Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Perdarahan Intrakranial Pasca Terapi Trombolisis Stroke Iskemik Akut pada Populasi Asia Beny Rilianto; Helda Helda
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 14, No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v14i1.860

Abstract

Terapi trombolisis dengan tPA (tissue Plasminogen Activator) merupakan terapi yang direkomendasikan pada stroke iskemik akut dengan onset kurang dari 4,5 jam. Namun terapi trombolisis memiliki komplikasi perdarahan intrakranial yang bervariasi di antara populasi diberbagai negara dan masih sedikitnya informasi perdarahan intrakranial pada populasi Asia. Penelitian dilakukan dengan metode kajian literature. Penelitian literature didapatkan dari data base online Google Scholar dan PubMed sesuai kriteria inklusi dan eksklusi ditemukan 11 artikel. Dari 11 artikel tersebut didapatkan pada populasi Asia perdarahan lebih tinggi jika menggunakan tPA dengan dosis standar dibanding dosis rendah. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko perdarahan adalah derajat stroke, waktu pemberian tPA sejak onset gejala dan riwayat diabetes melitus. Perdarahan intrakanial merupakan salah satu komplikasi fatal yang penting pasca terapi trombolisis yang dapat meningkat seiring dengan faktor risiko tertentu, dan bervariasi antar studi di beberapa negara.
CORONAVIRUS-RELATED ANXIETY WITH HYPERGLYCEMIA IN TYPE 2 DIABETES PATIENTS Kholisotul Hikmah; Helda Helda; Caroline Killeen
Jurnal Berkala Epidemiologi Vol. 10 No. 2 (2022): Jurnal Berkala Epidemiologi (Periodic Epidemiology Journal)
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jbe.V10I22022.111-120

Abstract

Background: COVID-19 might also predispose individuals to elevate blood glucose as the effect of anxiety. Blood glucose level is an important risk factor for the prognosis of disease among diabetes patients.  Purpose: This study aimed to assess the effect of Coronavirus-related anxiety with hyperglycemia incidence among type 2 diabetes patients. Methods: A cross-sectional study was conducted among 143 individuals with type 2 diabetes mellitus, from 25 January to 29 February 2021. This study was conducted both online and by assessing archives of medical records using random samples.  Results: A total of 143 respondents completed the questionnaire, with 59.44% females and 40.56% males. More than half of the respondents (55.94%) who reported hyperglycemia showed COVID-19 anxiety, and 51.05% of them experienced ≥ 8 years of diabetes. COVID-19 anxiety was associated positively with the risk of hyperglycemia among type 2 diabetes patients (PR>1). Severe worry about the pandemic had the highest risk of hyperglycemia compared to moderate and mild anxiety. This finding is confounded by diabetes duration (PR discrepancy >10% and PR>1 for ≥8 years long-duration). Conclusion: This study suggests a positive association between COVID-19 anxiety and hyperglycemia while the degree of anxiety is associated with an increased risk of hyperglycemia.
Association of Hypertension and Chronic Kidney Disease in Population Aged ≥18 Years Old Rizka Ramadhanti; Helda Helda
Molecular and Cellular Biomedical Sciences Vol 5, No 3 (2021)
Publisher : Cell and BioPharmaceutical Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21705/mcbs.v5i3.219

Abstract

Background: Chronic kidney disease (CKD) is a global public health problem, due to the increasing prevalence and incidence of kidney failure, poor prognosis, and required high costs for its treatment. Hypertension as the dominant risk factor for CKD also has a high prevalence which keep increasing in DKI Jakarta. This study aimed to determine the association between hypertension and the incidence of CKD in people aged ≥18 years old in DKI Jakarta Province.Materials and method: This was a quantitative research with an analytic cross-sectional study design. The data source used was secondary data obtained from Basic Health Research (Riset Kesehatan Dasar/Riskesdas) 2018. There were 7,141 samples that matched the inclusion and exclusion criteria.Results: The proportion of CKD and hypertension in people aged ≥18 years old in DKI Jakarta Province were 0.5% and 16.6%, respectively. There was a significant association between hypertension and CKD with a prevalence odds ratio (POR) of 3.140 (95% CI: 1.527-6.453) after being adjusted by the age variable. Several other characteristics such as age (POR = 3.912; 95% CI: 1.932-7.918), diabetes mellitus (POR = 3.412; 95% CI: 1.405-8.285), heart disease (POR = 7.323; 95% CI: 3.158- 16.982), and physical activity (POR = 2.324; 95% CI: 1.148-4.703) were also significantly associated with the incidence of CKD.Conclusion: Someone who has hypertension has 3.14 times (95% CI: 1.527-6.453; p-value = 0.002) chance of suffering from CKD compared to someone who does not have hypertension after being controlled by the confounding variable, age.Keywords: chronic kidney disease, hypertension, DKI Jakarta, Basic Health Research 2018
ANALISIS PRIORITAS MASALAH PENYAKIT MENULAR DI KOTA BUKITTINGGI Fitri Aulia; Helda Helda; Eka Budi Satria
HUMAN CARE JOURNAL Vol 7, No 1 (2022): Human Care Journal
Publisher : Universitas Fort De Kock

