Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner

IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI GEN CALPAIN (CAPN1) PADA KAMBING KACANG (Identification and Characterization of the Calpain Gene (CAPN1) in Kacang Goat sri rezeki; T Zahrial Helmi; Herrialfian Herrialfian; M Hasan; M Jalaluddin
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 3, No 4 (2019): AGUSTUS-OKTOBER
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v3i4.7829

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan dan karakteristik gen calpain untuk perbaikan mutu genetik pada kambing kacang (Capra hircus). Sampel penelitian yang digunakan adalah darah yang diambil dari 5 ekor kambing kacang yang dipelihara di UPT Hewan Coba FKH Unsyiah Banda Aceh. Tahap pertama dilakukan isolasi DNA dari darah, tahap kedua dilakukan elektroforesis, hasil ekstraksi kemudian dilanjutkan dengan optimasi suhu annealing, amplifikasi dan sekuensing. Hasil sekuensing dianalisis menggunakan software program Basic Local Alignment Search Tool (BLAST) dan Clustal W dari program Mega 6.01. Hasil optimasi suhu annealing diperoleh suhu 56°C merupakan suhu yang tepat untuk melakukan amplifikasi. Semua sampel yang diteliti amplifikasi gen calpain diperoleh hasil sepanjang 709 bp sesuai dengan primer yang digunakan. Hasil analisis program BLAST dan program Mega 6.01. menunjukkan kekerabatan yang sangat dekat, ditandai dengan berada pada satu cabang dari pohon filogenetik dan hasil urutan gen calpain (CAPN1) kambing kacang (Capra hircus) memiliki kedekatan dengan gen calpain Capra hircus breed Barbari sebesar 98%. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gen calpain pada kambing kacang yang teramplifikasi sepanjang 709 bp, dan mempunyai kedekatan sekuen nukleotida dengan gen calpain pada beberapa jenis kambing lainnya dan dapat digunakan untuk perbaikan mutu genetik kambing kacang.(The aim of this research was to find out the presence and characteristics of calpain genes for the improvement of genetic quality in kacang goat (Capra hircus). The sample for research using blood taken from 5 Capra hircus which kept in UPT Animal Laboratory of FKH Unsyiah, Banda Aceh. The first stage is DNA isolation from blood, the second stage is electrophoresis, the extraction then continued with optimization of annealing temperature, amplification and sequencing. The results of sequencing analyzed using software program named Basic Local Alignment Search Tool (BLAST) and Clustal W from program Mega 6.01. Annealing temperature optimization results obtained temperature of 56 ° C is the proper temperature to do amplification. All samples studied with calpain gene amplification gained results of 709 bp according to the primary used. Results of BLAST program analysis and Mega 6.01 program. shows a very close genetic relationship, characterized by being on the same branch of phylogenetic tree and the result sequence of  calpain gene (CAPN1) of the goat (Capra hircus) possessing proximity to the calpain genes Capra hircus breed of Barbari by 98%. The results of this study can be concluded that the calpain gene in Capra hircus is amplified by 709 bp, and has the adjacency of nucleotide sequence with the calpain gene in some other types of goats and can be used as a genetic improvement for Capra hircus).
pengaruh domestikasi terhadap jenis pakan pada biawak air (varanusa salvator) simeon uropdana; Mulyadi Adam; M Hasan
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 1, No 3 (2017): MEI - JULI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.463 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v1i3.3438

