Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Efek Pemberian Ekstrak Kulit Pisang Kepok Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Yang Diinduksi Diet Tinggi Lemak Siti Prawitasari Br. Hasibuan; Muslim Akmal; Sugito Sugito; Teuku Zahrial Helmi; Rinidar Rinidar; Lian Varis Riandi
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 7, No 1 (2021): APRIL 2021
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v7i1.1483

Abstract

ABSTRAKDiabetes melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh kekurangan atau ketidakefektifan pankreas memproduksi insulin sehingga kadar glukosa  di dalam darah meningkat atau menurun. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak kulit pisang kepok terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus putih yang diinduksi diet tinggi lemak. Dua puluh lima tikus putih dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Kelompok K1 adalah kelompok tikus yang diberikan pakan standar. Kelompok K2 adalah kelompok tikus yang diberikan pakan 7 mg diet tinggi lemak. Kelompok K3 adalah kelompok tikus yang diberikan 7 mg diet tinggi lemak dan pemberian glibenklamid 0,126 mg/200g berat badan. Kelompok K4 dan K5 adalah kelompok tikus yang diberikan 7 mg diet tinggi lemak dan ekstrak kulit pisang kepok masing-masing dengan dosis 100 mg/kgbb dan 200 mg/kgbb. Masing-masing perlakuan dilakukan selama 60 hari, pada hari ke 61 dilakukan pengambilan darah melalui jantung untuk melihat kadar glukosa darah dengan alat biochemical analyzer veteriner. Hasil penelitian terhadap kadar glukosa darah menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kulit pisang kepok 100 mg/kgbb dapat menurunkan kadar glukosa darah pada keadaan normal. Kata kunci: Diet tinggi lemak; ekstrak kulit pisang kepok; kadar glukosa darah 
CEMARAN LOGAM BERAT TIMBAL (PB) PADA INSANG IKAN CENDRO (Tylosurus crocodilus) DI PESISIR KRUENG RAYA KABUPATEN ACEH BESAR Diana Nasrun; Rinidar Rinidar; T. Armansyah TR
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 1, No 3 (2017): MEI - JULI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.403 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v1i3.3273

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi cemaran logam berat timbal (Pb) pada insang ikan cendro (Tylosurus crocodilus) di pesisir Krueng Raya Aceh Besar. Sampel dalam penelitian ini adalah ikan cendro yang diperoleh langsung dari tempat penjualan ikan di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Sebanyak 9 ekor ikan dibagi atas 3 kelompok dan 3 ulangan menurut ukuran tubuh, yaitu ikan cendro kecil dengan bobot 500 g (P1), ikan cendro sedang dengan bobot 500-1000 g (P2), dan ikan cendro besar dengan bobot 1000 g (P3). Prosedur pengujian logam berat timbal mengacu pada SNI 2354.5-2011 dan diperiksa menggunakan alat Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Hasil uji memperlihatkan rata-rata (±SD) konsentrasi Pb pada insang ikan cendro yaitu (P1) (-0,2038±0.09), (P2) (-0,2148±0.11) dan (P3) (-0,1681±0.12). Berdasarkan batas deteksi alat uji dari Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri menunjukkan bahwa kadar Pb dari masing-masing bobot ikan adalah 0,0001 mg/kg. Disimpulkan bahwa hasil pengujian konsentrasi Pb pada ikan cendro masih di bawah nilai batas ambang baku Pb pada ikan.
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (Syzygium cumini (L.) SKEELS) TERHADAPT GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) DIABETES MELLITUS YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOSIN Delvy Yuana Mustika; Zuhrawaty NA; Abdul Harris; Rinidar Rinidar; Nuzul Asmilia; Muhammad Hasan
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 1, No 4 (2017): AGUSTUS-OKTOBER
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.906 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v1i4.4349