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32883/hcj.v7i1.1518

Abstract

Sejumlah penyakit menular di Kota Bukittinggi masih menunjukkan peningkatan angka kasus maupun angka kematian. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis situasi masalah penyakit menular dan menetapkan prioritas masalah penyakit menular di Kota Bukittinggi. Penelitian ini adalah sebuah asesmen yang bersifat deskriptif. Penelitian yang dilakukan pada bulan Desember 2020-Maret 2021 ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menganalisis situasi penyakit menular melalui review dokumen Profil Kesehatan Kota Bukittinggi dan laporan Bidang Kesmas dan P2P Dinkes Kota Bukittinggi tahun 2016-2019. Pendekatan kualitatif berguna untuk menetapkan prioritas masalah penyakit menular yang dilakukan melalui wawancara mendalam dengan panel expert. Penyakit menular seperti TB, pneumonia, HIV/AIDS, diare, DBD, dan rabies masih menjadi masalah di Kota Bukittinggi. Berdasarkan hasil skoring, didapatkan pneumonia sebagai penyakit yang memiliki magnitude masalah yang paling luas. Jika dilihat dari keseriusan masalah, TB menempati urutan teratas sebagai penyakit dengan masalah yang paling serius. Walaupun begitu, TB bersama dengan malaria dianggap menjadi penyakit yang memiliki intervensi yang paling efektif. Sedangkan dari faktor kesetaraan, pneumonia menjadi penyakit yang paling tidak merata dan dari faktor pemosisian, rabies menjadi penyakit yang dianggap memiliki kapasitas yang paling rendah dalam hal kolaborasi dengan stakeholder. Secara keseluruhan, TB menjadi prioritas masalah penyakit menular di Kota Bukittinggi.
RELATIONSHIP BETWEEN HYPERTENSION AND COVID-19 DEATHS, CASE CONTROL STUDY Elviza Rahmadona; Helda; Musfardi Rustam
Jurnal Kesehatan Vol 15 No 1 (2022): JURNAL KESEHATAN
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/kesehatan.v15i1.25501

Abstract

One of the most comorbidities to Covid-19 patient in Indonesia is hypertension, which is 52,1% in confirmed cases and 19,2% in mortality cases and be ranked first of comorbidities in Covid-19 patient. This study was aimed to determine association hypertension to Covid-19 patient death for April 2020 – July 2021 based on medical record data of inpatient at RSUD Arifin Achmad – Riau Province. Methods This is a case control study, which is cases were the death patient and controls were non-dead patient based on medical record data through SIMRS app. This study analyze 93 cases and 200 controls include in inclusion criteria which has been tested PCR. The data was analyzes use chi-square test and logistic regression. Result Based on the result, that was found association between hypertension to mortality of covid-19 but have protective risk to patient in adjusted OR = 0,0661 (95% CI = 0,026 – 0,171, p value <0,0001) after controlled by age, sex, diabetes, COPD, CVD and domicile. This study result have limitation yet that is misclassification non differential and available data in medical record patient through SIMRS app so it didn’t have any strong association. A low association was found between hypertension to mortality of Covid-19 with OR adjusted = 0,0661 (95% CI = 0,026 – 0,171, p value = <0,0001) in inpatient at RSUD Arifin Achmad Province of Riau after controlled by age, sex, diabetes, COPD, CVD and domicile.
Lama Rawat Inap Pasien Terkonfirmasi COVID-19 di Rumah Sakit Universitas Indonesia dan Faktor yang Mempengaruhinya. Rizka Fahmia; Helda Helda; Astuti Yuni Nursari
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Department of Epidemiology, FoPH, UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/epidkes.v6i1.5004