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh domestikasi terhadap jenis pakan biawak air (Varanus salvator ) dengan pemberian jenis pakan jangkrik dan udang. Dalam penelitian ini digunakan 8 ekor biawak air yang telah didomestikasi (BD), dengan kisaran umur 2-6 bulan dengan berat badan 30-40 g, panjang 20-30 cm dan diberi perlakuan selama 30 hari. Biawak air dibagi ke dalam dua kelompok, kelompok pertama diberikan pakan jangkrik (K I) pada pagi dan sore hari sedangkan kelompok kedua diberikan pakan udang (K II) dengan waktu yang sama. Hasil dari penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pakan biawak air domestikasi yang dikonsumsi pakan jangkrik adalah 16,47±1,77 g dan pakan udang 11,08±1,18 g tidak berbeda nyata (P0,05). Dapat disimpulkan bahwa domestikasi dari biawak air tidak berpengaruh terhadap jenis pakan.ABSTRACT This study aims to determine the effect of domestication on feeding behavior of water monitor lizard (Varanus salvator) that fed with crickets and shrimps. This study used eight water monitor lizard aged range from 2-6 months, 20-30 cm in long and 30-40 g in weight. The water monitor lizard are divided into two groups, the first groups was given crickets (KI) and the second groups was given shrimps (KII)  in the morning and in the afternoon for 30 days. Data collected was analyzed using t-test. From this studied showed that water monitor lizard consumed crickets and shrimps 16,47±1,77 g and 11,08±1,18 g (P0,05). The result of the present study show that domestication did not effect types of feed of water monitor lizard
JENIS LALAT PENGHISAP DARAH SEBAGAI VEKTOR POTENSIAL SURRA PADA KUDA DI ACEH TENGAH (Types of Hematophagus Fly as the Potential Vector of Surra in Horse in Aceh Tengah District) Aulia Rahmi; Yudha Fahrimal; M Hasan
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 3, No 3 (2019): MEI - JULI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (945.755 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v3i3.11214

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis lalat penghisap darah sebagai vektor potensial Surra pada kuda di empat Kecamatan di Kabupaten Aceh Tengah. Koleksi sampel dilakukan pada peternakan kuda yang ada di Kecamatan Bebesan, Lut Tawar, Bintang dan Pegasing. Dalam penelitian ini masing-masing lokasi dipasang perangkap lalat tipe NZ1 trap yang ditempatkan di sekitar kandang berjarak sekitar ± 10 m dari kandang selama 24 jam dan menggunakan tangguk serangga (sweepnet) yang dilakukan pada daerah dalam kandang. Lalat dieuthanasi menggunakan alkohol 70% kemudian disimpan dalam botol sampel. Seluruh sampel yang diperoleh dari setiap lokasi diidentifikasi menggunakan kunci identifikasi. Hasil yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian yang dilakukan pada kuda di Kabupaten Aceh Tengah diperoleh 2 (dua) jenis lalat penghisap darah yaitu S. calcitrans dan H.  irritans. Dapat disimpulkan bahwa kuda di Kabupaten Aceh Tengah terinfestasi S. calcitrans dan H. irritansKata kunci: Kuda, lalat penghisap darah, SurraABSTRACT               This study aims to identify blood-sucking flies as the potential vector of surra in horse in Aceh Tengah District. The collection of samples were carried out on farms in Bebesan, Lut Tawar, B andintang and Pegasing subdistricts. In this study, NZ1 trap  was installed in each location about ± 10 m from the istal for 24 hours and using insect net (sweepnet) inside the enclosure area. The fly was euthanized using 75% alcohol in sample bottle. All samples obtained from each location were identified using identification keys. The result of this study was analyzed descriptively. The results of study conducted in the livestock in Aceh Tengah district obtained 2 blood-sucking flies, S. calcitrans and H. irritans. It is concluded that hematophagus flies that infest horse in Aceh Tengah District are S. calcitrans and H. irritans.Key words: Horse, Hematophagus fly, Surra
KEMAMPUAN ANALGESIK EKSTRAK METANOL DAUN KELOR (Moringa oleifera) PADA MENCIT (Mus musculus) YANG DIBERI RANGSANGAN PANAS PADA TELAPAK KAKI (The Analgesics Ability of Methanolic Extract of Moringa oleifera in Mice (Mus musculus) That was Given Heat Stimulation on Soles of The Feet Nafsul Muthmainnah A; Rinidar Rinidar; M Hasan
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 2, No 3 (2018): MEI - JULI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.148 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v2i3.8563