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun jamblang terhadap kadar glukosa darah pada tikus putih diabetes mellitus yang diinduksi Streptozotosin (STZ). Hewan coba yang digunakan adalah 15 ekor tikus putih jantan dengan berat badan 200-250g. Tikus secara acak dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan masing-masing terdiri dari 3 ekor. Kelompok control negatif  (KN) tidak diinjeksi STZ dan tidak diberi Ekstrak Etanol Daun Jamblang (EEDJ), kelompok control positif (KP) diinjeksi STZ 40 mg/kg BB dan tidak diberi EEDJ, kelompok P1, P2, dan P3 diinjeksi STZ 40 mg/kg BB dan diberi EEDJ dengan dosis masing-masing 100 mg/kg BB, 150 mg/kg BB dan 200 mg/kg BB. Pemberian EEDJ diberikan secara oral selama 14 hari. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap pola searah. Hasil analisis varian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian EEDJ berpengaruh sangat nyata (P0,01) terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus. Rata-rata kadar glukosa darah tikus kelompok KN (110,33±8,38 mg/dL), KP (448,00±40,33 mg/dL), P1 (100,00±8,34 mg/dL), P2 (103,33±5,68 mg/dL) dan P3 (92,00±6,08 mg/dL). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian EEDJ dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan diabetes mellitus yang diinduksi STZ. Dosis EEDJ yang efektif untuk menurunkan kadar glukosa darah adalah 200 mg/kg BB.
Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Mengkudu (Morinda Citrifolia L.) Terhadap Pertumbuhan Salmonella Sp. Dan Escherichia Coli (Inhibition Effect Of Ethanol Extract Of Noni Leaf (Morinda Citrifolia L.) On The Growth Of Salmonella Sp. And Escherichia coli) Devy Kartika Hadi; Erina Erina; Rinidar Rinidar; Fakhrurrazi Fakhrurrazi; Rasmaidar Rasmaidar; Arman Sayuthi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 3, No 2 (2019): FEBRUARI-APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.773 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v3i2.10835

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengetahui kepekaan ekstrak daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) terhadap pertumbuhan Salmonella sp. dan Escherichia coli Esktrak daun mengkudu dibagi menjadi 3 konsentrasi yang berbeda yaitu 25%, 50%, 75%. Uji daya hambat dilakukan sesuai dengan metode Kirby-Bauer. Hasil rata-rata zona hambat ekstrak daun mengkudu terhadap bakteri Salmonella sp. pada konsentrasi 25% yaitu 6,2 mm, pada konsentrasi 50% yaitu 7,1 mm, dan pada konsentrasi 75% diperoleh rata-rata 6,6 mm. Zona hambat ekstrak daun pandan wangi terhadap Escherichia coli pada konsentrasi 25% rata-rata 7,3 mm, pada konsentrasi 50% 7,2 mm dan pada konsentrasi 75% diperoleh rata-rata 7,5 mm. Kontrol positif antibiotik amphicilin terhadap bakteri Salmonella sp. didapatkan rata-rata 6,2 mm, sedangkan terhadap bakteri Escherichia coli dengan rata-rata 19,6 mm. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun mengkudu memiliki daya yang lemah dalam menghambat pertumbuhan Salmonella sp. dan Escherichia coli.Kata kunci: daya hambat, ekstrak daun mengkudu, Salmonella sp. dan Escherichia coli. ABSTRACTThe aims of this research is to know the sensitivity of noni leaf extract (Morinda citrifolia L.) against Salmonella sp. and Escherichia coli. Noni leaf extract was divided into 3 different concentrations 25%, 50%, 75%. The inhibition effect test was performed in accordance to Kirby-Bauer method. The average of inhibition zone of noni leaf extract on Salmonella sp. at 25% concentration was 6.2 mm, at concentration of 50% was 7.1 mm, and at concentration 75% obtained average 6.6 mm. The average inhibition zone of noni leaf extract againts Escherichia coli at 25% concentration was 7.3 mm, at concentrations of 50% was 7.2 mm and at concentration of 75% obtained an average of 7.5 mm. The averaged positive control of ampicillin antibiotics against Salmonella sp. was 6.2 mm, while against Escherichia coli was 19.6 mm. Base on this research it can be concluded that the noni leaf extract had weak activity to inhibit the growth of Salmonella sp. end Escherichia coli.Keyword : inhibition effect, noni leaf extract, Salmonella sp. and Escherichia coli.
DETEKSI ANTIBODI VIRUS AVIAN INFLUENZA SUBTIPE H5N1 PADA BURUNG MERPATI (Columba livia) (Detection Antibodies of Avian Influenza Virus Subtype H5N1 on Pigeon (Columba livia) ) Erina Erina; Abdullah Azmi Harahap; Mahdi Abrar; Teuku Zahrial Helmi; Muhammad Nur Salim; M Daud AK; Rinidar Rinidar
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 3, No 1 (2018): NOVEMBER-JANUARI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.824 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v3i1.9903

