Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

PERANAN SEKTOR SWASTA DALAM UPAYA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT Denas Symond
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 7, No 1 (2012): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v7i1.99

Abstract

Pencapaian MDG tahun 2015 dari 8 tujuan yang akan dicapai maka salah satu tujuan MDG adalah mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan termasuk pembangunan kesehatan. Dengan dicantumkannya salah satu tujuan MDG's itu berupa menjalin kemitraan dengan sektor swasta dalam pencapaian target MDG's tahun 2015, maka semua institusi yang mengemban tugas terkait kesehatan seperti unsur pendidikan kesehatan ditingkat Perguruan Tinggi diharapkan peran sektor swasta ini sebagai mitra kerja.
PERBEDAAN TUMBUH KEMBANG ANAK PADA POSYANDU YANG TERINTEGRASI PAUD DENGAN POSYANDU TIDAK TERINTEGRASI PAUD Fivi Melva Diana; Denas Symond; Yurizal Yurizal
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 6, No 1 (2011): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v6i1.82

Abstract

Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WYiO/World Health Organization) menunjukkan kesehatan masyarakat Indonesia terendah di ASEAN yaitu peringkat ke-142 dari 170 negara. Data hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 200, prevalensi gizi buruk di Indonesia adalah 5,4%, gizi kurang 13,0% dan masalah kependekan (stunting) 36,8%. Provinsi Sumatera Barat prevalensi gizi buruk balita sebesar 6,0%, gizi kurang sebesar 13,9% dan masalah kependekan 36,5%. Anak yang menderita KEP mengalami keterlambatan perkembangan dibandingkan dengan anak yang status gizinya normal. Pengoptimalan tumbuh kembang anak salah satunya dapat dikembangkan melalu posyandu yang terintegrasi PAUD. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan tumbuh kembang anak balita pada posyandu yang terintegrasi PAUD dan yang tidak terintegrasi PAUD. Penelitian data sekunder ini menggunakan disain crosssectional, bersumber dari penelitian "Model PengembanganAnak Usia Dini yang Holistik dan Terintegrasi pada Posyandu, Pos PAUD, Pos Integrasi dan Pos KB/TPA di KabupatenTanah Datar dan Kota Sawahlunto Propinsi Sumatera Barat Tahun 2009." Populasi adalah anak usia 2-5 tahun yang berjumlah 146 orang. Semua populasi dijadikan subjek penelitian. Data sekunder terdiri dari data perkembangan dan data Z Score BB/U, TB/U dan BB/TB anak usia 2-5 tahun, kemudian diolah dengan menggunakan program komputer. Analisis bivariat dengan uji Chisquare untuk mengetahui perbedaan proporsi status gizi dan perkembangan anak usia 2-5 tahun pada posyandu terintegrasi dengan tidak terintegrasi PAUD. Hasil penelitian ini menemukan proporsi anak usia 2-5 tahun mempunyai perkembangan tidak sesuai usianya lebih tinggi pada posyandu tidak terintegrasi PAUD sebesar 46,6%, dimana pada usia 2-3 tahun sebesar 70,6%, usia 3-4 tahun sebesar 62,5% dan usia 4-5 tahun sebesar 66,7%. Persentase anak dengan status gizi kurang dan kurus lebih tinggi pada posyandu tidak terintegrasi PAUD , sedangkan persentase anak pendek lebih tinggi pada posyandu terintegrasi PAUD. Disimpulkan ada perbedaan perkembangan dan status gizi anak usia 2-5 tahun berdasarkan indikator BB/TB pada posyandu terintegrasi dan tidak terintegrasi PAUD (p < 0,05). Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar dan Kota Sawahlunto bagian promosi kesehatan sebaiknya meningkatkan informasi dan promosi kesehatan tentang posyandu terintegrasi PAUD terutama untuk anak usia 2-5 tahun agar tumbuh kembang anak dapat dicapai dengan optimal.
MANAJEMEN PENGEMBANGAN DAN PENYELENGGARAAN POS KESEHATAN KELURAHAN DI KELURAHAN JATI KECAMATAN PADANG TIMUR Reshi Wirna Noftavia; Ice Yolanda Puri; Denas Symond
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 6, No 2 (2012): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v6i2.96

