Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Status Unsur Hara N, P dan K Tanah Inseptisol pada Tiga Penggunaan Lahan di Desa Semadin Lengkong Kecamatan Nanga Pinoh Kabupaten Melawi Dewanti, Aplince Della; Krisnohadi, Ari; Nuriman, Muhammad
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 14, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/plt.v14i1.80733

Abstract

This study aims to determine the nutrient status of N, P and K on three land uses and provide fertilization advice on each land use. This research was conducted in Semadin Lengkong Village, Nanga Pinoh sub-district, Melawi Regency. Soil samples for each research location were taken at 5 observation points of each land with a depth of 0-30 cm. The total number of samples on three land uses (oil palm, rubber and field rice) were 3 whole samples and 3 composite samples. Data analysis using descriptive analysis based on the criteria table of the Soil Research Center, 1983. Parameters of soil physical properties include soil color, soil drainage, soil texture, soil structure and soil content weight. The parameters of soil chemical properties include soil pH, soil total nitrogen, soil total phosphorus, soil total potassium, organic carbon as well as Al-dd content and soil Al saturation. The results showed that the soil N-total content in the three land uses entered into moderate criteria, the soil P-total content in the three land uses entered into very low criteria and the soil K-total content in oil palm land entered into very low criteria while in rubber land and paddy fields entered into low criteria. The high and low status of N, P and K nutrients is influenced by pH, organic carbon, and Al saturation. Soil reaction (pH) is included in the acid criteria, Carbon (C-Organic) is moderate, Al-dd content and soil Al saturation fall into high criteria. Furthermore, the recommended dose of fertilization on each land use is as follows, on oil palm land: Urea as much as 2.5kg/tree, SP-36 as much as 2kg/tree and KCL as much as 3.66 kg/tree. Rubber land: Urea as much as 287g/tree, SP-36 as much as 137 g/tree and KCL as much as 1,357g/tree. Paddy field: Urea as much as 223.66kg/ha, SP-36 as much as 55.55kg/ha, and KCL as much as 4,433.48kg/ha.
Upaya Peningkatan Produktivitas Tanaman Pangan Melalui Pendidikan Diagnosa Visual Hara Tanaman Riduansyah, Riduansyah; Suswati, Denah; Nuriman, Muhammad; Romiyanto, Romiyanto
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 4 No. 4 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v4i4.2223

Abstract

Increasing farmers' human resources in evaluating plant nutrients is an important part of increasing plant productivity, family food security and farmer income. Therefore, we researchers, carry out training activities for farming communities. The training was held in the Pal Sembilan village office hall, Sungai Kakap District. Attended by village officials, heads of farmer groups and members of farmer groups, Pal Sembilan village with a total of 30 people. The training was carried out by discussing procedures for visually observing deficiencies and excesses of plant nutrients. Farmers gain knowledge through short lectures, brochures with visual images of plant nutrients, and land management recommendations. Recommendations for improvement on land that has a pH of 4.5 and land conditions that are characterized by oxidized Fe, Al, and Mn are to wash the land first, or rinse the land first from Fe, Al, and Mn poisoning, and the recommended application of dolomite is 2 tons. /ha for land that does not have water management, during the process of increasing soil pH, it is not recommended to use N fertilizer, and spraying fungicides to reduce fungi that previously lived in acidic soil conditions. The extension location has symptoms of potassium deficiency, so it is recommended to provide rice straw to reduce the need for inorganic potassium fertilizer by 70-90%.
Optimalisasi Pemupukan Spesifik Untuk Peningkatan Produksi Tanaman Jagung Riduansyah, Riduansyah; Suswati, Denah; Romiyanto, Romiyanto; Nuriman, Muhammad
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 5 No. 4 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) Edisi September - Desembe
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v5i4.4080