Abstract

 Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi antibodi spesifik terhadap virus Avian Influenza subtipe H5N1 pada burung merpati. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan sampel serum darah burung merpati sebanyak 25 sampel. Pengambilan sampel darah merpati menggunakan spuit 3cc melalui vena brachialis di kiri ataupun kanan bawah sayap merpati, kemudian didiamkan selama 6-10 jam dengan posisi miring. Darah dibiarkan  hingga terpisah dari serum, kemudian serum dikoleksi dan disimpan di suhu -20°C. Serum sebelum digunakan  terlebih dahulu di simpan pada suhu 56°C selama 30 menit untuk menginaktifasi komplemen. Pemeriksaan sampel tersebut menggunakan uji Hemaglutinasi Inhibisi (HI). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari 25 sampel serum yang diperiksa, 22 sampel (88%) positif mengandung antibodi terhadap virus Avian Influenza subtipe H5N1 namun 3 sampel (12%) tidak mengandung titer antibodi terhadap virus Avian Influenza subtipe H5N1. Dapat disimpulkan bahwa merpati tersebut pernah terpapar oleh virus Avian influenza subtipe H5N1. Kata kunci: merpati, avian influenza, antibodi, uji hiABSTRACT This study aims to detect specific antibodies of  Avian Influenza virus H5N1 subtype on pigeons. This study was carried out at the Microbiology Laboratory, Faculty of Veterinary Medicine, Syiah Kuala University, Banda Aceh. This study used 25 pigeon blood serum samples. Pigeons blood sampling using 3cc syringe through the brachial vein on the left or right under the pigeons wings, then allowed to stand for 6-10 hours with a sloping position. The blood is left frozen so that the serum is separated, then the serum is collected and stored at -20 ° C. Serum samples of pigeons before being used inactivated first at 56 ° C temperature for 30 minutes. Examination of these samples uses the Hemaglutination Inhibition (HI) test. The results of this study showed that the 25 examined serum samples, 22 positive samples contained antibody titers of the H5N1 subtype Avian Influenza virus and only 3 negative samples contained antibody titers against the Avian Influenza virus subtype H5N1. The presence of antibodies formed in the pigeon's serum showed that the pigeon had been exposed to the H5N1 subtype Avian Influenza virus. Keywords: pigeon, avian influenza, antibody, hi test 
KEMAMPUAN ANALGESIK EKSTRAK METANOL DAUN KELOR (Moringa oleifera) PADA MENCIT (Mus musculus) YANG DIBERI RANGSANGAN PANAS PADA TELAPAK KAKI (The Analgesics Ability of Methanolic Extract of Moringa oleifera in Mice (Mus musculus) That was Given Heat Stimulation on Soles of The Feet Nafsul Muthmainnah A; Rinidar Rinidar; M Hasan
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 2, No 3 (2018): MEI - JULI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.148 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v2i3.8563

