Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI SAAT SARAPAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR STUNTING DAN TIDAK STUNTING DI KOTA KUPANG Zogara, Asweros Umbu; Pantaleon, Maria Goreti; Loaloka, Meirina Sulastri; Sine, Juni Gressilda Louisa
Journal of Nutrition College Vol 9, No 2 (2020): April
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.858 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v9i2.27384

Abstract

Latar Belakang: Stunting menggambarkan kegagalan pertumbuhan dan sering ditemui pada anak sekolah. Stunting dapat menurunkan kualitas generasi di masa mendatang. Anak stunting perlu diberikan sarapan agar dapat fokus pada pelajaran dan beraktivitas optimal di sekolah. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis beda asupan zat gizi makro dan mikro saat sarapan pada siswa sekolah dasar stunting dan tidak stunting di Kota Kupang. Metode: Desain case control diterapkan dalam studi ini. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2019 di SD Inpres Maulafa dan SD Negeri Kelapa Lima, Kota Kupang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah asupan zat gizi, meliputi karbohidrat, protein, lemak, zat besi, seng, vitamin A, dan kalsium, sedangkan variabel terikat, yaitu stunting. Asupan zat gizi dikumpulkan menggunakan form food recall 1x24 jam dan status stunting ditentukan dengan melakukan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise kemudian dihitung menggunakan indikator TB/U. Sampel penelitian adalah siswa kelas 5 dengan jumlah 58 siswa stunting dan 58 siswa tidak stunting yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling dan diuji dengan independent t-test. Hasil: Lebih banyak responden berjenis kelamin perempuan yang stunting (58,6%). Ada perbedaan asupan karbohidrat (p=0,022), protein (p=0,044), lemak (p=0,046), zat besi (p=0,035) dan seng (p=0,043) saat sarapan pada siswa stunting dan tidak stunting. Simpulan: Ada perbedaan asupan zat gizi makro dan mikro saat sarapan pada siswa sekolah dasar stunting dan tidak stunting di Kota Kupang.
FAKTOR IBU DAN WAKTU PEMBERIAN MPASI BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KABUPATEN KUPANG Zogara, Asweros Umbu; Loaloka, Meirina Sulastri; Pantaleon, Maria Goreti
Journal of Nutrition College Vol 10, No 1 (2021): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v10i1.30246

Abstract

Latar belakang: Balita sangat rawan mengalami gangguan kesehatan akibat dari masalah gizi karena balita menjadi awal dari pertumbuhan dan perkembangan anak. Balita yang kekurangan gizi akan berisiko mengalami masalah kesehatan di masa mendatang. Penyebab masalah gizi pada balita antara lain, faktor orang tua karena balita masih sangat bergantung dengan orang tua, serta pemberian MPASI dini. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor ibu dan waktu pemberian MPASI dengan status gizi balita di Kabupaten Kupang.Metode: Penelitian dilaksanakan di Desa Oefeto dan Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang pada bulan September sampai Desember 2019. Desain penelitian yang digunakan adalah studi cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 229 balita dan data dianalisis menggunakan uji chi square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita adalah pendidikan ibu (p value=0,001), pengetahuan gizi ibu (p value=0,001), perilaku gizi ibu (p value=0,001), dan waktu pemberian MPASI (p value=0,001), sedangkan pekerjaan ibu (p value= 0,783), dan sikap ibu tentang gizi (p value=0,355) tidak berhubungan dengan status gizi balita. Kesimpulan: Intervensi perlu dilakukan terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita, antara lain peningkatan pengetahuan gizi, serta penerapan perilaku gizi ibu.
Pengaruh Pemberian Formula Tepung Tempe sebagai Bahan Substitusi pada Formula Enteral Rendah Lemak (Hospital Made) Terhadap Kadar Ldl dan Hdl Darah Tikus (Rattus Novergicus) dengan Diet Aterogenik Meirina S Loaloka; Maria Goreti Pantaleon
Nutriology : Jurnal Pangan,Gizi,Kesehatan Vol 1 No 1 (2020): April 2020
Publisher : Program Studi Gizi, Universitas Bumigora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.583 KB) | DOI: 10.30812/nutriology.v1i1.731

