Indyah Martiningrum
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 44 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Kajian Elemen Interior Sebagai Pembentuk Store Atmosphere pada Bangunan Hasil Revitalisasi dengan Fungsi Kafe (Objek Studi: Kafe Kawasan Kota Tua Jakarta) Amani Azizah Anggraeny; Indyah Martiningrum
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bangunan hasil revitalisasi pada kawasan Kota Tua Jakarta beradaptasi dan beralih fungsi menjadi Kafe yang dianggap mampu mengikat daya tarik wisata di Kota Tua Jakarta. Perubahan fungsi bangunan tersebut perlu adanya kaidah-kaidah dalam menunjang fungsi kafe untuk menciptakan store atmosphere pada kafe hasil revitalisasi.. General interior merupakan desain pada interior toko berupa atribut visual dan non-visual bagi konsumen untuk berinteraksi selama proses didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui elemen-elemen interior yang dipertahankan, ditambah ataupun dirubah dan bagaimana elemen interior hasil revitalisasi dapat memenuhi kaidah-kaidah general interior sebagai elemen store atmosphere pada fungsi kafe di kawasan Kota Tua Jakarta. Metode yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif, dengan objek penelitian interior kafe pada Kafe Kedai Seni Djakarte, Kafe Historia dan Café Batavia. Hasil penelitian yang didapat ialah pada elemen interior yang dipertahankan yaitu lantai, pintu, jendela, dan warna. Serta pada elemen penambahan adalah ruang, pencahayaan, perabot serta elemen estetis. Pada elemen yang mengalami perubahan adalah lantai, dinding serta plafon. Setiap elemen tersebut yang termasuk dalam aspek general interior untuk menciptakan store atmosphere kafe adalah aspek lantai, aspek warna, aspek pencahayaan, aspek dinding dan aspek perabot.   Kata kunci: Kafe hasil revitalisasi, interior, store atmosphere.
Revitalisasi Terminal Pondok Cabe di Tangerang Selatan dengan Pendekatan Sistem Sirkulasi Muhammad Salman Shofiyullah; Heru Sufianto; Indyah Martiningrum
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1601.759 KB)

Abstract

menggunakan bus murah dan daya jangkaunya jauh. Maka tidak heran jika terminalbus sangat dipadati oleh masyarakat. Kepadatan tersebut memicu berbagaipermasalahan, salah satunya pada sistem sirkulasi. Hampir disetiap terminal bus diIndonesia, mempunyai permasalah di sistem sirkulasi, mulai dari tersendatnya jalurkendaraan, hingga sirkulasi silang antara kendaraan dan penumpang. Kerugian yangditimbulkan dari permasalahan tersebut beragam, dari pemborosan tenaga, waktu,biaya, bahkan nyawa. Maka, dalam sebuah desain terminal bus, hal yang pentingdiperhatikan adalah sistem sirkulasinya, kendaraan maupun penumpang. DiTangerang Selatan, pengguna bus sangat meningkat. Padatnya penduduk Tangerangyang rata rata bekerja di Jakarta, lebih cenderung memilih angkutan umum. PemkotDKI Jakarta dan Pemkot Tangerang Selatan, bekerja sama untuk merevitalisasi salahsatu terminal di Tangerang Selatan, yaitu Terminal Pondok Cabe yang sudah tidakoptimal fungsinya. Revitalisasi ini dibutuhkan akibat penggantian fungsi TerminalLebak Bulus menjadi Depo MRT Jakarta. Dalam studi ini penekanan dilakukan padaaspek sistem sirkulasi. Data kondisi eksisting tapak dikumpulkan dan diprediksikebutuhan kapasitasnya secara statistik. Sedangkan penjabaran analisa dilakukansecara deskriptif. Sistem sirkulasi menggunakan konsep elevated bridge yangdigunakan untuk menjamin keamanan dan keselamatan pengguna serta menjaminkelancaran sirkulasi kendaraan di dalam terminal.Kata kunci: Revitalisasi, terminal bus, Pondok cabe, sistem sirkulasi
Pengaruh Ruang Sirkulasi terhadap Kenyamanan Berpindah Kelas pada SMK Negeri 2 Pacitan Agustina Listiani; Indyah Martiningrum
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.693 KB)

Abstract