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengetahui kemampuan ekstrak metanol daun kelor (Moringa oleifera) sebagai analgesik menggunakan metode hot plate. Hewan coba yang digunakan 25 ekor mencit jantan berumur 3 bulan dan berat 25-30 gram. Penelitian ini menggunakan rancangan split-plot dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. P1 sebagai kontrol negatif diberi akuades, P2 sebagai kontrol positif diberi meloksikam dan P3, P4, dan P5 diberi ekstrak metanol daun kelor masing masing dosis 25 mg/kg bb, 50 mg/kg bb, dan 75 mg/kg bb. Pengujian nyeri pada mencit menggunakan metode hot plate. Respon nyeri diamati pada menit ke 10, 40, 70, 100, dan 130. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan analgesik di menit ke 10 (t1) kelompok P1, P2, P3, P4 tidak berbeda nyata (P0,05) terhadap P0 (kontrol), sedangkan di menit ke 40, 70, 100, 130 (t2, t3, t4, t5) berbeda nyata (P0,05) dengan kelompok P0. Pada Kelompok P4 di menit ke 100 dan 130 berbeda nyata (P0,05) terhadap P1. Kesimpulan menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun kelor (Moringa oleifera) mempunyai kemampuan sebagai analgesik dan pada dosis 75 mg/kg bb (P4)  memiliki kemampuan yang lebih baik dari meloksikam sebagai analgesik pada mencit.Kata Kunci : Analgesik, Daun kelor, Meloksikam, Hot plate.  ABSTRACT                    This study aimed to determine the ability of metanolic extract of kelor leaf (Moringa oleifera) as an analgesic using hot plate method. There were 25 male mice 3 months old and 25-30 grams weight used in this experiment. This study used a split-plot design with 5 treatments and 5 replications. P1 was a negative control given distilled water, P2 was positive control given meloxicam and P3, P4, and P5 given leaf methanolic extract at 25 mg/kg bb, 50 mg/kg bb, and 75 mg/kg bb each dose. Pain examination on mice was using hot plate method and observed at 10th, 40th, 70th, 100th, and 130th minutes. The results showed that analgesic ability at 10 min (t1) P1, P2, P3, P4 did not differ significantly (P 0.05) to P0 (control), while at 40 minutes, 70, 100, 130 (t2, t3, t4, t5) were significantly different (P 0.05) with group P0. In group P4 at 100 and 130 minutes was significantly different (P 0.05) against P1. The conclusion showed that methanolic extract of kelor leaf (Moringa oleifera) had analgesic ability and at dose 75 mg / kg bb (P4) had better ability than meloxicam as analgesic in mice.Keywords: Analgesic, Moringa Leaves, Meloxicam, Hot plate.  
PENGARUH PEMBERIAN INFUSA KULIT PISANG RAJA (Musa paradisiaca var Raja) TERHADAP JUMLAH TOTAL CEMARAN BAKTERI PADA DAGING KAMBING (The Effect of Raja Banana Peel (Musa paradisiaca var Raja) Infusion on Total Amount of Bacterial Contamination in Goat Meat) Desi Ramadhani; Razali Razali; T Zahrial Helmi; Rinidar Rinidar; Erina Erina; Sugito Sugito
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 4, No 3 (2020): MEI-JULI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v4i3.15142

Abstract

ABSTRAKKulit dari pisang raja (Musa paradisiaca var Raja) merupakan bagian dari salah satu tanaman yang mengandung antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa kulit pisang raja terhadap penurunan jumlah total cemaran bakteri pada daging kambing. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan 5 kelompok perlakuan K1 (kontrol negatif), K2, K3, K4, dan K5 dengan persentase infusa masing-masing 20%, 40%, 60%, dan 80%, dan 4 ulangan. Parameter yang diamati yaitu jumlah koloni bakteri yang dapat dihitung  pada media Plate Count Agar (PCA) dengan menggunakan metode Total Plate Count (TPC). Data jumlah total cemaran bakteri dianalisis secara kuantitatif serta dilanjutkan dengan uji Duncan taraf 0,05. Hasil penelitian didapatkan rata-rata jumlah total cemaran bakteri pada setiap kelompok perlakuan K1, K2, K3, K4 dan K5 berturut-turut adalah 1,82x105, 1,50x105, 1,25x105,  0,45x105, dan 0,12x105(cfu/g). Penurunan jumlah total cemaran bakteri secara signifikan terjadi pada K5 (80%). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pemberian infusa kulit pisang raja (Musa paradisiaca var Raja) berpengaruh terhadap penurunan jumlah total cemaran bakteri pada daging kambing.Kata kunci:  Infusa, kulit pisang raja, daging kambing, dan koloni bakteri.ABSTRACT             The peel of Raja Banana (Musa paradisiaca var Raja) is part of one the plant that contains antibacterial properties. The purpose of this study is to determine the effect of Raja banana peels infusion to decrease the total amount of bacterial contamination in goat meat. This was an experimental by using a completely randomized design with one way 5 treatment groups K1 (control negative), K2, K3, K4, and K5 are 20%, 40%, 60%, and 80%, 4 repeat. The parameters observed were  the number of bacterial colonies that could be counted on the Plate Count Agar (PCA) media using the Total Plate Count (TPC) method. Data on the total amount of bacterial contamination were analyzed quantitatively and continued with the Duncan test at the 0.05 level. The results showed the average total number of bacterial contamination in each treatment group K1, K2, K3, K4 and K5 consecutived was 1.82x105, 1.50x105, 1.25x105, 0.45x105, and 0.12x105(cfu/g). Significant reduction in the total amount of bacterial contamination was found in K5 (80%). From the results of the study it can be concluded that the administration of Raja Banana peel infusion (Musa paradisiaca var Raja) has an effect on reducing the total amount of bacterial contamination in goat meat.Keywords: Infusion, raja banana peel, goat meat, and bacterial colonies.
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) DALAM MEDIA SITRAT KUNING TELUR TERHADAP DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA SAPI ACEH YANG DISIMPAN PADA SUHU 4℃ (The Effect of Adding Peels Red Dragon Fruit Extract (Hylocereus polyrhizus) into Citrate-Yolk Medium to the Survival of the Aceh Cattle Spermatozoa Stored at Temperature 4℃) Sonya Tri Wahyuni; dasrul dasrul; hamdan hamdan; juli melia; rinidar rinidar; tongku N siregar
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 2, No 2 (2018): FEBRUARI - APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.111 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v2i2.6888

