Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Coaching, 3M behavior change strategy for the prevention of covid-19 transmission in Kupang City, NTT Province, Indonesia Karolus Ngambut; Michael John S. Takesan
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jpm.v5i2.3339

Abstract

The spread of Covid19 is not only limited to China; South Korea has confirmed its first case. On January 30, 2020, the World Health Organization announced that Covid19 had become a global pandemic. The Indonesian government has declared Covid19 a non-natural national disaster. To prevent the transmission of Covid19, this is done through the implementation of the 3M Covid19 prevention protocol. For 3M's behaviour to become a community culture, a strategy is needed to disseminate this information, one of which is through coaching carried out in stages. The results of the coaching activity showed that the behaviour of using masks increased by 30.05%, the behaviour of CTPS increased by 30.2%, and the behaviour of guarding distance increased by 30.09%, and the ownership of CTPS facilities at home was 70.65% after coaching. It is suggested that the coaching method can be used more widely to promote 3M behaviour in the community to prevent Covid transmission19
Meningkatkan Mutu Layanan Kesehatan Puskesmas melalui Penyediaan Air, Sanitasi, dan Kebersihan yang Berkelanjutan Karolus Ngambut; Inriany Takesan
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 6 No 4 (2021)
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/002.202164.808

Abstract

IMPROVING THE QUALITY OF HEALTH SERVICES AT PUSKESMAS THROUGH THE PROVISION OF SUSTAINAABLE WATER, SANITATION AND HYGIENE. The quality of Puskesmas health services as an effort to accelerate the achievement of UHC is hampered if basic water sanitation, sanitation and hygiene of health facilities are not yet available. The environmental health condition assessment was carried out at 11 Puskesmas in Kupang City and 7 Puskesmas in Kupang Regency, based on the Water and Sanitation for Health Facility Improvement Tool (WASH-FIT) developed by the World Health Organization. The results showed that the dimensions of water and environmental cleanliness in the red category were <67%. The dimensions of sanitation and medical waste management are yellow category, (67% -75%). The dimensions of hand hygiene and energy use and environment are green (> 75%). The water, sanitation and hygiene conditions of the community health centers in Kupang City are better than those of the health centers in Kupang District. Obstacles to the achievement of environmental health indicators include the competence of technical personnel for IPAL management, environmental health efforts at the health centers have not become a priority part of improving the quality of health services at the puskesmas, and environmental health efforts at puskesmas have not been well planned. It is recommended that the environmental health conditions of the puskesmas be considered, training for operators of medical waste treatment plants at puskemas needs to be carried out, funds for environmental health efforts are planned in the puskesmas budgeting.
Model Faktor Risiko Kecacingan Pada Siswa Sd Di Kabuaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur Albertus Ata Maran; Karolus Ngambut
Oehònis Vol 4 No 2 (2021): Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi
Publisher : Sanitation Departement of Health Polytechnic of Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.77 KB)