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengetahui kemampuan ekstrak metanol daun kelor (Moringa oleifera) sebagai analgesik menggunakan metode hot plate. Hewan coba yang digunakan 25 ekor mencit jantan berumur 3 bulan dan berat 25-30 gram. Penelitian ini menggunakan rancangan split-plot dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. P1 sebagai kontrol negatif diberi akuades, P2 sebagai kontrol positif diberi meloksikam dan P3, P4, dan P5 diberi ekstrak metanol daun kelor masing masing dosis 25 mg/kg bb, 50 mg/kg bb, dan 75 mg/kg bb. Pengujian nyeri pada mencit menggunakan metode hot plate. Respon nyeri diamati pada menit ke 10, 40, 70, 100, dan 130. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan analgesik di menit ke 10 (t1) kelompok P1, P2, P3, P4 tidak berbeda nyata (P0,05) terhadap P0 (kontrol), sedangkan di menit ke 40, 70, 100, 130 (t2, t3, t4, t5) berbeda nyata (P0,05) dengan kelompok P0. Pada Kelompok P4 di menit ke 100 dan 130 berbeda nyata (P0,05) terhadap P1. Kesimpulan menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun kelor (Moringa oleifera) mempunyai kemampuan sebagai analgesik dan pada dosis 75 mg/kg bb (P4)  memiliki kemampuan yang lebih baik dari meloksikam sebagai analgesik pada mencit.Kata Kunci : Analgesik, Daun kelor, Meloksikam, Hot plate.  ABSTRACT                    This study aimed to determine the ability of metanolic extract of kelor leaf (Moringa oleifera) as an analgesic using hot plate method. There were 25 male mice 3 months old and 25-30 grams weight used in this experiment. This study used a split-plot design with 5 treatments and 5 replications. P1 was a negative control given distilled water, P2 was positive control given meloxicam and P3, P4, and P5 given leaf methanolic extract at 25 mg/kg bb, 50 mg/kg bb, and 75 mg/kg bb each dose. Pain examination on mice was using hot plate method and observed at 10th, 40th, 70th, 100th, and 130th minutes. The results showed that analgesic ability at 10 min (t1) P1, P2, P3, P4 did not differ significantly (P 0.05) to P0 (control), while at 40 minutes, 70, 100, 130 (t2, t3, t4, t5) were significantly different (P 0.05) with group P0. In group P4 at 100 and 130 minutes was significantly different (P 0.05) against P1. The conclusion showed that methanolic extract of kelor leaf (Moringa oleifera) had analgesic ability and at dose 75 mg / kg bb (P4) had better ability than meloxicam as analgesic in mice.Keywords: Analgesic, Moringa Leaves, Meloxicam, Hot plate.  
PENYIMPANGAN BOBOT BADAN SAPI ACEH JANTAN MENGGUNAKAN RUMUS LAMBOURNE TERHADAP BOBOT BADAN AKTUAL Utari Desya; M Hasan; Gholib Gholib; Nellita Mutia; Muhammad Hambal; Fadli A. Gani; Dian Masyitha
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 6, No 2 (2022): FEBRUARI-APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v6i2.10748