Abstract

Pos Kesehatan Kelurahan adalah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dibentuk di kelurahan dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang analisis manajemen pengembangan dan penyelenggaraan Poskeskel di Kelurahan Jati, Kecamatan Padang Timur. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan desain deskriptif yang dilaksanakan di Kelurahan Jati pada bulan Januari sampai dengan Juni 2011 dengan informan berjumlah 20 orang. Data diolah dengan menginventarisasi dalam bentuk matrik hasil wawancara dan disajikan dalam bentuk narasi serta dinalisis dengan pendekatan analisis isi dan cara triangulasi serta dengan analisis SWOT untuk menyusun perencanaan strategi. Hasil penelitian ini adalah tenaga pelaksana ada dan telah mendapatkan sosialiasi dan pelatihan, dana dari masyarakat serta sarana dan prasarana khusus belum ada, pelaksanaan manajemen menggunakan medote edukatif, bidan Poskeskel telah mengikutipelatihan, pelaksanaan program kegiatan selama ini hanya melaporkan dan mencatat setiap kali terjadi masalah kesehatan. Sedangkan untuk aspek eksternal adalah peraturan daerah dan kebijakan pemerintahan tingkat kelurahan belum ada, peran serta masyarakat belum bisa digambarkan, pengetahuan kesehatan masyarakat cukup baik tapi belum menerapkan PHBS dengan baik, tingkat perekonomian masyarakat umumnya masih tergolong menengah ke bawah atau kurang mampu. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa manajemen pengembangan dan penyelenggaraan Poskeskelbelum optimal dan belum sesuai harapan.
SAATNYA SIAGA HADAPI BENCANA: CATATAN PERAN YANG TELAH DIMAINKAN OLEH FK UNAND DAN PROSPEKNYA KE DEPAN Denas Symond
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 4, No 2 (2010): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v4i2.69

Abstract

Pengkajian risiko tsunami untuk memastikan pencegahan dan penanggulangan bencana tsunami berjalan cepat dan tepat. Pengkajian tersebut meliputi pemahaman anatomi tsunami, kerentanan, dan paparan terhadap tsunami. Tata laksana koordinasi sehingga memungkinkan pemerintah menangani aspek-aspek bencana tsunami dengan efektif, mendayagunakan sumber daya yang ada dan menggalang berbagai sumber daya nonpemerintah. Didalamnya terdapat unsur personel, satuan-satuan tugas, pusat-pusat, dan simpul-simpul pengendalian operasi. Oleh karena itu, pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah perlu diakselerasi.
PENENTUAN PRIORITAS MASALAH KESEHATAN DAN PRIORITAS JENIS INTERVENSI KEGIATAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI SUATU WILAYAH Denas Symond
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v7i2.115

Abstract

Penetapan Prioritas dalam masalah kesehatan penduduk dan penentuan prioritas dalam program intervensi yang dilaksanakan merupakan sesuatu yang penting mengingat adanya keterbatasan sumberdaya SDM dan dana. Untuk itn dijelaskan dalam artikel ada 4 metoda dalam penetapanprioritas masalah kesehatan penduduk yaitu Matematik, Delbeque, Beban Kerugian Kesehatan dan perbandingan capaian program dengan target yang ditetapkan. Dalam penentuan prioritas program intervensi yang dilakukan ada 2 metoda masing-masing metoda analisis biaya dan metoda Hanlon. Diharapkan penulisan artikel ini bermanfaat bagi petugas kesehatan dilapangan dan para mahasiswa dibidang kesehatan.
EPIDEMIOLOGI TERPADU AVIAN INFLUENZA (FLU BURUNG) BERBASIS TINDAKAN KESEHATAN MASYARAKAT DALAM RESPON PANDEMI INFLUENZA Denas Symond
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 4, No 1 (2009): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v4i1.41

Abstract

The term surveillance is used in two rather different ways. First, surveillance can mean the continuous security of the factors that determine the occurrence and distribution of disease and other conditions of ill health The second use of the term refers to a special reporting system which is set u for a particularly important health problem or disease, for example the spread of communicable diseases in an epidemic like Avian Influenza (AI) or ( H5N1 ). Such a surveillance system like AI aim to provide quickly information which can be analyzed to determine frequency and to answer like questions: who, where and when.AI epidemiological surveillance has a number of major steps: (I) to identify and confirm outbreaks to ensure that effective action to control the disease is being taken (2) to investigate diseases by clinics and laboratory (3) to investigate and confirm the cases (4) Data collection and public health consolidation (5) Data analysis (6) Feedback (7) Following step is taken . District health officer (DHO) and District veterinary officer (DVO) can use integrated AI surveillance epidemiological to collect such information to support the management and evaluation health activities to prevent community from AI disease. It can be concluded, DHO and DVO may participate together in and use local reporting and surveillance system to combat AI in community
KAJIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KESEHATAN DI DINAS KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2006 Denas Symond
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 2, No 1 (2007): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v2i1.19

