Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

The Relationship between Non-Communicable Diseases History and Health-Related Quality of Life Endarti, Ajeng Tias; Handito, Agus
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 1 (2016): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (KEMAS) JULY 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v12i1.4853

Abstract

Disaster-prone population is vulnerable for suffering non-communicable diseases (NCDs) which become risk factors for poor quality of life (QoL). The study aims at investigating the effect of history of NCDs to the QoL. QoL was measured by WHODAS. NCDs with prevalence more than 1% were involved in analysis. Those NCDs included shortness of breath, diabetes, hypertension, joint disease and stroke. Among 1,872 respondents of Riskesdas, 7.7% of them have a poor QoL, suffering hypertension (8.7%), shortness of breath (7.3%) and asthma (6.9%). Risks of poor QoL six times higher among those with a history of PTM (PORadj 5.987; 95% CI 4.210-8.514) after adjusted by age, gender, education, socioeconomic status and region of residence. Stroke gives the greatest impact with POR 25.00 (95% CI 10.406 to 60.063). We recommend that the promotion and prevention of NCDs should be integrated with both mitigation-related and community resilience activities to disasters.
Situasi Tuberkulosis di Empat Kabupaten Kota di Pulau Sumatera dan Banten Ajeng Tias Endarti; Izza Suraya; Muttaqien Muttaqien; Adelia Ulya Rachman; Rizki Tsalatshita Khair M
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 14 No. 2: JUNI 2018
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.511 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v14i2.3780

Abstract

Situational and costing analysis of TB burden in district level is rarely conducted eventhough its importancesin planning, budgeting, costing and evaluating TB care services. Study conducted in Tangerang District,Tanggamus District, Metro City and Dumai City with mixed method approach. Quantitative data collection usedsecondary data to current situation and cost of TB programme. Meanwhile qualitative data collection throughround table discussion with stakeholders. TB incidence and success rate of medication were highest in TanggamusDistrict. Metro City had the highest incidence and cure rate. The highest TB costing were allocated in TangerangDistrict, Rp. 6.737.303.630,-. Within all regions, costing washighly allocated for drug. Problems in TB controlwere unstandardized TB care, underestimated data, lack of case finding, limited man power for TB programme,lack of CSR contribution, lack of promotive and preventive activity, bad stigma, difficulty in monitoring and evaluationand cantack survey, and specific issues among low income and worker population. TB control among thesefour regions were not optimized, the we recommend to developing the policy in district level as an umbrella tostrengthen the budget and cross-sectoralcollaboration.
Disability and Depression among Population Aged 18-59 Years in Central Sulawesi Province: Analysis of Riskesdas 2018 Ajeng Tias Endarti; Nydia Andriani; Eko Setyo Pambudi
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 16 No. 4: DESEMBER 2020
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.025 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v16i4.9826

Abstract

The prevalence of depression among the general population in CentralSulawesi was the highest in Indonesia (12.3%). Scholars revealed thatdisability was one of the main contributing factors of depression and in Central Sulawesi almost half of population was reported having disability (42.1%). This study was intended to identify the association of disability and depression in Central Sulawesi. Cross sectional design study was conducted with utilization of secondary data collection from Riskesdas 2018. Depression, as the main outcome, was assessed by the Mini International Neuropsychiatric Interview (MINI), meanwhile, disability was assessed by the WHODAS instrument. The relationship between these two variables was adjusted by several confounders, namely age, gender, marital status, educational status, and employment status. A 11,9% of 11,926 respondent aged 18-59 years old, was depressed and almost half of them reporting disability (42.1%) and among those who were disabled, one-fifth weredepressed. The risk of depression among respondents with disabilities was 3.25 times higher (p=0.000; 95% CI 2.9-3.6) compared to respondentswithout disability after controlled by confounders (gender, marital status,educational status, and employment status). It is recommended that routine mental health screening needs to be done at Posyandu, Posbindu and among patients at Primary Health Care. Besides, health promotion focused on physical activity in a community such as community gymnastics during theweekend.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) RUMAH TANGGA DI PULAU LANCANG KELURAHAN PULAU PARI KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN Nursa’adah Nursa’adah; Ajeng Tias Endarti
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 11, No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v11i1.67