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase penyimpangan  bobot badan sapi aceh jantan yang diukur menggunakan rumus Lambourne dibandingkan dengan bobot aktual. Sampel yang digunakan yaitu 50 ekor sapi aceh jantan berumur 2-2,5 tahun di BPTU-HPT Indrapuri. Parameter yang diamati yaitu Panjang Badan (PB), Lingkar Dada (LD), dan Bobot Badan (BB). Pengukuran PB dilakukan dengan cara mengukur jarak antara ujung samping tulang bahu (tuberculum humeralis lateralis) sampai dengan ujung tulang duduk (tuberculum ischiadium) menggunakan tongkat ukur. Pengukuran LD dilakukan dengan melingkari rongga dada di belakang sendi tulang bahu (os scapula) menggunakan pita ukur. Pengukuran BB dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan timbangan ternak digital (BB) dan menggunakan rumus Lambourne. Besar persentase penyimpangan BB sapi aceh jantan menggunakan rumus Lambourne terhadap bobot badan aktual adalah 3,41% dan didapatkan persamaan regresi Y = -350,30 + 2,27x1 + 2,06x2.ABSTRACTThe aim of this study was to investigate the percentage of deviation of body weight estimation using a Lambourne formula had compared with real body weight in aceh bull. Samples of this study were 50 aceh bulls 2-2.5 years old in BPTU-HPT Indrapuri. Observed parameters were body length, chest circumference, and body weight. Body length was measured from the side of the shoulder bone (tuberculum humeralis lateralis) until sitting bone (tuberculum ischiadium) using measuring stick. Chest circumference was measured from the chest cavity behind the shoulder bone joint (os scapula) using a measurement tape. Measurement of body weight was carried out in two ways, first it was known from digital cattle scales (real body weight) and second it was calculated using a Lambourne formula. The percentage of deviation of body weight estimation using Lambourne formula had compared with aceh bull’s real body weight was 3.41% and the regression formula was Y = -350.30 + 2.27x1 + 2.06x2.
LEVEL BLOOD UREA NITROGEN (BUN) DAN KREATININ MERPATI (Columbia livia) SELAMA KESEMBUHAN FRAKTUR HUMERUS YANG DIIMPLAN BONE PIN ALTERNATIF (LEVEL BLOOD UREA NITROGEN (BUN) DAN KREATININ MERPATI (Columbia livia) SELAMA KESEMBUHAN FRAKTUR HUMERUS YANG DIIMPLAN BONE PIN ALTERNATIF) Asnita Purnama; Erwin Erwin; T Fadrial Karmil; M Hasan; Rusli Rusli; Dasrul Dasrul; Etriwati Etriwati
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 6, No 3 (2022): MEI-JULI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v6i3.17210

Abstract

ABSTRAKPerubahan level Blood Urea Nitrogen (BUN) dan kreatinin merupakan indikator gangguan pada ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perubahan level BUN dan kreatinin setelah pemasangan implan bone pin alternatif yang berasal dari tulang costae biawak sebagai fiksasi internal pada fraktur merpati. Penelitian ini menggunakan 10 ekor merpati jantan berumur 3-4 bulan dan berat 400-500 g. Merpati dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan dengan masing-masing terdiri dari 5 ekor merpati. Kelompok 1 (P-1) diimplan dengan pin intramedular dan kelompok 2 (P-2) diimplan dengan bone pin alternatif pada tulang humerus. Pengambilan darah pada hari ke-0 sebelum diimplan dan hari ke-3, 7, dan 14 setelah diimplan. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan level BUN pada kelompok pengamatan P-2 yang berbeda signifikan (P0,05) dengan P-1 serta peningkatan kreatinin P-2 yang tidak berbeda signifikan (P0,05) dengan P-1. Pengamatan level BUN pada masing-masing waktu pengamatan menunjukkan perbedaan yang signifikan (P0,05) namun level kreatinin pada masing-masing waktu pengamatan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (P0,05). Implan bone pin dari costae biawak berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan implant alternatif.Kata kunci: BUN, kreatinin, implan, bone pin alternatif. ABSTRACTChanges in Blood Urea Nitrogen (BUN) and creatinine levels are indicators of kidney disorders. This study aims to observe changes in BUN and creatinine levels after the implantation of alternative bone pin implants originating from the lizard costae as internal fixation in pigeon fractures. This study use 10 male pigeons aged 3-4 months and weighing 400-500 g. Pigeons were divided into 2 group treatment with 5 pigeon each. Group 1 (P-1) was implanted with an intramedullary pin and group 2 (P-2) was implanted with an alternative bone pin in the humeral bone. Blood collection on day 0 before implant and day 3, 7, and 14 after implant. The results showed that the increase in BUN levels at P-2 was significantly different (P0,05) with P-1 and the increase in creatinine P-2 was not significantly different (P0,05) from P-1. The BUN level observation at each observation time showed a significantly different (P0,05) but the creatinine level at each observation time did not show a significant difference (P0,05). Bone pin implant from the lizard costae has the potential to be developed into an alternative implant material.Keywords: BUN, creatinine, implant, alternative bone pin