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penambahan ekstrak kulit buah naga merah dalam media sitrat kuning telur terhadap daya tahan hidup spermatozoa sapi aceh setelah pendinginan. Semen ditampung dari 1 ekor pejantan umur 3 tahun sehat, menggunakan vagina buatan. Semen yang berkualitas baik dibagi ke dalam 5 kelompok perlakuan penambahan ekstrak kulit buah naga merah; 0,00 g/100 ml (P0); 0,2 g/100 ml (P1); 0,4 g/100 ml (P2); 0,6 g/100 ml (P3); dan 0,8 g/100 ml (P4) dalam media sitrat kuning telur dan disimpan dalam suhu 4. Pengamatan daya tahan hidup spermatozoa dilakukan setiap hari selama 5 hari. Data yang diperoleh dianalisa dengan analysis of varian(ANOVA) pola satu arah yang dilanjutkan dengan uji berganda Duncan. Hasil pengamatan daya tahan hidup spermatozoa setelah pendinginan pada perlakuan P0; P1; P2; P3; dan P4 secara berturut-turut 3,8; 4,6; 3,6; 1,0; dan 0,0 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan ekstrak kulit buah naga merah dalam media sitrat kuning telur berpengaruh secara nyata (P0,05) terhadap daya tahan hidup spermatozoa. Penambahan ekstrak kulit buah naga merah 0,2 g/100 ml dalam media sitrat kuning telur menghasilkan daya tahan hidup spermatozoa sapi aceh lebih baik selama penyimpanan pada suhu 4. (This study aims to determine the effect of peels red dragon fruit extract addition into citrate-yolk medium on viability of aceh cattle sperm after cooling. Semen was collected from 1 healthy male aged 3 years, using artificial vagina. Good quality semen was divided into 5 groups; addition of peels red dragon fruit extract 0.0 g/100 ml (P0); 0.2 g/100 ml (P1); 0.4 g/100 ml (P2); 0.6 g/100 ml (P3); and 0.8 g/100 ml (P4) into citrate-yolk medium, and stored in a temperature of 4. Observation of sperm viability were done every day up to day 5. The data obtained was analyzed with the one-way analysis of variance (ANOVA), followed by multiple test Duncan. Results show sperm viability after cooling in the groups P0; P1; P2; P3; and P4 respectively was 3.8 days, 3.6 days, 4.6 days, 1.0 day, and 0.0 day. The results show that the addition of peels red dragon fruit extract in citrate-yolk medium affects significantly (P0.05) sperm viability. The addition 0.2 g/100 ml peels red dragon fruit extract into citrate-yolk medium during storage in a temperature of 4 results greater sperm viability.)
UJI RESISTENSI SALMONELLA sp YANG DIISOLASI DARI AIR DI LINGKUNGAN KANDANG TERNAK SAPI ACEH (Resistence of Salmonella sp Isolated From the Water Surrounding Aceh Cattle Houses) Fitri Wulan Sari; Teuku Reza Ferasyi; Razali Razali; Erina Erina; Abdullah Hamzah; Rinidar Rinidar; M Daud AK
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 5, No 2 (2021): FEBRUARI-APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v5i2.10765