Abstract

Tempe flour is one of food material that contains high protein biovability value and high potential in preventing coronary heart disease by decreasing the cholesterol content. Tempe has hypocholesterol effect that able to inhibit the cholesterol absorption. Beside that, tempe contains strong antioxidant that able to protect LDL oxidation. The research aimed at knowing the influence of tempe flour giving as substitution material at low fat enteral formula (hospital made) toward the increase of LDL content and the decrease of HDL content at male rate of wistar norvegiccus strain that given atherogenic diet. The research was laboratory experimental in nature with complete design with 4 repetition for each treatment stages. The measured variables included independent variables, that is enteral formula giving at hospital that consist of 6 treatment stages, that is (Po) Standard diet, (P1) Atherogenic diet, (P2) Standard Diet + Hospital Enteral Formula, (P3) Standard Diet + Enteral formula of Tempe Flour Substitution, (P4) Atherogenic diet + Hospital Enteral Formula, (P5) Atherogenic Diet + Enteral formula of Tempe Flour Substitution and the dependent variables were LDL and HDL. The results showed that the highest cholesterol serum content in average at treatment group without tempe flour giving (P4) was 199±8.14; while the lowest at the treatment with tempe flour giving (P3) was 18.2±6.65. The highest HDL cholesterol serum content in average was 78.9±2.18 while the lowest at treatment (P1) Atheroganic Diet was 26.5±3.57. The statistical test showed there was significant content differences between LDL and HDL at teach treatment (P =0.000). The body weight measurement of he initial sample from all treatment was homogenous (P = 0.052), then after the treatment finished produced different body weight average (P =0.000), where the difference at the treatment group with tempe flour. Each intake of nutrient (energy, protein, fat, and carbohydrate) at all treatments have differences, that is (P =0.000) The conclusion of the research was the tempe flour with atherogenic diet able to decrease the LDL oxidation that showed by the LDL cholesterol serum and the high HDL content. The giving of the flour able to prevent the LDL cholesterol serum content, prevent the HDL cholesterol serum decrease and able to inhibit the rat body weight significantly.
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN ANAK SEKOLAH (PMT-AS) BERBASIS PANGAN LOKAL DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI BATUINAN, KECAMATAN SEMAU KABUPATEN KUPANG Maria Helena D. Nita; Meirina S. Loaloka; Maria Goreti Pantaleon; Christina Rosanti Nenotek
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Kepulauan Lahan Kering Vol. 2 No. 2 (2021): Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2021
Publisher : Pergizi Pangan DPD NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51556/jpkmkelaker.v2i2.162

Abstract

Gizi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan tumbuh kembang anak yang optimal. Gizi yang cukup dan seimbang sangat diperlukan dalam periode emas pertumbuhan dan perkembangan anak. Kekurangan gizi yang terjadi pada periode emas tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah, salah satunya adalah masalah gagal tumbuh sehingga anak menjadi lebih pendek (stunting) dari standar. Data Riskesdas (2018) menunjukkan bahwa prevalensi stunting di NTT sebesar 42.6% dan prevalensi Gizi Kurang sebesar 29.5%. Hal ini berarti bahwa masalah kekurangan gizi pada anak-anak dalam proses tumbuh-kembang masih sangat tinggi. Oleh karena itu, Program Pemberian Makanan Tambahan bagi anak sekolah (PMT-AS) menjadi salah satu upaya percepatan pencapaian dalam pembangunan nasional terkait pengentasan masalah gizi pada anak sekolah. Ikan merupakan salah satu jenis pangan sumber protein hewani yang banyak ditemukan dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Pulau Semau. Nugget merupakan produk olahan dalam bentuk beku yang bersifat siap untuk dimasak. Tempe merupakan makanan sumber protein, serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini bertemakan : pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS) berbasis pangan lokal dalam meningkatkan status gizi siswa Sekolah Dasar Negeri Batuinan Semau Kabupaten Kupang. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan bersama anak-anak Sekolah Dasar Negeri Batuinan, UPTD Kecamatan Semau Kabupaten Kupang sebanyak 35 orang anak pada bulan September – Nopember 2021. Adapun hasil yang diperoleh adalah terjadinya perubahan pengetahuan anak- anak tentang 1). Khasiat kandungan gizi ikan dan tempe; 2). Anak-anak mengetahu tentang cara pengolahan ikan dan tempe menjadi bentuk olahan yang sederhana dan dapat dikonsumsi sebagai pangan pendamping sumber karbohidrat dalam sarapan pagi, makan siang atau makan malam mereka.
Stunting berhubungan dengan perkembangan motorik anak di Kecamatan Sedayu, Bantul, Yogyakarta Maria Goreti Pantaleon; Hamam Hadi; Indria Laksmi Gamayanti
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 3, NOMOR 1, JANUARI 2015
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.621 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2015.3(1).10-21