Abstract

Banyaknya kasus COVID-19 membuat daya tampung fasilitas kesehatan hampir tidak mencukupi untuk memberikan pelayanan medis rawat inap yang memadai pada pasien COVID-19. Studi yang dilakukan di beberapa negara seperti China, Beijing, Vietnam, Amerika Serikat melaporkan durasi dan faktor resiko rawat inap pasien COVID-19 yang bervariasi. Namun, saat ini penelitian tentang durasi dan faktor resiko lama rawat inap pasien COVID-19 di Indonesia masih terbatas. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor resiko lama rawat inap pasien terkonfirmasi COVID-19 di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI). Desain studi potong lintang dilakukan pada 266 pasien terkonfirmasi COVID-19 yang dirawat inap di RSUI selama Maret sampai dengan September 2020. Studi ini menilai faktor resiko usia, jenis kelamin, area tinggal, gambaran radiologi, pekerjaan, gejala, keparahan penyakit, komorbiditas, jumlah obat pada hari pertama rawat, dan status PCR saat akhir rawat. Data berasal dari rekam medis elektronik RSUI. Analisa data melalui uji chi square, Kruskal-Walis dilakukan untuk melihat perbedaan variabel kategorik dan numerik. Selain itu, analisa multivariat regresi logistik dilakukan untuk menentukan prediktor lama rawat inap pasien terkonfirmasi COVID-19 di RSUI. Hasil penelitian didapatkan bahwa median lama rawat inap adalah 13 hari (range 3 – 74 hari). Adapun prediktor rawat inap lebih panjang (>14 hari) adalah pada pria (OR 1,80, 95%CI  1,03 – 3,15), dan pasien dengan gambaran pneumonia (OR 1,68, 95%CI  0,95 – 3,00), diabetes mellitus (OR 3,48, 95%CI  1,11 – 10,92), demam (OR 2,30, 95%CI  1,31 – 4,05), anosmia (OR 4,10, 95%CI  1,60 – 10,48), keparahan sedang (OR 1,64, 95%CI  0,88 – 3,06), keparahan berat (OR 13,31, 95%CI  1,64 – 107,72). Disimpulkan bahwa tingkat keparahan berat, anosmia, diabetes mellitus, demam, pasien pria dan gambaran pneumonia merupakan faktor resiko signifikan yang berhubungan dengan lama rawat inap pasien terkonfirmasi COVID-19 di RSUI Depok. Pasien dengan faktor resiko tersebut diatas untuk lebih diprioritaskan dalam penanganan medis karena rentan terhadap lama rawat inap yang panjang.
Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Resiliensi Keluarga Penderita Stroke Iskemik Serangan Pertama di RS Otak Dr. Drs. M. Hatta (RSOMH) Bukittinggi 2022 Helda Helda; Sukarsi Rusti; Mira Maryani Latifa; Renti Mahkota
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Department of Epidemiology, FoPH, UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/epidkes.v6i1.5876

Abstract

Penyakit stroke menjadi salah satu penyebab kematian tertinggidan merupakan penyumbang ketiga kecacatan secara global.Jenis stroke yang paling umum terjadi di Indonesia adalah strokeiskemik. Sebagian besar penderita stroke mengalami penurunankognitif dan motorik yang menyebabkan keterbatasan padapenderitanya dalam melakukan aktivitas sehingga keluargamemegang peranan penting pada kondisi penderita stroke.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkatpendidikan dengan resiliensi keluarga penderita stroke iskemikserangan pertama. Penelitian ini adalah studi kuantitatif dengandesain penelitian cross-sectional yang menggunakan data primerpada bulan Januari-Februari 2022 di poli rawat inap RumahSakit Otak Dr. Drs. M. Hatta Bukittinggi (RSOMH). Sampelpenelitian adalah keluarga dan penderita stroke iskemik di RSOMHyang berjumlah 229 orang berdasarkan kriteria inklusi.Pengumpulan data menggunakan instrumen resiliensi keluarga(RESILIENSI-GA). Analisis data menggunakan analisis univariat,analisis bivariat dengan uji chi-square dan analisis multivariatmenggunakan Regresi Logistik Multivariat model kausal. Hasilanalisis diperoleh bahwa 66,4% keluarga memiliki skor resiliensisedang dan tinggi. Keluarga pasien yang memiliki tingkatpendidikan tinggi memiliki asosiasi dengan resiliensi keluargayang baik yakni 1,9 kali lipat dibandingkan dengan pendidikanrendah setelah di kontrol variabel sosial ekonomi dan umur (POR1,960, CI 95%: 1,20-1,62). Ketahanan keluarga pada pasienstroke merupakan suatu hal yang penting, mengingat dampakfisik dan psikis yang ditimbulkan oleh stroke. Dalam penelitianini terdapat asosiasi antara pendidikan dengan resiliensi keluarga pasien stroke setelah di kontrol variabel sosial ekonomi dan umur.
Analisis Masalah Penyakit Menular Prioritas di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat: Analysis of Priority Infectious Disease Problems in Bogor Regency, West Java Province Marlya Niken Pradipta; Helda Helda; Adang Mulyana
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 6 No. 3: MARCH 2023 -Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v6i3.3060

