randomized Control Group Trial Pre-Post Design. Experimen pada penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat perlakuan sebelum dan sesudah diberikannya dangke pada GDP dan GD2PP pada tikus putih (Rattus Novergicus) yang mengalami obesitas. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang tikus beserta makan dan minum, timbangan digital, handscoon, masker, spoit, tabung darah EDTA, alat ukur gula darah, kamera digital. Bahan yang digunakan adalah hewan coba berupa tikus putih (Rattus novergicus) yang telah disiapkan khusus dan memenuhi kriteria dan ekstrak dangke. Data dikumpulkan dari analisis dan pengamatan kemudian dimasukkan dalam file komputer. Pengolahan, analisis, serta penyajian data dengan menggunakan program statistical programfor social sains (SPSS). Data dianalisis dengan menggunakan uji independent T-test/Mann-whitney test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar GDP pada tikus putih (Rattus Novergicus) obesitas kelompok intervensi sebelum 54,7±29,3 dan setelah pemberian dangke 61,6±21,0. Tidak terdapat hubungan antara pemberian dangke terhadap GDP pada tikus putih (Rattus Novergicus) obesitas (p-value 0,66). Kadar GD2PP pada tikus putih (Rattus Novergicus) obesitas kelompok intervensi sebelum 121,88±26,3 dan setelah pemberian dangke 132,5±32,3. Tidak terdapat hubungan antara pemberian dangke terhadap GD2PP pada tikus putih (Rattus Novergicus) obesitas (p-value 0,13).
Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Hiperkolesterolemia Pasien Rawat Jalan Penderita Jantung Koroner di RS Ibnu Sina Makassar Tahun 2021 Sarima Safitri; Ali Aspar Mappahya; Nurhikmawati; Wisudawan; Asrini Safitri
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 3 No. 8 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v3i8.257

Abstract

Perkembangan plak aterosklerotik di dalam arteri koroner dapat menyebabkan penyumbatan aliran darah, menghasilkan iskemia, yang dapat bersifat akut atau kronis. Salah satu indikator aterosklerosis pada pembuluh darah adalah Hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia ialah total kolesterol didalam darah dengan kadar kolesterolnya yang tinggi yakni ≥ 200 mg/dl. Terbukti bahwasanya tingginya kadar kolesterol berkaitan terhadap peningkatannya risiko penyakit jantung koroner. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadinya hiperkolesterolemia terhadap pasien rawat jalan yang menderita penyakit jantung koroner pada RS Ibnu Sina Makassar. Penelitian ini bersifat analitik desain Cross Sectional yang menggunakan data sekunder. Pasien dengan penyakit jantung koroner yang melakukan kunjungan ke poli jantung RS Ibnu Sina Makassar pada tahun 2021 ialah populasi didalam kegiatan penelitian ini. Pengambilan sampel dengan teknik total sampilng. Didapatkan total responden sebanyak 30 responden dengan presentasi kejadian hiperkolesterolemia didapatkan responden yang hiperkolestrolemia sebanyak 22 (73,3%) responden dan normal sebanyak 8 (26,7%) responden. Dan berdasarkan analisis faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian hiperkolesterolemia yaitu faktor usia dengan P-Value 0,001 (<0,05) serta riwayat penyakit kronis dengan P-Value 0,014 (<0,05). Disimpulkan bahwa terdapat hubungan dengan kejadian hiperkolesterolemia dengan faktor yang paling berpengaruh yaitu usia dan riwayat penyakit kronis.