Abstract

ABSTRACTBackground: Stunting (short body length) is a body condition that is very short until surpass deficit at 2 SD under median of body length or body height of the population that be an international reference. The cause of stunting is food consumption that is not balanced and infectious disease. Many studies showed the correlation between stunting and poor motoric and mental development in early childhood, and poor cognitive performance and school performance in later childhood. The national prevalence of stunting in 2013 was 37.2%, it increased compared to 2010 (35.6%) and 2007 (36.8%).Objectives: To know the correlation between stunting incidence and the development of 6-23 months old children in Sedayu Subdistrict, Bantul, Yogyakarta.Methods: This was observational study with cross sectional design. The sample size was 100 children, whose aged 6-23 months old. They consisted of 50 stunting children and 50 non-stunting children who were selected by consecutive sampling methods. Data were collected by using structured questionnaire and assisted by psychologist to measure the development of the children. Stunting in 6-23 months old children was measured by indicator of body length for age (WHO 2005) and the measurement of development used method of Bayley Scales of Infant Development III. Data were analyzed using chi-square test and logistic regression test by 95% confidence interval.Results: Statistically, there was signifi cant correlation between stunting and motoric development of the toddler (p=0.002), but there was no significant correlation between stunting and the development of cognitive, language, socio- emotional, and adaptive of the toddler. The result of multivariate showed thatstunting and sex statistically had correlation to the motoric development (p<0.05).Conclusions: Stunting associated with children motoric development in Sedayu Subdistrict, Bantul,YogyakartaKEYWORDS: children development, stuntingABSTRAKLatar belakang: Stunting (tubuh pendek) adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD di bawah median panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi referensi internasional. Penyebab stunting adalah konsumsi makanan yang tidak seimbang dan penyakit infeksi. Sejumlahpenelitian memperlihatkan keterkaitan antara stunting dengan perkembangan motorik dan mental yang buruk dalam usia kanak-kanak dini, serta prestasi kognitif dan prestasi sekolah yang buruk dalam usia kanak-kanak lanjut. Prevalensi stunting secara nasional tahun 2013 adalah 37,2%, yang berarti terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%).Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara kejadian stunting dengan perkembangan anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Sedayu, Bantul, Yogyakarta.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 100 anak yang berusia 6-23 bulan, terdiri dari 50 baduta stunting dan 50 baduta tidak stunting, dan dipilih dengan metode consecutive sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner terstruktur dan dibantu oleh tenaga psikolog dalam pengukuran perkembangan anak. Stunting pada anak usia 6-23 bulan diukur menggunakan indikator panjang badan menurut umur dan pengukuran perkembangan anak menggunakan metode Bayley Scales of Infant Development III. Analisis data menggunakan uji chi-square dan regresi logistik dengan 95% confi dent interval.Hasil: Secara statistik, ada hubungan signifikan antara stunting dengan perkembangan motorik baduta (p=0,002), namun tidak terdapat hubungan signifikan antara stunting dengan perkembangan kognitif, bahasa, sosioemosional, dan perkembangan adaptif baduta. Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa stunting dan jenis kelamin secara statistik berkaitan dengan perkembangan motorik (p<0,05).Kesimpulan: Ada hubungan signifikan antara stunting dengan perkembangan motorik baduta diKecamatan Sedayu, Bantul, Yogyakarta.KATA KUNCI: perkembangan anak, stunting
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita Asweros Umbu Zogara; Maria Goreti Pantaleon
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 9 No 02 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.151 KB) | DOI: 10.33221/jikm.v9i02.505

Abstract

Masa balita merupakan periode yang sangat penting bagi kelangsungan hidup ke depannya. Oleh karena itu, perlu diperhatikan kondisi kesehatan, termasuk status gizi balita. Masalah stunting memiliki dampak yang besar bagi masa depan balita. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor orangtua dan kejadian stunting pada balita di Desa Kairane dan Desa Fatukanutu. Penelitian dilaksanakan di Desa Kairane dan Desa Fatukanutu, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang pada bulan September sampai Desember 2019. Desain studi cross sectional digunakan dalam penelitian ini. Sampel penelitian berjumlah 176 balita dan data dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan faktor orang tua yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah pendidikan ayah (Pvalue=0,035) dan ibu (Pvalue=0,031), jumlah anggota keluarga (Pvalue=0,008), dan pengetahuan gizi ibu (Pvalue=0,002). Sedangkan pekerjaan ayah (Pvalue= 0,233) dan pekerjaan ibu (Pvalue= 0,895) tidak berhubungan dengan kejadian stunting. Asupan zat gizi yang berhubungan dengan kejadian stunting, yaitu asupan protein (Pvalue=0,002) dan lemak (Pvalue=0,017). Sedangkan asupan karbohidrat tidak berhubungan dengan kejadian stunting (Pvalue=0,687). Perlu dilakukan intervensi gizi untuk memperbaiki status stunting pada balita, antara lain peningkatan pengetahuan gizi ibu dan asupan makanan yang bergizi.
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI II KOTA KUPANG Maria Goreti Pantaleon
CHMK HEALTH JOURNAL Vol 3 No 3 (2019): CHMK HEALTH JOURNAL
Publisher : Citra Bangsa University - Literacy and Publishing Center (CBU-LPC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.71 KB) | DOI: 10.37792/the public health.v3i3.513