Sekolah dengan sistem moving class adalah sekolah yang aktif, dengan kata lain siswa harus berpindah-pindah kelas saat pergantian jam pelajaran sehingga bangunan harus dirancang sesuai dengan kebutuhan pengguna khususnya pada ruang sirkulasi. Sekolah SMK Negeri 2 Pacitan dibangun pada tahun 1959 untuk sekolah dengan sistem pembelajaran konvesnsional. Sejak awal tahun 2007 sistem pembelajaran SMK Negeri 2 Pacitan diubah menjadi sistem pembelajaran moving class murni. Permasalahan terkait kenyamanan pengguna teridentifikasi setelah adanya perubahan dari sistem pembelajaran tersebut. Kajian ini dititikberatkan pada bagaimana kesesuaian kenyamanan pengguna terhadap fisik ruang sirkulasi pada SMK Negeri 2 Pacitan yang menggunakan sistem pembelajaran moving class. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang didukung dengan kuesioner. Data yang digunakan mengenai ruang sirkulasi secara fisik dan kenyamanan pengguna. Variabel yang digunakan dalam perencanaan ruang sirkulasi adalah dimensi ruang sirkulasi, konfigurasi jalur, bentuk ruang sirkulasi, dan hubungan antar ruang.Kata kunci: sekolah moving class, fisik ruang srikulasi, kenyamanan pengguna
Tipologi Spasial Rumah Hunian-Usaha Kawasan Pendidikan (Objek Studi : Daerah Watu Gong, Malang) Ereza Hario Saputra; Indyah Martiningrum
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan instansi Pendidikan di Kota Malang mengakibatkan perkembangan pada daerah yang berada disekitarnya, terutama pada Universitas Brawijaya yang memberikan dampak pada daerah Watu Gong. Dampak dari kegiatan kampus dan mahasiswa pada daerah Watu Gong membuat warga Watu Gong merubah huniannya menjadi hunian-usaha guna beradaptasi dan juga mengambil peluang komersil dari kegiatan kampus. Dengan banyaknya perubahan spasial yang dilakukan maka dapat dikaji tipologi spasial dari hunian-usaha yang berada di daerah Watu Gong. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan analisis dari data yang diambil dari survei primer dan sekunder. Kesimpulan yang didapat adalah bahwa dari sampel memiliki pola tata ruang spasial yang dapat digolongkan menjadi 3 jenis hunianusaha yaitu hunian usaha Housing Adaptation tipe Bersama, Housing Adaptation tipe Campuran dan Housing Adjustment tipe bersama
Penilaian Estetika Fasad Bangunan Pertokoan dengan Pendekatan Computational Aesthetic dan Visual Connection (Objek Studi: Penggal Jalan MERR Surabaya) Kristya Dewani; Indyah Martiningrum
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 9, No 4 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Akibat pembangunan jalan MERR IIC Gunung Anyar menembus wilayah permukiman, fasad bangunan sekitar jalan menunjukkan adanya kompleksitas dari fasad permukiman sebelumnya yang sporadik. Dibutuhkan upaya pengembangan kawasan ke arah yang lebih baik sekaligus menjaga kontinuitas kawasan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menunjang tujuan tersebut adalah dengan melakukan penelitian mengenai estetika fasad bangunan. Penelitian ini menggunakan metode visual connection untuk mengetahui kecenderungan fasad kawasan, dan IAM untuk mengetahui kualitas fasad dari segi bentuk formal fasad dalam kawasan. Penggunaan kedua metode tersebut bertujuan untuk melihat image fasad dalam kawasan, juga menilai bagaimana kualitas visualnya. Hasil penelitian menunjukkan masih belum adanya keterpaduan antar fasad bangunan secara keseluruhan maupun dalam fungsi bangunan tertetntu. Dari visual connection, fasad antar bangunan tidak memiliki ciri khas yang kuat, sedangkan dalam penilaian IAM menunjukkan fasad kawasan cukup estetis dari segi bentuk formalnya karena memiliki bentuk sederhana meski nilai OM antar bangunan cukup beragam. Hasil dari visual connection maupun IAM tidak terkait secara langsung karena masih terbatasnya aplikasi IAM yang digunakan saat ini.