Abstract

Latar Belakang: Penyakit yang dapat dicegah dengan Imnunisasi (PD3I), penyakit menular dan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh vector masih menjadi permasalahan yang belum terselesaikan di Kabupaten Bogor. Tujuan: Untuk mengidentifikasi, menentukan prioritas dan penyebab masalah penyakit menular di kabupaten Bogor. Metode: Metode studi ini adalah kuantitatif dan kualitatif dengan melakukan review profil Kesehatan dan data terkait lainnya pada tahun 2016 hingga 2020 secara deskriptif. Penentuan prioritas masalah menggunakan metode PAHO- Adapted-Hanlon dengan melakukan wawancara kepada 7 orang LP/LS di Dinas Kesehatan kabupaten Bogor serta analisis penyebab masalah menggunakan metode Root Cause Analysis. Hasil: Identifikasi prioritas masalah penyakit menular di Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut: terdapat 48.064 kasus COVID-19 dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,43%. Case Notification Rate (CNR) TB sebesar 168 diantara 100.000 penduduk dengan CFR sebesar 1,06 %. Terdapat 417 kasus HIV serta 216 kasus AIDS dengan CFR 3,3%. Prevalensi kusta sebesar 0,36 diantara 100.000 penduduk. Cakupan penemuan kasus pneumonia balita sebesar 13,15%, Incidence Rate (IR) Diare sebesar 16,1 diantara 1000 penduduk. IR Filariasis sebesar 1,28 diantara 100.000 penduduk, dengan CFR sebesar 20,5%. IR DBD sebesar 21,3 kasus diantara 100.000 penduduk, dengan CFR 0,85%. Tidak terdapat kasus campak, ditemukan 4 kasus difteri. AFP rate 0,29 diantara 100.000 penduduk. Berdasarkan hasil analisis tersebut, COVID-19 menjadi prioritas masalah penyakit menular pertama di Kabupaten Bogor dengan skor 60, prioritas kedua adalah Tuberkulosis dengan skor 35,2 dan prioritas ketiga adalah difteri dengan skor 29,7. Kesimpulan: Perioritas masalah penyakit menular di Kabupaten Bogor adalah COVID-19, prioritas ini didukung dengan tingginya mortalitas dan morbiditas COVID-19. Transmisi penyakit COVID-19 menjadi akar penyebab masalah yang perlu ditanggulangi. Peningkatan penerapan protokol kesehatan, jumlah layanan tracing, testing serta vaksinasi diharapkan dapat menjadi upaya penanggulangan COVID-19 di Kabupaten Bogor.
The attitude of preventing opportunistic infections among PLHIV/AIDS attending non-governmental organization (Kuldesak) Depok City, Indonesia Talitha El Zhafira Hadi; Helda Helda
Malahayati International Journal of Nursing and Health Science Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/minh.v6i1.7516