Abstract

Padang Panjang. Data were collected through questioners and assessment of body mass index. This study revealed that social economic, genetic and carbohydrate consumption contribute to the development of overweight among those subyects and suggest among others to those who are incharge in public health nutrition should give detail information on the risk, causes and prevention of overweight. Health development is one of the supporting National Development that requires availability in quantity and quality of human resources adequately especially at District level. In health planning needed the person who know to determine their own priority on local health development based on local ability, condition and hence it is expected health planned made could solve health problems in their area. The study was meant to know annual health planning processes and problems concerning the implementation in District Health Officee Padang City municipality. This was an qualitative study who interviewed 26 informans consist of: Head of District Health Office, Head of Administrative Officee, Sub-Division Head of Planning and Budgetting and representative of 8 Health Centree Officee Head and 8 Health Centree Officee Admin Head at Padang city municipality.Data were collected by six interviewer who already trained and qualitively analyzed by researcher. The result of study showed that health planning process done by bottom-up planning. Most of members who involved in health planning did not have good understanding on planning methods and the execution of planning steps. Some constrains that found were unavailability and unaccuracy data for making health planning. Health planning documents made namely Budgetting Plan of Working Unit (Rencana Anggaran Satuan Kerja). Annual budget in the year 2006 increased 3.8% than the year before. It was concluded that annual health planning done by buttop-up planning and unproperly health planning caused by some members who involved in health planning did not have good understanding on planning methods and the execution of planning steps.It was recommended to District Health Officee to gain his staff in health planning by training in the scope of health planning steps.
PELATIHAN DARING EMO DEMO PADA KADER KESEHATAN PUSKESMAS PANGKALAN DALAM RANGKA PENANGGULANGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL Risti Kurnia Dewi; Hafifatul Auliya Rahmy; Firdaus Firdaus; Denas Symond
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.4.2.298-304.2020

Abstract

Puskesmas Pangkalan merupakan salah Puskesmas di Kabupaten Lima Puluh Kota yang memiliki nagari lokus stunting pada wilayah kerjanya. Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa stunting merupakan outcome utama dari adanya anemia pada ibu hamil. Oleh karena itulah masalah ini perlu segera di atasi. Salah satu penyebab adanya suatu masalah gizi dan kesehatan ialah rendahnya pengetahuan mengenai gizi maupun kesehatan. Untuk meningkatkan pengetahuan tersebut dapat diberikan intervensi berupa edukasi atau pelatihan terkait. Salah satunya melalui pelatihan Emo-Demo yang memiliki tujuan menggugah emosi responden untuk mencapai perubahan perilaku. Emo-Demo juga telah memiliki modul mengenai pencegahan anemia pada ibu hamil. Pelatihan Emo-Demo yang dilakukan penulis merupakan pelatihan yang pertama kali dilakukan secara daring yang tetap melibatkan fasilitator GAIN secara jarak jauh. Pelatihan sendiri dilaksanakan dalam 5 tahapan mulai dari pengumpulan data dasar, koordinasi dengan stakeholder, dilanjutkan dengan training of trainer TPG, kemudian dilaksanakan pelatihan kader, dan terakhir dilakukan evaluasi. Hasil pelatihan menunjukan adanya peningkatan signifikan pengetahuan kader dengan adanya peningkatan skor post test. Kaderpun cukup antusias dengan materi pelatihan yang terlihat pada rencana tindak lanjut untuk menerapkan Emo-Demo pada kegiatan posyandu mendatang. Diharapkan Emo-Demo dapat dilaksanakan secara rutin sehingga tujuan jangka panjang pencegahan anemia pada ibu hamil dapat tercapai. Kata kunci: Anemia, Emo-Demo, Ibu hamil, Kader, Pelatihan daring ABSTRACT Pangkalan Public Health Centre is one of Public Health Centres located in Lima Puluh Kota District that has locus stunting village in its administrative area. Many researches had showed that stunting was the main outcome of maternal anemia. That’s why it is important to solve this problem immediately. Low nutrition knowledge has been known to be one of determinants of nutrition and health problems. To improve nutrition knowledge nutrition education intervention or related can be conducted. One example is by conducting Emo-Demo training that has emotional triggering to obtain behavior changes as its objective. Emo-Demo also has modul regarding prevention of maternal anemia. The Emo-Demo training conducted by writers was the first Emo-Demo online training and still involving GAIN fasilitator remotely. The training was conducted in 5 stages, started by basis data collection, coordination with stakeholders, proceeded by training of trainers to health workers, then followed by training to community health workers, and ended by evaluation. The training result showed that there was a significant improvement on the community health workers’ nutrition knowledge, proven by the improvement of post test score. The community health workers were enthusiast regarding the training materials proven on the follow up action plan to apply the Emo-Demo at the coming Posyandu. We hope that Emo-Demo can be applied on regular basis so that the long term outcome of maternal anemia prevention is achieved. Keywords: Anemia, Community health worker, Emo-Demo, Online training, Pregnant women
PENINGKATAN PENERAPAN INTERVENSI GIZI TERINTEGRASI UNTUK ANAK STUNTING DI KABUPATEN PASAMAN BARAT Denas Symond; Idral Purnakarya; Hafifatul Auliya Rahmy; Firdaus Firdaus; Erwinda Erwinda
BULETIN ILMIAH NAGARI MEMBANGUN Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : LPPM (Institute for Research and Community Services) Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.046 KB) | DOI: 10.25077/bina.v3i1.160