Abstract

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga adalah upaya untuk memeberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan. Masyarakat sebagai salah satu indicator terciptanya kota sehat. Untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan PHBS masyarakat pada tatanan rumah tangga di Pulau Lancang, Kelurahan Pulau Pari Kecamatan, Kepulauan Seribu Selatan. Metode  Studi  cross sectional  dilaksanakan pada seluruh populasi penelitian yang tinggal di Pulau Lancang Kelurahan Pulau Pari. Populasi dalam penelitian ini adalah 923 KK dengan besar sampel 70 KK terpilih secara proposional melalui teknik random sampling. Hasil yangh didapat dari Rumah Tangga (RT) yang menerapkan PHBS sebanyak 20 responden (28,6%), dan yang tidak menerapkan PHBS sebanyak 50 responden (71,4%). Tidak adanya hubungan antara variabel dependen dan variabel independen.  Kesimpulan dan Saran: Disarankan pada Dinas Kesehatan Kepulauan Seribu, Puskesmas dan Kelurahan Pulau Pari untuk meningkatkan dan mensosialisasikan tentang PHBS kepada masyarakat untuk memperbaiki kesehatan masyarakat.  Kata Kunci: PHBS, Pulau Seribu
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT X JAKARTA Hardi Susanto; Ajeng Tias Endarti
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 10, No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v10i2.58

Abstract

Low Back Pain  (LBP) merupakan masalah kesehatan yang banyak dialami oleh tenaga kesehatan terutama perawat.  LBP dapat disebabkan oleh berbagai penyakit  muskuloskeletal,  gangguan psikologis dan mobilisasi yang salah.  Tujuan penelitian ini mengetahui faktor - faktor yang berhubungan dengan keluhan low back pain pada perawat di Rumah Sakit X Jakarta Tahun 2018.  Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain  cross sectional. Sampel penelitian meliputi 90 perawat di RS X dengan instrumen kuesioner secara  simple  random sampling  pada periode bulan Juni-Juli 2018. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square. Faktor risiko yang berhubungan dengan keluhan LBP yaitu umur (p value = 0,005), Indeks Massa Tubuh (p value = 0,007). Sedangkan faktor risiko yang tidak berhubungan yaitu aktivitas berulang, jenis kelamin, kebiasaan merokok dan kesegaran jasmani. Diharapkan pada perawat untuk menyesuaikan batas kemampuan punggung sesuai usia serta memperhatikan asupan gizi makanan dan bagi pihak RS dapat memberikan fasilitas penunjang terhadap pekerja yang memiliki keluhan LBP.  Kata Kunci : Low Back Pain, Perawat, Faktor risiko.
Hubungan Umur, Jenis Kelamin dan Lama Bekerja dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Petugas Kesehatan Di Pelayanan Kesehatan Radjak Group Tahun 2020 Erie Aditia; Ajeng Tias Endarti; Nur Asniati Djaali
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 7, No 2 (2021): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v7i2.687

Abstract

Berdasarkan data World Health Organization(WHO)diketahui bahwa 3 juta petugas kesehatan terpajan patogen darah (2 juta terpajan virus HBV, 0,9 juta terpajan HBC dan 170.000 terpajan virus HIV/AIDS). Hal ini salah satunya disebabkan oleh perilaku kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas kesehatan masih rendah, dari penelitian sebelumnya hanya 35,2% petugas kesehatan yang patuh dalam penggunaan APD sehingga mengakibatkan resiko yang dimiliki oleh petugas kesehatan pun akan semakin besar dan dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja.Mengetahui kepatuhan dan faktor yang terkait penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan Radjak Group.Desain penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian dilakukan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan Radjak Group yang terdiri dari 10 UPK dan 3 RS (Rumah Sakit). Responden pada penelitian ini yaitu sebanyak 172 orang petugas kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan Radjak Group yang terdiri dari profesi perawat dan petugas laboratorium, dengan metode sampling menggunakan purposive sampling serta dianalisis secara multivariat menggunakan regresi logistik.  Hasil penelitian didapatkan 57,56% petugas kesehatan yang patuh dalam penggunaan APD, sedangkan 42,44% petugas kesehatan tidak patuh dalam penggunaan APD. Hasil uji chi-squaredidapatkan variabel jenis kelamin memiliki hubungan terhadap kepatuhan dalam penggunaan APD dengan p-valuesebesar 0,005  (p0,05), sedangkan variabel umur dan lama bekerja tidak memiliki hubungan terhadap kepatuhan dalam penggunaan APD dengan p-valuesebesar 0,861 dan 0,863 (p0,05). Hasil analisis multivariatdidapatkan hasil variabel jenis kelamin merupakan variabel yang paling dominan terhadap kepatuhan penggunaan APD dengan nilai OR 5,984.Melakukan pengawasan yang ketat dengan penerapan sanksi kepada petugas kesehatan yang tidak patuh dalam penggunaan APD, konsisten mengadakan pelatihan secara berkala serta memastikan ketersediaan APD sesuai kebutuhan dengan memperhatikan kenyamanan dalam penggunaan APD. Kata Kunci : Alat Pelindung Diri, Petugas Kesehatan, Umur, Jenis Kelamin, Lama bekerja
Pengembangan Aplikasi Halo AK3 Berbasis Android Hybrid Sebagai Promosi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Tata Sutabri; Sutanto Priyo Hastono; Ajeng Tias Endarti; Nur Asniati Djaali; Yohanes Bowo Widodo
NUANSA INFORMATIKA Vol 16, No 2 (2022)
Publisher : FKOM UNIKU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.998 KB) | DOI: 10.25134/nuansa.v16i2.5936