Abstract

Background: The number of people living with HIV and AIDS (PLWHA) is increasing and it has become a pandemic in various parts of the world. However, there are still limited AIDS countermeasures in preventing death, one of which is by reducing opportunistic infections.Purpose: To determine the factors associated with the attitude of preventing opportunistic infections among PLHIV/AIDS attending non-governmental organization (Kuldesak) Depok City, IndonesiaMethod: An analytic research with a cross-sectional research design which aims to determine the relationship between the independent variables and the dependent variable. The number of samples in this study were 71 PLHIV attending non-governmental organization “Kumpulan Dengan Segala Aksi Kemanusiaan” (Kuldesak) Peer Support Group (PSG)  Depok City, Indonesia. Samples were taken using a non-random sampling technique with purposive sampling.Results: Obtained that three variables influenced the attitudes to prevent opportunistic infection in PLWHA, namely perceived susceptibility (AOR = 4,98; 95% CI = 1,459-17,029), perceived severity (AOR = 4,04; 95% CI = 1,161-14,079) and perceived benefit (AOR = 7,13; 95% CI = 1,846-27,601).Conclusion: Almost half of all respondents in the Kuldesak Peer Support Group (PSG) Depok City have a low attitudes to prevent opportunistic infection. Perceived benefit was the most dominant predictor in determining attitudes to prevent opportunistic infection.Suggestion: In order to further develop this research and provide education so that the attitude of OI preventing, especially in PLWHA, is better than before.
Prevalence of Geriatric Syndromes in Elderly Undergoing Chemotherapy Rizka, Aulia; Helda, Helda; Prasetyawaty, Findy; Hanjani, Arcita
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 9, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction. Geriatric syndromes is associated with poor survival, poor quality of life and increased chemotoxicity risk in elderly receiving chemotherapy. Geriatric syndromes is currently not routinely evaluated in pre-chemotherapy clinical setting. This study aimed to identify the prevalence of some geriatric syndromes in elderly patients undergoing chemotherapy.Methods. This study is part of primary study investigating geriatric syndromes in elderly with cancer. A descriptive cross sectional study during March 2020 – March 2021 was conducted to elderly patients before chemotherapy administration in Cipto Mangunkusumo Hospital, a national referral hospital in Jakarta. Patients were recruited consecutively. Patients underwent Comprehensive Geriatric Assesment (CGA), including nutritional, depression, sarcopenia risk assessment, frailty, cognitive assessment, as well as medication review.Results. Total of140 elderly subjects were recruited with mean age of 66 years old. 52% subjects were women and 67% with solid tumor. As many as 80% subjects were having malnutrition, 40,6% were frailt, 40,3% were at high risk of sarcopenia, 14,1% with depression, and 19,1% were having cognitive impairment. Of all subjects, 24,1% have more than 3 diagnosis of geriatric syndromes.Conclusion. As geriatric syndromes are prevalent among elderly subjects receiving chemotherapy, routine identification would be useful to improve cancer treatment result.
Co-Authors Adang Mulyana Afrizal Tanjung Ajeng Tias Endarti Ansariadi Ansariadi Arcita Hanjani, Arcita Ariyanti, Firna Armenda, Yulia Astuti Yuni Nursari Audita, Fatira R. Aulia Rizka, Aulia Azzumar, Farchan Beny Rilianto Budhi Antariksa Caroline Killeen Cumayunaro, Ayuro Dahlan, Asmita Dwinata, Indra Eka Budi Satria Elviza Rahmadona Falah, Sadiah Nurul Fariani Syahrul Febriyanti, Syeri Fetty Ismandari Fetty Ismandari Findy Prasetyawaty, Findy Fitri Aulia Fitriani, Wulan Fujiasti, Yovella Medhira Handari, Rahma Dewi Hasyim, Irva Zulviya Helwiah Umniyati Hendraswari, Desyana Endarti Herawati, Yanti Hidajah, Atik C. Hikmah, Kholishotul Hikmah, Kholisotul Ibna, Reihana Ramadlani Kawi, Nurhayati Kholisotul Hikmah Komalasari, Dini P. Komalasari, Wuri Latifah, Mira Maryani Lestari, Andini Putri M Ibraar Ayatullah Magdalena S, Purnama Marlia, Sri Marlya Niken Pradipta Melinda, Gea Mira Maryani Latifa Muchlisa, Nurul Novarisa, Nessa Nurcandra, Fajaria Nurrofiq, M. Fajar Pagihuddin, Mukjizat Pratiwi, Endah Dwi Prihartono, Nurhayati Adnan Prisandy, Lucky Purbasari, Utami Rachmawan, Yogi Puji Rahmad Mulyadi, Rahmad Rahmadani, Sekar A. Rajab, Nurfadilah M. Ramadhani Ramadhani Ramadhania, Shabrina A. Renti Mahkota Rezavitawanti, Rezavitawanti Rilianto, Beny Rizka Fahmia Rizka Ramadhanti Robbani, Syifa Rufaidah, Melia Fatrani Rustam, Musfardi Sakanti, Anggiasih Salamah, Qonita Nur Sihombing, Intan Ully Athalia Stefani, Sheila Sudarto Ronoatmodjo Sudaryo, Mondastri Korib Sugiarti, Restya Sri Sukarsi Rusti Talitha El Zhafira Hadi Tamaria Panggabean Tauhidah, Sarah At Thamrin Thamrin Tri Wurisastuti Utami, Fenia Utami, Risa P. Wahyono, Tri YM. winna, winna Witri Pratiwi Woro Riyadina