Abstract

Peningkatan SDM petani jagung dalam optimalisasi pemupukan merupakan bagian penting dalam peningkatan produksi tanaman jagung, sehingga dapat meingkatkan ketahanan pangan keluarga dan pendapatan petani jagung. Tujuan dari adanya program ini dapat memberi manfaat lebih terhadap kesejahteraan petani dan lingkungan yang sehat melalui Optimalisasi Pemupukan Spesifik. Kegiatan akan dilakukan di lahan pertani jagung mandiri, di Senggang Kelurahan Mayasofa Kecamatan Singkawang Timur Kota Singkawang Provinsi Kalimantan Barat. Metode yang dilakukan berupa penyuluhan identifikasi ketersediaan hara tanaman dan permasalahan non teknis yang perlu dicarikan solusinya dengan melakukan diskusi antar petani dengan akademisi, yang dilakukan langsung di lahan lahan milik petani. Hasil dari pengabdian yang didapatkan terdapat gejala kekurangan nutrisi pada daun jagung di lokasi lahan budidaya tanaman jagung oleh petani sekitar dan perlu dilakukan pemupukan untuk memperbaiki kondisi tersebut.
Pengaruh Kombinasi Biochar Sekam Padi dan Kompos Kotoran Ayam Terhadap Ketersediaan N, P, K Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum Mill.) di Tanah Aluvial Andini, Bella; Indrawati, Urai Suci Yulies Vitri; Nuriman, Muhammad
Sustainability Nexus: Journal of Agriculture Vol 1, No 1 (2025): March
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/nexus.v1i1.90661

Abstract

Tanah Alluvial terbentuk di area yang sering mengalami banjir atau baru-baru ini terkena banjir, sehingga tanah Alluvial ini dikategorikan sebagai tanah muda yang belum mengalami diferensiasi horison. Umumnya, sifat tanah Alluvial bervariasi tergantung pada bahan-bahan yang diangkut dan diendapkan, dan penyebarannya tidak terpengaruh oleh ketinggian atau iklim (Fiantis, 2017). Luas dataran Alluvial di Kalimantan Barat kurang lebih 1.793.771 hektar (Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat 2019). Tanaman tomat (Solanum lycopersicum Mill.) adalah buah yang kaya akan vitamin dan senyawa likopen, yang memiliki manfaat kesehatan yang signifikan1. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kombinasi biochar sekam padi dan kompos kotoran ayam terhadap ketersediaan N,P,K tanah dan pertumbuhan tanaman tomat di tanah Alluvial. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 dosis   perlakuan menggunakan kombinasi biochar dan kompos kandang ayam. Dengan perbandingan rasio 25:75%, berdasarkan penelitian sebelumnya Indrawati (2024) menyatakan bahwa kombinasi biochar dan kotoran ayam sebesar 60 ton/ha dapat meningkatkan produksi tanaman tomat. Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali maka terdapat 25 polybag. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah N- Total, P-Tersedia, K-Tersedia, serta tinggi tanaman. A0 (Tanpa biochar dan kompos kotoran ayam), A1 (15 ton/ha   atau setara dengan 450g/polybag), A2 (30 ton/ha atau setara dengan 900 g/polybag), A3 (45 ton/ha atau setara dengan 1.350 g/polybag), A4 (60 ton/ha atau setara dengan 1.800 g/polybag). Pemberian kombinasi biochar sekam padi dan kompos kotoran ayam tidak memiliki pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi serta diameter batang tanaman tomat, namun berpengaruh sangat nyata terhadap ketersediaan yang meningkat seperti Karbon organic 39%, Nitrogen total 44 %,Fosfor tersedia 17,39 %, Kalium dapat ditukar 5%, dosis terbaik terdapat pada perlakuan A2 (30ton/ha) dengan peningkatan tinggi tanaman 18%, serta diameter batang 7%.
PENGARUH KOMBINASI KOMPOS JERAMI PADI DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP KETERSEDIAAN HARA NPK DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG MANIS DI TANAH GAMBUT Nengsih, Helaria Setiani; Hayati, Rita; Nuriman, Muhammad
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Edisi APRIL
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.4329