Abstract

Terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja, banyak mengakibatkan korban jiwa serta kerusakan materi. Kecelakaan kerja dapat dicegah dan diminimalisir dengan penerapan program K3 yang dikelola oleh Ahli  K3 di setiap perusahaan. Perlindungan bagi tenaga kerja sangat penting sehingga mengharuskan pihak pengusaha memiliki ahli K3. Ahli K3 dibutuhkan sebagai kepanjangan tangan pemerintah dalam mengawasi keselamatan pekerja ditempat kerjanya. Pengembangan aplikasi Halo “AK3” berbasis android hybrid bertujuan untuk menjembatani dan memfasilitasi antara kebutuhan perusahaan dengan kepentingan Ahli K3 Umum. Sistem Aplikasi Halo “AK3” berbasis android hybrid dikembangkan untuk dapat dijalankan di berbagai media, seperti desktop, web, dan mobile device. Android merupakan aplikasi native, untuk  mengembangkan software (perangkat lunak)  berbasis  android menggunakan teknologi web sehingga dapat memanfaatkan teknologi hybrid. Adapun tahapan dalam pengembangan software atau perangkat lunak aplikasi, menggunakan SDLC (software development life cycle) model waterfall yang terdiri dari proses Investigasi, Analisis, Disain, Implementasi dan Evaluasi. Aplikasi ini memudahkan untuk mengakses database Ahli K3 Umum, yang tersimpan secara digital, sehingga data Ahli K3 tersebut, mudah dicari saat dibutuhkan. Pendataan secara online lebih efektif, karena dalam proses rekrutmennya tidak membutuhkan waktu yang lama. Aplikasi ini dapat menghemat waktu dan memperkecil biaya rekrutmen perusahaan untuk mendapatkan tenaga ahli K3 sesuai dengan ekspektasi dan kebutuhan perusahaan.
Pengaruh Disabilitas dan Cedera Terhadap Gangguan Mental Emosional Usia 18-24 Tahun di Provinsi DKI Jakarta Nydia Andriani; Ajeng Tias Endarti; Eko Setyo Pambudi
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 11 No 04 (2022): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v11i04.1577