Abstract

Status gizi adalah keadaan tubuh akibat mengkonsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2010). Remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap perubahan fisik, dan seringkali memiliki pola perilaku makan yang tidak sehat. Ini terlihat pada perilaku remaja yang selalu dianggap benar oleh remaja itu sendiri seperti melakukan diet yang ketat, mengurangi asupan makanan dengan melewatkan makan pagi, dan menahan rasa lapar. Ini dilakukan agar remaja tetap memiliki tubuh langsing, dan takut untuk menjadi gemuk (Barasi, 2007 dalam Pujiati, dkk , 2015). Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi dan kebiasaan makan dengan status gizi remaja putri di SMA Negeri II Kota Kupang. jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan cross sectional study. Hasil penelitian pada 100 orang siswa putri menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan makan makanan pokok, hewani dan nabati dengan status gizi remaja putri, namun tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi remaja putri di SMA Negeri II Kota Kupang.
Perbedaan Asupan Zat Gizi dan Prestasi Belajar Pada Anak Sekolah Dasar Stunting dan Tidak Stunting di Kota Kupang Maria Goreti Pantaleon
CHMK HEALTH JOURNAL Vol 4 No 3 (2020): CHMK HEALTH JOURNAL
Publisher : Citra Bangsa University - Literacy and Publishing Center (CBU-LPC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37792/the public health.v4i3.816

Abstract

Stunting (tubuh pendek) adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi referensi internasional (Gibney, 2008). Stunting menggambarkan keadaan gizi kurang yang sudah berjalan lama dan memerlukan waktu bagi anak untuk berkembang serta pulih kembali. Sejumlah penelitian memperlihatkan keterkaitan antara stunting dengan perkembangan motorik dan mental yang buruk dalam usia kanak-kanak dini, serta prestasi kognitif dan prestasi sekolah yang buruk dalam usia kanak-kanak lanjut (Gibney, 2008). Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak Sekolah Dasar di Kota Kupang yang stunting dan tidak stunting yang berjumlah 106 anak. Hasil analisis perbedaan asupan energi, protein dan lemak menunjukkan tidak terdapat perbedaan asupan zat gizi pada siswa stunting dan non stunting, sedangkan hasil analisis asupan karbohidrat, menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa stunting dan tidak stunting (p = 0,012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden memiliki prestasi belajar dengan kategori cukup. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa stunting dan tidak stunting (0,369).
PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU DALAM PENGEMBANGAN PANGAN LOKAL BERBASIS KELOR DI KOTA KUPANG Meirina Sulastri Loaloka; Asweros Umbu Zogara; Anak Agung Ayu Mirah Adi; Maria Goreti Pantaleon
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 3: September 2022
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/joongki.v1i3.849

Abstract

Kelor (Moringa oleifera) merupakan salah satu pangan lokal yang memiliki kandungan yang gizi yang tinggi. Daun kelor kaya akan beta karoten, vitamin C, vitamin E, polifenol, dan sumber antioksidan alami yang baik. Akan tetapi tanaman kelor masih kurang dimanfaatkan secara maksimal sebagai bahan pangan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengajarkan kader posyandu dan ibu balita tentang olahan kelor, yaitu kroket kelor, cendol kelor dan bolu kelor. Sasaran kegiatan ini adalah kader dan ibu balita di Posyandu Kamboja II, Kelurahan Sikumana, Kota Kupang. Kegiatan ini dilaksanakan dalam 2 metode, yaitu ceramah dan demo/praktik. Hasil kegiatan ini adalah seluruh peserta paham tentang pembuatan makanan berbasis kelor dan mampu menghasilkan keuntungan dari penjualan produk tersebut. Kegiatan ini diharapkan dapat membuat ibu balita memiliki variasi makanan yang diberikan kepada balita dan juga produk ini dapat dijual untuk meningkatkan ekonomi keluarga.
Edukasi Gizi Dalam Rangka Pencegahan Anemia Pada Remaja Putri di Kota Kupang Maria Goreti Pantaleon; Maria Helena Dua Nita; Christine R. Nenotek
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 1: Januari 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/joongki.v2i1.1247

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mencegah masalah-masalah gizi dan Kesehatan pada remaja, melalui pemberian edukasi gizi untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri, agar terjadi peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku remaja. Metode yang digunakan saat kegiatan yaitu melalui diskusi, ceramah, tanya jawab serta pendekatan personal. Proses penyampaian informasi menggunakan media LCD, laptop, alat peraga. Target yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan remaja mengenai masalah gizi dan kesehatan, mengubah perilaku konsumsi remaja putri yang mengalami anemia, serta membentuk kader-kader yang akan menjadi sumber informasi bagi remaja lainnya.