Tipologi Elemen Visual Fasad Masjid Besar di Kota Samarinda Hasanah, Lizza Uswatun; Martiningrum, Indyah
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 11 No. 4 (2024): jurnal mahasiswa vol 11 no 4
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masjid adalah bangunan suci untuk peribadatan, dengan desain khusus dan pemisahan dari area non-suci. Arsitektur masjid, didasarkan pada tipologi fasad Timur Tengah, menciptakan standar penampilan yang disepakati. Kontroversi muncul mengenai universalitas desain masjid di seluruh dunia. Di Kota Samarinda, masjid besar mencerminkan unsur universalitas ini. Masjid Besar, ditetapkan oleh pemerintah kecamatan, menjadi pusat kegiatan sosial keagamaan di kecamatan. Lima masjid besar di Kota Samarinda diyakini memiliki ciri arsitektur serupa berdasarkan tipologi masjid. Penelitian ini, dengan paradigma strukturalisme menggunakan metode kualitatif-deskriptif dan analisis pola. Temuan menunjukkan kesamaan pada elemen kubah terletak di tengah, portal kolom putih, dan minaret di setiap sudut bangunan. Elemen kubah dan minaret cenderung mengadopsi gaya kubah Utsmani dan portal kolom bergaya Andalusia. Prinsip komposisi yang baik, seperti keseimbangan simetris, hirarki, irama statis, fokus perhatian, terlihat dalam taksonomi masjid, membentuk kesatuan yang utuh dan serasi. Kata kunci: Tipologi, Elemen Visual, Fasad, Masjid Besar
Pendekatan Pragmatisme dalam Perancangan Kinik Kesehatan Psikologis dengan Konsep Tranquility Wicaksono, Satrio Indrasto; Martiningrum, Indyah
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 12 No. 1 (2024): jurnal mahasiswa vol 12 no 1
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pentingnya kesehatan psikologis di Indonesia masih kurang disadari pemerintah dan masyarakat umum. Terlebih masyarakat pada kawasan urban memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena gangguan psikologis akibat tekanan kawasan urban. hal tersebut tercermin oleh angka penderita gangguan psikologis yang tinggi. Konsep tranquility berfokus pada ketenangan, sehingga dapat membantu dalam mengatasi permasalahan kesehatan psikologis. kondisi tranquility dapat dipicu oleh tranquil environment, yang berkaitan langsung dengan perancangan ruang, sehingga dapat digunakan dalam perancangan arsitektur. Pada perancangan ini dilakukan percobaan desain klinik kesehatan psikologis menggunakan konsep tranquility. perancangan dilakukan menggunakan pendekatan metode paradigma pragmatisme yang mengutamakan pemecahan permasalahan desain menggunakan proses predictive modelling. proses tersebut dilakukan dengan melakukan serangkaian eksplorasi alternatif dan evaluasi melalui simulasi pada model tiga dimensi. hasil dari metode pragmatisme tersebut menghasilkan kriteria desain yang digunakan sebagai landasan dalam menghasilkan desain nantinya. Kata kunci: desain, arsitektur, perancangan, tranquility, pragmatisme, kesehatan psikologis, klinik, kawasan urban.
Child Development Center dengan Pendekatan Arsitektur Interaktif di Kota Malang Fadhila, Denita Tiara; Martiningrum, Indyah
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Mahasiswa Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tumbuh kembang anak usia dini merupakan hal yang krusial karena akan membentuk karakteristik dan pengetahuan dasar anak untuk kedepannya, yang mana dalam prosesnya tidak luput dari kemungkinan terjadinya gangguan. Untuk itu, diperlukan sebuah fasilitas tumbuh kembang anak yang mampu mengoptimalkan proses tumbuh kembang anak usia dini dengan mengintegrasi aspek edukasi yaitu pendidikan anak usia dini dengan aspek psikologi yaitu klinik tumbuh kembang anak. Namun, di Kota Malang belum tersedia fasilitas yang mengintegrasi kedua aspek tersebut, dengan kondisi eksisting hanya setengah dari fasilitas pendidikan anak usia dini yang memenuhi standar, termasuk dari segi arsitekturnya. Child Development Center menjadi solusi dengan mewadahi kebutuhan tumbuh kembang anak di Kota Malang secara terintegrasi di satu fasilitas yang sesuai standar dengan memanfaatkan implementasi Arsitektur Interaktif, guna menunjang proses tumbuh kembang anak, baik dari segi sosial maupun segi motorik dan kognitif. Pendekatan paradigma Empirisisme diterapkan melalui observasi lapangan dan sekunder untuk menemukan keterkaitan sifat, karakteristik, serta kegiatan anak dengan Arsitektur Interaktif, lalu diterjemahkan dalam bentuk arsitektur yang sesuai untuk tumbuh kembang anak. Hasil perancangan tidak hanya menghasilkan sebuah fasilitas yang lengkap untuk tumbuh kembang anak, namun juga mampu mengoptimalkan tumbuh kembang melalui tata ruang, alat permainan edukatif sebagai elemen arsitektural, permainan elevasi, serta bentuk bangunan. Kata kunci: child development center, pendidikan anak usia dini, klinik tumbuh kembang anak, arsitektur interaktif.