Abstract

Peningkatan prevalensi Gangguan mental emosional (GME) di DKI Jakarta tahun 2013 sebanyak 5,7% menjadi 10,1% di tahun 2018, dimana usia muda 15-24 tahun mencapai 11,26%. Faktor yang berkontribusi pada kejadian GME diantaranya disabilitas dan cedera. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh disabilitas dan cedera terhadap kejadian GME di DKI Jakarta. Penelitian menggunakan data sekunder Riskesdas 2018 dengan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh penduduk usia 18-24 tahun di DKI Jakarta yang berhasil diwawancarai dalam Riskesdas 2018 sejumlah 1503 orang. Analisis data hingga multivariat dengan analisis regresi logistik model faktor risiko. Hasil penelitian menunjukkan hubungan disabilitas (Pv = 0,000; OR = 4,037), cedera cacat permanen (Pv = 0,005; OR = 3,262), cedera tidak cacat permanen (Pv = 0,000; OR = 3,026) dengan GME. Pada karekteristik responden, hanya pendidikan (Pv = 0,003; OR = 1,724) yang memiliki hubungan dengan GME. Faktor yang paling berpengaruh terhadap GME usia muda 18-24 tahun di DKI Jakarta adalah disabilitas dan cedera tidak cacat permanen. Rekomendasi yang dapat disampaikan seperti memberikan pelatihan kesehatan mental remaja bagi dokter jiwa, petugas kesehatan program jiwa, kader dan karang taruna, membentuk Posbindu disabilitas serta kunjungan rutin ke sekolah untuk pemeriksaan kesehatan fisik dan mental.
Faktor-Faktor yang Berkaitan Bersama Stres Kerja pada Dosen di Universitas MH. Thamrin Jakarta Agung Pratama; Sutanto Priyo Hastono; Ajeng Tias Endarti
Jurnal Kesehatan Masyarakat Perkotaan Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Kesehatan Masyarakat Perkotaan
Publisher : LPPM Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jkmp.v1i1.544

Abstract

Stres bisa mencuat pada setiap keadaan yang dirasakan manusia, terlibat didalamnya suasana serta lingkungan kerja. Apabila kondisi itu berlangsung mungkin mengganggu kehidupan fisik dan mental pekerja. Tenaga pengajar adalah suatu profesi yang sensitif menghadapi stres yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini yaitu melihat faktor-faktor yang berkaiatan bersama stres kerja pada dosen di Universitas MH Thamrin. Metide penelitian ini berupa kuantitatif menggunakan desain studi cross sectiona kepada 120 informan. Dari hasil penelitian terdapat 51,7% dosen yang mendapati stres berat. Masalah ini disebabkan menurut signifikan akibat varibel jenis kelamin (0,289), penghasilan ekonomi (0,144) dan kompensasi (2,861). Rekomendasi yang dapatd diberikan yaitu Pemimpin SDM wajib bertambah terdepan mengawasi dalam segi Penghasilan (Ekonomi), membagikan pujian terhadap karyawan terpilih demi menyemangati pekerja berbeda.Kata Kunci: Stres Kerja, Kasus Stres, Dosen, Pendapatan, pujian, jenis kelamin.
Analisis Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Riwayat Keterpaparan Covid-19 Terhadap Perilaku Petugas Medis, Paramedis dan Penunjang Medis dalam Penanganan Limbah Medis Brian Sri Prahastuti; Ajeng Tias Endarti; Dian Kusdian
Jurnal Kesehatan Masyarakat Perkotaan Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Kesehatan Masyarakat Perkotaan
Publisher : LPPM Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jkmp.v3i2.1601

Abstract

Data di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia (RS PMI) Bogor menunjukkan jika volume limbah medis meningkat dua kali lipat pada tahun 2021 dibandingkan pada tahun 2020. Hal ini terjadi karena adanya Covid-19. Pasien suspek Covid-19 di RS PMI ditangani 96 petugas kebersihan, 6 petugas laboratorium pinere, 43 paramedis dan 19 dokter jaga di ruang IGD dan 28 tenaga medis ruang perawatan isolasi pinere. Perlunya pengelolaan yang baik pada limbah karena hasil observasi yang dilakukan menemukan bahwa perilaku penanganan limbah yang buruk dari para petugas menyebabkan mereka terkena Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang paling mempengaruhi perilaku penanganan limbah medis di RS PMI Bogor. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain cross sectional dan melibatkan responden sejumlah 200 orang. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah kuesioner. Tahap pengumpulan data meliputi pengecekan data (editing data), pemberian kode (coding), proses (processing), dan pembersihan data (cleaning). Analisis data pada penelitian ini meliputi analisa univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan (p-value=0,002), sikap (p-value= 0,001), dan keterpaparan Covid-19 (p-value= 0,000) terhadap perilaku petugas medis, paramedis dan penunjang medis dalam penanganan limbah medis di RS PMI Bogor. Rekomendasi utama atas hasil penelitian adalah perlunya sosialisasi terkait Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam upaya penanganan limbah medis dan memberikan penyuluhan inklusif tidak hanya sebatas alternatif tapi sebagai prinsip mengenai tata kelola atas limbah.