Abstract

Kecacingan masih menjadi salah satu masalah kesehatan bagi anak anak di daerah pedesaan. Faktor riskoko kecacingan meliputi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), ketersediaan sarana sanitassi di sekolah, juga faktor pendorongnya adalah adanya peraturan tentang sanitasi di sekolah. Penelitian tentang PHBS, saitasi sekolah dengan kejadian kecacingan banyak dilakukan. Intervensi yang biasa dilakukan dilakukan adalah menyediakan sarana sanitasi di sekolah. Dampaknya adalah perilaku siswa dalam bidang sanitasi masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menngetahui model faktor risiko kecacingan pada anak SD. Penelitian ini merupakan peneliltian analitik, variabel dalam penelitian ini meliputi PHBS siswa, Akses sanitasi dan kebijakan atau peraturan sekolah tentang sanitasi. Pengumpulan data sosial-ekonomi, sanitasi, higiene perorangan mengunakan kuesioner. Pemeriksaan infeksi kecacingan menggunakan metode Kato-Katz dan pengukuran variable intensitas infeksi berdasarkan metode WHO. Analisis statistik bivariat dan multivariat digunakan untuk melihat variabel faktor risiko yang berperan dalam penularan infeksi kecacingan. Responden untuk pengukuran pengetahuan adalah siswa kelas 4 dan 5 SD. Hasil penelitian menunjukan bahawa PHBS Siswa (Pengetahuan, Sikap dan Tindakan) meliputi: kebiasaan menggunakan sandal, cuci tangan menggunakan sabun,minum air yang sudah dimasak, semua memenuhi standar kesehatan karean di 50% sudah melakukan Keadaan sanitasi sekolah 100% baik, Hubungan antara PHBS dan Kecacingan tidak di analisa karena saat penelitian siswa sudah diberikan obat kecacing begitu juga dengan ubungan antara Sanitasi Sekolah dan Kecacingan tidak di analisa karena saat penelitian 100% sanitasi sekolahnya baik.
Penerapan Protokol Kesehatan di Era New Normal pada Pedagang Pasar Tradisional Kota Kupang Albina B. Telan; Enni Rodida Sinaga; Karolus Ngambut
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 12 No 4 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Supp Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.677 KB)

Abstract

Selama masa pandemi covid-19 aktivitas di pasar tradisional Kota Kupang masih normal dibuka dari pagi sampai malam. Pantauan di pasar tradisional Kota Kupang tidak diterapkan prokes dengan baik, pedagang tidak menggunakan masker, tidak mencuci tangan saat melakukan transaksi dengan pembeli. Tujuan menganalisis perilaku pedagang pasar dalam menerapkan protokol kesehatan  di era new normal.  Jenis penelitian cros sectional study untuk menganalisis variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan sikap dan variabel terikat tindakan pedagang dalam penerapan protokol kesehatan. Responden dalam penelitian ini adalah pedagang berjumlah 200 orang, dengan teknik pengambilan secara acak dengan kriteria inklusi pedagang yang bersedia menjadi responden. Data dianalisis dengan uji Chi Square. Hasil penelitian faktor tingkat pengetahuan terhadap sikap nilai p =0,304, pengetahuan terhadap tindakan nilai p=0,675, sikap terhadap tindakan nilai p = 0,966 dalam penerapan protokol kesehatan di era new normal. Simpulan tidak ada hubungan signifikan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan pedagang pasar dalam penerapan protokol kesehatan. Saran yang diberikan melakukan edukasi kepada masyarakat melalui media dan berkolaborasi dengan pihak pemerintah, tokoh masyarakat, sehingga prokes membudaya.
Pelatihan Sanitasi Inklusi Mewujudkan Akses Sanitasi Layak bagi Penyandang Diasbilitas di Kelurahan Babau Kabupaten Kupang: Inclusive Sanitation Training to Achieve Access to Proper Sanitation for People with Disabilities in Babau Village, Kupang Regency Karolus Ngambut; Debora Gaudensiana Suluh; Ety Rahmawaty; Siprianus Singga
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2023): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v8i2.4136

Abstract

Access to proper sanitation for all people is one of human rights. Even though access to latrines in the community continues to increase, there are still vulnerable groups such as women, children and people with physical disabilities who are still limited in getting their rights. Community service activities aim to increase public knowledge about inclusive sanitation, namely sanitation that can be reached by persons with disabilities. The method of activity carried out is training and making latrines with examples of inclusive sanitation. The targets of the training activities are community level stakeholders and persons with disabilities. The results of the activity showed an increase in respondents' knowledge about inclusive sanitation. Apart from that, model building can increase access to sanitation for persons with disabilities. The construction of model latrines involves relevant stakeholders. It was concluded that inclusive sanitation training methods and development of inclusive sanitation models can increase access to proper sanitation for persons with disabilities.
Penyuluhan Pencegahan Stunting di Gereja Wanti, Wanti; Awang, Mariana Ngundju; Ngambut, Karolus; Adi, Anak Agung Mirah; Makoil, Samuel David Imenuel; Irfan, Irfan
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 6 No 4 (2024): Jurnal Peduli Masyarakat: Desember 2024
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v6i4.5493