Abstract

This research aims to determine the effect of a combination of straw compost and chicken manure on the availability of N, P, K nutrients and the growth of sweet corn (Zea mays L.) plants in peat soil. The research was carried out at the experimental garden, Faculty of Agriculture, Tanjungpura University. The research took the form of a field experiment with a Completely Randomized Design (CRD) pattern consisting of 5 treatments and 5 replications, so the total number of treatments was 25 plants. The treatments referred to are: P1: 40 tonnes/ha of rice straw compost (900 g/polybag), P2: 40 tonnes/ha of chicken manure (900 g/polybag), P3: 20 tonnes/ha of rice straw compost + 20 tonnes/ha chicken manure (450 g/polybag + 450 g/polybag), P4: 30 tons/ha rice straw compost + 10 tons/ha chicken manure (600 g/polybag + 300 g/polyag), P5: 10 tons/ha rice straw compost + 30 tons/ha chicken manure (300 g/polybag + 600 g/polybag). Statistical analysis used one-way Anova and DMRT follow-up test. Parameters of soil chemical properties include soil N-total, soil available P, soil K-dd and soil pH. Growth parameters include plant height and stem diameter. The research results showed that the use of chicken manure alone and a combination of chicken manure and rice straw compost could increase P-available, plant height and stem diameter of sweet corn plants in peat soil. The use of rice straw compost alone and a combination of rice straw compost and chicken manure can increase soil pH and soil K-DD. Providing a combination of rice straw compost and chicken manure can increase N-Total, P-Available, Soil K-DD, plant height and stem diameter of sweet corn plants. Key words: manure, peat soil, soil fertility, straw compost, sweet cornINTISARIPenelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi kompos jerami dan pupuk kandang ayam terhadap ketersediaan hara N, P, K serta pertumbuhan tanaman jagung manis (Zea mays L.) di tanah gambut. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan, Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Penelitian berupa eksperimen lapangan dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 5 perlakuan dan 5 ulangan, sehingga jumlah perlakuan sebanyak 25 tanaman. Perlakuan dimaksud adalah :P1: 40 ton/ha kompos jerami padi (900 g/ polybag), P2: 40 ton/ha pupuk kandang ayam (900 g/ polybag), P3: 20 ton/ha kompos jerami padi + 20 ton/ha pupuk kandang ayam (450 g/ polybag + 450 g/polybag), P4: 30 ton/ha kompos jerami padi + 10 ton/ha pupuk kandang ayam  (600 g/ polybag  +  300 g/polyag), P5: 10 ton/ha kompos jerami padi + 30 ton/ha pupuk kandang ayam (300 g/ polybag  +  600 g/polybag). Analisis statistik menggunakan Anova satu arah dan uji lanjut DMRT. Parameter sifat kimia tanah  meliputi N-total tanah, P-tersedia tanah, K-dd tanah dan  pH tanah. Parameter pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, dan diameter batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kandang ayam secara tunggal dan kombinasi pupuk kandang ayam dan kompos jerami padi dapat meningkatkan P-Tersedia, tinggi tanaman, dan diameter batang tanaman jagung manis di tanah gambut. Penggunaan kompos jerami padi secara tunggal dan kombinasi kompos jerami padi dan pupuk kandang ayam dapat meningkatkan pH tanah dan K-dd Tanah. Pemberian kombinasi kompos jerami padi dan pupuk kandang ayam dapat meningkatkan N-Total, P-Tersedia, K-dd Tanah, tinggi tanaman, dan diameter batang tanaman jagung manis. Kata kunci: jagung manis, kesuburan tanah, kompos jerami, pupuk kandang, tanah gambut
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Luring dan Daring dalam Pencapaian Kompetensi Dasar Kurikulum Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah 2 Kabupaten Gorontalo Nengrum, Thityn Ayu; Pettasolong, Najamuddin; Nuriman, Muhammad
JURNAL PENDIDIKAN Vol 30 No 1 (2021): March
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jp.v30i1.1190