Abstract

Stunting is a complex development problem, and it’s related to most goals of SDGs, ranging from eradicating poverty, eliminating hunger, malnutrition (including stunting), improving maternal and child health, eradicating disease, improving the environment and sanitation, food security, nutrition, gender equality and cooperation between nations. West Pasaman is one of the locus districts in West Sumatra Province. So the role of universities in assisting prevention and stunting prevention programs is crucial. This assistance activity aims to implement integrated nutrition interventions for stunting prevention and countermeasure in West Pasaman district. The method of activities undertaken is coordination and consolidation with the application of the IGT-AS (Integrated Nutrition-Child Stunting Intervention) concept from the college level, district, sub-district, and village levels. While the survey method by collecting nutritional status data at the family level. The assistance provided by tertiary institutions resulted in proposed interventions to OPD (Regional Apparatus Organizations) related to nutrition interventions at the Nagari / Village level by implementing five intervention pillars through Nagari / Village institutions and the support of OPD District which has an extension at the District and Village / Nagari levels. The survey results obtained the nutritional status of Height for age in Nagari Kajai West Pasaman found 128 children were Stunting (32.8%), children under five with exclusive breastfeeding by 60.5%, Integrated Healthcare Center sits in the last three months were found to be the most weighted regularly at 67.7%, and mothers of children under five who attend Toddler Family Development (BKB) in Nagari Kajai are still low at 14.9%. The role of universities is crucial, especially in increasing the capacity of OPD in determining intervention programs, expanding the capacity of health workers, cadres of Integrated Healthcare Center activities, and community empowerment.
EDUKASI PENGUATAN SUMBER DAYA KADER POSYANDU DI DESA LOKUS STUNTING KABUPATEN LABUHAN BATU, SUMATERA UTARA Yeffi Masnarivan; Denas Symond; Erwinda Erwinda
BULETIN ILMIAH NAGARI MEMBANGUN Vol 5 No 1 (2022)
Publisher : LPPM (Institute for Research and Community Services) Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/bina.v5i1.393

Abstract

Stunting is a condition of failure to thrive in children under five as a result of chronic malnutrition, so that children are shorter for their age. Malnutrition occurs when the baby is in the womb and in the early stages of life after birth, but is only seen after the child is 2 years old. Stunting has an impact on intelligence levels, vulnerability to disease and reduces productivity and results in hampering economic growth and increasing poverty and inequality in the future. For this reason, it is necessary to increase the capacity of cadres in community empowerment for stunting prevention. This activity aims to provide orientation to cadres and provide strengthening of HR (Human Resources) for an integrated service center in Lokus Stunting Village. The method of activity is carried out through education to cadres in the context of strengthening posyandu in an effort to prevent stunting. The orientation was held for one day in Labuhan Batu Regency as one of the stunting locus districts with 65 participants. The activity begins with an introduction by the team. The next activity is education with orientation materials consisting of (1) health efforts at posyandu for prevention of stunting, (2) interpersonal communication in health efforts at posyandu on adaptation of new habits, (3) implementation of health efforts in posyandu on adaptation of new habits, ( 4) making a follow-up plan after the cadre orientation activity. From the results of the activity, it was found that there was an increase in participants' knowledge after the orientation of cadres and strengthening of posyandu human resources (post-test) compared to before the activity (pre-test).