Abstract

Stunting terjadi karena adanya kekurangan gizi kronis dan penyakit infeksi sejak janin masih dalam kandungan sampai anak berusia 23 bulan, untuk itu perlu kerjasama konvergensi atau dalam lingkup Pentahelix (Pemerintah, Perguruan Tinggi, Swasta, Masyarakat, dan Media Masa) perlu dilakukan dalam pencegahan dan penanganan stunting. Untuk itu kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan sebagai bentuk kerjasama konvergensi dalam pencegahan stunting, dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pencegahan stunting. Kegiatan ini dilakukan di Gereja Talitakumi Desa Raknamo Kabupaten Kupang dengan sasaran sebanyak 100 orang. Bentuk kegiatan adalah Edukasi pencegahan stunting kepada orangtua jemaat Gereja Talitakumi, kader, anak-anak dan ibu balita. Materi penyuluhan yaitu 1000HPK, pencegahan anemia bagi remaja dan ibu hamil, dan juga penyuluhan makanan bergizi pada anak-anak. Narasumber yaitu Kepala Desa Raknamo, Pendeta Gereja Talitakumi, Dosen dan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kupang. Masyarakat mengikuti kegiayan dengan antusias dan pada saat sesi tanya jawab sebagai bagian evaluasi maka ada keatifan dari masayrakat untuk bertanya apabila ada yang tidak paham, namun juga masyarakat aktif dalam menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh Narasumber. Terlebih lagi anak-anak sangat antusias menjawab dengan benar bahkan berebutan untuk menjawabnya. Kegiatan diakhiri dengan pembagian bahan makanan tinggi protein yaitu telur yang diberikan untuk setiap Kepala Keluarga yang hadir, sedangkan balita diberi telur dan biskuit. Harapannya setelah mengikuti kegiatan ini masyarakat khususnya jemaat Gereja Talitakumi meningkat pengetahuan, sikap dan tindakannya daam pencegahan stunting dan bisa menjadi agent of change dalam pencegahan stunting bagi keluarga dan masyarakat di sekitarnya. Selain itu juga diharapkan anak-anak yang sudah mengikuti kegiatan ini juga bisa mendukung orangtua dan keluarganya dalam menyiapkan menu makanan yang bergisi. Disini Tim mengajak Pihak Gereja dan Pihak Desa untuk bisa selalu memperhatikan asupan gizinya terutama untuk ibu hamil, ibu menyusui dan balita.
ASPEK PREDISPOSISI FAKTOR TERHADAP PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) Ngambut, Karolus; Kaliky, M Fadly; Nuryatna, Dedih; Rina, Wa
Ensiklopedia of Journal Vol 7, No 1 (2024): Vol. 7 No. 1 Edisi 3 Oktober 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/eoj.v7i1.2759

Abstract

Abstract: Dengue fever (DHF) remains a serious threat to public health, even though it is not a new disease. Every year, many cases of DHF continue to be reported in various regions, indicating that existing prevention and control efforts have not been fully effective. The purpose of the study was to determine the predisposing factors to mosquito nest eradication (PSN) behavior. The research design used in this study was cross sectional. The research was conducted in November 2023 in Rajabasa District. The population was all families residing in Rajabasa Sub-district, totaling 10,101 families. The sample amounted to 91 families selected using proportional simple random sampling. The research instrument used a research questionnaire. Data were analyzed univariately and bivariately. The results showed that there was a relationship between knowledge (p value: 0.013) and attitude (p value: 0.007) with mosquito nest eradication behavior. It is recommended for health workers to continue intensive counseling on PSN as an effort to prevent DHF either directly with tools such as pictures, flipcharts, or videos so that people are more interested and understand or indirectly through stickers, billboards, and leaflets.Keywords: Mosquito Nest Eradication, Knowledge, Attitude. 
DETERMINAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA Hafsah, Hafsah; Yulidar, Elfina; Ngambut, Karolus; Gani, Kameriah
Ensiklopedia of Journal Vol 7, No 1 (2024): Vol. 7 No. 1 Edisi 3 Oktober 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/eoj.v7i1.2755