Abstract

Artikel ini mengkaji tentang kelebihan dan kekurangan pembelajaran luring dan daring dalam pencapaian kompetensi dasar kurikulum bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah 2 Kabupaten Gorontalo. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui terkait apa saja yang menjadi kelebihan maupun kekurangan pada proses pembelajaran luring maupun daring. Seperti yang kita ketahui bahwa, ada dua sistem pembelajaran yang diterapkan saat ini yaitu sistem daring (dalam jaringan) dan sistem luring (luar jaringan). Tentu, kedua sistem pembelajaran ini, memiliki letak persamaan maupun berbedaan, dan juga letak kelebihan dan kelemahan baik dalam proses pembelajaran, maupun keefektifan yang akan dicapai, tentu hal ini juga akan berpengaruh pada pencapaian kompetensi dasar yang diterapkan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif berdasarkan fakta lapangan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran luring maupun daring dalam pencapaian kompetensi dasar kurikulum bahasa Arab. Hasil kajian dan pembahasan menunjukkan bahwa terdapat data yang diperoleh dilapangan bahwa pembelajaran luring  maupun daring  terdapat kelebihan dan kekurangan baik dari segi, metode, media, maupun proses pembelajarannya. Dan berkenaan dengan hal itu, proses pembelajaran luring maupun daring  keduanya tidak menjamin kompetensi dasar dalam kurikulum, dapat sepenuhnya tercapai dengan maksimal.Kata-kata Kunci: Luring dan Daring, Kompetensi Dasar, Kurikulum Bahasa Arab 
Subsiden, Emisi Karbon Dan Fisik Tanah Gambut Terbakar Dan Tidak Terbakar Di Areal Konservasi Gambut Nuriman, Muhammad
Jurnal Solum Vol. 21 No. 1 (2024)
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsolum.21.1.14-21.2024

Abstract

Today, peatland fires cause peat soil changes and release carbon emissions. The area protected as a peat conservation area in 2019 was not spared from fire incidents, where the land is an area with a maintained groundwater level and has monitoring data on groundwater level and peat thickness. This paper aimed to identify the subsidence, carbon emissions, and several physical properties of peat soil in burned and unburned peat conservation areas. The variables measured were hydraulic conductivity, subsidence, bulk density, water content, carbon content, and carbon emissions. The number of observation plots was 6 plots, with three (3) unburned plots and three (3) burned plots located in the Peat Conservation Area in Ketapang Regency, West Kalimantan. The six observation plots were in peatlands with the Typic Haplohemists subgroup, and shrub land cover. The results showed that the hydraulic conductivity and carbon content in unburned and burned land were not statistically and significantly different (P>0.05). The values of bulk density, water content, subsidence, and carbon emissions on burned land were significantly different (P<0.05) compared to unburned land. Subsidence in unburned locations was 1.83 ± 0.44 cm, while in burned areas it was 5.56 ± 0.84 cm. The amount of subsidence affects the amount of carbon emissions resulting from the loss of peat layers, namely on unburned land it was 9.24 ±3.13 tonnes/ha, and 35.53±3.73 tonnes/ha on burned land. The results of carbon emissions from subsidence caused by land fires can be determined as a basic emission factor for these two land conditions with similar peat characteristics. Keywords : Peat Fires, Peat Conservation Areas, Physical Properties of Peat, Subsidence, Carbon Emissions
UJI POTENSI BAKTERI PELARUT FOSFAT DARI ENTISOL TERHADAP KETERSEDIAAN FOSFOR TANAH Azzahra, Tia Tilana; Vitri Indrawati, Urai Suci Yulies; Nuriman, Muhammad
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 2
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i2.74397

Abstract

Mikroorganisme tanah yang mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman adalah bakteri  pelarut fosfat. Bakteri pelarut fosfat merupakan kelompok mikroba yang dapat mengubah fosfat  tidak terlarut dalam tanah menjadi bentuk yang larut dengan mensekresi asam "“ asam organik  dan melarutkan P yang teradsorpsi oleh senyawa. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan  isolat yang memiliki kemampuan melarutkan fosfat dan adaptasi yang tinggi, sehingga dapat  dimanfaatkan pada berbagai agroekosistem lahan pertanian. Penelitian in dilaksanakan di lahan  pertanian Desa Semperiuk A Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas Provinsi  Kalimantan Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada 23 Februari 2023 "“ 30 Mei 2023. Penelitian  ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan karakteristik makroskopis spesies bakteri  pelarut fosfat sebanyak 5 taraf perlakuan dan diulang sebanyak 4 kali. Semua perlakuan  dilarutkan sebanyak 5/100ml dan diaplikasikan ke media tanam. Pemberian bakteri pelarut  fosfat pada tanah memiliki hasil yang berbeda terhadap tiap parameternya. Hipotesis yang  diajukan dalam penelitian ini adalah pemberian bakteri pelarut fosfat diduga dapat  mempengaruhi kelarutan fosfat pada tanah Entisol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  pemberian bakteri pelarut fosfat tidak berbeda nyata terhadap ketersediaan P tetapi memiliki  nilai rerata tertinggi pada parameter pH tanah, N-total tanah, dan P-total tanah.
POPULASI DAN KEANEKARAGAMAN BAKTERI PELARUT FOSFAT PADA BEBERAPA PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN SEBAWI KABUPATEN SAMBAS Cahyadi, Redi; Nusantara, Rossie Wiedya; Nuriman, Muhammad
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 2
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i2.75185