Senior Living Care dengan Pendekatan Healing Environment di Kabupaten Bandung Barat Reviananda, Sarah Azka; Martiningrum, Indyah
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Mahasiswa Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Fenomena ageing population dan rasio ketergantungan lansia yang semakin meningkat di Kabupaten Bandung Barat memicu penurunan kualitas hidup lansia baik secara fisik maupun secara psikis. Seiring bertambahnya usia, lansia rentan mengalami penurunan fungsi tubuh sehingga memerlukan pengawasan dan perawatan khusus dalam bentuk senior living. Namun, senior living memiliki stigma yang cenderung negatif di kalangan masyarakat karena kurangnya perhatian dalam merancang fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan khusus lansia. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu perancangan fasilitas senior living yang tidak hanya mampu meningkatkan kualitas hidup lansia secara fisik dan psikis, melainkan juga mampu menghilangkan stigma negatif lansia melalui konsep healing environment. Perancangan ini menggunakan metode empirisisme dengan melakukan tinjauan literatur dan observasi objek sejenis untuk kemudian ditransformasikan menjadi kriteria desain. Dari kriteria tersebut, dihasilkan rancangan senior living care yang mewadahi area hunian serta dilengkapi dengan fasilitas penunjang aktivitas fisik dan sosial, seperti senior community center, sport & community, dan taman komunal. Penerapan keenam prinsip healing environment pada desain mampu memberikan efek penyembuhan baik secara fisik dan psikis melalui penerapan desain yang aman, aksesibel, dan terintegrasi dengan alam. Kata kunci : hunian lansia, healing environment, aksesibilitas
Perancangan Stasiun KRL Terintegrasi Sebagai Rencana Kawasan TOD di Sukaresmi Kota Bogor Farhan, Muhamad; Martiningrum, Indyah
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Mahasiswa Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Bogor, sebagai kota penyangga Ibu Kota, memiliki mobilitas penduduk yang tinggi didukung oleh moda transportasi massal salah satunya Kereta KRL. Kemudahan akses ini mendorong minat tinggal di kota penyangga, sehingga kebutuhan akan sistem transportasi massal terus meningkat. Salah satunya adalah Stasiun Bogor yang memiliki jumlah pengguna tinggi setelah Jakarta. Kurangnya stasiun dan jarak antar stasiun menyebabkan kemacetan di Stasiun Bogor. Pemerintah Kota Bogor merespons dengan merencanakan Stasiun KRL baru di Sukaresmi, Tanah Sareal. Stasiun ini diharapkan mengurangi kepadatan di Stasiun Bogor dengan menghubungkan daerah-daerah padat secara efisien. Konsep Transit Oriented Development (TOD) diterapkan untuk mendukung transportasi umum, sepeda, dan berjalan kaki. Perancangan Stasiun KRL Sukaresmi menggunakan paradigma empirisisme, melalui review literatur dan observasi di stasiun-stasiun Bogor. Hasilnya adalah desain stasiun kontekstual, adaptif, sesuai dengan kebutuhan pengguna dan lingkungan sekitar. Stasiun KRL Sukaresmi menjadi fasilitas transit strategis dalam pengembangan TOD di Bogor, mendukung pembangunan perkotaan berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.