Abstract

Abstract: Based on data obtained from the Sangir Health Center in 2022, there were 137 cases of diarrhea in toddlers, while in Nagari Lubuak Gadang there were 31 cases of diarrhea in the same age group. The purpose of the study was to determine the determinants of the incidence of diarrhea in toddlers. The research design used in this study was cross sectional. The research was conducted in July 2023 in the working area of Sangir Health Center Nagari Lubuk Gadang. The population is all families who have toddlers aged 12-59 months, in the Sangir Health Center working area in Lubuk Gadang nagari which amounts to 727 toddlers. The sample amounted to 31 toddlers. The sampling technique used simple random sampling. The research instrument used a research questionnaire. Data analysis was done univariate and bivariate. The results showed there was a relationship between latrine quality (p value: 0.001) and hand washing with soap behavior (p value: 0.021) on the incidence of diarrhea. It is recommended for health workers in the health promotion section of the Puskesmas to work together with other agencies such as the sub-district to conduct socialization in each village by providing health education on the importance of hand washing with soap.Keywords: Toddlers, Diarrhea, Latrine Quality.
Kolaborasi Sektoral Dalam Penyuluhan Pencegahan Stunting Di Gereja Talitakumi Desa Raknamo Kabupaten Kupang Ngambut, Karolus; Wanti, Wanti; Bare Telan, Albina; Resi, Erika Maria; Pua Upa, Muhammad Satria Mandala; Irfan, Irfan; Theodolfi, Ragu; Pantaleon, Maria Goreti; Rogaleli, Yuanita Clara Luhi; Variani, Ratih; Kristina, Ragu Harming; Sila, Oktofianus
Idea Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 02 (2025)
Publisher : PT.Mantaya Idea Batara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53690/ipm.v5i02.404

Abstract

: Isu kesehatan masyarakat termasuk isu stunting sangat kompleks, dimana diperlukan strategi kolaborasi dalam penyelesaiannya. Untuk meningkatkan kompetensi masyarakat dalam pencegahan dan penanganan stunting perlu adanya pendekatan sectoral dan berbasis program untuk menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat. Berbagai factor pendorong kolaborasi dalam penanganan isu stunting meliputi pengalaman kolaborasi sebelumnya, factor komunikasi dan factor kepemimpinan organisasi. Untuk itu pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan edukasi kepada masyarakat dengan melibatkan lintas sector dan lintas profesi dengan latar belakang kompetensi dan pengalaman kolaborasi yang berbeda namun disatukan untuk tujuan sama yaitu peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam tindakan pencegahan stunting. Kegiatan dilakukan di Gereja Talitakumi Desa Raknamo Kabupaten Kupang dengan sasaran 97 kepala keluarga dan 20 balita dengan gizi kurang. Disarankan para pimpinan organisasi pada berbagai level, baik organisasi publik dan organisasi swasta, institusi Pendidikan dan lain lain perlu memiliki perspektif kolaborasi dalam menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat., perlu membangun komunikasi yang efektif antara para pihak yang terlibat dalam kolaborasi.
Pengelolaan Limbah Medis Puskesmas Di Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia Karolus Ngambut
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 15 No 2 (2017): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Research and Community Service Unit, Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Public Health Center is a technical implementation unit of the health service in accordance with the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 13 of 2015. This study aims to obtain baseline data on the amount of medical waste at the health center as a basis for implementing follow-up waste management. Survey of all Public Health Centers in Kupang Regency totaling 26 units of Public Health Centers. The results of the study showed that the characteristics of medical waste produced at the Public Health Center included sharp objects, varied. Efforts are needed to manage medical terminals at the Public Health Center that are compliant with waste management standards.