Abstract

ABSTRAKPemakaian antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan kegagalan dalam pengobatan dan dapat juga terjadi residu dalam bahan makanan asal hewan. Salmonella merupakan salah satu jenis bakteri berbahaya bagi hewan dan manusia. Terkait dengan persoalan tersebut  maka dilakukan isolasi Salmonella sp dari air didalam kran, air di dalam bak penampungan dan air genangan didalam kandang   ternak sapi aceh di Aceh Besar. Isolasi tersebut dilanjutkan dengan pengujian resistensi terhadap 6 antibiotik yaitu eritromisin, tetrasiklin, streptomisin, kloramfenikol, penisilin, dan amoksisilin dengan menggunakan metode Kirby Bauer pada media Mueller Hinton Agar (MHA). Hasil penelitian menunjukan terjadinya  resistensi terhadap eritromisin, penisillin, streptomisin, dan tetrasiklin berturut-turut sebesar 100%, 100%, 89%, dan 11%. Namun tidak terjadi resistensi terhadap amoksisilin, dan  kloramfenikol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bakteri Salmonella sp yang diisolasi dari air di sekitar kandang sapi aceh resisten terhadap 4 jenis antibiotik.Kata kunci : Resistensi antibiotik, Salmonella sp, air, sapi aceh. ABSTRACTUse of antibiotic inappropriate can cause failure in treatment and residues in food from animals. Salmonella is one of the type of hazard bacteria to animal and human. Regarding this issue, Salmonella sp were isolated from water in the faucet, water in the shelter, and puddle water in the aceh cattle cage in Aceh Besar. The isolated was followed by resistance tested of 6 antibiotics, that were eritromisin, tetrasiklin, streptomisin, chloramphenicol, penicillin and amoxicillin using Kirby Bauer method on Mueller-Hinton Agar. The results showed a resistance to eritromisin, penicillin, streptomisin, and tetrasiklin at 100%, 100%, 89%, and 11%. However there was no resistance to amoxicillin and chloramphenicol. Therefore, it can be concluded that Salmonella sp bacteria that isolated from water in the water surrounding aceh cattle houses resistance on 4 type of antibiotic.Keywords: Antibiotic resistance, Salmonella sp, water, aceh cattle.
Risk Analysis Characteristic, Socio- Economic, Behavior, and Environmental Factors of Malaria Incidence in Arongan Lambalek, West Aceh Susy Sriwahyuni S; Rinidar Rinidar; Sugito Sugito
Jurnal Natural Volume 15, Number 1, March 2015
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.311 KB)

Abstract

Malaria is  an infections disease of global concern, The subdistrict of Arongan lambalek in Aceh Barat district which belongs to the Medium Incidence Area category was a malaria endemic area with API with 3,67 at 1000  Population in 2013. The Annual Parasite Incidence was higher than National Parasite Malaria Incidence than is less API  1 at 1000 population. The aim of the study was to analyze the characteristic, socio-economic, behavioral, environmental factors to determine the influence of malaria incidence in Arongan lambalek sub district, Aceh Barat regency. This study was designed as case control or retrospective. As the case of the study, there were thirty-three (33) malaria positive people were involved. Laboratory test or rapid diagnostic test  was employed to select 33 respondents from malaria negative. Thus, make totally 66 respondents. The result of this study shows that there are five variables are risk factors for the incidence of malaria such as occupation (p-value =0,000, OR = 0,05), knowledge (p-value =0,000, OR =  17,5), attitude (p-value =0,001, OR = 7,43), action (p-value = 0,000, OR =  9,8) and  environment (p-value =  0,000, OR =  9,0). The result of multivariate analysis shows that knowledge is the risk factor with the most dominant influence on the incident of malaria (p = 0,006, OR=12,783, Confidence interval (CI) 95% =2,045– 79,893). Need for outreach to the community about malaria do this more often for more knowledge and and society information.