Abstract

Identifikasi bakteri pelarut fosfat (BPF) diperlukan untuk mengetahui jumlah, keanekaragaman dan kemampuannya melarutkan fosfat pada suatu lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan populasi dan keanekaragaman bakteri pelarut fosfat pada tiga tipe penggunaan lahan yang berbeda dan mengkaji kemampuan bakteri dalam melarutkan fosfat menggunakan media pikovskaya. Penelitian dilakukan di Desa Rantau Panjang Kecamatan Sebawi Kabupaten Sambas. Lokasi penelitian merupakan lahan jeruk siam, lahan padi dan lahan jeruk siam tumpangsari padi.Jumlah titik sampel sebanyak 5 titik dari hasil komposit sub-titik untuk setiap lokasi penelitian dengan pengambilan sampel dilakukan dengan sistem diagonal, sehingga dari 3 lokasi penelitian terdapat 15 sampel tanah. Hasil hasil penelitian parameter kimia yaitu nilai pH tanah diketiga lahan tidak jauh berbeda nilainya dengan berkriteria masam ketiganya, untuk P-tersedia tertinggi berada pada lahan jeruk siam dan terendah berada pada lahan jeruk siam tumpangsari padi, sedangan hasil P-total tertinggi berada pada lahan padi dan terendah berada pada lahan jeruk siam tumpangsari padi. Hasil penelitian untuk parameter populasi bakteri pelarut fosfat tertinggi berada pada lahan jeruk siam dan populasi terendah berada pada lahan jeruk siam tumpangsari padi dengan jenis bakteri yang didapatkan yakni Spl, Sp2, Sp3, Sp4, Sp5, Sp6, Sp8, pada lahan padi, Spl, Sp2, Sp3, Sp4, Sp7, Sp8 pada lahan jeruk siam dan Spl, Sp2, Sp3, Sp4, Sp7, Sp8 pada lahan jeruk siam tumpangsari padi. Kemampuan bakteri dalam melarutkan fosfat pada ketiga lahan semua isolat memiliki nilai yang berbeda-beda yang berdasarkan nilai kriteria IKF ( Indeks Kelarutan Fosfat) tergolong dalam kriteria sedang dan tinggi. Jenis BPF yang memiliki kemampuan membentuk zona bening paling tinggi yaitu Sp8 yang dijumpai pada lahan jeruk siam tumpangsari padi.  
The Role of Boiler Ash and Chicken Manure on Macro Nutrient Availability and Growth of Maize (Zea mays L.) on Peat Soil Suswati, Denah; Fadilla, Ulfia; Kusuma, Eka Widiyawati Wijaya; Nuriman, Muhammad
Jurnal Biologi Tropis Vol. 25 No. 4b (2025): Special Issue
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v25i4b.10621

Abstract

Peat soils are planting media that possess several chemical limitations, including acidic soil pH, low availability of macro- and micronutrients, and low base saturation, which categorize them as nutrient-poor soils. The use of site-specific ameliorants such as boiler ash and chicken manure as alternative materials to lime can improve soil pH and nutrient availability in peat soils. The objective of this study was to determine the effect of boiler ash and chicken manure application on the availability of macronutrients and the growth of maize (Zea mays L.) in peat soil. The research employed a factorial completely randomized design (CRD) consisting of two factors: the first factor was the rate of boiler ash with four treatment levels, and the second factor was the rate of chicken manure with four treatment levels, each replicated three times, resulting in a total of 48 experimental units. The parameters analyzed included soil chemical properties and plant growth indicators (plant height and stem diameter). The results showed that the combination treatment A2B3 (2000 g boiler ash/polybag + 600 g chicken manure/polybag) significantly increased the availability of N, P, K, Ca, Mg, and Na, as well as improved maize growth (plant height and stem diameter) on peat soil compared to the control treatment.